Kota Medan
ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Medan (Jawi: ميدن; Surat Batak: ᯔᯩᯑᯉ᯳; Hanzi: 棉蘭; Tamil: மேடான்) adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar keempat di Indonesia setelah DKI Jakarta, Surabaya, dan Bandung serta kota terbesar di luar Pulau Jawa, sekaligus kota terbesar di Pulau Sumatra.[13][14][15]
Medan | |
---|---|
Kota Medan | |
Transkripsi bahasa daerah | |
• Abjad Jawi | ميدن |
• Surat Batak | ᯔᯩᯑᯉ᯲ |
• Hanzi | 棉蘭 |
• Aksara Tamil | மேடான் |
![]() Dari kiri atas searah jarum jam: Istana Maimun, Monumen Guru Patimpus Sembiring Pelawi, Balai Kota Lama, kawasan Masjid Raya Al Mashun, dan Tugu SIB. | |
Etimologi:
| |
Julukan:
| |
Motto: Kolaborasi Medan Berkah[3] | |
![]() Peta | |
Koordinat: 3.5894°N 98.6739°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sumatera Utara |
Tanggal berdiri | 24 November 1956[4] |
Dasar hukum | UU No. 16 Tahun 2024[4] |
Hari jadi | 1 Juli 1590 |
Pendiri | Guru Patimpus Sembiring Pelawi |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Rico Waas |
• Wakil Wali Kota | Zakiyuddin Harahap |
• Sekretaris Daerah | Wiriya Alrahman |
• Ketua DPRD | Wong Chun Sen Tarigan |
Luas | |
• Total | 265,10 km2 (102,36 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 2.539.829 |
• Kepadatan | 9,600/km2 (25,000/sq mi) |
• Laki-laki | 1.242.313 |
• Perempuan | 1.252.199 |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Melayu, Batak (Toba, Karo, Angkola, Mandailing, Dairi), Jawa, Hokkien, Mandarin, Minangkabau, Aceh, Tamil |
• IPM | 83,23 (2024) sangat tinggi [7] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | 20028 - 22525 |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 61 |
Pelat kendaraan | BK |
Kode Kemendagri | 12.71 |
Kode SNI 7657:2023 | MDN |
APBD | Rp 7.576.220.000.000,- (2024)[8] |
PAD | Rp 3.770.970.000.000,- (2024)[8] |
DAU | Rp 1.931.432.611.000,- (2024)[9] |
DAK | Rp 577.154.825.000,- (2024)[10] |
Semboyan daerah | Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota Medan metropolitan[11] |
Flora resmi | Trembesi[12] |
Fauna resmi | Lele santun[12] |
Situs web | pemkomedan |
Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional Kualanamu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang memiliki layanan khusus kereta api bandara. Berbatasan dengan Selat Malaka, Medan menjadi kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Pada tahun 2022, Kota Medan memiliki penduduk sebanyak 2.494.512 jiwa, dengan kepadatan penduduk 9.413 jiwa/km2.[5][13]
Sejarah Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Pemerintah Hindia Belanda memberikan status kotapraja (gemeente) pada 1 April 1909 dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatra Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Pulau Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.
Menurut Bappenas, Medan adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Makassar.[16][17] Medan adalah kota multietnis yang penduduknya terdiri dari orang-orang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Batak Karo sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minangkabau. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, di Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, India, Jepang, Malaysia, dan Jerman.
Sejarah
Ringkasan
Perspektif

Medan berasal dari kata bahasa Tamil Maidhan (மனிதன்) atau Maidhanam (மைதானம்), yang berarti tanah lapang atau tempat yang luas, yang kemudian teradopsi ke Bahasa Melayu. Dalam Kamus Indonesia-Karo (2002) yang ditulis Darwin Prinst, kata 'medan' berarti 'menjadi sehat' atau 'lebih baik.'[18]
Hari jadi Kota Medan diperingati tiap tahun sejak tahun 1970 yang pada mulanya ditetapkan pada 1 April 1909. Tanggal ini kemudian mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa ahli sejarah. Karena itu, Wali kota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan untuk melakukan penelitian dan penyelidikan. Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal 25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani membentuk Panitia Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH dan T.Luckman, SH. Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat Keputusan Wali kotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober 1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya Prof. Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis, SH, Drs. Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar. DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun membentuk Pansus dengan ketua M.A. Harahap, beranggotakan antara lain Drs. M.Hasan Ginting, Djanius Djamin, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo.
Dalam buku The History of Medan tulisan Tengku Luckman Sinar (1991), dituliskan bahwa menurut "Hikayat Aceh", Medan sebagai pelabuhan telah ada pada tahun 1590, dan sempat dihancurkan selama serangan Sultan Aceh Alauddin Saidi Mukammil kepada Raja Haru yang berkuasa di situ. Serangan serupa dilakukan Sultan Iskandar Muda tahun 1613, terhadap Kesultanan Deli. Sejak akhir abad ke-16, nama Haru berubah menjadi Ghuri, dan akhirnya pada awal abad ke-17 menjadi Deli. Pertempuran terus-menerus antara Haru dengan Aceh mengakibatkan penduduk Haru jauh berkurang. Sebagai daerah taklukan, banyak warganya yang dipindahkan ke Aceh untuk dijadikan pekerja kasar.
Selain dengan Aceh, Kerajaan Haru yang makmur ini juga tercatat sering terlibat pertempuran dengan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaka dan juga dengan kerajaan dari Jawa. Serangan dari Pulau Jawa ini antara lain tercatat dalam kitab Pararaton yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Dalam Negarakertagama, Mpu Prapanca juga menuliskan bahwa selain Pane (Panai), Majapahit juga menaklukkan Kampe (Kampai) dan Harw (Haru). Berkurangnya penduduk daerah pantai timur Sumatra akibat berbagai perang ini, lalu diikuti dengan mulai mengalirnya etnis-etnis dari dataran tinggi pedalaman turun ke pesisir pantai timur Sumatra. Etnis Batak Karo bermigrasi ke daerah pantai Langkat, Serdang, dan Deli. Etnis Batak Simalungun ke daerah pantai Batu Bara dan Asahan, serta etnis Batak Mandailing ke daerah pantai Kualuh, Kota Pinang, Panai, dan Bilah di Labuhanbatu.[19]
Dalam Riwayat Hamparan Perak yang dokumen aslinya ditulis dalam huruf Karo pada rangkaian bilah bambu, tercatat Guru Patimpus Sembiring Pelawi, tokoh masyarakat Karo, sebagai orang yang pertama kali membuka "desa" yang diberi nama Medan. Namun, naskah asli Riwayat Hamparan Perak yang tersimpan di rumah Datuk Hamparan Perak terakhir telah hangus terbakar ketika terjadi "kerusuhan sosial", tepatnya tanggal 4 Maret 1946. Patimpus adalah anak Tuan Si Raja Hita, pemimpin Karo yang tinggal di Kampung Pekan (Pakan). Ia menolak menggantikan ayahnya dan lebih tertarik pada ilmu pengetahuan dan mistik, sehingga akhirnya dikenal sebagai Guru Patimpus. Antara tahun 1614-1630 Masehi, ia belajar agama Islam dan di-Islamkan oleh Datuk Kota Bangun, setelah kalah dalam adu kesaktian. Selanjutnya Guru Patimpus menikah dengan adik Tarigan, pemimpin daerah yang sekarang bernama Pulau Brayan dan membuka Desa Medan yang terletak di antara Sungai Babura dan Sungai Deli. Dia pun lalu memimpin desa tersebut.[19]
Guru Patimpus Sembiring Pelawi pada tahun 1590 kemudian dipandang sebagai pembuka sebuah kampung yang bernama Medan Puteri walaupun sangat minim data tentang Guru Patimpus sebagai pendiri Kota Medan. Karenanya hari jadi ditetapkan berdasarkan perkiraan tanggal 1 Juli 1590 dan diusulkan kepada Wali kota Medan untuk dijadikan sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan, yang kemudian dibawa ke Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10 Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan. Sesuai dengan sidang DPRD, Wali kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 tanggal 1 Juli 1590. Secara resmi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal 1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu sebelumnya.
Di Kota Medan juga menjadi pusat Kesultanan Melayu Deli, yang sebelumnya adalah Kerajaan Haru. Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli (kini Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Indonesia).

John Anderson, orang Eropa asal Inggris yang mengunjungi Deli pada tahun 1833 menemukan sebuah kampung yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200 orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan sudah sejak beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan pengangkut lada yang menuruni sungai. Pada tahun 1909, Medan secara resmi memperoleh status sebagai kotapraja (geemente), dan tahun berikutnya menjadi ibu kota Keresidenan Sumatra Timur sekaligus ibu kota Kesultanan Deli. Tahun 1909, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu, dan seorang Tionghoa.
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan. Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari meninggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan sektor perdagangan. Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing, dan Aceh. Mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi untuk berdagang, menjadi guru, dan ulama.
Sejak tahun 1950, Medan telah beberapa kali melakukan perluasan areal, dari 1.853 ha menjadi 26.510 ha pada tahun 1974. Dengan demikian dalam tempo 25 tahun setelah penyerahan kedaulatan, kota Medan telah bertambah luas hampir delapan belas kali lipat.
Geografi
Ringkasan
Perspektif

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2.[20] Persentase luasnya sama dengan 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar.[butuh rujukan] Wilayah Kota Medan berada pada 3° 27' – 3° 47' Lintang Utara dan 98° 35'–98° 44' Bujur Timur.[21] Topografi kota Medan cenderung miring ke utara. Ketinggian wilayahnya mulai dari 2,5–37,5 meter di atas permukaan laut.[22]
Batas wilayah
Secara administratif, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut:
Utara | Selat Malaka |
Timur | Kabupaten Deli Serdang |
Selatan | Kabupaten Deli Serdang |
Barat | Kabupaten Deli Serdang |
Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam (SDA), khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karena secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat dengan daerah-daerah sekitarnya.
Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Sedikitnya ada sembilan sungai yang melintasi kota ini yakni Sungai Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang-Saling, Sungai Kera, dan Sungai Tuntungan. Pembenahan atau penataan sungai di Medan telah direncakan, untuk membentuk wisata heritage di kota Medan.[23] Selain itu, untuk mencegah banjir yang terus melanda beberapa wilayah Medan, pemerintah telah membuat sebuah proyek kanal besar yang lebih dikenal dengan nama Medan Kanal Timur.
Iklim
Berdasarkan klasifikasi iklim Köppen, Medan memiliki iklim hutan hujan tropis dengan musim kemarau yang tidak jelas.[24] Medan memiliki bulan-bulan yang lebih basah dan kering, dengan bulan terkering (Februari) rata-rata mengalami presipitasi sekitar sepertiga dari bulan terbasah (Oktober). Suhu di kota ini rata-rata sekitar 27 derajat Celsius sepanjang tahun. Presipitasi tahunan di Medan sekitar 2200 mm.
Data iklim Medan, Sumatera Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 37 (99) |
37 (99) |
37 (99) |
39 (102) |
43 (109) |
39 (102) |
38 (100) |
38 (100) |
38 (100) |
37 (99) |
37 (99) |
37 (99) |
43 (109) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.4 (84.9) |
30.6 (87.1) |
31.1 (88) |
31.6 (88.9) |
32 (90) |
31.7 (89.1) |
31.7 (89.1) |
31.6 (88.9) |
31.1 (88) |
30 (86) |
30 (86) |
29.4 (84.9) |
30.85 (87.58) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.6 (78.1) |
26.1 (79) |
26.7 (80.1) |
27.2 (81) |
27.3 (81.1) |
27.1 (80.8) |
27 (81) |
26.9 (80.4) |
26.6 (79.9) |
26.1 (79) |
26 (79) |
25.8 (78.4) |
26.53 (79.82) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.6 (70.9) |
21.7 (71.1) |
22.2 (72) |
23 (73) |
22.8 (73) |
22.6 (72.7) |
22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.2 (72) |
22.2 (72) |
22.1 (71.8) |
22 (72) |
22.24 (72.05) |
Rekor terendah °C (°F) | 18 (64) |
18 (64) |
18 (64) |
19 (66) |
18 (64) |
17 (63) |
16 (61) |
18 (64) |
19 (66) |
18 (64) |
15 (59) |
17 (63) |
15 (59) |
Presipitasi mm (inci) | 114 (4.49) |
84 (3.31) |
104 (4.09) |
119 (4.69) |
182 (7.17) |
143 (5.63) |
154 (6.06) |
182 (7.17) |
271 (10.67) |
278 (10.94) |
231 (9.09) |
223 (8.78) |
2.085 (82,09) |
Rata-rata hari hujan | 7 | 5 | 6 | 7 | 10 | 8 | 8 | 10 | 13 | 14 | 12 | 11 | 111 |
% kelembapan | 79 | 79 | 79 | 81 | 81 | 80 | 81 | 82 | 83 | 83 | 83 | 82 | 81.1 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 165 | 178 | 166 | 158 | 127 | 156 | 157 | 151 | 125 | 108 | 114 | 128 | 1.733 |
Sumber #1: Sistema de Clasificación Bioclimática Mundial[25]& BMKG[26] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase & WeatherOnline[27][28] |
Pemerintahan
Ringkasan
Perspektif

Wali kota
Wali Kota Medan adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Medan. Wali kota Medan bertanggungjawab kepada Gubernur provinsi Sumatera Utara. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Medan ialah Rico Waas, dengan wakil wali kota Zakiyuddin Harahap.[29] Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Medan 2024. Rico Waas merupakan wali kota Medan ke-19 pada era kemerdekaan.
No | Wali Kota | Mulai jabatan | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
19 | ![]() |
Rico Waas | 10 Februari 2025 | petahana | 24 (2024) |
Zakiyuddin Harahap |
Dewan perwakilan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan | |
---|---|
Dewan Perwakilan Rakyat Kota Medan 2024-2029 | |
Jenis | |
Jenis | |
Jangka waktu | 5 tahun |
Sejarah | |
Sesi baru dimulai | 17 September 2024 |
Pimpinan | |
Ketua | |
Wakil Ketua I | |
Wakil Ketua II | |
Wakil Ketua III | |
Komposisi | |
Anggota | 50 |
![]() | |
Partai & kursi | Pemerintah (39)
Oposisi (11) |
Pemilihan | |
Representasi Proposional | |
Pemilihan terakhir | 14 Februari 2024 |
Tempat bersidang | |
Gedung DPRD Kota Medan Jl. Kapten Maulana Lubis No. 1 Petisah Tengah, Medan Petisah, Kota Medan Sumatera Utara, Indonesia | |
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan (disingkat DPRD Kota Medan) adalah lembaga legislatif unikameral yang berkedudukan di Kota Medan, provinsi Sumatera Utara. DPRD Kota Medan memiliki 50 orang anggota yang tersebar di 10 partai politik, dengan perolehan suara mayoritas diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera. Ketua DPRD Kota Medan kini dijabat oleh Wong Chun Sen Tarigan.[30][31]
DPRD Kota Medan merupakan lembaga perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh rakyat Kota Medan pada pemilihan umum legislatif setiap lima tahun sekali.
Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024
Perolehan suara sah partai politik peserta Pemilu 2024 dari setiap daerah pemilihan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan adalah sebagai berikut.
Hasil pemilihan umum 2024 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
|
Pimpinan
Pimpinan DPRD Kota Medan terdiri atas satu orang ketua dan tiga orang wakil ketua yang berasal dari partai politik yang memiliki suara terbanyak di dewan.[33][30][31]
No | Jabatan | Nama | Partai Politik |
---|---|---|---|
1 | Ketua | Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B. | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan |
2 | Wakil Ketua I | H. Rajudin Sagala, S.Pd.I. | Partai Keadilan Sejahtera |
3 | Wakil Ketua II | H. Zulkarnaen, S.K.M. | Partai Gerakan Indonesia Raya |
4 | Wakil Ketua III | Hadi Suhendra | Partai Golongan Karya |
Komposisi anggota
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Medan dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[34] | 2019–2024[35] | 2024–2029 | ||
PKB | 0 | ![]() |
![]() | |
Gerindra | 6 | ![]() |
![]() | |
PDI-P | 9 | ![]() |
![]() | |
Golkar | 7 | ![]() |
![]() | |
NasDem | (baru) 2 | ![]() |
![]() | |
PKS | 5 | ![]() |
![]() | |
Hanura | 4 | ![]() |
![]() | |
PAN | 4 | ![]() |
![]() | |
PBB | 1 | ![]() |
![]() | |
Demokrat | 5 | ![]() |
![]() | |
PSI | (baru) 2 | ![]() | ||
Perindo | (baru) 0 | ![]() | ||
PPP | 5 | ![]() |
![]() | |
PKPI | 2 | ![]() |
||
Jumlah Anggota | 50 | ![]() |
![]() | |
Jumlah Partai | 11 | ![]() |
![]() |
Daerah pemilihan
Pada Pileg 2019,[36] pemilihan DPRD Kota Medan dibagi kedalam 5 daerah pemilihan (dapil) sebagai berikut:
Nama Dapil | Wilayah Dapil | Jumlah Kursi |
---|---|---|
KOTA MEDAN 1 | Medan Barat, Medan Baru, Medan Helvetia, Medan Petisah | 8 |
KOTA MEDAN 2 | Medan Belawan, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan | 12 |
KOTA MEDAN 3 | Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Timur | 8 |
KOTA MEDAN 4 | Medan Amplas, Medan Area, Medan Denai, Medan Kota | 10 |
KOTA MEDAN 5 | Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Tuntungan | 12 |
TOTAL | 50 |
Pada Pileg 2024,[37] pemilihan DPRD Kota Medan dibagi kedalam 5 daerah pemilihan (dapil) sebagai berikut:
Nama Dapil | Wilayah Dapil | Jumlah Kursi |
---|---|---|
KOTA MEDAN 1 | Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Baru, Medan Petisah | 7 |
KOTA MEDAN 2 | Medan Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan | 9 |
KOTA MEDAN 3 | Medan Deli, Medan Tembung, Medan Perjuangan, Medan Timur | 12 |
KOTA MEDAN 4 | Medan Kota, Medan Denai, Medan Amplas, Medan Area | 10 |
KOTA MEDAN 5 | Medan Sunggal, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan Selayang | 12 |
TOTAL | 50 |
Ringkasan
Perspektif
Periode 2019–2024
Berikut adalah daftar anggota DPRD Kota Medan periode 2019–2024.[38]
Nama Anggota | Partai Politik | Daerah Pemilihan | Suara Sah | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|
Dame Duma Sari Hutagalung | Gerindra | 5.250 | |||
H. Aulia Rachman, S.E.
(2019–2020) |
Gerindra | KOTA MEDAN 2 | 14.061 | Mengundurkan diri karena mengikuti Pilwali Medan 2020.[39] | |
Haris Kelana Damanik
(2020–2024) |
Gerindra | 5.029 | PAW atas nama H. Aulia Rachman, S.E.[40] | ||
Surianto (Butong) | Gerindra | 9.325 | |||
Siti Suciati, S.H.
(2019–2022) |
Gerindra | KOTA MEDAN 2 | 5.318 | Diberhentikan oleh partai karena tersandung kasus asusila. | |
Jaya Saputra | Gerindra | - | PAW atas nama Siti Suciati, S.H.[41] | ||
Ir. Sahat B. Simbolon
(2019–2022) |
Gerindra | KOTA MEDAN 3 | 7.681 | Meninggal dunia pada 17 Oktober 2022 | |
R. Muhammad Khalil Prasetyo, S.TI., M.Kom.
(2023–2024) |
Gerindra | - | PAW atas nama Ir. Sahat B. Simbolon[42] | ||
Netty Yuniati SRG | Gerindra | 5.120 | |||
H. Ihwan Ritonga, S.E., M.M. | Gerindra | 22.306 | Wakil Ketua DPRD | ||
Dedy Aksyari Nasution, S.T. | Gerindra | 2.926 | |||
Mulia Syahputra Nasution, S.H. | Gerindra | 4.741 | |||
D. Edy Eka Suranta S. Meliala
(2019–2023) |
Gerindra | KOTA MEDAN 5 | 4.703 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
Abdullah Roni
(2023–2024) |
Gerindra | - | PAW atas nama D. Edy Eka Suranta S. Meliala[41] | ||
Edward Hutabarat | PDI-P | 9.176 | |||
Robi, S.E. | PDI-P | 7.745 | |||
Margaret M.S. | PDI-P | 8.737 | |||
Paul Mei Anton Simanjuntak, S.H. | PDI-P | 9.482 | |||
Drs. Wong Chun Sen, M.Pd.B. | PDI-P | 8.753 | |||
Hasyim, S.E. | PDI-P | 16.376 | Ketua DPRD | ||
David Roni Ganda Sinaga, S.E. | PDI-P | 7.912 | |||
Drs. Daniel Pinem | PDI-P | 11.710 | |||
Johannes Haratua Hutagalung, S.Sos. | PDI-P | 8.395 | |||
Hendri Duin | PDI-P | 4.522 | |||
Mulia Asri Rambe (Bayek), S.H. | Golkar | 7.195 | |||
Modesta Marpaung, Am.Keb., SKM. | Golkar | 6.622 | |||
M. Rizki Nugraha, S.E. | Golkar | 6.397 | |||
Muhammad Afri Rizki Lubis, S.M., M.IP.
(2019–2023) |
Golkar | KOTA MEDAN 5 | 8.550 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
H. Ilhamsyah, S.H.
(2023–2024) |
Golkar | - | PAW atas nama Muhammad Afri Rizki Lubis, S.M., M.IP.[41] | ||
Antonius Devolis Tumanggor, S.Sos. | NasDem | 2.832 | |||
T. Edriansyah Rendy, S.H. | NasDem | 8.619 | |||
Afif Abdillah | NasDem | 3.555 | |||
Habiburrahman Sinuraya | NasDem | 4.906 | |||
H. Rajuddin Sagala, S.Pd.I. | PKS | 12.694 | Wakil Ketua DPRD | ||
Rudiawan Sitorus, S.Fil.I., M.Pem.I. | PKS | 4.954 | |||
Abdul Latif Lubis, M.Pd. | PKS | 4.875 | |||
Irwansyah, S.Ag., S.H.
(2019–2023) |
PKS | KOTA MEDAN 3 | 8.553 | Mengundurkan diri dari jabatannya lantaran akan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD dari partai politik yang berbeda dari sebelumnya. | |
Bukhari, S.E.
(2023–2024) |
PKS | - | PAW atas nama Irwansyah, S.Ag., S.H.[41] | ||
Rudiyanto, S.Pd.I. | PKS | 5.442 | |||
Dhiyaul Hayati, S.Ag., M.Pd. | PKS | 8.843 | |||
Syaiful Ramadhan | PKS | 4.108 | |||
Abdul Rani, S.H. | PPP | 4.813 | |||
Renville Pandapotan Napitupulu, S.T. | PSI | 2.716 | |||
Erwin Siahaan | PSI | 2.038 | |||
Abdul Rahman Nasution, S.H. | PAN | 3.412 | |||
H. T. Bahrumsyah, S.H., M.H. | PAN | 12.551 | Wakil Ketua DPRD | ||
Sudari, S.T. | PAN | 3.129 | |||
Edwin Sugesti Nasution, S.E., M.M. | PAN | 4.999 | |||
Edi Saputra, S.T. | PAN | 4.929 | |||
Sukamto, S.E. | PAN | 6.546 | |||
Janses Simbolon | Hanura | 4.971 | |||
Drs. H. Hendra D.S. | Hanura | 5.130 | |||
Ishaq Abrar Mustafa Tarigan, S.I.P. | Demokrat | 3.584 | |||
Parlindungan, S.H., M.H. | Demokrat | 2.182 | |||
Dodi Robert Simangunsong, S.H. | Demokrat | 6.057 | |||
Burhanuddin Sitepu, S.H. | Demokrat | 4.114 | |||
Galeri
- Komposisi DPRD
- Komposisi DPRD Kota Medan hasil Pileg 2019.
Lihat pula
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara
- Kota Medan
- Sumatera Utara
Referensi
- "Medan Paris-nya Sumatra". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- Arofani, Prila (2020-09-26). "20 Julukan Unik Kota-kota di Indonesia, Sarat Makna dan Sejarah". IDN Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- "Lambang Kota Medan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 2022-10-18.
- "Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2024 tentang Kota Medan di Provinsi Sumatera Utara" (PDF). Lembaran Negara Republik Indonesia. 2024-07-02. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2024-07-15. Diakses tanggal 2024-07-15.
- "Kota Medan Dalam Angka 2023" (pdf). BPS Medan. 28 Februari 2023. hlm. 56. Diakses tanggal 15 April 2023.
- "Kota Medan Dalam Angka 2019" (pdf). BPS Kota Medan. hlm. 179. Diakses tanggal 15 April 2023.
- "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2023-2024". www.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 23 November 2024.
- "Postur APBD Kota Medan Tahun 2024". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
- "Rincian Dana Transfer Umum T.A 2024 Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2024). Diakses tanggal 23 November 2024.
- "Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Sumatera Utara". djpk.kemenkeu.go.id. (2024). hlm. II-37. Diakses tanggal 23 November 2024.
- "Pemko Medan - Lambang Kota Medan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-07-18. Diakses tanggal 2010-05-28.
- Peraturan Wali Kota Medan No. 16 Tahun 2013 (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-06-24. Diakses tanggal 2022-08-05.
- "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2022" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 2 Februari 2022.
- Otto, Ben (5 Januari 2014). "Indonesian Volcano Erupts 77 Times in 24 Hours". The Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Maret 2016. ((Perlu berlangganan (help)).
- Gunawan, Apriadi (1 April 2014). "Medan offers historical and religious tourist sites". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Maret 2016. Diakses tanggal 12 September 2016.
- "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-05. Diakses tanggal 2019-05-16.
- Geografi. Grasindo. ISBN 978-979-759-619-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-26. Diakses tanggal 2019-05-16.
- "Asal Muasal Nama Medan". Media Indonesia. 9 Oktober 2020. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-10-18. Diakses tanggal 18 Oktober 2022.
- "Sejarah Kota Medan Sejarah Multi Kebudayaan". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-25. Diakses tanggal 25 Agustus 2018.
- Kota Medan Dalam Angka 2023. BPS Kota Medan. 2023. hlm. 3. ISSN 2302-2396.
- Kota Medan Dalam Angka 2019 (PDF). BPS Kota Medan. 2019. hlm. 3. ISBN 978-602-405-123-5.
- Sirait, R., Parinduri, S. H., dan Sirait, M. F. (2022). Kota Medan Dalam Angka 2022. BPS Kota Medan. hlm. 3. ISSN 2302-2396.
- "2023, Sungai Ditata Jadi Wisata Heritage". sumutpos.jawapos.com. Diakses tanggal 17 Juli 2023.
- "Medan, Indonesia Köppen Climate Classification (Weatherbase)". Weatherbase. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-30. Diakses tanggal 4 Juli 2015.
- "INDONESIA - Polonia". Centro de Investigaciones Fitosociológicas. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 66 & 131. Diakses tanggal 3 Oktober 2024.
- "Medan, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- "Total Hours of Sunshine, Medan, Indonesia". WeatherOnline. Diakses tanggal 3 Oktober 2020.
- Aldi, Nizar. "4 Pimpinan DPRD Medan Periode 2024-2029 Ditetapkan". detiksumut. Diakses tanggal 2024-11-17.
- Aldi, Nizar. "4 Pimpinan DPRD Medan Periode 2024-2029 Resmi Dilantik". detiksumut. Diakses tanggal 2025-04-22.
- "Keputusan KPU Kota Medan Nomor 868 Tahun 2024 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan Tahun 2024" (PDF). KPU RI. 20-03-2024. Diakses tanggal 05-05-2024.
- Daftar Anggota DPRD Kota Medan 2019-2024, diakses 3 Februari 2021.
- Arfah, Ahmad. "Duet dengan Mantu Jokowi di Pilkada, Aulia Bakal Mundur dari DPRD Medan". detiknews. Diakses tanggal 2022-02-08.
- Agency, ANTARA News. "Ketua DPRD Medan lantik Haris Kelana Damanik jadi anggota dewan - ANTARA News Sumatera Utara". Antara News. Diakses tanggal 2022-02-08.
- Gultom, Jones (12-12-2023). Ramita Harja, ed. "Empat PAW Anggota DPRD Medan Dilantik". medanbisnisdaily.com. Diakses tanggal 01-05-2024.
- Purba, Andreas (14-02-2023). Dewi Sukhrani, ed. "Raden Muhammad Resmi Jadi PAW Anggota DPRD Medan". rri.co.id. Diakses tanggal 01-05-2024.
- Aldi, Nizar (28-05-2024). "KPU Tetapkan 50 Anggota DPRD Medan Periode 2024-2029, Ini Daftarnya". detik.com. Diakses tanggal 24-06-2024.
Kecamatan
Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas wilayah mencapai 265,00 km² dan jumlah penduduk sekitar 2.478.145 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 9.352 jiwa/km².[1][2]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Medan, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah Kelurahan | Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
12.71.09 | Medan Amplas | 7 | |
12.71.10 | Medan Area | 12 | |
12.71.05 | Medan Barat | 6 | |
12.71.17 | Medan Baru | 6 | |
12.71.08 | Medan Belawan | 6 | |
12.71.06 | Medan Deli | 6 | |
12.71.04 | Medan Denai | 6 | |
12.71.03 | Medan Helvetia | 7 | |
12.71.11 | Medan Johor | 6 | |
12.71.01 | Medan Kota | 12 | |
12.71.13 | Medan Labuhan | 6 | |
12.71.15 | Medan Maimun | 6 | |
12.71.12 | Medan Marelan | 5 | |
12.71.18 | Medan Perjuangan | 9 | |
12.71.19 | Medan Petisah | 7 | |
12.71.16 | Medan Polonia | 5 | |
12.71.02 | Medan Sunggal | 6 | |
12.71.21 | Medan Selayang | 6 | |
12.71.14 | Medan Tembung | 7 | |
12.71.07 | Medan Tuntungan | 9 | |
12.71.20 | Medan Timur | 11 | |
TOTAL | 151 |
Demografi
Kulinari
Kehidupan sosial
Ekonomi
Transportasi
Olahraga
Kota kembar
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.