Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta

jalan raya di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta
Remove ads

Jalan Jenderal Sudirman atau Jalan Sudirman adalah nama salah satu jalan utama Jakarta dan merupakan pusat bisnis di kota ini (dikenal dengan poros Sudirman-Thamrin-Kuningan). Nama jalan ini diambil dari nama seorang Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Jenderal Besar TNI Anumerta Soedirman. Jalan ini membentang sepanjang 4 km dari Dukuh Atas, Tanah Abang, Jakarta Pusat sampai Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Jalan ini berada di perbatasan Jakarta Pusat di sisi barat-barat laut dan Jakarta Selatan di sisi timur-tenggara.

Fakta Singkat Nama sebelumnya, Pemilik ...
Remove ads

Jalan ini melintasi 7 Kelurahan, yaitu kelurahan:

Jalan ini merupakan kawasan pemberlakuan sistem ganjil genap (berlaku Senin-Jumat Pukul 06:00-10:00 dan 16:00-21:00 WIB)[1] dan dilalui oleh TransJakarta Koridor 1 dan juga biasa di pakai untuk Car Free Day (sempat ditiadakan akibat Pandemi Covid-19, dan kembali diselenggarakan mulai 5 Juni 2022).[2][3] Di jalan ini terdapat Wisma 46, Jembatan Semanggi, Gelora Bung Karno dan kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).

Remove ads

Bangunan di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman

Ringkasan
Perspektif
Informasi lebih lanjut Sisi Barat, Sisi Timur ...

Bangunan diurutkan dari Dukuh Atas menuju Senayan

Remove ads

Persimpangan

Jalan ini memiliki 6 persimpangan, yaitu:

Remove ads

Transportasi

Ringkasan
Perspektif

Jalur Bus

Transjakarta

Thumb
Bus Transjakarta melewati Halte Bundaran Senayan yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman

Jalan ini dilalui oleh jalur TransJakarta koridor 1 dengan rute Blok M—Kota yang sudah beroperasi sejak 15 Januari 2004. Halte-halte yang berada di jalan ini yaitu:

Rute bus Transjakarta yang melewati Jalan Jenderal Sudirman adalah:

Bus Lainnya

Selain Transjakarta, berikut ini adalah trayek bus lain yang melayani Jalan Jend. Sudirman:

Jalur Kereta api

Thumb
Thumb
Pintu masuk (gambar atas) dan peron (gambar bawah) Stasiun Setiabudi Astra sebagai salah satu stasiun pemberhentia MRT Jakarta di sepanjang Jalan Jenderal Suditman.
Remove ads

Kontroversi

Ringkasan
Perspektif

"Salju" sisa proyek MRT Jakarta

Pada 6 Mei 2017, masyarakat sempat dihebohkan dengan butiran mirip salju yang menutupi Jalan Jendral Sudirman, masyarakat mengira bahwa butiran tersebut adalah salju asli, namun spekulasi itu dibantah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dan pihak PT MRT Jakarta.

Pihak MRT Jakarta mengatakan bahwa butiran mirip salju tersebut sebenarnya adalah material sisa tunneling (pengeboran terowongan jalur) MRT yang keluar dari area proyek dan bercampur dengan air hujan. Pihak MRT juga menyampaikan bahwa material salju tersebut tidak beracun dan ramah lingkungan. Butiran tersebut dibersihkan sekitar pukul 19:00 WIB.

Sementara pihak BMKG menyatakan,[10]

Fenomena salju biasa terjadi di daerah subtropis dan kutub, jadi tidak benar berita yang beredar tersebut (alias hoax)

Hary Tirto Djatmiko dari BMKG

Revitalisasi Trotoar yang Belum Selesai dan Halte yang Terpisah dari Jalan

Thumb
Sejumlah Shelter halte bus di Jalan Jendral Sudirman terpisah dari pinggir jalan oleh sebuah koridor hijau yang dibuat untuk ditanami tumbuhan dan pepohonan saat proses revitalisasi trotoar Jalan Jendral Sudirman untuk menyambut Asian Games 2018.

Pada bulan April hingga Juli 2018, Trotoar di Jalan Jenderal Sudirman pada saat itu sedang direvitalisasi sebagai persiapan sebelum operasional MRT Jakarta dan penyelenggaraan Pesta Olahraga Asia (Asian Games) 2018. Akan tetapi, Revitalisasi trotoar tersebut secara keseluruhan tidak merata. Sejumlah bagian trotoar sudah selesai direvitalisasi, sementara sebagian lainnya belum. Yang menjadi pusat perhatian adalah kondisi halte bus di Depan Kompleks Olahraga Gelora Bung Karno sebagai venue utama Asian Games. Shelter halte bus terpisah dari jalan utama oleh sebuah koridor hijau yang merupakan bagian dari revitalisasi trotoar. Sejumlah warga menjadi bingung bagaimana bisa menaiki bus dari halte yang terpisah dari jalan, ada warga yang harus memutar bahkan menginjak area rumput. Namun pada akhirnya, sebuah ramp dibangun untuk menghubungkan antara shelter halte dengan jalan utama.[11][12]

Remove ads

Galeri

Remove ads

Lihat juga

Referensi

Loading content...

Pranala luar

Loading content...
Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads