Loading AI tools
Grup musik rok asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Noah (sebelumnya bernama Peterpan; nama digayakan dengan huruf besar) adalah grup musik rok Indonesia yang dibentuk pada tahun 2000 di Bandung, Jawa Barat. Grup musik ini dibentuk dengan nama Peterpan oleh Ariel (vokal, gitar akustik, tamborin), Andika (kibor, piano), Indra (gitar bas), Lukman (gitar utama), Reza (drum, perkusi), dan Uki (gitar ritme). Musik mereka secara umum bergenre rok alternatif dan pop rock, sebagian besar lagunya ditulis oleh sang vokalis, Ariel. Lebih dari sembilan juta album telah terjual di Indonesia yang menjadikan Noah sebagai grup musik rok alternatif terlaris di negaranya.[3] Noah saat ini terdiri dari Ariel, Lukman, dan David (kibor).
Noah | |
---|---|
Informasi latar belakang | |
Nama lain |
|
Asal | Bandung, Jawa Barat, Indonesia |
Genre | |
Tahun aktif | 2000–2024[lower-alpha 1] |
Label | |
Anggota | |
Mantan anggota | |
Informasi YouTube | |
Kanal | |
Genre | |
Pelanggan | 3,2 juta subscribers (saat ini)[2] |
Total tayang | 1,2 miliar[2] |
Pada awalnya, Peterpan dibentuk sebagai grup yang tampil reguler di kafe. Penampilan mereka menarik perhatian pemain gitar bas Java Jive, Noey, yang memasukkan lagu mereka "Mimpi yang Sempurna" ke album kompilasi label mayor Musica Studio's Kisah 2002 Malam (2002). Kesuksesan lagu tersebut sebagai singel utama album membuat Peterpan mendapatkan kontrak dengan Musica Studio's dan Peterpan pun merilis album studio pertamanya Taman Langit pada tahun 2003. Ini diikuti dengan album studio kedua mereka Bintang di Surga (2004) yang meraih kesuksesan arus utama serta menjadi salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan di atas tiga juta kopi. Melihat kesuksesan ini, pada tahun berikutnya mereka dipilih untuk mengisi lagu tema pada film drama Indonesia 2005 Alexandria, dengan merilis album lagu tema yang berjudul sama.
Di tengah kesuksesannya, konflik internal terjadi dalam tubuh Peterpan yang menyebabkan keluarnya Andika dan Indra dari grup pada Oktober 2006. Selepas kepergian dua personelnya, mereka merilis album studio ketiga dan terakhir mereka dengan nama Peterpan, Hari yang Cerah... (2007) menyusul rasa keberatan ibu Andika untuk tetap berkarier menggunakan nama Peterpan. Sebagai pelepasan nama Peterpan, mereka merilis album hit terbaik Sebuah Nama, Sebuah Cerita (2008) dan disusul dengan pengangkatan personel tambahan David (kibor) menjadi personel tetap. Pada tahun 2009, Peterpan resmi melepas nama mereka.
Untuk sementara, eks-Peterpan menggunakan masing-masing nama personel sebagai nama grup sembari merencanakan nama yang baru. Namun, pada pertengahan 2010, rencana tersebut tertunda karena Ariel ditahan atas kasus video seks yang melibatkan dirinya. Selama Ariel dipenjara, mereka tetap bermusik bersama yang diikuti dengan rilisnya album instrumental Suara Lainnya (2012).
Setelah Ariel bebas bersyarat pada 23 Juli 2012, Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David segera mengumumkan nama baru grup musik mereka, yaitu Noah, pada 2 Agustus 2012. Ini diikuti dengan perilisan singel pertama mereka, "Separuh Aku" pada 3 Agustus 2012, disusul album studio pertama mereka Seperti Seharusnya (2012) yang meraih kesuksesan komersial dengan terjual di atas satu juta kopi. Terkait dengan perubahan nama grup, Noah membuat proyek tetralogi "Second Chance", di mana mereka merekam ulang lagu-lagunya sewaktu masih bernama Peterpan; Second Chance (2014), Taman Langit (2021), Bintang di Surga (2022), dan Hari yang Cerah (2022). Pada awal tahun 2015, Reza mengundurkan diri dari grup setelah merilis seri pertama proyek Second Chance. Sebagai bentuk penghormatan terhadap karya musisi legendaris Indonesia, Noah merilis album kompilasi Sings Legends (2016). Pada Agustus 2019, Uki resmi mengundurkan diri dari Noah setelah merilis album studio kedua mereka, Keterkaitan Keterikatan (2019).
Diskografi Noah secara keseluruhan mencakup lima album studio. Tiga album yang telah dirilis oleh Noah (termasuk non-album studio) di antaranya–Bintang di Surga (2004), Alexandria (2005), dan Seperti Seharusnya (2012)–terjual lebih dari satu juta kopi. Noah juga telah menerima berbagai penghargaan selama karier mereka, di antaranya tiga penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk Album Terbaik-Terbaik, dua penghargaan MTV Asia Awards, dan tiga nominasi pada MTV Europe Music Awards. Noah juga telah meraih penghargaan MURI untuk rangkaian-rangkaian konser mereka, yaitu konser yang digelar di enam provinsi dalam satu hari pada 18 Juli 2004 dan konser lima negara dalam satu hari pada 16 September 2012.
Sejak tahun 1993, Ariel dan Uki merupakan teman satu kelas di SMP dan berteman akrab karena kesukaan mereka pada musik. Mereka kemudian membentuk sebuah grup musik bernama Peppermint yang terdiri dari Ariel, Uki, Qibil, dan Dicky. Peppermint membawakan lagu-lagu karya Oasis. Penampilan grup ini hanya sebatas pada acara pentas seni sekolah atau undangan-undangan kecil, karena mereka membentuk grup ini sekadar untuk bersenang-senang.[4][5]
Memasuki masa SMA, Ariel dan Uki berada pada sekolah yang berbeda; Ariel berada di SMA Negeri 23 Bandung dan Uki berada di SMA Taruna Bakti.[6] Peppermint tetap berjalan dan kemudian namanya diganti menjadi Cholesterol serta mendapat tambahan personel baru, Eric.[7][8]
Ariel pertama kali bertemu dengan Lukman ketika dia menongkrong bersama teman-teman SMA-nya di warung Bu Susi yang berada dekat dengan sekolah. Saat itu, dia sedang menyanyikan lagu "Say You Love Me" karya Simply Red. Lukman sedang berada di daerah warung tersebut dan tertarik mendengar suara Ariel. Melalui bantuan adiknya, Bodeng, yang akrab dengan anak-anak di SMA tersebut, Lukman berkenalan dengan Ariel dan mengujinya dengan memintanya menyanyikan beberapa lagu lain. Terkesan dengan bagaimana Ariel membawakan lagu-lagu itu, Lukman pun mulai berteman dengannya.[9][10]
Di lain waktu, Lukman mengajak Ariel untuk bergabung dalam sebuah grup musik yang diberi nama Topi. Personel Topi pada saat itu antara lain adalah Lukman sendiri (gitar), Abel (gitar bas), Ari (drum), dan Andika (kibor). Terbentuk dengan formasi seperti itu, Ariel kemudian mengusulkan satu orang lagi untuk masuk ke dalam grup, yaitu Uki. Lukman menyetujui permintaan Ariel. Bersama Topi, mereka mulai tampil di kafe B Club. Itu adalah penampilan perdana mereka di sebuah kafe. Selain di kafe, mereka juga tampil di sejumlah acara ulang tahun, 17 Agustusan dan pentas seni. Setelah berjalan beberapa waktu, Uki, Ariel, dan Lukman memutuskan untuk keluar dari Topi karena grup tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas dan grup pun bubar begitu saja.[11][12][13]
Selama menganggur selepas lulus SMA, Ariel mendapatkan tawaran untuk bergabung ke dalam grup musik Universe yang dibentuk oleh Andika. Di dalam grup itu, terdapat beberapa personel yang tidak asing bagi Ariel, yaitu Uki dan Ari, ditambah dua nama baru, Indra (gitar bas) dan Nendy (gitar). Universe sempat tampil satu kali di kafe O'Hara. Tidak berselang lama, perubahan formasi kembali terjadi; posisi Nendy digantikan oleh Lukman karena dia kurang lebur bersama grup dan Ari digantikan oleh Reza, rekan Indra di grup musik Second Act, yang dinilai lebih mampu mengikuti performa grup.[14][15][16]
Pada 1 September 2000, Universe mengubah namanya menjadi Peterpan dengan formasi tetap Ariel (vokal), Lukman (gitar), Uki (gitar), Andika (kibor), Indra (gitar bas), dan Reza (drum).[17] Berdasarkan pernyataan Ariel dalam siniar bersama Helmy Yahya, nama Peterpan diambil dari nama sebuah warung sate kelinci di pinggir jalan daerah Puncak, Bogor yang disinggahi oleh Andika dan ibunya ketika beristirahat dalam perjalanannya dari Jakarta ke Bandung.[18]
Sejak awal dibentuk, Peterpan menyasar kafe sebagai panggung mereka dan menjadi profesional dengan membawakan lagu-lagu "Top 40".[19] Selama dua tahun, Peterpan tampil di kafe O'Hara, setelah itu sekitar setahun di kafe Sapu Lidi.[20]
Andika merekrut Budi Soeratman, manajer grup musik adiknya, sebagai manajer baru Peterpan. Reza menjelaskan usaha agar Budi menerima tawaran manajer ini, "Kebetulan, saat itu kami dapet job manggung di sebuah kafe. Buat ngeyakinin Abang –panggilan akrab Budi–, kami bertekad tampil habis-habisan. Seluruh kemampuan yang kami punya langsung dikerahkan." Sebelumnya, posisi manajer dipegang oleh Andika sendiri yang juga merangkap sebagai pemain kibor.[21]
Suatu hari, Peterpan tampil di kafe Sapu Lidi sebagai penampilan pembuka dari grup musik Caffeine yang saat itu sedang merilis albumnya. Penampilan mereka ditonton oleh pemain bas Java Jive dan manajer Caffeine, Noey. Dia saat itu sedang mencari satu grup pengganti untuk mengisi album kompilasi produksi Musica Studio's yang diisi beberapa grup musik karena ada grup yang keluar dari proyek tersebut.[22] Tertarik dengan penampilan mereka, Noey kemudian mencari manajer Peterpan, Budi, untuk menanyakan apakah Peterpan memiliki demo lagu ciptaan sendiri.[23] Budi mengirimkan demo kaset kepada Noey yang berisi tiga lagu, yaitu "Mimpi yang Sempurna", "Semua Tentang Kita", dan "Taman Langit".[22][24]
Pada akhirnya, "Mimpi yang Sempurna" terpilih untuk mengisi album Kisah 2002 Malam, nama dari album kompilasi tersebut.[22] Lagu itu juga dipilih sebagai singel utama album dan dibuatkan video musiknya.[25] Kesuksesan dari singel tersebut mendongkrak angka penjualan album hingga 150 ribu kopi, serta masuk ke dalam jajaran tangga musik di banyak radio nasional dan menjadi lagu yang sering dibawakan oleh para pengamen jalanan.[26]
Setelah album Kisah 2002 Malam dirilis, Peterpan melakukan tur konser ke sejumlah kota, seperti Malang dan Makassar, sebagai bagian dari promosi album. Itu adalah penampilan pertama mereka di luar Bandung. Selama tur konser, Peterpan membawakan lagu grup musik lain, terutama grup dari luar negeri, seperti Red Hot Chili Peppers dan Radiohead. Lagu debut mereka, "Mimpi yang Sempurna" dibawakan sebagai lagu penutup.[27]
Pada 15 Desember 2002, Peterpan tampil untuk pertama kalinya di stasiun televisi dalam perayaan ulang tahun pertama Trans TV, "Setahun Melangkah Trans TV".[28][29]
Label rekaman Musica Studio's melihat potensi besar yang dimiliki Peterpan. Musica Studio's mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album pertama Peterpan. Debut album Peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Album itu mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum untuk album Taman Langit.[30] Lagu andalan dalam album ini adalah "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna" "Aku dan Bintang", "Semua Tentang Kita", "Topeng" dan "Yang Terdalam".
Melihat kesuksesan Peterpan di album sebelumnya, maka dicetuskan ide Peterpan menggelar konser di beberapa kota dalam satu hari.[31] Jadi pada 18 Juli 2004, Peterpan menggelar konser maraton bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" di enam provinsi dalam tempo 24 jam. Konser tersebut dimulai di kota Medan pada sekitar pukul 07.55 dan berakhir di Surabaya pada sekitar pukul 23.00 WIB.[32] Atas prestasi ini, Peterpan mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai band pertama yang mampu menggelar konser di enam provinsi selama satu hari.[33]
Pada Agustus 2004, Peterpan merilis album kedua bertajuk Bintang di Surga. Album itu terjual 350.000 kopi dalam waktu 2 minggu setelah rilis dan pada awal Januari 2005 telah mencapai 2 juta kopi.[34] Pada Februari 2005, penjualan album ini mencapai 2,7 juta kopi.[35] Album ini kemudian mampu terjual sebanyak 3 juta kopi.[36] Lagu andalan album ini adalah "Ada Apa Denganmu", "Mungkin Nanti", "Kukatakan Dengan Indah", "Bintang di Surga", "Di Atas Normal", dan "Khayalan Tingkat Tinggi".
Pada awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid di Bangkok.[37][38] Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu".[39] Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "grup musik terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik", karena album Bintang di Surga.[40] Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling Ngetop".
Pada Februari 2005, Peterpan mengumumkan akan merilis album video, Untuk Sahabat Peterpan yang berisi video klip karaoke dan dokumentasi mereka ketika melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota. Menurut Musica Studio's, album video tersebut akan mulai dipasarkan pada bulan Maret 2005 mendatang.[41]
Pada pertengahan tahun 2005, Peterpan ditunjuk sebagai pengisi soundtrack dalam film Alexandria. Alexandria merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada November 2005 yang disutradarai oleh Ody C. Harahap dan dibintangi oleh Marcel Chandrawinata, Julie Estelle, Kinaryosih, dan Fachri Albar.
Pada September 2005, Peterpan merilis album musik tema yang berjudul OST Alexandria dalam konser "Menunggu Pagi" yang digelar di Dago Plaza, Bandung. Konser tersebut disiarkan di enam televisi nasional. Lagu yang menjadi andalan dalam album ini diantaranya, "Tak Bisakah", "Jauh Mimpiku", dan "Langit Tak Mendengar". Penjualan album ini dibilang cukup sukses, dengan terjual lebih dari 1 juta kopi.[42]
Pada tahun 2006, Peterpan kembali merilis album video berjudul Slalu, Untuk Sahabat Peterpan yang berisikan video klip karaoke dan video konser Peterpan "Menunggu Pagi" yang dilakukan pada September 2005 lalu.
Pada tanggal 8 Oktober 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari Peterpan. Perbedaan visi dalam bermusik, serta kontribusi yang minim dari kedua personel disebut sebagai alasan mereka dikeluarkan. Kedua mantan personel Peterpan ini pada akhirnya membentuk grup musik rok lainnya yang diberi nama The Titans. Dengan keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua personel tambahan, yaitu David pada kibor dan Luki pada bass. Ibunda Andika merasa keberatan jika, Ariel, Uki, Lukman dan Reza, masih menggunakan nama Peterpan. Andika sempat mengancam akan paksa Peterpan berhenti manggung selama belum berganti nama.
Pada Mei 2007, Peterpan merilis album keempat mereka yaitu Hari yang Cerah.... Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara yaitu di RUUMS, Kuala Lumpur, pada 25 Mei 2007 dan di Monumen Pahlawan Gasibu, Bandung. Acara ini disiarkan langsung di 7 stasiun televisi.[43] Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya.[44]
Pada bulan September 2007, mereka mengikuti acara "Song Festival" di Korea Selatan.[45]
Pada pertengahan tahun 2008, David ditetapkan sebagai personel resmi menyusul Luki yang keluar dari Peterpan karena dianggap belum cocok mengisi posisi bass. Setelah keluar, Luki bergabung dengan grup musik Domino (sekarang Govinda). Posisi bass yang kosong tersebut kemudian diisi oleh Ihsan Nurrachman.
Pada 8 Agustus 2008, Peterpan merilis album kompilasi bertajuk Sebuah Nama Sebuah Cerita dalam acara yang digelar di XXI Lounge Jakarta Theater, Jakarta.[46] Selain kompilasi lagu-lagu lama, album ini juga berisi empat lagu baru, yaitu "Walau Habis Terang", "Kisah Cintaku", "Dilema Besar", dan "Tak Ada yang Abadi". Album ini merupakan karya terakhir Peterpan sebagai persiapan untuk berganti nama grup musik pada tahun berikutnya.[47] Pada 19 Oktober 2008, Peterpan menggelar konser tunggal terakhir dengan nama tersebut di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta. Konser ini disiarkan di dua stasiun televisi, yaitu RCTI dan Global TV.[48]
Setelah nama Peterpan dilepaskan, Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David tampil tanpa nama grup, hanya menggunakan nama para anggota band. Ariel mengatakan bahwa mereka menargetkan akan mengumumkan nama baru untuk band mereka pada tahun 2010, saat album baru mereka dirilis.[49] Namun, rencana peluncuran nama dan album baru mereka tertunda karena Ariel ditahan pada tahun 2010 karena keterlibatannya dalam sebuah kasus video seks.[50][51]
Selama Ariel di penjara, band tanpa nama ini menggarap sebuah album berisi aransemen instrumental dari lagu-lagu Peterpan. Konsepnya berkembang dari aransemen dengan piano saja menjadi aransemen dengan berbagai alat musik. Walaupun merupakan album instrumental, sang vokalis Ariel tetap terlibat dalam pembuatan album dengan memberikan ide dan masukan apabila teman-teman bandnya berkunjung ke rutan. Album ini berjudul Suara Lainnya dan diluncurkan pada 23 Mei 2012 di bawah nama "Ariel, Uki, Lukman, Reza, David". Selain versi instrumental lagu-lagu Peterpan, terdapat pula vokal Momo Geisha pada lagu "Cobalah Mengerti" serta sebuah trek bonus, yaitu "Dara", singel solo yang Ariel tulis dan rilis di penjara.[52] Peluncuran album ini didukung oleh konser bertajuk "Konser Tanpa Nama" yang digelar oleh Uki, Lukman, Reza dan David pada 29 Mei 2012.[53]
Tidak lama setelah Ariel bebas bersyarat pada 23 Juli 2012, Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David segera mengumumkan nama baru mereka yang sudah ditentukan dua tahun sebelumnya. Pada awalnya, Ariel, Uki, Lukman, Reza dan David memilih nama Masterplan. Dikarenakan kasus Ariel yang sempat menghentikan langkah Peterpan berkarir selama beberapa tahun, dan karena suatu hal lalu anak anak eks Peterpan kembali berunding untuk menyepakati nama baru untuk Peterpan. Pada tanggal 1 Agustus 2012 anak anak eks-Peterpan berkumpul di Dago di rumahnya Uki, Setelah beberapa kali berunding, akhirnya Ariel, Uki, Lukman, Reza & David sepakat memilih nama Noah, mereka segera menelpon Bu Acin dan memberi tahu nama tersebut.[butuh rujukan] Ke esokan harinya pada 2 Agustus 2012, grup musik ini mengumumkan nama baru tersebut melalui konfrensi pers. Uki menceritakan bahwa Noah berarti membuat nyaman, memberi ketenangan, dan panjang umur.[54][55] Kemudian pada 3 Agustus 2012, grup musik ini merilis singel berjudul "Separuh Aku" lewat pemutaran di 200 radio secara serentak.[56] Pada 9 Agustus 2012, Noah meluncurkan buku Kisah Lainnya dengan penerbit Kompas Gramedia.[57]
Pada 15–16 September 2012, Noah melakukan konser di lima negara dalam waktu satu hari di Melbourne, Hong Kong, Kuala Lumpur, Singapura, dan berakhir di Jakarta. Noah kembali berhasil meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia, setelah sebelumnya mereka berhasil meraih rekor MURI pada tahun 2004.[58] Lalu pada 22 September 2012, Noah secara resmi meluncurkan album studio perdana mereka bertajuk Seperti Seharusnya di konferensi pers.[59] Penjualan album ini dilakukan melalui gerai KFC dan sudah terjual hingga 200 ribu keping selama tiga hari pertama penjualannya.[60] Pada Februari 2013, album Seperti Seharusnya sudah terjual satu juta kopi dan Noah mendapatkan penghargaan berupa plakat Multi Platinum.[61] Dengan penjualan di atas satu juta kopi, album Seperti Seharusnya termasuk dalam daftar album terlaris di Indonesia.
Pada 13 September 2013, Noah secara resmi meluncurkan buku berjudul 6.903 Mil: Cerita di Balik Konser 2 Benua 5 Negara. Buku yang ditulis oleh Candra Gautama bersama Hidayat A ini menceritakan persiapan dan pengalaman di balik konser 2 Benua 5 Negara yang digelar setahun sebelumnya. Buku ini dirilis dalam edisi eksklusif sebanyak 693 eksemplar.[62]
Pada November 2013, Noah resmi meluncurkan sebuah film dokumenter berjudul Noah: Awal Semula. Film yang disutradarai oleh Putrama Tuta itu menceritakan perjalanan mereka sampai bisa sukses kembali dengan nama Noah.[63] Film ini diluncurkan serentak di bioskop di seluruh Indonesia mulai 14 November 2013 dan di Hong Kong mulai 8 Desember 2013.
Pada 13 Juni 2014, Musica Studio's menggelar Hearing Session untuk singel yang akan dirilis oleh Noah. Mereka mengumumkan akan membuat lagu baru yang digarap bersama dengan produser asal Inggris, Steve Lillywhite.[64][65] Steve dikenal telah memproduseri beragam musisi mancanegara, diantaranya The Rolling Stones, U2, Thirty Seconds to Mars, dan The Killers.[65] Selain itu, Noah juga mengumumkan sebuah proyek yang diberi nama "Second Chance". Proyek tersebut dibagi menjadi empat seri album yang berisi rekaman ulang lagu-lagu Peterpan ditambah dengan tiga lagu baru.[66]
Hasil pertama dari kerja sama ini adalah sebuah lagu berbahasa Inggris, "Hero" yang dirilis sebagai singel pertama yang diputar secara serentak di 174 radio di Indonesia pada 6 Agustus 2014 dan di iTunes pada 7 Agustus 2014.[67] Pada 13 November 2014, Noah merilis singel keduanya "Seperti Kemarin" di iTunes.[68] Singel ini kemudian diluncurkan pada sore hari tanggal 21 November 2014 dan diputar serentak di 179 radio Indonesia selama 20 jam.[69]
Pada 22 Desember 2014, Noah mengadakan konferensi pers mengenai Reza yang memutuskan keluar dari Noah pada 1 Januari 2015.[70][71] Pada 31 Desember 2014, Noah meluncurkan album Second Chance dalam acara meet & greet yang diadakan di Carrefour Lebak Bulus, Jakarta.[72] Album ini merupakan seri pertama dari empat proyek "Second Chance" mereka.[73] Berisikan dua belas lagu dengan rincian: delapan lagu rekaman ulang Peterpan yang berada diluar ketiga album studio mereka, satu lagu rekaman ulang singel solo Ariel, "Dara", dan tiga lagu baru: "Hero", "Seperti Kemarin" dan "Suara Pikiranku".[74] Malam harinya, Noah tampil dalam konser 1000 Cerita New Year's Eve yang disiarkan di Trans 7. Itu menjadi penampilan terakhir Reza bersama Noah.[75][76]
Pada 16 Maret 2015, Noah mengumumkan bahwa mereka berencana untuk menggelar tur konser bertajuk Noah US Tour 2015 di Amerika Serikat pada April 2015, tepatnya di empat kota, yaitu San Francisco, Los Angeles, New York, dan Washington DC.[77] Tur ini ditunda karena beberapa alasan diantaranya kesehatan Ariel yang menurun.[78] Tur ini akhirnya digelar pada Oktober 2015 di tiga kota: Los Angeles, Washington DC, dan New York.[79]
Pada 1 Juni 2015, Noah merilis video musik untuk singel ketiga mereka, "Menunggumu" yang sebelumnya juga telah dibuatkan video musiknya sewaktu masih bernama Peterpan bersama mendiang Chrisye.[80] Pada 2 September 2015, Noah merilis video musik untuk singel keempat dan terakhir album ini, "Suara Pikiranku" di kanal YouTube Musica Studio's.[81]
Pada 20 November 2015, Iwan Fals merilis album SATU hasil proyeknya bersama beberapa band Musica Studio's, diantaranya Noah, D'Masiv, Geisha, dan Nidji di iTunes.[82] Pada 7 Desember 2015, Iwan Fals mengadakan konser bertajuk "SATU Project" bersama kolaborator album yang disiarkan di RCTI.[83] Konser ini digelar sebagai perkenalan untuk kolaborasi mereka. Setelah konser tersebut, mereka bersama akan menggelar promosi album dengan tur konser di lima kota di Indonesia, diantaranya Banjarmasin, Malang, Palembang, Makassar, dan Badung.[84][85] Pada 22 Desember 2015, Iwan Fals merilis video musik untuk singel kedua album ini, "Yang Terlupakan" yang ditampilkan bersama Noah.[86] Pada 15 Januari 2016, Musica Studio's merilis video musik untuk lagu "Abadi" yang ditampilkan oleh semua kolaborator, disusul video musik untuk lagu daur ulang "Kemesraan" pada 20 Juli 2016.[87][88] Album ini kemudian diluncurkan dalam jumpa pers yang digelar di Pisa Cafe, Menteng, Jakarta pada 11 Mei 2016.[85]
Pada 9 Februari 2015, penyanyi pop legendaris Indonesia Rinto Harahap meninggal dunia.[89] Untuk mengenang berbagai karya yang telah diciptakannya, Asosiasi Industri Rekaman Indonesia membuat sebuah proyek dimana para musisi muda mendaur ulang lagu-lagu Rinto. Beberapa label rekaman ikut bergabung, salah satunya Musica Studio's, label yang menaungi Noah.[90] "Cinta Bukan Dusta" kemudian dirilis dalam album tribute Rinto Harahap, Kami Mengenang Rinto Harahap.[91]
Pada 13 Mei 2016, Noah merilis lagu daur ulang karya Bimbo tahun 1984, "Sajadah Panjang" sebagai singel lewat pemutaran di radio. Lagu ini dijadikan sebagai singel utama untuk album yang akan mereka rilis.[92] Video musiknya kemudian dirilis pada 23 Mei 2016 di akun Vidio Musica Studio's.[93]
Pada 19 Mei 2016, Noah merilis album daur ulang Sings Legends melalui konser bertajuk "The Biggest Concert NOAH Sings Legends" yang disiarkan di SCTV. Konser ini diisi berbagai kolaborasi dengan musisi diantaranya Koes Plus, Ernie Djohan, Sam Bimbo, dan Angger Dimas, serta penyanyi lain yang juga ikut tampil seperti Titiek Puspa, Sheryl Sheinafia, dan Prilly Latuconsina.[94][95] Album ini berisi daur ulang delapan lagu karya musisi Indonesia yang Noah nilai legendaris. Ariel mengatakan bahwa mereka ingin memperkenalkan lagu-lagu tersebut ke generasi yang baru. Dari beberapa lagu yang mereka pertimbangkan, Noah memasukkan lagu-lagu yang mereka rasa mampu diaransemen dengan baik.[96][97]
Pada 30 Juni 2016, "Andaikan Kau Datang" dirilis sebagai singel kedua menyusul video musiknya yang dirilis pada 23 Oktober 2016.[98][99] Pada 24 Oktober 2016, Noah dan Musica's Studio yang bekerja sama dengan SPC Mobile meluncurkan produk "Noah Sound" yang terdiri dari ponsel cerdas, penyuara kuping, dan pengeras suara Bluetooth. Ponsel cerdasnya berisi fitur-fitur bertema Noah, seperti album Taman Langit dan Bintang di Surga versi Noah.[100][101] Bersamaan dengan acara tersebut, Noah merilis singel ketiga untuk album ini, yakni "Cinta Bukan Dusta" yang telah mereka rilis sebelumnya di album Kami Mengenang Rinto Harahap.[102] Video musiknya dirilis pada 6 November 2016 di kanal YouTube Musica Studio's.[103]
Pada 4 Agustus 2017, Noah merilis singel keempat sekaligus terakhirnya untuk album ini, "Biar Ku Sendiri" melalui video lirik yang mereka rilis di YouTube.[104] Video musiknya kemudian mereka rilis pada 29 September 2017.[105][106]
Setelah merilis dan mempromosikan Sings Legends, Noah berencana untuk membuat album kedua mereka yang sepenuhnya berisi lagu baru.[107] Rencana awalnya, mereka akan merilis album ini pada tahun 2017.[108] Untuk membantu memfokuskan diri dalam mengerjakan album, Noah mengerjakan album di kapal pinisi di laut selama satu pekan pada Februari 2017. Akan tetapi, prosesnya terhambat oleh cuaca yang buruk.[109] Pada 16 September 2017, Noah merilis dua lagu, "Jalani Mimpi" dan "My Situation", sebagai singel. Singel ini diyakini sebagai pembuka jalan bagi album studio berikutnya.[110] Pada malam harinya, Noah menggelar konser Road to New Album, di mana mereka membawakan kedua lagu tersebut serta meminta dukungan penggemar agar Noah dapat menyelesaikan album yang pada saat itu belum diberi nama, mengingat mereka baru menyelesaikan dua lagu dari album tersebut.[111] Pada Juli 2018, Ariel menjelaskan bahwa mereka sudah hampir menyelesaikan musik dari lagu-lagu di album, tetapi liriknya belum setengah selesai. Karena prosesnya cenderung molor bila dibandingkan dengan album-album Noah sebelumnya, Noah dibantu oleh gitaris Java Jive, Capung, yang sebelumnya pernah memproduseri album Peterpan.[112] Selain itu, mereka melibatkan penulis dan penyanyi lain untuk menulis liriknya.[113]
Pada 14 Juni 2019, Noah merilis singel "Wanitaku", lagu yang sudah dikerjakan sejak tahun 2017, secara khusus di JOOX. Kemudian pada 28 Juni, "Wanitaku" dirilis di platform musik digital lainnya. Video audio yang Noah unggah di YouTube mengungkap judul album, Keterkaitan Keterikatan, serta gambar sampulnya.[114][115] Pada 8 Agustus 2019, Noah melakukan konser peluncuran album Keterkaitan Keterikatan.[116] Pada hari yang sama, Uki (gitaris) mengumumkan pengunduran dirinya dari grup musik ini setelah peluncuran album Keterkaitan Keterikatan.[117] Kabar ini sudah mulai terdengar sejak beberapa bulan sebelumnya dengan tanda-tanda seringnya ketidakhadiran Uki bersama dengan band, lalu Ariel membenarkan tentang pengunduran diri Uki dari band ini.[118] Posisi gitaris ritme sementara diisi oleh Iwan Sukma untuk menggantikan posisi Uki.
Pada tanggal 19 Juni 2020, Noah merilis singel daur ulang dari Chrisye yang berjudul, "Kala Cinta Menggoda". Mereka mengaransemen ulang lagu ciptaan Guruh Soekarnoputra tersebut dalam versi yang lebih lembut. Lagu tersebut dijadikan sebagai singel utama dalam album kompilasi Puspa Ragam Karya Guruh Soekarno Putra 2020 yang berisi kumpulan lagu hits ciptaan Guruh Soekarnoputra yang diaransemen ulang oleh musisi lainnya. Video musik menyusul dirilis di YouTube pada tanggal 21 Juni 2020 yang disutradarai oleh Upie Guava dari rumah ketika PSBB sedang diberlakukan.[119][120]
Selama masa pandemi COVID-19 yang membuat konser secara langsung tidak bisa dilakukan, Noah menggelar beberapa konser virtual, di antaranya pada 10 Oktober 2020 dengan konser virtual bertajuk Perjalanan Tanpa Batas yang diselingi alur cerita drama,[121] konser virtual tanggal 5 Desember 2020 di mana mereka membawakan aransemen akustik dari lagu-lagu album Keterkaitan Keterikatan dan direkam dengan kamera 360 derajat,[122] dan konser virtual berjudul BEYONDmo yang menggunakan teknologi Unreal Engine dan ditayangkan pada 9 Januari 2021.[123] Noah kemudian merilis album Keterkaitan Keterkaitan versi akustik hasil dari konser mereka pada 5 Desember 2020. Album ini dirilis di platform musik digital dalam dua bagian yang mana album bagian pertama dirilis pada 22 Januari 2021, berisi tiga lagu dari album Keterkaitan Keterikatan: "My Situation", "Mendekati Lugu", dan "Mencari Cinta", satu lagu dari album Sebuah Nama, Sebuah Cerita: "Dilema Besar", dan satu lagu dari album Taman Langit: "우리의 이야기 Urieui Iyagi (Semua Tentang Kita)" yang dinyanyikan bersama Shakira Jasmine dalam bahasa Korea.[124] Bagian keduanya dirilis pada 5 Maret 2021, berisi lima lagu dari album Keterkaitan Keterikatan: "Menemaniku", "Jalani Mimpi", "Kupeluk Hatimu", "Kau Udara Bagiku", dan "Wanitaku".[125]
Pada 23 April 2021, Noah merilis video musik untuk lagu kolaborasinya bersama Bunga Citra Lestari, "Mencari Cinta".[126] Dengan dirilisnya video musik ini, semua lagu yang ada dalam album Keterkaitan Keterikatan telah dibuat video musiknya (kecuali "Jalani Mimpi" yang berkonsep video lirik). Pada 3 Juni 2021, TNI Angkatan Laut melalui kanal YouTube-nya merilis lagu himne "Wiratama Hiu Kencana" hasil kolaborasinya bersama Noah dan paduan suara dari Universitas Parahyangan. Himne ciptaan Kapten Pelaut Soesanto pada tahun 1967 tersebut dirilis untuk mengenang 40 hari tragedi tenggelamnya KRI Nanggala (402).[127] Pada 11 Juni 2021, Noah merilis singel daur ulang karya Berlian Hutauruk tahun 1977, "Badai Pasti Berlalu" untuk soundtrack sinetron SCTV dengan judul yang sama.[128] Video musik lagu ini dirilis pada 18 Juni 2021.[129]
Pada 8 Juli 2021, Ariel melalui akun Instagram-nya secara tersirat menyatakan promosi album Keterkaitan Keterikatan telah selesai. Noah selanjutnya berfokus mengerjakan proyek mereka yang sempat tertunda, "Second Chance".[130] Pada 12 Desember 2021, Noah mengadakan konferensi pers di mana mereka mengumumkan akan merilis album Taman Langit versi Noah serta rangkaian konser musik pada tahun 2022. Selain itu, mereka menyusul akan merilis proyek "Second Chance" lainnya.[131] Pada hari yang sama, Noah melakukan konser terbatas di Jakarta untuk mempromosikan album tersebut.[132] Taman Langit versi Noah kemudian dirilis di layanan musik digital dan dalam format CD pada tanggal 17 Desember 2021. Perilisan album ini disertai dengan rilis video musik untuk lagu "Yang Terdalam" versi Noah.[133] Video musik tersebut menjadi tren dan banyak diparodikan di media sosial setelah dirilis.[134][135]
Pada 7 Januari 2022, Noah merilis singel "Bintang di Surga" versi Noah dan merilis video musik untuk lagu tersebut.[136][137] Bintang di Surga versi Noah kemudian dirilis pada 12 Januari 2022.[138] Peluncuran album Bintang di Surga didukung dengan konser yang diselenggarakan pada 29 Januari 2022 di Yogyakarta.[139] Pada 21 Januari 2022, Noah merilis singel "Menghapus Jejakmu" versi Noah yang disertai video musiknya untuk mendukung perilisan album berikutnya.[140] Kemudian pada 26 Januari 2022, Noah merilis album berikutnya yaitu Hari yang Cerah versi Noah.[141]
Pada 25 Juni 2022, Noah merilis singel "Di Atas Normal" versi alternatif dari Bintang di Surga versi Noah.[142] Rencananya video musik untuk lagu tersebut akan dirilis pada 2 Juli 2022.[143]
Gaya musik Noah umumnya dikategorikan sebagai rok alternatif[144][145][146][147][148][149][150][151] dan pop rock.[145][147][151][152][153][154] Selain itu, gaya musik post-Britpop,[145][149][155][156] rok elektronik,[157][158][159][160] pop,[156][158][161][162] dan grunge[145][147][163] juga dibawakan oleh mereka. Mengenai genre musiknya, Ariel dalam wawancara peluncuran album rekaman ulang Second Chance pada tahun 2014 menyatakan, "[...] tapi kalau ditanya apa genrenya, kita pusing. Awalnya kita kan ngeband dengan menyanyikan lagu-lagu top 40. Jadi genrenya bermacam-macam jadi kebawa sampai sekarang."[164]
Dikutip dari berbagai media, Ariel menyatakan para musisi yang memberi pengaruh dalam musik mereka, beberapa yang disebut antara lain Coldplay,[165][166] Keane,[165] Nirvana,[167][168] Red Hot Chili Peppers,[169] The Cranberries,[170] Blur,[165] Foo Fighters,[165] Pearl Jam,[169] U2,[169] Sting,[165] Weezer,[165][171] Soundgarden,[167] dan Mudhoney.[167] Dalam buku autobiografi mereka Kisah Lainnya, Ariel menyebut Radiohead.[171] Geoff Max, sebuah merek sepatu lokal di mana Ariel menjadi duta mereknya membagikan daftar putar berdasarkan musisi yang menginspirasi gaya bermusik Noah seperti The Smashing Pumpkins dan Suede, serta musisi lokal seperti /rif, Pamungkas, Padi, TIC band, Letto, Ahmad Band, dan Koil.[172][173]
Ariel menyajikan gaya vokal yang beragam di setiap lagu mereka. Contohnya, pada lagu "Yang Terdalam" dari album Taman Langit, Ariel menggunakan teknik vokal falseto seperti yang dibawakan oleh vokalis Radiohead Thom Yorke dan vokalis Coldplay Chris Martin. Pada lagu "Menghapus Jejakmu" dari album Hari yang Cerah..., Ariel mengadopsi teknik vokal yang digunakan oleh vokalis Nirvana Kurt Cobain; teknik vokal ini mengandalkan suara yang berat dan serak. Kasus yang sempat menjerat dirinya cukup berpengaruh pada karakter suara Ariel. Selama tiga tahun mendekam di penjara, Ariel nyaris tidak pernah melatih pita suaranya.[174]
Lukman dipengaruhi gaya musiknya oleh Scorpions dan Bon Jovi pada band masa SMA-nya, Laras. Setelah keluar dari Laras, Bigfabela menjadi band berikutnya yang diisi Lukman. Di Bigfabela ini, Lukman memainkan lagu-lagu karya Mr. Big dan Toto. Selama masa Bigfabela, aliran neoclassical dan speed metal juga sedang naik daun, Lukman pun tak luput mempelajari melodi gitar yang dibawakan oleh Yngwie Malmsteen, serta band-band dari Asia seperti Power Metal dan Loudness.[175]
Mantan gitaris ritme, Uki menerima pengaruh gaya bermusiknya dari Oasis, The Stone Roses, dan Pulp pada band terdahulunya, Peppermint yang juga diisi oleh Ariel. Britpop menjadi gaya musik yang sering dimainkan di band tersebut. Topi menjadi band selanjutnya yang ditempati oleh Uki. Lagu-lagu yang dimainkan Topi cukup beragam alirannya, seperti karya dari Red Hot Chili Peppers, Blair MacKichan, dan Pearl Jam.[176]
Mantan drummer, Reza gaya permainan drumnya terinspirasi dari Tommy Lee, drummer Motley Crue. Reza juga mendengarkan lagu-lagu karya Skid Row dan U'Camp, serta beberapa band hard rock lokal seperti Power Slaves, Power Metal, Sahara, dan Kaisar. Dari cara mendengarkan tersebut, Reza mempelajari variasi dan pola pukulan drumnya. Seiring berjalannya waktu, permainan drum Reza semakin berkembang, lagu-lagu milik Biohazard, Sick of It All, Green Day, The Exploited, dan Nirvana juga turut dimainkannya. Gaya musik yang mempengaruhi Reza menjadi semakin beragam dari yang awalnya hanya hard rock dan rok, kemudian merambah ke grunge, punk, grindcore, dan hardcore.[177]
David memainkan berbagai lagu klasik pada awal belajarnya bermain piano. Setelah cukup jenuh dengan aliran klasik, permainan piano David mulai bergeser ke aliran pop. Lagu "Bohemian Rhapsody" karya Queen sempat dipelajari oleh David, juga karya Yngwie Malmsteen dalam album Eclipse yang melodi gitarnya dikonversi ke dalam piano. Memasuki masa SMA, David mendirikan band bernama Spielen yang beraliran fusion jazz. Lagu-lagu karya Casiopea menjadi lagu yang sering dimainkan oleh band ini. Di samping memainkan lagu bergaya fusion jazz, David juga menyukai aliran alternatif. Beberapa band yang disukainya antara lain Carpark North, Oasis, dan Nirvana.[178]
Kibordis pendiri grup musik, Andika dipengaruhi gaya bermusiknya oleh grup musik asal Inggris, yaitu The Beatles dan The Cure. Mantan basis, Indra gaya bermain gitar basnya terinspirasi dari basis Gigi, Thomas Ramdhan dan mendapat pengaruh gaya musiknya dari Bono, vokalis U2.[179]
Sebagian besar lagu Noah (termasuk Peterpan) ditulis oleh Ariel. Tema lirik yang dibawakan oleh mereka seputar percintaan, persahabatan, kehidupan, dan pemikiran abstrak.[180][181][182][183] Pada beberapa lagu, tema lain juga dibawakan, seperti lagu "Raja Negeriku" yang bertema kebangsaan dan "Para Penerka" yang bertema kritikan sosial.[184][185]
Ariel menyatakan bahwa Kahlil Gibran menjadi pengaruh besar dalam penulisan lirik lagu-lagu Noah.[168][186] Perkenalan Ariel dengan karya Kahlil Gibran dimulai dari sebuah kesalahan. Ketika dia hendak mencari sebuah buku novel, Ariel menemukan sebuah buku karya Kahlil Gibran yang berjudul Cinta, Keindahan, Kematian. Judul tersebut menarik perhatiannya, Ariel kemudian membeli dan membacanya di rumah. Tetapi, perlahan-lahan dia mulai menyadari bahwa selama ini yang dibaca bukanlah sebuah novel. Meski begitu, Ariel menyukainya.[187][188][189] Gaya bahasa puitis dan romantis inilah yang akhirnya menjadi ciri khas dalam setiap lirik lagu mereka.
Pada awalnya, tujuan Ariel menulis banyak syair atau puisi bukan untuk menciptakan lirik lagu, melainkan untuk menuangkan ide, contohnya pada lirik lagu "Mimpi yang Sempurna" dan "Ada Apa Denganmu". Lirik lagu-lagu tersebut sudah tersimpan cukup lama di buku catatan hariannya, namun tidak diciptakan nada-nada di dalamnya.[190] Ariel juga mengakui bahwa dirinya lebih suka menulis liriknya terlebih dahulu menjadi puisi. Ketika suasana hatinya sedang membantu untuk menciptakan sebuah lagu, barulah Ariel mulai membuat nadanya dan disesuaikan dengan stok-stok puisi yang ada.[191]
Dalam siniar bersama Raditya Dika di kanal Youtube-nya, Ariel menjelaskan cara dirinya menulis lirik untuk lagu-lagunya:
Jadi sebetulnya gini, bikin lagu menurut gue, kalau lo dalam mood yang sangat normal. Lo enggak akan pernah bisa bikin lagu yang bagus. Jadi emosi lo mesti diatas normal, mesti kayak lagi sedih, sedih banget. Atau lagi marah, marah banget. Atau lagi seneng, seneng banget. Nah biasanya kalau kehidupan gue udah enggak terlalu banyak emosi, sedih, senang, dan segala macam. Jadi gue lebih banyak ke pemikiran. Jadi kalau orang bilang 'wah ini lagunya tentang ini, tentang ini, sedih banget, mungkin pengalaman pribadi', gue bilang sebenernya sih enggak, jadi gue lebih ngebayangin, ow mungkin begini, ow mungkin begitu, pemikiran. Bisa jadi begitu. Tapi ya itu pinter-pinteran lagi, kayak semisalnya aktor kali, walau pun itu bukan kehidupan dia. Tapi kalau bisa terjun ke dalamnya dengan bagus jadi kayak intens juga ya.[192][193]
Di era Noah, porsi penciptaan lagu dari Ariel mulai berkurang, personel band lainnya menjadi lebih banyak menyumbangkan ide dalam pembuatan lagu. Singel hits dari album studio pertama Noah Seperti Seharusnya, "Separuh Aku" dan "Tak Lagi Sama" merupakan lagu ciptaan David dan pemain bas tambahan, Ihsan Nurrachman.[194] Selain itu, musisi dan penulis juga turut membantu menulis lagu-lagu Noah.[195] Beberapa contohnya seperti "Hidup Untukmu, Mati Tanpamu" yang penulisan liriknya dibantu oleh vokalis D'Masiv, Rian Ekky Pradipta,[196] "Hero" yang liriknya ditulis oleh vokalis Nidji saat itu, Giring Ganesha,[197] dan "Kupeluk Hatimu" yang lagunya ditulis secara ramai-ramai oleh Ariel, David, Rian Ekky Pradipta, Sabrang Mowo Damar Panuluh (vokalis Letto), Marchella FP (penulis buku), dan M. Aan Mansyur (penulis puisi dan cerpen).[198] Beriringan dengan fakta tersebut, Ariel mengakui bahwa dirinya sempat mengalami kebuntuan dalam menulis lirik lagu.[199][200]
Noah telah menjual lebih dari 9 juta album di Indonesia yang menjadikan mereka sebagai grup musik rok alternatif terlaris di negaranya.[3] Karya mereka menempati sebagai yang terbaik oleh kritikus musik dan penulis artikel. Pada tahun 2007, Rolling Stone Indonesia menempatkan album Bintang di Surga pada urutan 116 dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik;[201] pada tahun 2009, mereka menempatkan "Ku Katakan Dengan Indah" pada urutan 140 dalam daftar 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa;[202] pada tahun 2010, mereka menempatkan vokalis Ariel pada urutan 43 dalam daftar The 50 Greatest Indonesian Singers;[203] pada tahun 2014, mereka menempatkan Ariel pada urutan 28 dalam daftar 100 Pencipta Lagu Indonesia Terbaik.[204] Pada tahun 2007, Hai menempatkan Bintang di Surga dalam daftar 40 Album Indonesia Terbaik 1997-2007;[205] daftar ini tidak diurutkan berdasarkan peringkat.[206] Pada tahun 2012, Liputan6.com menempatkan album Seperti Seharusnya pada urutan pertama dalam daftar 6 album Indonesia terbaik tahun 2012[207] dan Kapanlagi.com menempatkannya pada urutan kedua dalam daftar 10 album Indonesia terbaik tahun 2012.[208] Pada tahun 2020, kolaborasi Kompas.com dengan Billboard Indonesia menempatkan album Keterkaitan Keterikatan pada urutan ke-16 dalam daftar 20 album Indonesia terbaik tahun 2019.[209] Album lagu tema tahun 2005 Alexandria, disebut oleh Dian Rosadi dari Merdeka pada tahun 2020 sebagai "album soundtrack terlaris sepanjang sejarah musik Indonesia, yang penjualannya mencapai hingga satu juta keping."[210] Pada tahun 2021, Pop Hari Ini menempatkan Bintang di Surga pada urutan kelima dalam daftar 20 Album Terbaik Label Arus Utama 2000-2020.[211]
Noah telah meraih berbagai penghargaan sejak dibentuk dengan nama Peterpan, diantaranya penghargaan Anugerah Musik Indonesia untuk Album Terbaik-Terbaik untuk album Bintang di Surga, Seperti Seharusnya dan Keterkaitan Keterikatan, dan untuk Karya Produksi Terbaik-Terbaik untuk lagu "Bintang di Surga" dan "Separuh Aku";[212][213][214] Anugerah Planet Muzik untuk grup musik terbaik pada tahun 2006, 2013, dan 2014;[215][216][217] MTV Asia Awards untuk artis Indonesia terfavorit pada tahun 2005 dan 2006;[218][219] dan dinominasikan di MTV Europe Music Awards untuk Best Southeast Asian Act pada tahun 2013, 2014, dan 2015.[220][221][222] Noah menjadi salah satu musisi peraih penghargaan terbanyak sepanjang sejarah gelaran Anugerah Musik Indonesia,[223] sebanyak 21 penghargaan dari 43 nominasi sampai tahun 2021. Lima album Noah (termasuk Peterpan dan kolaborasi Iwan Fals bersama Noah, Nidji, Geisha, dan D'Masiv) dinominasikan oleh Anugerah Musik Indonesia untuk kategori Album Terbaik-Terbaik yang menjadikan mereka sebagai musisi peraih nominasi terbanyak dalam kategori tersebut bersama Sheila on 7.[224]
Noah juga telah meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia atas pencapaian konser mereka, yaitu konser Peterpan di enam kota dalam satu hari pada tahun 2004 dan konser Noah di lima negara dalam satu hari pada tahun 2012.[33][58] Pada 3 Desember 2008, Musica Studio's mempersembahkan satu replika patung Peterpan yang dipajang di Museum Nasional Indonesia. Indrawati Widjaja, selaku Eksekutif Produser Musica Studio's, mengatakan bahwa Peterpan layak untuk diabadikan karena telah menorehkan banyak prestasi serta menjadi inspirasi bagi banyak grup musik yang bermunculan pada masa itu.[225]
Pendekatan musik rock/pop alternatif Peterpan pada lirik yang sederhana dan irama yang mudah diingat memengaruhi munculnya gelombang kedua pop Melayu di Indonesia.[226][227][228] Gelombang kedua dimulai dengan kemunculan Radja pada tahun 2004 melalui album Langkah Baru,[229][230] kemudian diikuti band seperti Kangen Band, ST12, Wali, Armada, Hijau Daun, dan D'Bagindas.[231][232] Selain melalui pendekatan musik, beberapa band mengambil inspirasi dari penampilan dan gaya bernyanyi Ariel serta gaya penulisan lirik.[233] Permasalahan internal yang berujung dengan keluarnya Andika dan Indra pada tahun 2006, disusul kasus video seks yang menimpa Ariel pada tahun 2010, membuat keberadaan Peterpan memudar sejenak.[233] Keadaan ini membuat eksistensi band-band pop Melayu semakin besar, ditambah dengan kehadiran acara musik pagi luar ruangan yang menjadi tempat untuk mempromosikan karya terbaru mereka.[232][233] Pada akhir tahun 2010, eksistensi musik pop Melayu mulai sedikit meredup, berganti dengan hadirnya grup vokal laki-laki/wanita Indonesia yang terinspirasi dari budaya K-pop di Korea Selatan seperti SM*SH, Coboy Junior, Cherrybelle, dan Blink.[234][235][236] Kehadiran kembali Noah pada tahun 2012 ditanggapi oleh pengamat musik Bens Leo sebagai "lokomotif industri musik Indonesia untuk bisa bersaing dengan musisi asing yang juga menjadikan Indonesia sebagai pasar mereka", Bens mengungkapkan "Akhir tahun ini [2012] musik Indonesia terselamatkan dengan munculnya kembali Noah. Karena tahun-tahun sebelumnya kan didominasi oleh boyband dan girlband. Mereka akan menjadi lokomotif industri panggung."[237] Fenomena ini kemudian melahirkan kalimat candaan yang sedikit provokatif: "Ariel bebas, boyband tewas!", berdasarkan pada meredupnya tren grup vokal setelah Noah kembali hadir dalam belantika musik Indonesia.[238][239]
Sama seperti grup musik tenar lain di Indonesia, konser Peterpan pun tak lepas dari masalah. Ketika konser di Stadion Harapan Bangsa, Kota Banda Aceh pada 22 Februari 2006, sedikitnya 30 orang penonton pingsan, terbanyak diantaranya adalah remaja putri. Tak hanya itu, konser ini juga dinilai "melanggar undang-undang Syariat Islam" yang telah diberlakukan secara menyeluruh di Aceh karena bercampurnya penonton pria dan wanita di dalam lapangan pertunjukan.[240]
Dampak dari kerusuhan di konser bukan hanya menimpa penonton, tetapi juga anggota grup musik yang tampil. Hal ini terjadi saat konser di Stadion Bima, Kota Cirebon pada 11 April 2006. Hujan batu dilemparkan para penonton tak berkarcis di luar stadion. Akibatnya tak hanya belasan penonton dilarikan ke berbagai rumah sakit akibat lemparan batu, tetapi juga sang vokalis, Ariel, yang tak luput dari hujan batu tersebut. Ariel terkena lemparan di bagian dada sehingga langsung diamankan ke luar stadion. Peristiwa itu membuat konser terhenti ketika mereka membawakan lagu kelimanya, "Mungkin Nanti" sekitar pukul 20.30 WIB.[241]
Pada Agustus 2006, Peterpan mendapat kabar bahwa singel mereka dari album OST Alexandria, "Tak Bisakah" diduga telah dijiplak oleh musisi asal India, bernama Pritam yang menggubah lagu "Kya Mujhe Pyaar Hai" untuk soundtrack film Woh Lamhe... (2006) yang dinyanyikan oleh KK.[242][243] Kabar itu pertama kali diketahui oleh manajer pemasaran Musica Studio's, Febby yang dihubungi oleh seorang temannya yang bekerja di MTV bahwa ada seorang wartawan dari The Times of India ingin mewawancarai Peterpan mengenai lagu "Tak Bisakah". Dari situ, Febby kemudian mengetahui kalau lagu "Tak Bisakah" telah dijiplak menjadi "Kya Mujhe Pyaar Hai".[244] Akhir dari kasus ini masih belum jelas sampai sekarang, apakah Peterpan mendapatkan kompensasi atau Pritam membeli lagu tersebut. Pada September 2007, Pritam diduga kembali menjiplak lagu mereka dari album Bintang di Surga, "Di Belakangku" yang diberi judul "Aao Milo Chalo" untuk soundtrack film Jab We Met (2007) yang dinyanyikan oleh Shaan dan Ustad Sultan Khan.[245][246]
Pada 5 November 2016, akun Twitter bernama @sifusiuss membuat sebuah twit berisi kutipan lagu "Perih" dari YouTube yang dinyanyikan oleh Ariel dengan menandai akun milik vokalis grup musik Keane, Tom Chaplin. Tom kemudian membalas twit tersebut dengan ungkapan kekesalan disertai penandai ke akun personel Keane lainnya. Kekesalan itu disebabkan aransemen musik yang ada pada lagu tersebut mirip dengan lagu mereka, "Everybody's Changing".[247][248] Sebelumnya, pada 28 April 2011 ketika Ariel masih di penjara, dia tampil bersama dengan Wali kota Bekasi yang tersandung kasus korupsi, Mochtar Mohamad untuk menyanyikan lagu "Perih" dalam perayaan HUT Bhakti Pemasyarakatan ke-47. Diketahui bahwa lagu tersebut merupakan ciptaan Mochtar yang ditulis ketika dia di penjara. Dalam wawancaranya dengan JPNN, Mochtar mengatakan "[...] lagu itu saya ciptakan hanya selama dua hari, ya menceritakan tentang duka kehidupan dalam tahanan."[249] Kemudian pada 21 Juni 2011, ketika Mochtar diwawancarai oleh Antara News, dia mengatakan bahwa Ariel yang akan menyanyikan dua lagu ciptaannya, yaitu "Perih" dan "Tergila-Gila". Kedua lagu tersebut telah selesai direkam dan dalam waktu dekat akan di mastering di Australia.[250] Beriringan dengan pernyataan Mochtar, pada 2 Maret 2013, akun Twitter bernama @FF_besar membuat pertanyaan yang ditujukan kepada Ariel, "Kang ane dapet lagu Terang Menunggu, Beban diatas bebas, Perih, Tergila gila. nah itu bukan lagu noah kan? (Kakak, saya dapat lagu "Terang Menunggu", "Beban Diatas Beban", "Perih", "Tergila-Gila". Nah, itu bukan lagu Noah kan? -pen)," Ariel kemudian membalas bahwa semua lagu yang disebutkan itu bukan karya Noah.[251]
Pada 22 Januari 2018, grup idola pria asal Korea Selatan, iKon merilis cuplikan video musik untuk lagu mereka, "Love Scenario". Cuplikan tersebut juga diunggah di akun Instagram direktur utama YG Entertainment saat itu, Yang Hyun-suk. Setelah cuplikan dirilis, postingan dibanjiri komentar oleh warganet. Warganet menilai aransemen musik lagu tersebut mirip dengan intro pada lagu Peterpan dari album Hari yang Cerah..., "Menghapus Jejakmu". Melihat polemik tersebut, keesokannya Yang Hyun-suk merilis cupilkan video berikutnya yang terdengar jauh berbeda dengan lagu "Menghapus Jejakmu".[252] Hyun-suk mengungkapkan bahwa lagu karya iKon ini memiliki nada yang berbeda dengan lagu "Menghapus Jejakmu". Hyun-suk juga meminta para penggemar agar mendengarkan lagu dengan penuh terlebih dahulu baru kemudian berkomentar.[253]
Selain plagiarisme, Noah sering kali dihadapkan dengan masalah kepemilikan lagu maraknya pembajakan lagu menjadi penyebab munculnya "lagu-lagu ajaib" tersebut. Pada 6 November 2016, Ariel melalui Twitter-nya membuat twit yang berisi keresahannya terhadap lagu-lagu yang disebut milik Noah, "Makanya kalau beli/cari lagu, ditempat yg legal. Di i-tunes bisa diliat discog Noah, lagu Noah yg gak ada disana brti bukan lagu Noah."[254] Ariel kembali menambahkan, "Kalau nyarinya yg bajakan, paati bakalan nemu lagu2 ajaib yg bukan punya Noah, tapi dibilang punya Noah."[255]
Beberapa lagu yang pernah disebut milik Noah antara lain, "Perjalanan Cintaku", "Terbaik dan Terindah", dan "Kau yang Ku Inginkan". Diketahui bahwa "Perjalanan Cintaku" merupakan lagu karya grup musik asal Samarinda, Pelangi band "Terbaik dan Terindah" karya grup musik Asoka, dan "Kau yang Ku Inginkan" karya grup musik The Arians.[256] Kemunculan lagu-lagu tersebut banyak terjadi ketika Peterpan bersiap untuk mengganti nama mereka.
Pada 9 Juni 2010, produser Peterpan Capung dalam wawancaranya dengan detikhot mengatakan, "Itu bukan dan aku udah dengar. Itu dimirip-miripin sama vokalnya. Gitarnya bukan Lukman banget. Kalau orang awam pasti bilang itu Peterpan, kalau aku tahu itu bukan." Capung juga menyatakan bahwa warna musik lagu-lagu tersebut masih berpedoman pada album studio kedua Peterpan, Bintang di Surga yang sudah mereka tinggalkan.[257]
Anggota terkini
Mantan anggota
|
Pemain tambahan dan tur terkini
Mantan pemain tambahan dan tur
|
Garis waktu
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.