Bandar Udara Sisingamangaraja XII
bandar udara di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
bandar udara di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII (bahasa Inggris: Raja Sisingamangaraja XII Airport) (IATA: DTB, ICAO: WIMN) adalah sebuah bandar udara yang terletak di kecamatan Siborongborong, kabupaten Tapanuli Utara, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII Raja Sisingamangaraja XII Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | InJourney | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Siborong-Borong | ||||||||||
Lokasi | Siborong-Borong, Sumatera Utara, Indonesia | ||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||
Ketinggian dpl | mdpl | ||||||||||
Koordinat | 02°15′35″N 098°59′43″E | ||||||||||
Situs web | http://www.silangit-airport.co.id/ | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Source: Direktorat Jenderal Sipil Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia[1] |
Bandara ini juga dikenal sebagai Bandar Udara Silangit sebelum akhirnya berubah nama resminya sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan (Menhub) Nomor KP 1404 Tahun 2018 tentang Perubahan Nama Bandar Udara Internasional Silangit menjadi Bandar Udara Internasional Raja Sisingamangaraja XII tanggal 3 September 2018 [2].
Meskipun telah berganti nama, papan nama di bandara sendiri masih menggunakan nama lama, dan dalam berbagai aplikasi pencarian daring juga masih menggunakan nama lama, yakni Bandar Udara Internasional Silangit. Bandar udara ini memiliki ukuran landas pacu 2.650 m x 45 m. Jarak bandara dari pusat Siborongborong sekitar 8 km.[3]
Meskipun bandara internasional ini baru diresmikan pada tahun 2017, namun faktanya pembangunan bandara milik APII di Tapanuli Utara, Sumatera Utara ini dibangun pertama kali pada masa penjajahan Jepang. Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan pendiri Silalahi Center, Letjen (Purn) TB Silalahi dalam penerbangan perdana Wings Air rute Batam - Silangit, 6 September 2013, kepada awak media mengatakan bahwa bandara Silangit merupakan bandara yang bersejarah namun terbengkalai, dan bandara Silangit sudah dibangun sejak tahun 1944 oleh Jepang, tetapi tidak dikembangkan.[4]
Pembangunan Bandar Udara Silangit ini kemudian dilakukan secara bertahap, yaitu;[5]
Sebagai Bandara ke 13 PT Angkasa Pura II (Persero), pembenahan fasilitas pelayanan terus dilakukan hingga saat ini, renovasi toilet untuk pemenuhan standar toilet juara, renovasi Musholla dan Tempat Wudhu yang layak, pembuatan Kid Zone, pengadaan Free Charging, penguatan sinyal wifi, perbaikan area counter check in dan pembenahan Nursery Room, adalah sebagian dari pembenahan tersebut. Bandar Udara Silangit juga sedang mengupayakan kesempurnaan Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, demi mewujudkan program zero incident, zero accident dan zero workplace accident.[3]
Saat ini Penerbangan Silangit dilayani beberapa operator yakni Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Sriwijaya, Wings Air dan Air Asia. Progress penumpang dari dan ke Bandara Silangit sigifikan setiap tahunnya. Pada Tahun 2018, penumpang dari dan ke Bandara Silangit berjumlah lebih dari 400.000 penumpang. Bandara Silangit dipersiapkan untuk melayani peningkatan wisatawan ke Danau Toba dan area Tapanuli lainnya.
Bandar Udara Silangit memiliki 2 (dua) Apron, yakni Apron A dengan dimensi 60m x 40 m dengan PCN 16/F/C/Y/U untuk parkir pesawat ringan dan Apron B yang memiliki dimensi 250.5 m x 100 m yang memiliki 6 (enam) slot parkir pesawat jet sekelas A320 hingga B737 MAX 10. Pada tanggal 18 Januari 2011, Bandara Silangit didatangi oleh Presiden RI beserta rombongan yang menggunakan pesawat Boeing 737-500.[3]
Luas Terminal saat ini yakni 100 m2 (Terminal A) & 700 m2 (Terminal B). Fasilitas Navigasi yakni NDB, AFIS, PAPI & DVOR/DME, dan Fasilitas Keamanan Penerbangan berupa X-Ray Baggage, X-Ray Cabin, Walk-through Metal Detector dan Handheld Metal Detector. Sementara Fasilitas Keselamatan Penerbangan yakni PKP-PK Kategori 6, Foam Tender Type II, Nurse Tender, Commando Car & Ambulans. Untuk Fasilitas Listrik, yakni Generator Set 25 & 150 KVA, Airfield Lighting System (AFL), Apron Light & Apron Flood Light. Dan untuk fasilitas terminal, terdapat Conveyor Belt, Timbangan Digital, Running Text, LCD Information. Semnetara untuk Fasilitas Peralatan berupa Wheel Tractor Rotary Mower dan Hand Mower.
Dengan fasilitas dan kemampuan pelayanan yang dimilikinya, saat ini Bandara Silangit adalah satu-satunya bandara kelas IV yang memiliki fasilitas dan kemampuan setara bandara kelas II di Indonesia. Pada 14 Desember 2012, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan secara resmi menyerahkan operasional pengelolaan Bandara Silangit kepada PT Angkasa Pura II. Dengan demikian, status bandara ini secara otomatis berubah dari bandara UPT menjadi bandara komersial.
Beberapa sarana atau fasilitas pendukung yang sudah ada dan yang dikembangkan di bandara Silangit adalah;[5]
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Batik Air | Jakarta–Soekarno–Hatta |
Citilink | Batam, Jakarta–Halim Perdanakusuma |
Super Air Jet | Batam (dimulai 22 September 2024),[6] Jakarta–Soekarno–Hatta |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.