Kabinet Burhanuddin Harahap

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kabinet Burhanuddin Harahap

Kabinet Burhanuddin Harahap merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari beberapa partai dan hampir merupakan kabinet Nasional, karena jumlah partai yang tergabung dalam koalisi kabinet ini semua berjumlah 13 partai. Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi walaupun terdapat banyak partai dalam kabinet ini, tetapi seakan-akan hanya menjadi pelengkap saja. Selain itu, ada pihak yang menyebut kabinet ini sebagai kabinet Masyumi karena Masyumi yang mendominasi kabinet ini. PNI tidak duduk kabinet ini, tetapi PNI bersama-sama PIR Wongsonegoro, SKI, PKI dan Progresif bertindak sebagai oposisi. Seakan-akan kabinet ini sebagai ganti kabinet Ali-Wongso-Arifin, karena pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I sebagai partai yang besar Masyumi untuk pertama kali tidak duduk dalam kabinet tersebut dan bertindak sebagai oposisi. Kabinet ini diumumkan pada 11 Agustus 1955 dan bertugas sejak 12 Agustus 1955 hingga 3 Maret 1956. Pada 3 Maret 1956, Perdana Menteri Burhanuddin Harahap selaku formatur kabinet menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno sehingga kabinet ini resmi dinyatakan demisioner.

Fakta Singkat Dibentuk, Diselesaikan ...
Kabinet Burhanuddin Harahap

Kabinet Pemerintahan Indonesia ke-16
1955–1956
Dibentuk12 Agustus 1955
Diselesaikan3 Maret 1956
Struktur pemerintahan
PresidenSoekarno
Wakil PresidenMohammad Hatta
Perdana MenteriBurhanuddin Harahap
Wakil Perdana Menteri
Jumlah menteri23
Total jumlah menteri23
Partai anggota  Masyumi
  Demokrat
  NU
  PSI
  Katolik
  Buruh
  PRN
  PIR-Hazairin
  PRI
  Parkindo
  Independen
Partai oposisi  PNI
  PIR-Wongsonegoro
  SKI
  Progresif
  PKI
Sejarah
Nasihat dan persetujuanDewan Perwakilan Rakyat Sementara
PendahuluKabinet Ali Sastroamidjojo I
PenggantiKabinet Ali Sastroamidjojo II
Tutup
Informasi lebih lanjut Politik dan KetatanegaraanRepublik Indonesia(Negara Kesatuan Republik Indonesia), Hukum ...
Tutup
Informasi lebih lanjut Artikel ini bagian dariseri tentangSoekarno ...
Tutup

Latar belakang

Kabinet sebelumnya, Kabinet Ali Sastroamidjojo I bubar pada 24 Juli 1955 setelah berseteru dengan Angkatan Darat. Wakil Presiden Mohammad Hatta kemudian bertugas sebagai penghubung pada 26 sampai 28 Juli, dan kemudian menunjuk Soekiman Wirjosandjojo dari Masyumi, Wilopo dari Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Assaat sebagai pembentuk kabinet baru. Kemudian disepakati bahwa dalam kabinet tersebut terdapat tiga tujuan utama: mengembalikan hubungan dengan Angkatan Darat, menjaga kepercayaan politik antara rakyat dan menyelenggarakan pemilihan umum. Dari segi isi, membentuk kabinet tidak menjadi masalah, namun pemilihan menteri yang sesuai ternyata menjadi titik perpecahan, terutama karena baik Masyumi maupun PNI ingin mendapatkan posisi perdana menteri.[1]

Pada 3 Agustus, Hatta menunjuk Burhanuddin Harahap dari Masyumi sebagai pembentuk kabinet baru. Burhanuddin Harahap pada saat itu merupakan politisi muda dan dianggap dapat diterima oleh semua partai dan gerakan politik. Ia gagal menyatukan Masyumi dan PNI, namun tetap mampu membentuk kabinet yang terdiri dari 12 partai. PNI kemudian menjadi oposisi, begitu pula dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Pimpinan

Informasi lebih lanjut Presiden, Wakil Presiden ...
Presiden Wakil Presiden
Soekarno Thumb Thumb Mohammad Hatta
Tutup
Informasi lebih lanjut Perdana Menteri, Wakil Perdana Menteri ...
Perdana Menteri Wakil Perdana Menteri
Burhanuddin Harahap Thumb Thumb
Thumb
Djanoe Ismadi
Harsono Tjokroaminoto
Tutup

Anggota

Ringkasan
Perspektif

Menteri

Berikut ini adalah menteri Kabinet Burhanuddin Harahap.

Informasi lebih lanjut No., Jabatan ...
No. Jabatan Foto Pejabat Mulai menjabat Selesai menjabat Partai
Perdana dan Wakil Perdana Menteri
1 Perdana Menteri Thumb Burhanuddin Harahap 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Masyumi
2 Wakil Perdana Menteri I Thumb R. Djanu Ismadi 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PIR-Hazairin
Wakil Perdana Menteri II Thumb Harsono Tjokroaminoto[a] 12 Agustus 1955 18 Januari 1956 PSII
Menteri
3 Menteri Luar Negeri Thumb Ide Anak Agung Gde Agung 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Demokrat
4 Menteri Dalam Negeri Thumb R. Sunarjo[b] 12 Agustus 1955 19 Januari 1956 NU
Thumb Pandji Suroso
(ad-interim)
12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Parindra
5 Menteri Pertahanan Thumb Burhanuddin Harahap 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Masyumi
6 Menteri Kehakiman Thumb Lukman Wiriadinata 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PSI
7 Menteri Penerangan Thumb Sjamsuddin Sutan Makmur 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PIR-Hazairin
8 Menteri Keuangan Thumb Sumitro Djojohadikusumo 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PSI
9 Menteri Perdagangan Thumb Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Katolik
10 Menteri Pertanian Thumb Mohammad Sardjan 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Masyumi
11 Menteri Perhubungan Thumb Frits Laoh 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PRN
12 Menteri Pekerjaan Umum Thumb Pandji Suroso[c] 26 Agustus 1955 3 Maret 1956 Parindra
13 Menteri Perburuhan Thumb Iskandar Tedjasukmana 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Buruh
14 Menteri Sosial Thumb Soedibjo[a] 12 Agustus 1955 18 Januari 1956 PSII
Thumb Sutomo
(ad-interim)
18 Januari 1956 3 Maret 1956 PRI
15 Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Thumb Soewandi Notokoesoemo[d] 26 Agustus 1955 3 Maret 1956 Parindra
16 Menteri Agama Thumb Muhammad Ilyas[e] 12 Agustus 1955 19 Januari 1956 NU
Thumb Mohammad Sardjan
(ad-interim)
19 Januari 1956 3 Maret 1956 Masyumi
17 Menteri Kesehatan Thumb Johannes Leimena 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Parkindo
18 Menteri Agraria Thumb Gunawan 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PRN
19 Menteri Negara Thumb Abdul Hakim Harahap
(Urusan Pertahanan)
12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Masyumi
Thumb Sutomo
(Urusan Bekas Pejuang Bersenjata)
12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PRI
Thumb Comala Adjaib Nur 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 PIR-Hazairin
Tutup

Menteri muda

Berikut adalah menteri muda pada Kabinet Burhanuddin Harahap:

Informasi lebih lanjut No., Jabatan ...
No. Jabatan Foto Pejabat Mulai menjabat Selesai menjabat Partai
1 Menteri Muda Perhubungan Thumb Asraruddin 12 Agustus 1955 3 Maret 1956 Buruh
Tutup

Catatan

  1. Pada 18 Januari 1956, Wakil Perdana Menteri II Harsono Tjokroaminoto dan Menteri Sosial Sudibjo, yang keduanya dari Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Wakil Perdana Menteri II dihapus dan jabatan Menteri Sosial ad interim dirangkap oleh Sutomo.
  2. Pada 19 Januari 1956, Menteri Dalam Negeri R. Sunarjo dan Menteri Agama Muhammad Ilyas yang keduanya dari NU mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Menteri Dalam Negeri ad interim dirangkap oleh Pandji Suroso dan Menteri Agama ad interim dirangkap oleh Mohammad Sardjan.
  3. Karena Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga belum dilantik, maka untuk sementara dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri I R. Djanu Ismadi. Baru pada tanggal 26 Agustus 1955, Pandji Suroso dilantik menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga yang baru (berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 1955).
  4. Karena Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan belum dilantik, maka untuk sementara dirangkap oleh Wakil Perdana Menteri II Harsono Tjokroaminoto. Baru pada tanggal 26 Agustus 1955, R.M. Suwandi dilantik menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang baru (berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 1955).
  5. Pada 19 Januari 1956, Menteri Dalam Negeri R. Sunarjo dan Menteri Agama Muhammad Ilyas yang keduanya dari NU mengundurkan diri dari jabatannya. Kemudian, jabatan Menteri Dalam Negeri ad interim dirangkap oleh Pandji Suroso dan Menteri Agama ad interim dirangkap oleh Mohammad Sardjan.

Program Kabinet

Program Kabinet Burhanuddin Harahap terdiri dari tujuh poin:[1]

  • Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril Pemerintah termasuk kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada Pemerintah.
  • Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan menyelenggarakan terbentuknya Parlemen yang baru.
  • Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun 1955 ini juga.
  • Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.
  • Memberantas korupsi.
  • Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia.
  • Memperkembangkan politik kerja sama Asia-Afrika, berdasarkan politik bebas dan aktif menuju perdamaian.

Pembubaran kabinet Burhanuddin

Selama masa kabinet, pemilihan parlemen berhasil diselenggarakan baik untuk Dewan Perwakilan Rakyat pada 29 September dan Konstituante pada 15 Desember. Kabinet juga berhasil memulihkan hubungan dengan TNI dengan menunjuk Abdul Harris Nasution sebagai kepala staf baru. Selain itu, kabinet membubarkan Uni Belanda-Indonesia.[2]

Dalam kedua pemilu tersebut, partai oposisi PNI menjadi partai terbesar dan PKI menjadi partai terbesar keempat, sehingga kabinet berada di bawah tekanan dari oposisi yang semakin besar.[3] Pada tanggal 3 Maret, kabinet mengundurkan diri agar kabinet baru dapat dibentuk berdasarkan hubungan baru dengan parlemen yang baru.

Galeri

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.