Loading AI tools
Angkatan Darat Militer Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (atau biasa disingkat TNI Angkatan Darat atau TNI-AD) adalah salah satu cabang angkatan perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik Indonesia di darat, menjaga keamanan wilayah perbatasan darat dengan negara lain, melaksanakan pembangunan dan pengembangan kekuatan di darat dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat.[2]
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat | |
---|---|
Dibentuk | 15 Desember 1945 (78 tahun, 10 bulan) |
Negara | Indonesia |
Aliansi | Tentara Nasional Indonesia |
Tipe unit | Angkatan Darat |
Peran | Menegakkan kedaulatan negara dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia |
Jumlah personel |
|
Bagian dari | Tentara Nasional Indonesia |
Markas Besar | Gambir, Jakarta Pusat |
Moto | Kartika Eka Paksi (Sanskrit, lit:"burung gagah perkasa dengan satu cita-cita yang mulia") |
Warna | |
Himne | Mars Kartika Eka Paksi |
Ulang tahun | 15 Desember (Hari Juang Kartika)[1] |
Pertempuran | |
Situs web | tniad.mil.id |
Tokoh | |
Panglima Tertinggi | Presiden Prabowo Subianto |
Kepala Staf | Jenderal TNI Maruli Simanjuntak |
Wakil Kepala Staf | Letnan Jenderal TNI Tandyo Budi Revita |
Inspektur Jenderal | Letnan Jenderal TNI Erwin Djatniko |
Koordinator Staf Ahli | Letnan Jenderal TNI Sonny Aprianto |
Insignia | |
Bendera | |
Roundel | |
Fin Flash |
Kekuatan TNI-AD saat ini terdiri dari 4 komando utama pembinaan (Kotama Bin) yaitu Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Kodiklatad), Komando Daerah Militer (Kodam) dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).[2]
Selain komando utama operasi, TNI-AD juga memiliki komando pendidikan yang mendidik para perwira dan calon perwira di Akademi Militer (Akmil), Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapaad), dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).
Cikal bakal lahirnya TNI pada awal kemerdekaan Indonesia dimulai dari penggabungan kekuatan bersenjata yang berasal dari para tokoh pejuang bersenjata, baik dari hasil didikan Kekaisaran Jepang (PETA), Belanda (KNIL), maupun mereka yang berasal dari laskar rakyat. Hasil penggabungan ini menghasilkan sebuah lembaga yang bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang kemudian berturut-turut berganti nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (juga TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).[3]
Pada masa Orde Baru, Tentara Nasional Indonesia (TNI) digabung dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Penggabungan ini membentuk sebuah badan dengan nama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Berdasarkan Ketetapan MPR No. VI/MPR/2000 kembali menggunakan nama Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah pemisahan peran antara TNI dan Polri.
Sejak kelahirannya, TNI menghadapi berbagai tugas dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Segera setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia menghadapi Sekutu/Belanda yang berusaha menjajah kembali bangsa Indonesia. Kedatangan kembali Sekutu/Belanda mendapat perlawanan kekuatan TNI bersama rakyat. Perlawanan tersebut menimbulkan pertempuran yang terjadi di mana-mana, seperti di Semarang (1945), Ambarawa (1945), Surabaya (1945), Bandung (1946), Medan (1947), Palembang (1947), Margarana (1946), Manado (1946), Sanga-Sanga (1947), Agresi Militer Belanda I (1947), Agresi Militer Belanda II (1948), dan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Pada saat menghadapi Agresi Militer Belanda II, walaupun Pemerintah RI yang saat itu berpusat di Yogyakarta telah menyerah, Panglima Besar Jenderal Soedirman tetap melanjutkan perjuangannya, yaitu dengan cara gerilya karena berpegang teguh pada prinsip kepentingan negara dan bangsa.
Akibat dari perlawanan tersebut akhirnya bangsa Indonesia mampu mempertahankan pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan RI pada tanggal 27 Desember 1949. Perjuangan ini berhasil berkat adanya kepercayaan diri yang kuat, semangat pantang menyerah, berjuang tanpa pamrih dengan tekad
TNI bersama rakyat melaksanakan operasi dalam negeri seperti penumpasan terhadap PKI di Madiun 1948 dan Gerakan 30 September 1965, terhadap pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Pemberontakan DI/TII di Aceh, Sulawesi Selatan, terhadap PRRI di Sumatera Barat, Permesta di Manado, Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan dan Tenggara, PGRS/Paraku di Kalimantan Barat, Republik Maluku Selatan di Ambon, Gerakan Aceh Merdeka di Aceh, Dewan Garuda di Sumatera Selatan, dan Organisasi Papua Merdeka di Papua. Perjuangan ini dilaksanakan demi kepentingan menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpegang teguh pada prinsip demi kepentingan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Operasi pengamanan dilaksanakan terhadap kegiatan kenegaraan seperti Pemilu, Sidang Umum MPR/Sidang Istimewa MPR, dan pengamanan terhadap terjadinya konflik komunal. Operasi pengamanan ini didasarkan pada kepentingan negara dan bangsa, penyelamatan kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia
TNI Angkatan Darat adalah bagian dari Tentara Nasional Indonesia dan disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2019, dimana Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membawahi Markas Besar TNI Angkatan Darat.[2]
Seluruh unsur pembantu pimpinan dijabat oleh perwira tinggi bintang tiga dengan pangkat Letnan Jenderal dan perwira tinggi bintang dua dengan pangkat Mayor Jenderal
Di TNI Angkatan Darat, sebagaimana di kecabangan lainnya, kepangkatan terdiri dari, Perwira, Bintara dan Tamtama. Adapun pangkat tertinggi di Angkatan Darat adalah Jenderal Besar dengan bintang lima. Sampai saat ini ada 3 orang perwira TNI Angkatan Darat yang dianugerahi pangkat tersebut. Mereka adalah:
TNI Angkatan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad). Kasad saat ini Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Nama | Asal | Tipe | Kaliber | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad P1/P2[5] | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Versi lokal dari Browning Hi-Power, dengan lisensi dari FN Herstal. Sekitar 30.000 P1 dan 2.000 P2 diproduksi. |
Pindad G2 Elite dan G2 Combat | Indonesia | Pistol semiotomatis | 9x19mm | Senjata standar TNI AD. |
Pindad PM2[5] | Indonesia | Pistol mitraliur | 9x19mm | |
MP5 series | Jerman | Pistol mitraliur | 9x19mm | Digunakan oleh pasukan khusus. |
AK-47[5] | Uni Soviet | Senapan serbu | 7.62x39mm | |
Pindad SS1[5] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Didasarkan pada FN FNC. |
Pindad SS2[5] | Indonesia | Senapan serbu | 5.56x45mm | Modenisasi SS1. |
M16[5] | Amerika Serikat | Senapan serbu | 5.56x45mm | |
M4 Carbine | Senapan Serbu | 5.56x45mm | ||
FAMAS | Prancis | Senapan Serbu | 0.223 | |
HK 416 | Jerman | Senapan Serbu | 5.56x45mm NATO | |
Pindad SPR-1[5] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-3[5] | Indonesia | Senapan runduk | 7.62x51mm | |
Pindad SPR-2[5] | Indonesia | Senapan anti material | 12.7x99mm | |
Pindad SM3 | Indonesia | Senapan mesin ringan | 5.56x45mm | Versi lokal FN Minimi. |
Pindad SM2[5] | Indonesia | Senapan mesin serbaguna | 7.62x51mm | Versi lokal FN MAG. |
Pindad SMB-QCB | Indonesia | Senapan mesin berat | 12.7x99mm | Versi lokal CIS 50MG. |
Nama | Asal | Tipe | Jumlah | Keterangan |
---|---|---|---|---|
Pindad SPG1 | Indonesia | Pelontar granat senapan | Pelontar granat yang pertama kali diproduksi lokal | |
M79 | Amerika Serikat | Pelontar geranat tembakan tunggal | ||
AT-13 Metis M | Rusia | Pelontar rudal anti-tank | ||
M80[6] | Yugoslavia | Rudal panggul | ||
PF-89 | China | Roket Anti Tank | ARISAKA-TYEPE 99 JEPANG KALIBER 91 | M1 GRAND AMERIKA |
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Leopard Revolution | Jerman | Tank tempur utama | 61 | Paket upgrade Leopard 2 dari Rheinmetall. Dipesan oleh Jenderal Pramono Edhie Wibowo [7] | |
Leopard 2A4 | Jerman | Tank tempur utama | 42 | Satu paket dengan Leopard Revolution[8] | |
AMX-13 | Prancis | Tank ringan | 325 | Ditingkatkan kemampuannya di PT Pindad | |
FV101 Scorpion 90 | Britania Raya | Tank ringan | 100 | Sebagian akan dipindah ke pulau Kalimantan |
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
AMX-VTT | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
Tarantula 6x6 | Republik Korea | Kendaraan tempur infanteri | 22 | Ditempatkan pada dua batalyon, yakni di Yonkav 1 Tank/Kostrad dan Yonkav 9 Serbu/Kodam Jaya. | |
Marder 1A3 | Jerman | Kendaraan tempur infanteri | 50 | Satu paket dengan Leopard Revolution.[9] | |
V-150 Commando | Amerika Serikat | Pengangkut personel lapis baja | 200 | ||
VAB | Prancis | Pengangkut personel lapis baja | 46 | Awalnya terdapat 14 disediakan. 32 lagi dibeli tahun 2006 untuk misi perdamaian Indonesia di Lebanon.[10] | |
Alvis Stormer | Britania Raya | Pengangkut personel lapis baja | ~70 | Termasuk varian pengangkut personel lapis baja, mobil komando, ambulans, derek, ranpur logistik, dan ranpur jembatan.[11] | |
Pindad APS-3 ANOA | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 380+[12] | Pemesanan Anoa pertama oleh TNI AD pada tahun 2008 sebanyak 154 unit untuk berbagai tipe. tahun 2011 memesan 11 unit tipe APC semua. Tahun 2012 memesan 61 unit.[13] | |
Pindad APR-1V | Indonesia | Pengangkut personel lapis baja | 40 | 2004 | Pendahulu Pindad APS-3. Dirancang berdasarkan rangka truk komersial milik Isuzu. Pesanan lanjutan batal akibat gempa bumi Samudra Hindia 2004. |
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
FV601 Saladin | Britania Raya | Mobil lapis baja | 69 | Secara bertahap akan diganti dengan Pindad Badak | |
Ferret[14] | Britania Raya | Mobil lapis baja | 55 | ||
Cadillac Gage Commando Scout | Amerika Serikat | Mobil lapis baja | 26 | 1983 | |
BTR-40[14] | Uni Soviet | Mobil lapis baja | 100-130 | 1963–1965 | Dimodifikasi di Indonesia dari pengangkut personel lapis baja menjadi varian intai lapis baja.[15] |
Pindad Badak | Indonesia | Mobil lapis baja | 50 | 2016[16] |
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
M151 MUTT | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Dodge M37 | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Renault Sherpa 2 | Prancis | Kendaraan angkut ringan | 30 | Juli 2011 | Diumumkan pada Juli 2011[17] |
Land Rover LWB | Britania Raya | Kendaraan angkut ringan | |||
Steyr Puch Haflinger 700 AP | Austria | Kendaraan angkut ringan | |||
Toyota Hilux | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Isuzu D-Max | Jepang | Kendaraan angkut ringan | |||
Ford Ranger | Amerika Serikat | Kendaraan angkut ringan | |||
Nissan Q4W73 | Jepang | Truk ringan | |||
DAF YA400 | Belanda | Truk angkut | |||
Unimog | Jerman | Truk menengah | |||
Steyr 680M | Austria | Truk menengah | |||
Bedford MK | Britania Raya | Truk ringan | |||
AM General M35 | Amerika Serikat | Truk menengah | |||
Steyr 17M29 | Austria | Truk menengah | |||
FAW CA150PL2 | Tiongkok | Truk menengah | |||
XR311 FAV | Amerika Serikat | Kendaraan serang cepat | |||
Cakra FAV | Indonesia | Kendaraan serang cepat |
Model | Asal | Tipe | Jumlah | Dalam pesanan | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Astros II | Brasil | Peluncur roket multilaras | 63[18] | Multikaliber | |
NDL-40 | Indonesia | Peluncur roket multilaras | 50 | Kaliber 77 mm, buatan PT DI | |
M48 | Yugoslavia | Meriam gunung | 144 | ||
AZP S-60 | Uni Soviet | Artileri antipesawat kaliber 57mm | 256 | ||
Oerlikon Skyshield[19] | Swiss | Artileri antipesawat kaliber 35mm | - | ||
M101 [20] | Amerika Serikat | Artileri tarik | 180 | ||
KH 178 | Korea Selatan | Artileri tarik | 72 | ||
KH 179 | Korea Selatan | Artileri tarik kaliber 155mm | |||
FH-2000[20] | Singapura | Artileri tarik | 8 | ||
Poprad (versi rudal Grom dalam sishanud Kobra [21]) | Polandia | Rudal darat-ke-udara jarak pendek | Tidak diketahui, namun dipercaya lebih dari 70 unit [22] | ||
ZU-23-2 (Buatan Polandia) | Polandia | Artileri Anti-Pesawat kaliber 23mm | - | ||
Rapier | Britania Raya | Rudal darat-ke-udara | 120 | Akan diganti | |
RBS-70[23] | Swedia | Rudal darat-ke-udara | 45 | ||
Mistral[24] | Prancis | Rudal darat-ke-udara | - | ||
QW-3[25] | Tiongkok | Rudal darat-ke-udara | - | ||
AMX Mk 61 | Prancis | Artileri gerak sendiri | 57 | ||
CAESAR | Prancis | Artileri gerak sendiri | 36[26] | ||
TAFLIR | Prancis | Radar | 5 | ||
Pesawat | Asal | Tipe | Versi | Beroperasi[27] | Keterangan |
---|---|---|---|---|---|
Aero Commander | Amerika Serikat | Helikopter angkut | 680 | 3 | |
Boeing AH-64 Apache | Amerika Serikat | Helikopter serang | AH-64E Guardian | 8 | [28] |
Bell 47 | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | 47G | 10 | |
Bell UH-1 Iroquois | Amerika Serikat | Helikopter multiperan | Bell-205A1 | 10 | |
Bell 412 | Amerika Serikat/ Indonesia | Helikopter transpor | 412EP | 24 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Britten-Norman Islander | Britania Raya | Transpor multiperan | BN-2A | 1 | |
CASA C-212 Aviocar | Spanyol/ Indonesia | Transpor taktis | 4 | Transfer produksi pada PT DI | |
Cessna 310 | Amerika Serikat | Transpor multiperan | 4 | ||
Eurocopter Bo 105 | Jerman/ Indonesia | Helikopter multiperan | 30 | Dibuat dengan lisensi di PT DI | |
Eurocopter EC120 Colibri | Prancis | Helikopter Latih | Untuk menggantikan Schweizer 300 | ||
Eurocopter Fennec | Prancis/ Indonesia | Helikopter multiperan | AS550 | 11 | Dibuat dengan lisensi di PT DI |
Mil Mi-17 Hip-H | Rusia | Helikopter serang ringan dan transpor | Mi-17V5 | 12 | |
Mil Mi-35 Hind | Rusia | Helikopter serang | Mi-35 Hind-F | 5 | [29] |
Schweizer 300 | Amerika Serikat | Helikopter latih | 300C | 6 | Akan diganti |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.