Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
bandar udara di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta (bahasa Inggris: Soekarno–Hatta International Airport) (IATA: CGK, ICAO: WIII) disingkat SHIA[7] atau Soetta, sebelumnya secara hukum disebut Bandar Udara Cengkareng Jakarta (bahasa Inggris: Jakarta Cengkareng Airport) (dengan IATA penunjuk "CGK"), adalah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk wilayah Jabodetabek[lower-alpha 5] dan pintu gerbang utama penerbangan internasional di Indonesia. Bandar udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia pertama. Bandara ini terletak di antara Kecamatan Benda, Kota Tangerang dan Kosambi, Tangerang, Banten, yaitu sekitar 20 km arah barat dari Jakarta. Bersama dengan Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma, mereka melayani lebih dari 80 juta penumpang pada tahun 2019.
Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta Soekarno–Hatta International Airport | |||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||||||||||
Pemilik/Pengelola | InJourney | ||||||||||||||||||
Melayani | Jabodetabek[lower-alpha 5] | ||||||||||||||||||
Lokasi | Benda, Kota Tangerang, Banten, Indonesia | ||||||||||||||||||
Dibuka | 1 Mei 1985 | ||||||||||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||||||||||
Ketinggian dpl | 10 mdpl | ||||||||||||||||||
Koordinat | 6°07′32″S 106°39′21″E | ||||||||||||||||||
Situs web | Situs resmi | ||||||||||||||||||
Peta | |||||||||||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
Statistik (2019) | |||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||
Sumber: Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia,[4] Penumpang dan Pergerakan Pesawat dari ACI[5] Kargo dari Angkasa Pura II Airports Company[6] |
| ||
---|---|---|
Prakemerdekaan Kebijakan dalam negeri Kebijakan luar negeri Media dan warisan Galeri: Gambar, Suara, Video |
||
Sejarah
Latar belakang
Antara 1928–1974, Bandar Udara Kemayoran yang ditujukan untuk penerbangan domestik dianggap terlalu dekat dengan basis militer Indonesia, Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Penerbangan sipil di area tersebut menjadi sempit, sementara lalu lintas udara meningkat cepat, yang mana mengancam lalu lintas internasional.
Pada awal 1970-an, dengan bantuan USAID, delapan lokasi potensial dianalisis untuk bandar udara internasional baru, yaitu Jonggol, Kemayoran, Malaka, Babakan, Halim, Curug, Tangerang Selatan, dan Tangerang Utara. Akhirnya, Tangerang Utara dipilih dan ditandai juga Jonggol dapat digunakan sebagai lokasi bandara alternatif. Sementara itu, pemerintah memulai upgrade terhadap Bandar Udara Halim Perdanakusumah untuk melayani penerbangan domestik.
Awalnya Kawasan Jonggol di Jawa Barat adalah kandidat lokasi yang paling potensial untuk dipilih, karena pertimbangan dari USAID mengenai pembangunan berkelanjutan dan berbasis masa depan di wilayah Greater Jakarta (Jakarta Raya). Pembangunan bandara internasional di Kawasan Jonggol dianggap sebagai upaya perluasan cakupan Metropolitan Jakarta Raya ke arah tenggara yang dapat mengantisipasi penumpukan penduduk di masa depan. Selain itu, letak Jonggol juga dianggap strategis meski saat itu wilayah tersebut belum tersentuh pembangunan yang memadai. Lokasi yang telah disurvei ialah sekitar Desa Ci Kahuripan/Mampir hingga Singajaya yang memiliki Ketersediaan lahan yang sangat luas serta sekitarnya yang masih jarang penduduk, dengan topografi datar yang berada ketinggian 200 hingga 230 m dpl. Namun, atas berbagai pertimbangan Jonggol tidak jadi dipilih sebagai lokasi bandara baru dengan alasan utamanya, yaitu perkiraan biaya membangun jaringan transportasi dari/ke Jonggol akan terlalu besar.[8][9]
Pada akhirnya pilihan jatuh ke Wilayah dekat Muara Kali Dadap, Cengkareng yang saat itu, tahun 1970-an, sekitar 20 persen wilayahnya masuk DKI Jakarta dan 80 persen masuk wilayah Kabupaten Tangerang, Jawa Barat. Namun, pilihan terhadap Cengkareng juga tidaklah mulus. Banyak penolakan dari masyarakat, terutama dari pemerhati lingkungan. Alasannya, lokasi bakal bandara tersebut sangat dekat dengan Cagar Alam Pulau Rambut, Pulau Bokor, dan Pulau Dua. Ketiga pulau tersebut merupakan habitat dari sekitar 30 jenis burung, termasuk burung khas, yakni burung ibis roko-roko (Plegadis falcinellus) dan pelatuk (Picus). Bahkan ribuan burung dari Madagaskar setiap tahun pada bulan-bulan tertentu bermigrasi menuju Australia. Meski mendapat penolakan, pembangunan bandara di sekitar Muara Kali Dadap, Cengkareng berjalan terus.[8][9]
Antara 1974–1975, sebuah konsorsium konsultan Kanada mencakup Aviation Planning Services Ltd., ACRESS International Ltd., dan Searle Wilbee Rowland (SWR), memenangi tender untuk proyek bandara baru. Pembelajaran dimulai pada 20 Februari 1974 dengan total biaya 1 juta Dolar Kanada. Proyek 1 tahun tersebut disetujui oleh mitra dari Indonesia yang diwakili oleh PT Konavi. Pada akhir Maret 1975, pembelajaran ini menyetujui rencana pembangunan 3 landasan pacu, jalan aspal, 3 bangunan terminal internasional, 3 terminal domestik, dan 1 terminal Haji. Terminal domestik bertingkat 3 dibangun antara 1975–1981 dengan biaya US$465 juta dan sebuah terminal domestik termasuk apron dari 1982–1985 dengan biaya US$126 juta. Sebuah proyek terminal baru, diberi nama Jakarta International Airport Cengkareng (kode: JIA-C), dimulai.
Tahap pengerjaan proyek
Waktu | Aksi |
---|---|
1975–1977 |
|
12 Nov '76 | Undangan Tender kepada konsultan Prancis dengan pemenangnya Aéroports de Paris. |
18 Mei '77 |
|
20 Mei '80 | Pekerjaan dimulai dengan biaya untuk 4 tahun. Sainraptet Brice, SAE, Colas bersama PT Waskita Karya sebagai pembangun. |
1 Des '80 | Pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian senilai Rp384.8 miliar dengan pembangun. Biaya struktur tersebut mencapai Rp140.450.513.000 dari APBN, 1.223.457 Franc disumbang oleh Prancis, dan US$15,898,251 dari pemerintah. |
1 Des '84 | Bandar udara ini secara fisik selesai. |
1 Mei '85 | Terminal kedua dimulai pembangunannya pada 11 Mei 1992. |
5 Juli '85 | Diresmikan oleh Presiden Soeharto[10] |
23 Des '86 | Keppres nomor 64 Tahun 1986 mengenai kontrol udara dan daratan di sekitar Bandar Udara Soekarno-Hatta dikeluarkan. |
Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno–Hatta | ||||
---|---|---|---|---|
Tahap | Tahun | Deskripsi | Status | |
I | 1985 | Pembangunan Terminal 1 yang dapat menangani 9 juta penumpang per tahun | Selesai | |
II | 1992 | Pembangunan Terminal 2 yang dapat menangani 18 juta penumpang per tahun | Selesai | |
III | 2008 | Pembangunan Terminal 3 tahap I yang dapat menangani 22 juta penumpang per tahun | Selesai | |
IV | 2012 | Revitalisasi Terminal 1A-1B yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun | Selesai | |
Revitalisasi Terminal 2D dan 2E yang dapat menangani 41 juta penumpang per tahun | Selesai | |||
2013 | Pembangunan Terminal 3 sepenuhnya yang dapat menangani 62 juta penumpang per tahun | Selesai | ||
Pembangunan Terminal Kargo baru berkapasitas 1,5 juta ton per tahun | Selesai | |||
Pembangunan gedung terintegrasi sepenuhnya | Selesai | |||
2014 | Pembangunan landas pacu 3 | Selesai | ||
Pembangunan Terminal 4 yang dapat menangani 87 juta penumpang per tahun | Ditunda | |||
V | 2020 | Revitalisasi Terminal 2F yang dapat menangani 31 juta penumpang per tahun | Dalam proses | |
Revitalisasi Terminal 1C yang dapat menangani 30 juta penumpang per tahun |
Statistik lalu lintas penumpang
Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22 bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki ranking 12 di dunia.[11]
Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.
Tahun | Penumpang | Kargo (ton) | Pergerakan Pesawat | Persentase |
---|---|---|---|---|
11.818.047 | 281.765 | 123.540 | 3,4% | |
14.830.994 | 306.252 | 144.765 | 25,3% | |
19.702.902 | 310.131 | 186.695 | 31,8% | |
26.083.267 | 322.582 | 233.501 | 24,4% | |
27.947.482 | 336.113 | 241.846 | 7,1% | |
30.863.806 | 384.050 | 250.303 | 10,4% | |
32.458.946 | 473.593 | 248.482 | 5,1% | |
32.172.114[12][13] | 465.799 | 248.482 | 1,8% | |
37.143.719[14][15] | 538.314 | 287.868 | 11,5% | |
44.355.998[16] | 633.391 | 338.711 | 13,8% | |
47.513.248[11] | 699.257 | 367.894 | 1,1% | |
57.772.762 | 342.473 | 369.740 | ||
60.137.347 | 345.923 | 369.740 | ||
57.221.169 | 403.994 | 391.750 | ||
54.291.366 | 351.741 | 249.974 | ||
58.195.484 | 415.824 | 274.969 |
Sumber: Airports Council International Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine.
Terminal
Ada tiga bangunan terminal utama; Terminal 1, Terminal 2 dan Terminal 3. Bandara ini juga memiliki terminal kargo khusus untuk kargo domestik dan internasional.
Setelah renovasi dan perluasan Terminal 3, kapasitas Soekarno-Hatta saat ini adalah 51 juta, tetapi bandara ini melayani 54 juta penumpang pada tahun 2015, menjadikannya bandara tersibuk ke-18 di dunia, dan bandara tersibuk di belahan bumi selatan. Ada penerbangan non-stop ke sejumlah besar tujuan di Asia dan Australia, dan beberapa penerbangan ke Eropa setiap hari, peringkat sebagai bandara paling terhubung ke-17 di dunia, dan megahub terbesar di Asia menurut OAG.
Terminal 1 dan Terminal 2 saat ini sedang dalam renovasi. Pekerjaan renovasi ditargetkan selesai pada 2021. Proyek revitalisasi diharapkan dapat melipatgandakan jumlah penumpang kedua terminal hingga 36 juta setahun. Terminal 1 melayani maskapai penerbangan berbiaya rendah domestik, sedangkan Terminal 2 melayani maskapai penerbangan bertarif rendah internasional. Terminal 3 akan menjadi terminal layanan penuh untuk penerbangan domestik dan internasional. Operator bandara AP II telah melakukan rencana untuk membangun terminal keempat di Soekarno-Hatta, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2024.
Terminal | Gerai lapor-masuk | Pengambilan bagasi | Gerbang |
---|---|---|---|
1A | 25 | 5 | 7 |
1B | 25 | 5 | 7 |
1C | 25 | 5 | 7 |
2D | 25 | 8 | 7 |
2E | 25 | 8 | 7 |
2F | 25 | 5 | 7 |
3 | 244 | 13 | 36 |
Total | 394 | 49 | 78 |
Terminal 1
Terminal 1 merupakan terminal pertama yang dibangun dan dibuka pada tahun 1985. Terletak di sisi selatan bandara, berseberangan dengan Terminal 2. Terminal 1 memiliki 3 sub-terminal yang masing-masing dilengkapi dengan 25 loket check-in, 23 garbarata, 5 bagasi komidi putar, dan 7 gerbang. Ini memiliki kapasitas untuk menangani 9 juta penumpang per tahun.
Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan A, B atau C. Gerbangnya adalah A1–A7, B1–B7 dan C1–C7. Dalam masterplan terbaru, Terminal 1 akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 18 juta penumpang per tahun. Terminal 1 digunakan untuk penerbangan domestik. Terminal 1A melayani maskapai penerbangan berbiaya rendah domestik seperti:
Terminal 1B dan Terminal 1C saat ini sedang dalam renovasi. Pekerjaan renovasi ditargetkan selesai pada 2021. Proyek revitalisasi diharapkan dapat melipatgandakan jumlah penumpang kedua terminal hingga 36 juta setahun.
Terminal 2
Terminal yang selesai pada tanggal 11 Mei 1992 terletak di sisi utara bandara, berseberangan dengan Terminal 1. Terminal 2 adalah terminal kedua yang dibangun, dan dibuka pada tahun 1991. Terletak di sisi barat laut bandara, di seberang Terminal 1. Seperti Terminal 1, terminal ini memiliki tiga sub-terminal, berlabel D, E dan F, masing-masing memiliki tujuh gerbang, 40 garbarata dan 25 loket check-in. Terminal 2 melayani penerbangan umrah (haji kecil) dan diubah menjadi terminal penerbangan berbiaya rendah internasional (LCCT) pada tahun 2019. [34] [35] Saat ini, Terminal 2 Domestik (2D & 2E) adalah rumah bagi:
sedangkan Terminal 2F Internasional Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:
Terminal 3
Terminal 3 adalah terminal terbaru dan terbesar bandara. Terminal ini digunakan sebagai pangkalan Garuda Indonesia dan Citilink dan berfungsi sebagai terminal layanan penuh untuk penerbangan internasional dan domestik.[17]
Terminal 3 Domestik Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:
Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta adalah rumah bagi:
- Air China
- All Nippon Airways
- Asiana Airlines
- Cathay Pacific
- China Airlines
- China Eastern Airlines
- China Southern Airlines
- Citilink
- Egyptair
- Emirates
- Etihad Airways
- Ethiopian Airlines
- Eva Air
- Garuda Indonesia
- Japan Airlines
- KLM
- Korean Air
- Malaysia Airlines
- Oman Air
- Philippine Airlines
- Qatar Airways
- Qantas
- Royal Brunei Airlines
- Saudia
- Singapore Airlines
- SriLankan Airlines
- Thai Airways
- Turkish Airlines
- Uzbekistan Airways
- VietJet Air
- Vietnam Airlines
- Xiamen Airlines
Terminal 3 asli secara resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada 15 November 2011, ketika semua penerbangan AirAsia Indonesia mulai menggunakan Terminal 3 sebagai basis baru untuk penerbangan internasional dan domestik. Itu dibangun untuk melayani maskapai berbiaya rendah. Terminal terletak di sisi timur laut bandara.
Pada 9 Agustus 2016, terminal penumpang baru bernama 'Terminal 3 Ultimate', resmi dibuka. Terminal 3 asli diubah dan diintegrasikan ke dalam Terminal 3 Ultimate yang baru. Ini memiliki luas lantai 422.804 m 2 (4.551.020 kaki persegi) dan dibangun untuk menangani 25 juta penumpang per tahun. Tidak seperti Terminal 1 dan 2, gaya arsitektur Terminal 3 Ultimate sangat berbeda, menggunakan desain modern kontemporer yang ramah lingkungan. Dilengkapi dengan 10 gerbang internasional, 18 gerbang domestik, 112 konter check-in, 59 garbarata dan 10 gerbang bus.
Pada tahun 2018, dermaga barat terminal (Pier 1) diperpanjang. 8 garbarata baru ditambahkan, dengan 7 melayani pesawat berbadan lebar dan 1 melayani pesawat berbadan sempit.
Terminal 3 dilengkapi dengan BHS level 5 untuk mendeteksi bom, Airport Security System (ASS) yang dapat mengontrol hingga 600 CCTV untuk mendeteksi wajah yang tersedia di security register, Intelligence Building Management System (IBMS) yang dapat mengontrol penggunaan air dan listrik (eco-green), sistem air hujan untuk menghasilkan air bersih dari hujan, sistem air daur ulang untuk menghasilkan air toilet dari air toilet bekas, dan kontrol teknologi iluminasi untuk menerangi terminal tergantung pada cuaca di sekitar terminal. Terminal 3 akan dapat melayani 60 pesawat dari 40 pesawat saat ini. Tahap pertama dari terminal 3, yang
Terminal 4
Awalnya, Terminal 4 direncanakan akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara, tetapi perubahan rencana dan pembangunan dan pembukaan Runway 3 yang tidak memberikan ruang untuk Terminal tersebut mengubah lokasi Terminal ke selatan Terminal 3 dan timur Terminal 1, menempati lokasi yang saat ini merupakan Terminal Cargo, Klub Golf Cengkareng, dan Soewarna Business Park. Terminal 4 akan dibangun pada tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly dan modern, sama seperti desain Terminal 3. Pembangunan Terminal 4 awalnya akan dimulai pada tahun 2021, tetapi Pandemi COVID-19 menunda pembangunan ke waktu yang tidak ditentukan.
Terminal kargo
Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo yang sekarang ini.
Perencanaan
Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada tahun 2014 mendatang. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan.
PT Angkasa Pura II akan menghabiskan dana sekitar Rp11.7 triliun (US$ 1.36juta) untuk mengubah Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi sebuah 'Bandara Berkelas Dunia' yang akan disebut Aerotropolis pada tahun 2014. Terminal 3 terlebih dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan. Juga akan terintergrasi dengan commuter line.
Untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang, pemerintah membangun landasan pacu nomor 3, yang selesai pada tahun 2020. Jika bandara memiliki 3 landasan pacu, maka kapasitas layanan akan meningkat menjadi 623.420 pergerakan per tahun dan akan dapat mengantisipasi pertumbuhan setidaknya sampai dekade 2030-an. Perluasan lahan tersebut akan menggunakan 1.000 hektaree dari 10 desa di Teluk Naga dan Kosambi. Rencana ekspansi telah ditolak oleh Pemkab Tangerang karena penduduk yang tinggal di sekitar bandara tidak akan mampu untuk mendapatkan penghasilan untuk keluarga mereka. Pemerintah daerah menawarkan lokasi lain seperti di Balaraja, tetapi sekretaris perusahaan PT Angkasa Pura II mengatakan bahwa membangun bandara baru tidak akan menjadi tugas yang mudah, karena membutuhkan kajian yang menyeluruh.
Karena kurangnya ruang untuk membuat landasan pacu ketiga di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah berencana untuk membangun bandara baru pada 2013 sekitar Cikarang dan Karawang. Bandara ini akan diintegrasikan dengan sebuah pelabuhan internasional yang sedang direncanakan, yaitu Pelabuhan Internasional Cilamaya di Cilamaya Wetan, Karawang. Studi kelayakan masih berjalan dan akan selesai pada akhir 2011 atau awal 2012. Pembangunan bandara internasional baru di sekitar Cikarang dan Karawang akan dilakukan mulai tahun 2015 sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kapasitas penumpang dan pergerakan pesawat di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, sehingga Jabodetabek memiliki 2 bandara internasional.
Objek grand design
Objek | Pekerjaan | Sebelum | Sesudah |
---|---|---|---|
Terminal 1 | Selesai (Terminal 1A-1B) Revitalisasi (Terminal 1C) | 18 juta penumpang/tahun | 38 juta penumpang/tahun |
Terminal 2 | Selesai (Terminal 2D-2E) Revitalisasi (Terminal 2F) | 19 juta penumpang/tahun | 41 juta penumpang/tahun |
Terminal 3 | Selesai | 4 juta penumpang/tahun | 62 juta penumpang/tahun |
Terminal 4 | Pembangunan | Belum ada | 25 juta penumpang/tahun |
Drop-off zone | Pelebaran | 4 lajur | 6 lajur |
Apron | Penambahan | 125 parking stand | 174-234 parking stand |
Cargo village | Pembaruan | 500 kiloton/tahun | 1.500 kiloton/tahun |
Pergerakan pesawat | Optimalisasi | 64 kali/jam (2 runway) | 72-90 kali/jam (2 runway) |
Landas pacu | Penambahan | 2 buah | 3 buah |
Tangki air bersih | Penambahan | 3 buah | 4 buah |
Main power station | Penambahan | 1 buah, 35 MW | 2 buah, 55 MW |
- Juga termasuk:
- Penutupan pintu M1 pada jam sibuk (07:00-18:00 WIB).
- Pembangunan people mover system, integrated building berlantai 7 di antara T1 dan T2, commercial area, shelter bus.
- Penataan parkir kendaraan T1 dan T2.
- Pembuatan centralized check-in dan automatic baggage handling system.
- Pemudahan akses masuk/keluar bandara.
- Pembenahan manajemen arus lalu lintas udara.
Opsi perluasan yang ditawarkan
Opsi landas pacu 3
Keputusan landas pacu 3 akan diputuskan pada bulan Maret 2014.[19]
- Cross parallel runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak beberapa meter di sebelah utara landas pacu 2, tanpa membangun Terminal 4 (T4).
- Independent runway: landas pacu 3 dibangun pada jarak 1 km di sebelah utara landas pacu 2, serta membangun Terminal 4 (T4).
Maskapai dan Tujuan
Terminal penumpang
Berikut adalah destinasi maskapai berjadwal reguler dan charter dari dan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta.
Terminal kargo
Lounge
Ada lima ruang tunggu bandara di area keberangkatan. Lounge Jasa Angkasa Semesta (JAS) tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Cathay Pacific, Qantas, EVA Air, Saudia, dan Singapore Airlines. Pura Indah Lounge tersedia untuk penumpang kelas satu dan bisnis Singapore Airlines, KLM , Malaysia Airlines, Emirates, Cathay Pacific, dan China Airlines.. Lounge Garuda Indonesia yang baru hanya tersedia untuk penumpang kelas bisnis dan kelas satu, serta pemegang kartu GECC dan GarudaMiles gold ke atas. BNI Executive Lounge terletak di sebelah Garuda Indonesia Lounge, lounge yang melayani penumpang dari semua maskapai. Lounge lain tersedia di luar area keberangkatan yang dioperasikan oleh perusahaan seperti Indosat, Sapphire, PT Mandara Jasindo Sena, Telkomsel, dan XL Axiata. Pada tahun 2020, satu-satunya ruang tunggu maskapai di Terminal 2 dibuka bernama Ruang Tunggu Kelas Bisnis Batik Air di dalam ruang tunggu C7. Lounge Garuda Indonesia telah dipindahkan ke Terminal 3 Ultimate.
Transportasi dari dan ke Bandara
Bus
Bus bandar udara tersedia menuju ke pusat kota dan juga menuju ke kota penyangga lain, termasuk ke stasiun kereta Gambir dan terminal bus lain. Juga tersedia bus untuk pindah terminal, dari terminal 1, 2, 3 termasuk juga terminal keberangkatan/kedatangan internasional. Berikut ini rute antar pemadu moda yang dilayani oleh dari Bandar Udara International Soekarno-Hatta :
Jabodetabek (JA Connexion)
Operator | Asal | Tujuan | Jalan utama yang dilalui |
---|---|---|---|
Cititrans | Terminal 1–2–3 | Blok M Plaza | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Cititrans SCBD → Jalan Sisingamangaraja → Jalan Kyai Maja → Jalan Bulungan |
Cititrans | Hotel Borobudur | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Prof. Dr. Latumenten (arah timur) → Jalan Letjen S. Parman (arah timur) → Jalan Brigjen Katamso (arah timur) → Jalan Jatibaru (arah timur) → Jalan Kebon Sirih (arah timur) → Jalan Ridwan Rais (arah timur) → Jalan Medan Merdeka Timur (arah timur) → Jalan Pos (arah timur) → Jalan Lapangan Banteng Utara (arah timur) → Jalan Dr. Wahidin (arah barat) → Jalan Gunung Sahari (arah barat) → Jalan Angkasa (arah barat) → Jalan Benyamin Sueb (arah barat) | |
Cititrans | Sarinah | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan M.H. Thamrin → Jalan K.H. Agus Salim (arah timur) | |
Cititrans | Bassura City Mall | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Ahmad Yani → Green Pramuka City → Jalan Letjen D.I. Panjaitan → Jalan Basuki Rachmat | |
Cititrans | Central Park Jakarta | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Prof. Dr. Latumenten → Jalan Letjen S. Parman | |
Cititrans | Mega Bekasi Mall | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi) | |
Cititrans | Summarecon Mall Bekasi | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi) → Jembatan K.H. Noer Ali (Kota Bekasi) → Jalan Boulevard Ahmad Yani (Kota Bekasi) | |
Hiba Utama | Terminal Depok | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Margonda (Kota Depok) → Jalan Ir. H. Juanda (Kota Depok, arah barat) | |
Perum DAMRI | Stasiun Gambir | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Prof. Dr. Latumenten (arah timur) → Jalan Letjen S. Parman (arah timur) → Jalan Brigjen Katamso (arah timur) → Jalan Jatibaru (arah timur) → Jalan Kebon Sirih (arah timur) → Jalan Ridwan Rais (arah timur) → Jalan Medan Merdeka Timur → Jalan Perwira (arah barat) → Jalan Pos (arah barat) → Jalan Prof. Dr. Soetomo (arah barat) → Jalan Gunung Sahari (arah barat) → Jalan Angkasa (arah barat) → Jalan Benyamin Sueb (arah barat) | |
Perum DAMRI | Terminal Blok M | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan Sisingamangaraja (arah timur) → Jalan Pattimura (arah barat) | |
Perum DAMRI | SCBD Park | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen S. Parman → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan Jenderal Sudirman → Jalan SCBD (arah barat) | |
Perum DAMRI | Terminal Pasar Minggu | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Gatot Subroto → Jalan K.H. Guru Amin → Jalan Pasar Minggu Raya | |
Perum DAMRI | Stasiun MRT Lebak Bulus | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan R.A. Kartini (arah timur) → Jalan Pasar Jumat Raya (arah barat) → Jalan Ciputat Raya (arah barat) | |
Perum DAMRI | Transmart Cilandak Timur | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan T.B. Simatupang → Jalan Cilandak KKO | |
Perum DAMRI | Terminal Kampung Rambutan | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 1 → Jalan Supriyadi | |
Perum DAMRI | Terminal Rawamangun | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Jenderal Ahmad Yani → Jalan Pemuda → Jalan Perserikatan | |
Perum DAMRI | Stasiun Halim | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Letjen M.T. Haryono → Jalan Letjen D.I. Panjaitan → Jalan Akses | |
Perum DAMRI | Terminal Tanjung Priok | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Yos Sudarso → Jalan Enggano | |
Perum DAMRI | Summarecon Mall Kelapa Gading | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Laksda Yos Sudarso → Jalan Boulevard Artha Gading → Jalan Boulevard Kelapa Gading | |
Perum DAMRI | Trans Park Mall Bintaro | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Boulevard Bintaro Jaya (Kota Tangerang Selatan) → Jalan H.R. Rasuna Said (Kota Tangerang Selatan) | |
Perum DAMRI | Depo Bus DAMRI Ciputat | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan R.E. Martadinata (Kota Tangerang Selatan) | |
Perum DAMRI | Apartemen Intermark | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Ulujami-Serpong → Jalan Letnan Soetopo (Kota Tangerang Selatan) | |
Perum DAMRI | Terminal Kayuringin | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Jenderal Ahmad Yani (Kota Bekasi) → Jalan Burangrang (Kota Bekasi) | |
Perum DAMRI | Transera Waterpark | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Yos Sudarso → Jalan Perintis Kemerdakaan → Jalan Bekasi Raya → Jalan Sultan Agung (Kota Bekasi) → Jalan Boulevard Harapan Indah (Kota Bekasi) | |
Perum DAMRI | Hollywood Junction Jababeka | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Halte Bus Grand Wisata Bekasi (Bekasi) → Jalan Cikarang-Cibarusah (Bekasi) → Jalan Niaga (Bekasi) → Jalan Industri Utama (Bekasi) → Jalan H. Umar Ismail (Bekasi) | |
Perum DAMRI | Botani Square | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Jagorawi → Jalan Padjajaran (Kota Bogor) | |
Perum DAMRI | Cibinong City Mall | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Bogor Raya (Kota Depok–Bogor) → Jalan Tegar Beriman (Bogor) | |
Perum DAMRI | Terminal Sawangan | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Depok-Antasari → Jalan Muchtar Raya (Kota Depok) | |
Sinar Jaya | Terminal Cileungsi | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Transyogi (Kota Bekasi–Bogor) | |
Transjakarta | Perkantoran Bandara Soekarno-Hatta | Terminal Kalideres | Jalan Peta Selatan → Jalan Daan Mogot |
Rute Karesidenan Banten
Operator | Asal | Tujuan | Jalan utama yang dilalui |
---|---|---|---|
Perum DAMRI | Terminal 1-2-3 | Depo Bus DAMRI Merak | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Jakarta-Merak → Depo Bus DAMRI Serang → Jalan Pantura (Kota Cilegon–Serang) |
Perum DAMRI | Pantai Tanjung Lesung | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Jakarta-Merak → Jalan Tol Serang-Panimbang → Stasiun Rangkasbitung → Jalan Rangkasbitung-Pandeglang → Jalan Pandeglang-Labuan → Jalan Nasional 3 |
Rute Karesidenan Karawang
Operator | Asal | Tujuan | Jalan utama yang dilalui |
---|---|---|---|
Perum DAMRI | Terminal 1-2-3 | Halte Bus Grand Taruma | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Akses Tol Karawang Barat → Jalan Dharmawangsa III (Karawang) |
Perum DAMRI | Depo Bus DAMRI Purwakarta | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Dalam → Jalan Tol Jakarta-Cikampek → Jalan Tol Purbaleunyi → Jalan Nasional |
Rute Karesidenan Bogor
Operator | Asal | Tujuan | Jalan utama yang dilalui |
---|---|---|---|
Perum DAMRI | Terminal 1-2-3 | Depo Bus DAMRI Sukabumi | Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo → Jalan Tol Lingkar Luar 2 → Jalan Tol Jagorawi → Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi → Jalan Nasional (Sukabumi) → Jalan K.H. Ahmad Sanusi (Kota Sukabumi) |
Kereta Ekspres Bandara
Pada Juli 2011, pemerintah telah memberi tugas kepada PT Kereta Api Indonesia untuk membangun kereta api yang menghubungkan Stasiun Manggarai ke Bandara melalui Tangerang dengan biaya Rp2.25 triliun (US$ 250 juta). Jalur sepanjang 7 km akan dibangun untuk menghubungkan stasiun kereta komuter di Tangerang dan bandara selain untuk mempercepat kinerja kereta api. Jalur tunggal yang ada di komuter antara Manggarai dan Batu Ceper akan diperluas menjadi 2 jalur. Jalur tersebut akan menghubungkan stasiun Manggarai, Sudirman Baru, Duri, Batu Ceper dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pemerintah juga menawarkan jalur ekspress sepanjang 33 KM antara Stasiun Manggarai dan bandara melalui Angke dan Pluit kepada investor sebagai Public Private Partnership (PPP). Pada Maret 2012, pemerintah memutuskan untuk mempercepat pembangunan kereta api komuter jalur ganda yang diprediksi akan mulai beroperasi pada pertengahan 2013. Sekarang PT KAI sedang mempelajari titik masuk di bandara, ketika kereta akan memasuki bagian belakang bandara melalui gerbang M1 atau berjalan berdampingan dengan koridor Jakarta Outer Ring Road sebelum memasuki bandara. Per 26 Desember 2017, kereta api bandara sudah dioperasikan dari Stasiun BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Januari 2018.
Kecelakaan dan insiden
- Pada tanggal 28 Oktober 1997, pesawat penumpang Trigana Air Service Fokker F-28 Fellowship 3000 kembali mendarat di Bandara Internasional Jakarta-Soekarno-Hatta setelah pesawat mengalami masalah teknis dua menit pasca lepas landas. Asap dan panas yang parah memasuki kokpit dan kabin penumpang. Pesawat mengalami kerusakan akibat panas.
- Pada tanggal 18 Desember 1997, SilkAir Penerbangan 185, sebuah Boeing 737-300 9V-TRF yang membawa 104 penumpang jatuh ke Sungai Musi. Pilot Tsu Way Ming mengunci kopilot Duncan Ward keluar dari kokpit dan menonaktifkan transponder CVR dan FDR sebelum pesawat menukik dari ketinggian 35.000 kaki dalam power dive yang begitu cepat dan bagian-bagian kuat dari pesawat hancur sebelum menghunjam ke sungai. Seluruh penumpang di dalamnya tewas.
- Bom Bandar Udara Soekarno-Hatta 2003 – Pada tanggal 27 April 2003, sebuah bom meledak di terminal 2, ruang keberangkatan terminal domestik. Bom tersebut disembunyikan di bawah meja kios KFC dan meledak saat jam makan siang. Akibat ledakan tersebut sepuluh orang terluka dan seorang remaja bernama Yuli (17) mengalami luka berat sehingga kakinya harus diamputasi. Layanan darurat dikerahkan ke tempat kejadian. Diduga motif pengeboman itu adalah Gerakan Aceh Merdeka, sebuah gerakan separatis di Aceh. Hal tersebut dibuktikan dengan lokasi ledakan yang terletak di ruang penumpang domestik ketimbang di ruang penumpang internasional.
- Pada tanggal 11 Agustus 2003, sebuah pesawat Garuda Indonesia Fokker F-28 Fellowship 3000R mengalami kerusakan roda utama kiri setelah penerbangan dari Surabaya.
- Pada tanggal 9 Maret 2009, sebuah Lion Air MD-90 jatuh menubruk landasan pacu 25L karena pendekatan yang tidak stabil 100 meter (330 kaki) sebelum landasan pacu akibat hujan dan angin kencang. Pesawat mendarat di sebelah kiri garis tengah. Meskipun pembalik gaya dorongnya berfungsi, pesawat membelok ke kanan, mengakibatkan pesawat berhenti pada posisi tegak lurus terhadap landasan.
- Pada 29 Oktober 2018, Lion Air Penerbangan 610, Boeing 737 MAX 8 registrasi PK-LQP yang membawa 189 orang jatuh ke Laut Jawa tiga belas menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Penerbangan tersebut merupakan penerbangan domestik berjadwal menuju Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Indonesia. Semua orang di dalamnya tewas.
- Pada 9 Januari 2021, Sriwijaya Air Penerbangan 182, Boeing 737-500 PK-CLC yang membawa 62 orang jatuh ke Laut Jawa enam menit setelah lepas landas dari bandara internasional Jakarta. Penerbangan tersebut merupakan penerbangan domestik berjadwal ke Bandara Supadio, Kalimantan Barat. Semua orang di dalamnya tewas.
Permasalahan
Bandara Soekarno-Hatta telah mengalami banyak permasalahan, di antaranya adalah:
Jumlah penumpang yang meningkat
Di Terminal 1, bandara sering mengalami kelebihan kapasitas penumpang. Hal ini membuat para penumpang untuk mengantri lebih lama. Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah melayani lebih dari 50 juta penumpang per tahunnya, sementara bandara ini hanya dirancang untuk menangani sekitar 22 juta penumpang per tahunnya.
Banjir
Dalam beberapa tahun terakhir, 2 banjir telah melumpuhkan ribuan penumpang di bandara. Satu-satunya jalan ke bandara kebanjiran sehingga kendaraan tidak bisa bepergian di jalan raya, kecuali truk dan bus. Saat ini, adanya solusi untuk masalah ini terletak pada PT Jasa Marga Tbk. Solusinya adalah dengan membangun sebuah jembatan di atas tingkat banjir terakhir, sehingga jalan raya tidak akan banjir lagi. Kelihatannya, "jembatan" yang diusulkan sekarang ini menjadi seperti proyek bendungan. Pada bulan Juni 2008, Jakarta sekali lagi dilanda banjir. Menurut BMKG, ini adalah banjir terburuk dalam 180 tahun terakhir.
Premanisme
Banyak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mengaku ketakutan saat berurusan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten. Bahkan saat kunjungan kerja ke Argentina baru-baru ini, Anggota Komisi IX DPR mendapat laporan dari ratusan pelaut asal Indonesia yang takut pulang karena khawatir bakal dikerjai oknum-oknum di Bandara Soekarno-Hatta.[63]
Kriminalitas
Kriminalitas yang tinggi seperti pencopetan, perampokan, pencurian, penukaran tas, pencongkelan bagasi dan lain-lain telah membuat penumpang di Bandara Soekarno-Hatta menjadi resah.[64][65]
Galeri
- Pintu masuk utama Soekarno-Hatta (KM 32,9-33,0 Jalan Tol Prof. Dr. Sedyatmo).
- Drop-off zone Soekarno-Hatta.
- Tempat Check In Terminal 2 Soekarno-Hatta.
- Terminal 2E Soekarno-Hatta.
- Pengambilan bagasi di Terminal 2 Soekarno-Hatta.
- Terminal kedatangan 2F Soekarno-Hatta.
- Menara ATC Soekarno-Hatta.
- Bangunan terminal dengan kebun di Soekarno-Hatta.
- Ruang tunggu Terminal 2 Soekarno-Hatta.
- Terminal 1 difoto saat suatu maskapai baru saja mendarat di Soekarno-Hatta.
- Loket tiket Garuda Indonesia di Bandara Soekarno.
- Area pertokoan yang sedang sepi di Soekarno-Hatta.
- SkyTrain Soekarno-Hatta saat masih dalam pembangunan konstruksi.
Lihat pula
Catatan
- Hanya mencakup Kecamatan Cikupa, Cisauk, Curug, Kelapa Dua, Legok, Pagedangan, Panongan, Pasar Kemis, dan kawasan PIK 2 di Kosambi serta Teluknaga
- Hanya mencakup Kelurahan Babelan Kota, Bahagia, dan Kebalen
- Hanya mencakup Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Babelan[lower-alpha 2], Kota Cikarang, dan kawasan Kota Harapan Indah di Tarumajaya
- Hanya mencakup Kecamatan Parung, Kemang, Bojonggede, Cibinong, Tajurhalang, Sukaraja, Gunung Putri, Cileungsi, dan kawasan Sentul City di Babakan Madang
- Hanya mencakup DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, sebagian besar Tangerang[lower-alpha 1] (Banten), Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Depok, sebagian besar Bekasi[lower-alpha 3], dan sebagian besar Bogor[lower-alpha 4] (Jawa Barat)
Referensi
Pranala luar
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.