Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta

jalur kereta api di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta

Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta adalah salah satu dari koridor jalur kereta api utama di Pulau Jawa yang memiliki panjang 175 kilometer (109 mi). Jalur kereta api ini termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto di segmen Cilacap–Purworejo serta VI Yogyakarta di segmen Montelan–Yogyakarta. KAI Commuter mengoperasikan Commuter Line Prambanan Ekspres (Prameks) di rute Kutoarjo–Yogyakarta, sedangkan KAI Bandara mengoperasikan Lin Yogyakarta International Airport (YIA) dari Yogyakarta menuju Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Jalur ini secara kolektif merupakan bagian dari lintas selatan Jawa, membentang dari barat ke timur yang melayani kereta api penumpang maupun kereta api barang, sejajar dengan pantai selatan di Jawa Tengah dan sepenuhnya berada di dataran rendah. Jalur ini dibina oleh Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang.[1]

Fakta Singkat Ikhtisar, Jenis ...
Jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta
Bekas emplasemen Stasiun Soka setelah nonaktif, 2022
Ikhtisar
JenisJalur kereta api rel berat
StatusBeroperasi
Tidak beroperasi (Kutoarjo–Purworejo)
LokasiJawa Tengah
TerminusCilacap Pelabuhan
Purworejo
Yogyakarta
Stasiun40
Operasi
Dibuka20 Juli 1887
PemilikDirektorat Jenderal Perkeretaapian
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Kadipaten Pakualaman
OperatorPT Kereta Api Indonesia
Daerah Operasi V Purwokerto (Cilacap–Kutoarjo–Purworejo)
Daerah Operasi VI Yogyakarta (Montelan–Yogyakarta)
KAI Commuter (Kutoarjo–Yogyakarta)
KAI Bandara (percabangan menuju YIA)
Karakteristik lintasRel lintas datar dengan latar belakang pegunungan
Depo
  • Daerah Operasi V Purwokerto: Purwokerto
  • Daerah Operasi VI Yogyakarta: Yogyakarta
  • KAI Bandara: Yogyakarta
  • KAI Commuter: Yogyakarta
Data teknis
Panjang lintas175 kilometer (109 mi)
Jenis relR54
Lebar sepur1.067 mm
Elektrifikasi-
Kecepatan operasi40–120 kilometer per jam (25–75 mph)
Titik tertinggi+113 meter (371 ft) (Yogyakarta)
Peta rute
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter

22+730
Cilacap Pelabuhan
20+755
Cilacap
+8 M
17+500
Rawabasum
3+407
Karangtalun
+6,75 M
 0+000
 13+575
Gumilir
+7 M
9+350
Karangkandri
+8 M
5+867
Kalisabuk
3+786
Cligir
1+966
Kasugihan
388+350
ke Pasarkliwon
(BOO–PDL–KH )
BH 1549
Jembatan Maos
385 m
Depot minyak
Pertamina
390+078
0+000
Maos
+8 M
ke Pasar Maos
(MA–PKT )
Jalur Lintas Tengah
Pulau Jawa
Jalan Provinsi
(Sampang-Maos)
396+496
Sikampuh
+8 M
ke Randegan
(CKP–CN–KYA )
402+776
Kroya
+11 M
409+602
Kemranjen
+7 M
414+794
Sumpiuh
+17 M
Jalur Lintas
Selatan Jawa
Jalur Lintas
Selatan Jawa
420+102
Tambak
+19 M
424+484
Ijo
+25 M
BH-1649
Terowongan Ijo
431+103
Gombong
+18 M
Jalur Lintas
Selatan Jawa
438+954
Karanganyar
+14 M
442+875
Sruweng
+13 M
447+916
Soka
+22 M
BH 1751
Jembatan Renville
100 m
450+808
Kebumen
+21 M
455+558
Wonosari
+15 M
459+475
Kutowinangun
+13 M
Jalur Lintas
Selatan Jawa
466+760
Prembun
+9 M
473+573
Butuh
+10 M
478+851
Kutoarjo
+16 M
BH ?
Jembatan Kali Jali
ke Besole
(Cabang PWR )
Daop 5 PWT
Daop 6 YK
484+679
Montelan
+19 M
490+599
Sendang
492+558
Jenar
+18 M
BH 1947
Jembatan
Kali Bogowonto
160 m
495+323
Karangjati
Jalur Lintas
Selatan Jawa
500+836
Wojo
+14 M
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
ke
Yogyakarta
International Airport
507+722
Kedundang
+11 M
509+383
Pakualam
514+488
Wates
+18 M
520+265
Kalimenur
+35 M
524+633
Sentolo
+54 M
BH 2034
Jembatan Mbeling
138 m
530+819
Sedayu
Depot minyak
Pertamina
533+674
Rewulu
+88 M
538+253
Patukan
+88 M
Jl. Siliwangi
 SCA–YK
 YK–PLP–SWG
Depo lokomotif
Yogyakarta
542+494
Yogyakarta
awal
elektrifikasi
+113 M
 Jl. Malioboro
 Jl. Margo Utomo
ke Lempuyangan
( SMT–SLO–YK)

elev. (M)
atau panjang (m)
dalam meter

0+000
Kedundang
jalur utama
+11 M
Jalur Lintas
Selatan Jawa
5+465
Yogyakarta
International Airport
+22 M

elev. (M)
atau panjang (m)
dalam meter

 Jalur utama
478+851
Kutoarjo
+16 M
BH ?
Jembatan Kali Jali
2+493
Besole
Jalur Lintas
Selatan Jawa
3+906
Batoh
5+907
Grantung
8+467
Kenteng
11+688
Purworejo
+63 M



 
elev (M)
atau panjang (m)
dalam meter
Tutup

Di bagian tengah terdapat Terowongan Ijo, salah satu terowongan KA yang cukup panjang di Jawa Tengah, menembus pegunungan karst Gombong Selatan. Di sisi timur jalur ini (antara Prembun dan Kutoarjo) adalah jalur rawan banjir karena posisi geografisnya yang rendah dan melintasi daerah berawa. Uniknya, seluruh jalur kereta api di Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus sebagai Sultan Ground dan Paku Alam Ground.[2]

Saat ini lintas Kroya–Yogyakarta sudah berupa jalur ganda, tetapi lintas Kroya–Cilacap dan Kroya–wesel pemisah Kasugihan masih berupa jalur tunggal dan jalur percabangan Cilacap–Pelabuhan Tanjung Intan dan Kutoarjo–Purworejo juga tunggal tetapi masih tidak aktif. Terdapat beberapa jembatan tinggi di jalur ini, yaitu yang melintasi Kali Progo (Jembatan Mbeling).

Setelah melewati Stasiun Kutoarjo, jalur ini mengitari ujung selatan Pegunungan Menoreh, lalu berbelok ke arah timur laut menuju Stasiun Yogyakarta, kemudian ke timur dan timur laut hingga mencapai Stasiun Solo Balapan di tengah Kota Surakarta. Jalur tersebut juga menghubungkan DKI Jakarta atau Jawa Barat dengan Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur meskipun rute utama Jakarta–Surabaya adalah lintas utara Jawa (melalui Kota Semarang).

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Awal pembangunan

Jalur kereta api ini dahulu bermula dari negosiasi yang dibuat pada tahun 1875, yang dilakukan antara Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), sehubungan dengan perkembangan konsesi jalur Semarang–Vorstenlanden yang akan mengarah pada hal berikut:[3]:35

  • rencana jalur Solo–Madiun (segmen Solo Balapan–Surabaya) akan disambung dengan Semarang–Vorstenlanden, dengan lebar sepur eksisting diubah dari 1.435 mm (4 ft 8+12 in) menjadi 1.067 mm (3 ft 6 in)
  • NIS akan memperoleh konsesi untuk jalur dari Cilacap–Yogyakarta.

Proposal NIS, meski telah diserahkan kepada Kementerian Urusan Jajahan, kurang mendapatkan perhatian sehingga mengalami banyak pengubahan. Di Hindia Belanda, orang-orang mengkritik proposal itu, termasuk David Maarschalk. Menteri Van Goltstein kemudian mengusulkan agar transaksi ini dicatat dalam perjanjian, sebagai berikut:[3]:35

  • pengambilalihan jalur kereta api Batavia–Buitenzorg, dengan nilai transaksi sebesar ƒ5.000.000,
  • rencana pengubahan lebar sepur untuk lintas kereta api Semarang–Vorstenlanden,
  • rencana jalur Solo–Madiun, dan
  • rencana jalur Cilacap–Yogyakarta.

Pengganti Goltstein, F. Alting Mees, sepakat dengan transaksi tersebut. Namun, ia mengajukan pengubahan proposalnya, termasuk menambah jalur kereta api Yogyakarta–Magelang dan menghubungkannya dengan konsesi Yogyakarta–Cilacap. Pada tanggal 13 Juni 1877, kontrak akhirnya ditandatangani dan konsesi diberikan, tergantung pada persetujuan lebih lanjut terhadap beberapa pasal hukum. Rancangan undang-undang yang membahas hal tersebut telah diserahkan ke Tweede Kamer pada akhir bulan tersebut.[3]:35

Saat proyek-proyek yang dilaksanakan Staatsspoorwegen (SS) sudah mencapai tahap konstruksi, David Maarschalk menyerahkan detail engineering design (DED) untuk jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta pada 3 November 1880. Dua belas hari setelahnya, ia menyatakan pensiun dari Kepala SS, dan posisi Kepala SS digantikan oleh Direktur Tekniknya kala itu, H.G. Derx.[3]:37 Berikutnya, pada akhir tahun 1883 Pemerintah Hindia Belanda menerima tiga permohonan pembangunan jalur kereta api Yogyakarta–Cilacap serta lintas Surabaya segmen Surabaya–Ujung, yaitu dari tim rekayasa dan rancang bangun SS, J. K. Kempees dan Th. A.M. Ruys,Nederlandsche Handel-Maatschappij (NHM), serta A.W. Egter van Wissekerke dan M.A. van Walcheren, yang permintaannya terus dipertimbangkan sampai Pemerintah Kerajaan Belanda, sehingga memutuskan bahwa proyek kereta api Cilacap–Yogyakarta dilaksanakan oleh dan atas nama Negara.[3]:42

Thumb
Potret tentara Belanda dan petugas kesehatan dari Palang Merah menunggu evakuasi tentara Republik. Sekitar Gombong, 8 Agustus 1948.

Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Rancangan awal Maarschalk malah dibatalkan, sementara hubungan antara Surabaya dengan Pelabuhan Ujung justru dihapus dari alokasi dana APBN Hindia Belanda tahun 1883. Hal ini terjadi sebagai imbas dari Perang Aceh, turunnya harga kopi, serta biaya pekerjaan umum, membuat keuangan Hindia Belanda menjadi terpuruk, sehingga memaksa memaksa Menteri W.M. de Brauw dan F.G. van Bloemen Waanders untuk membatasi belanja negara. Campur tangan negara di Tweede Kamer terus-menerus dikritik oleh J.L. de Bruyn Kops, pendiri dan editor majalah de Economist, banyak Menteri yang tidak memperoleh dukungan dari Tweede Kamer, selain anggota L. Oldenhuis Gratama. Terlebih lagi, sikap setengah hati Menteri van Bloemen Waanders, yang ingin memangkas proyek pembangunan rel kereta api oleh Negara dan “membagi” penyelesaian rencana yang disusun dalam jangka waktu yang lebih panjang, justru tidak memberi kepuasan bagi kedua belah pihak maupun oposisi.[3]:44

Maarschalk dan Groll pun menggagas usulan untuk mengambil alih konsesi jalur yang diproposalkan pemerintah, untuk dioperasikan oleh SS. Pada 29 Januari 1884, di hadapan Indisch Genootschap, Maarschalk mengembangkan gagasannya itu. Tawaran ini justru memicu kontroversi panas di media massa. Hal ini juga dibahas berulang kali dalam sidang Tweede Kamer. Namun, Menteri Van Bloemen Waanders menolak berpartisipasi, dan memilih mengundurkan diri ketika anggarannya disetujui saat menyerahkan surat-surat proposal kepada Tweede Kamer. Penggantinya, Tn. J.P. Sprenger van Eyk, semula mendukung rencana pengambilalihan proyek Surabaya–Ujung dan Cilacap–Yogyakarta. Setelah melalui perdebatan sengit dalam sidang Tweede Kamer, akhirnya disetujuilah dana tersebut, sehingga Menteri dapat memasukkan dalam Staatsblad No. 110 dan 111 tertanggal 20 Juli 1884 tentang pembangunan jalur kereta api Surabaya–Ujung dan dari Yogyakarta ke Cilacap dengan cabang dari Kutoarjo ke Purworejo. Jalur Cilacap–Yogyakarta akhirnya dibuka pada 20 Juli 1887.[3]:45

Hubungan Bandung–Yogyakarta kala itu belum terbentuk. Semula, SS merencanakan akan membangun jalur dengan rute Tasikmalaya–Cilacap, yang nantinya disambungkan dengan Stasiun Cilacap Pelabuhan. Namun, karena trase yang akan dibangun melewati rawa-rawa, proyek menjadi semakin menantang, ditambah tidak adanya warga yang tinggal di lokasi proyek, serta banyak di antara pekerjanya yang terserang malaria. Di samping itu, Cilacap sudah tak lagi memainkan peranan penting dalam sektor pertahanan dan keamanan. Sebagai akhir rancangan ini, dipilih titik akhir jalur di emplasemen Stasiun Kasugihan, dan stasiun besar untuk penumpang umum dibuat di Maos.[4]

Jalur ganda dan jalur lingkar zaman kolonial

Dahulu terdapat jalur ganda antara Stasiun Cilacap dan Stasiun Gumilir, dan melewati bekas perhentian Rawahbasum (Rawapasung).[5] Jalur dan stasiunnya dibuat karena permintaan masyarakat Sidanegara dan Gunungsimping, Cilacap Tengah, Cilacap karena jaraknya dengan Stasiun Cilacap dan Gumilir terlalu jauh.

Perhentian Rawahbasum dahulu hanya dijadikan perhentian sementara karena dua stasiun itu cukup sibuk untuk angkutan komoditas. Bahkan pada tahun 1945, pernah dibuat jalur kereta api lingkar menuju perhentian ini sehingga KA barang yang tiba di Cilacap Pelabuhan tidak perlu membalik arah menuju Stasiun Cilacap lagi.[6] Namun, saat ini lintas lingkar tersebut sudah tidak aktif, dan KA lebih banyak yang tidak berhenti di perhentian Rawahbasum.[7]

Perhentian Rawahbasum diduga dibongkar karena adanya pembangunan jaringan pipa Pertamina dengan rute Cilacap–Rewulu.[butuh rujukan]

Pascakemerdekaan: Agresi Militer Belanda II

Pada masa Agresi Militer Belanda II, jalur ini sempat dihancurkan. Sejumlah 325 unit jembatan sempat dirobohkan beserta sebagian besar stasiun-stasiunnya., Para pejuang sengaja membumihanguskan jembatan-jembatan tersebut untuk menghambat pergerakan serdadu Belanda menggunakan kereta api. Jembatan Mbeling, yang menjadi jembatan yang cukup vital pada jalur lintas selatan Jawa, masih harus diperbaiki hingga akhirnya rampung dan dapat digunakan lagi mulai tanggal 17 Juni 1951.[8]

Pembangunan jalur ganda Kutoarjo–Yogyakarta

Jalur ganda segmen Kutoarjo–Yogyakarta dimulai pembangunannya pada 2004 dan rampung pada 2007. Diresmikan pada tanggal 22 Januari 2008 oleh Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, jalur ganda ini menghabiskan dana sebesar Rp900 miliar rupiah dengan pinjaman dana dari Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC), kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (sebelum tugas penyelenggaraan perkeretaapian dilimpahkan ke Direktorat Jenderal Perkeretaapian). Di dalam pidatonya di Stasiun Kutoarjo, SBY mengatakan bahwa kapasitas lintas jalur KA lintas selatan Jawa, khususnya Kutoarjo–Yogyakarta semakin padat dan banyaknya persilangan yang dianggap tidak efektif bagi perjalanan kereta api yang lebih cepat dan tepat waktu. Di samping meresmikan jalur ganda segmen ini, ia juga meresmikan operasional Depo KRL Depok. Menanggapi peresmian tersebut, Kadaop V Purwokerto saat itu, Noor Hamidi, juga memaparkan rencana pembangunan jalur ganda lintas tengah dan selatan Jawa.[9]

Di samping membangun jalur ganda, PT Kereta Api juga memutuskan menutup dua stasiun karena sudah tidak lagi melayani penumpang dan lokasinya yang tidak strategis, yaitu Stasiun Kedundang dan Montelan. Secara rinci, pembukaan jalur ganda ini terbagi menjadi beberapa segmen, yakni:[10][11]

  • Kutoarjo–Wojo pada 17 Agustus 2007
  • Wojo–Wates pada 18 Juli 2007
  • Wates–Rewulu pada 28 Agustus 2007
  • Sisa proyek dirampungkan seluruhnya pada 25 September 2007

Pembangunan jalur ganda Kroya–Kutoarjo

Setelah 2008 sukses dengan jalur ganda ruas Kutoarjo–Yogyakarta, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memulai melanjutkan proyek jalur ganda untuk rute Kroya–Kutoarjo. Proyek ini sedianya dimulai tahun 2013 dengan melakukan pendataan terhadap bangunan terdampak jalur ganda di bantaran rel. Untuk melaksanakan proyek tersebut, Direktorat Jenderal Perkeretaapian melalui Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jawa bagian Tengah (sekarang BTP Semarang) membentuk satuan kerja yang bernama Pengembangan Lintas Selatan Jawa (PLS). Dalam rencana tersebut, DJKA juga akan membangun Terowongan Ijo yang baru untuk menggantikan terowongan eksisting.[12]

Jalur ganda ini juga dibangun bersamaan dengan ruas Purwokerto–Kroya di lintas tengah Pulau Jawa, begitu juga dengan Solo Balapan–Jombang. Mengingat kawasan antara Prembun dan Kutoarjo merupakan dataran sangat rendah dan berawa, pembangunan jalur ganda mengalami hambatan karena sering terjadi banjir saat musim hujan tiba. Genangan air yang memerlukan waktu yang lama untuk surut menyebabkan penimbunan tanah bantalan rel menjadi kurang efektif.[13]

Jalur ini selesai dengan diaktifkannya ruas terakhir (Gombong–Tambak) pada April 2020, juga dengan aktifnya Terowongan Ijo baru.[14] Pada tanggal 8 Oktober 2020, dilakukan acara peluncuran praresmi untuk jalur ini di Stasiun Solo Balapan, dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.[15]

Jalur terhubung

Lintas aktif

Lintas nonaktif

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Tutup
Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Lintas utara Jawa
Nama kereta api Relasi perjalanan
Eksekutif-Ekonomi
Sancaka Utara CilacapYogyakartaSurabaya Pasarturi
Tutup

Aglomerasi

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Kelas ...
Nama kereta api Kelas Relasi
Joglosemarkerto Eksekutif dan ekonomi Solo Balapan Semarang Tawang (searah jarum jam via Yogyakarta dan Purwokerto)
Solo Balapan (berlawanan arah jarum jam via Tegal dan Purwokerto)
Eksekutif-Ekonomi Premium Yogyakarta Cilacap
Kamandaka Eksekutif-Ekonomi Semarang Tawang
Tutup

Barang

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Tutup

Daftar stasiun

Informasi lebih lanjut Nomor, Nama stasiun ...
NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Lintas CilacapYogyakarta
Diresmikan pada tanggal 20 Juli 1887
oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2301 Cilacap Pelabuhan CPHJalan Selat Madura, Tambakreja, Cilacap Selatan, Cilacapkm 22+730 lintas Maos-Cilacap
km 1+955 lintas Cilacap-Cilacap Pelabuhan
Tidak beroperasiThumb
2310CilacapCPJalan KS Tubun, Tambakreja, Cilacap Selatan, Cilacapkm 20+755 lintas Maos-Cilacap+8 mBeroperasiThumb
Rawabasum RAkm 17+500Tidak beroperasi
2311GumilirGMJalan Stasiun Gumilir, Gumilir, Cilacap Utara, Cilacapkm 13+575 lintas Maos-Cilacap
km 0+000 lintas Gumilir-Karangtalun
+7 mBeroperasiThumb
2312KarangkandriKKDNasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Soekarno-Hatta/Raya Kebumen-Cilacap, Menganti, Kesugihan, Cilacapkm 9+350+8 mBeroperasiThumb
2314 Kalisabuk KSBKJalan Stasiun, Banteran, Kalisabuk, Kesugihan, Cilacapkm 5+867Tidak beroperasi
Cligir km 3+786Tidak beroperasi
2313KasugihanKHJalan Stasiun, Kesugihan, Kesugihan, Cilacapkm 388+350 lintas Bogor-Yogyakarta
km 1+966 lintas Maos-Cilacap
+9 mBeroperasiThumb
Wesel pemisah Kasugihan arah Banjar
BH 1549
Jembatan Kali Serayu Maos
2016MaosMAJalan Stasiun Maos, Karangreja, Maos, Cilacapkm 390+078 lintas Bogor-Yogyakarta
km 0+000 lintas Maos-Cilacap
+8 mBeroperasiThumb
2017SikampuhSKPSikampuh, Kroya, Cilacapkm 396+496+8 mBeroperasiThumb
2018KroyaKYAJalan Stasiun Kroya, Bajing, Kroya, Cilacapkm 377+122 lintas Jakarta-Kroya
km 402+776 lintas Bogor-Yogyakarta
+11 mBeroperasiThumb
2019KemranjenKJSibalung, Kemranjen, Banyumaskm 409+602+7 mBeroperasiThumb
2021SumpiuhSPHJalan Stasiun Sumpiuh, Sumpiuh, Sumpiuh, Banyumaskm 414+794+17 mBeroperasiThumb
2022TambakTBKNasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Tambak, Karangpucung, Tambak, Banyumaskm 420+102+19 mBeroperasiThumb
2023IjoIJJalan Jatijajar, Bumiagung, Rowokele, Kebumenkm 424+484+25 mBeroperasiThumb
BH 1649
Terowongan Ijo
panjang: 580 m
letak: km 425+125
Dibangun pada tahun 1885–1886
2024GombongGBJalan Stasiun Gombong, Wonokriyo, Gombong, Kebumenkm 431+103+18 mBeroperasiThumb
2025KaranganyarKAJalan Stasiun Karanganyar, Karanganyar, Karanganyar, Kebumenkm 438+954+14 mBeroperasiThumb
2026SruwengSRWJalan Sruweng-Kejawang, Sruweng, Sruweng, Kebumenkm 442+875+13 mBeroperasiThumb
2027 Soka SOAJalan Stasiun Soka, Kedawung, Pejagoan, Kebumenkm 447+916+22 mTidak beroperasiThumb
BH 1751
Jembatan Renville
2028KebumenKMJalan Stasiun Kebumen, Panjer, Kebumen, Kebumenkm 450+808+21 mBeroperasiThumb
2029WonosariWNSNasional 7 di {{Rute/Kode daerah Jalan Raya Kebumen-Purworejo, Wonosari, Kebumen, Kebumenkm 455+558+15 mBeroperasiThumb
2031KutowinangunKWNJalan Stasiun Kutowinangun, Kuwarisan, Kutowinangun, Kebumenkm 459+475+13 mBeroperasiThumb
2032PrembunPRBJalan Stasiun Prembun, Prembun, Prembun, Kebumenkm 466+760+9 mBeroperasiThumb
2033ButuhBTHButuh, Butuh, Purworejokm 473+573+10 mBeroperasiThumb
Wilayah Kerja KAI Commuter
2040KutoarjoKTAJalan Merpati, Semawung Daleman, Kutoarjo, Purworejokm 478+851
km 0+000 (lintas cabang ke Purworejo)
+16 mBeroperasiThumb
BH ?
Jembatan Sungai Jali
Termasuk dalam Daerah Operasi VI Yogyakarta
3001 Montelan MTLKertosono, Banyuurip, Purworejokm 484+679+19 mTidak beroperasiThumb
Sendang SENkm 490+599Tidak beroperasi
3003JenarJNJalan Stasiun Jenar, Bragolan, Purwodadi, Purworejokm 492+558+18 mBeroperasiThumb
BH 1947
Jembatan Kali Bogowonto
3004 Karangjati (Purworejo) KARkm 495+323Tidak beroperasi
3005WojoWJJalan Stasiun Wojo, Dadirejo, Bagelen, Purworejokm 500+836+14 mBeroperasiThumb
Perbatasan Provinsi Jawa Tengah
Perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta
3006KedundangKDGKulur, Temon, Kulon Progokm 507+722+11 mBeroperasiThumb
3007 Pakualam PKMkm 509+383Tidak beroperasi
3008WatesWTJalan Sepur, Wates, Wates, Kulon Progokm 514+488+18 mBeroperasiThumb
3009 Kalimenur KLRSukoreno, Sentolo, Kulon Progokm 520+265+35 mTidak beroperasiThumb
3011SentoloSTLSentolo, Sentolo, Kulon Progokm 524+633+54 mBeroperasiThumb
BH 2034
Jembatan Mbeling
panjang: 138 m
dibangun ulang 16 Februari 1933
3012 Sedayu SDYArgosari, Sedayu, Bantulkm 530+819Tidak beroperasiThumb
3013RewuluRWLArgomulyo, Sedayu, Bantulkm 533+674+88 mBeroperasiThumb
3014PatukanPTNAmbarketawang, Gamping, Slemankm 538+253+88 mBeroperasiThumb
Batas elektrifikasi lintas Yogyakarta–Palur
3020YogyakartaYKJalan Margo Utomo 1, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakartakm 167+081 lintas Semarang Tawang-Brumbung-Gundih-Solo Balapan-Yogyakarta
km 542+494 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta
km 1+040 lintas Yogyakarta-Magelang Kota-Ambarawa
km 0+067 lintas Yogyakarta-Palbapang
+113 mBeroperasiThumb
Tutup

Percabangan menuju Purworejo

Ringkasan
Perspektif

Segmen Kutoarjo–Purworejo menghubungkan dua kota berdekatan, Kutoarjo dan pusat pemerintahan kabupaten, Purworejo. Jalur ini pendek, hanya sekitar 11 km. Alasan jalur ini dibuat untuk mendukung logistik kemiliteran karena kota Purworejo adalah kota yang relatif baru, didirikan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda sebagai tangsi militer.

Pada tahun 1976 jalur ini sempat dinonaktifkan,[16] tetapi desakan dari warga dan Pemerintah Kabupaten Purworejo dan sekitarnya (bahkan dari daerah selatan Magelang) membuat jalur ini kembali diaktifkan terbatas berdasarkan pengumuman Perumka pada Desember 1995 untuk mendukung operasi kereta api pengumpan (Feeder Purworejo).[17] Pada bulan November 2010, jalur kereta api ini sepenuhnya dinonaktifkan. Rencana reaktivasi sudah digaungkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian, dengan Stasiun Purworejo akan melayani layanan kereta api antarkota dan komuter yang akan diselesaikan pada bulan November atau Desember 2023.[18][19] Namun, rencana ini belum terealisasi.

Informasi lebih lanjut Nomor, Nama stasiun ...
NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Lintas Kutoarjo–Purworejo
Diresmikan pada tanggal 20 Juli 1887
oleh Staatsspoorwegen
Ditutup pada November 2010
Besole BRSBesole, Bayan, Purworejokm 2+493Tidak beroperasiThumb
2053 Batoh BOH3+906Tidak beroperasi
2052 Grantung GRAkm 5+907Tidak beroperasi
2051 Kenteng KTGkm 8+467Tidak beroperasi
2050PurworejoPWRJalan Mayjend Sutoyo, Kota Purworejokm 11+688+63 mReaktivasiThumb
Tutup

Percabangan menuju Karangtalun

Informasi lebih lanjut Nomor, Nama stasiun ...
NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Segmen GumilirKarangtalun
Termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto
2311GumilirGMJalan Stasiun Gumilir, Gumilir, Cilacap Utara, Cilacapkm 13+575 lintas Maos-Cilacap
km 0+000 lintas Gumilir-Karangtalun
+7 mBeroperasiThumb
2315KarangtalunKRLJalan Nusantara, Kompleks Pabrik Solusi Bangun Indonesia, Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacapkm 3+407+6,75 mBeroperasiThumb
23XX Karangtalun (lama) KUNJalan Nusantara, Kompleks Pabrik Solusi Bangun Indonesia, Karangtalun, Cilacap Utara, Cilacapkm 3+800+6,5 mTidak beroperasiThumb
Tutup

Percabangan menuju YIA

Informasi lebih lanjut Nomor, Nama stasiun ...
NomorNama stasiunSingkatanAlamatLetakKetinggianStatusFoto
Wilayah Kerja KAI Bandara
Lintas Kroya-Yogyakarta
Segmen Percabangan menuju YIA
3006KedundangKDGKulur, Temon, Kulon Progokm 507+615 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Stasiun Yogyakarta
km 0+000 lintas Kedundang-Bandara Internasional Yogyakarta
+11 mBeroperasiThumb
Yogyakarta International AirportYIABandara Internasional Yogyakarta, Temon, Kulon Progokm 5+465+22 mBeroperasiThumb

Keterangan:

  • Stasiun yang dicetak tebal merupakan stasiun kelas besar dan kelas I.
  • Stasiun yang dicetak miring merupakan stasiun nonaktif.

Referensi:

  • Letak stasiun: [20]
  • Pengidentifikasi stasiun: [21]
  • Tanggal pembukaan jalur: [3]:106-124
Tutup

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.