Kuala Lumpur
ibu kota Malaysia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kuala Lumpur (sering disingkat KL), atau nama lengkapnya Wilayah Federal Kuala Lumpur (Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur), adalah ibu kota dan kota terbesar di Malaysia. Secara administratif, daerah ini merupakan wilayah federal yang berada langsung di bawah Pemerintah Federal Malaysia. Kawasan tersebut meliputi wilayah seluas 244 km2 (94 sq mi), dengan penduduk sekitar 1,6 juta jiwa (2010).[2] Wilayah metropolitan Kuala Lumpur atau yang juga dikenal sebagai Lembah Klang, memiliki jumlah penduduk sebesar 5,7 juta jiwa.[3] Kuala Lumpur merupakan wilayah metropolitan dengan pertumbuhan paling pesat di Malaysia, baik dalam jumlah penduduk maupun ekonomi.[4]
Kuala Lumpur
كوالا لومڤور | |
---|---|
Wilayah Federal Kuala Lumpur Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur | |
![]() Dari kiri atas searah jarum jam: Menara Kembar Petronas, Jalan Petaling, Masjid Jamek dan muara sungai Gombak/Klang, Tugu Negara, Masjid Negara, citra langit KL. Tengah: Menara Kuala Lumpur | |
Julukan: K.L. | |
Motto: Maju dan Makmur | |
![]() Peta interaktif Kuala Lumpur | |
Negara | Malaysia |
Negara bagian | Wilayah federal |
Didirikan | 1857 |
Berstatus kota | 1972 |
Berstatus wilayah federal | 1974 |
Pemerintahan | |
• Jenis | Dewan Bandaraya |
• Wali kota | Kamarulzaman Mat Salleh |
Luas | |
• Ibu kota Wilayah federal | 243,65 km2 (95,18 sq mi) |
Ketinggian | 21,95 m (72 ft) |
Populasi (Q1 2024)[1] | |
• Ibu kota Wilayah federal | 2.075.600 |
• Kepadatan | 8,500/km2 (22,000/sq mi) |
• Metropolitan | 7.200.000 |
Indeks Pembangunan Manusia | |
• IPM (2019) | 0,868 (tinggi) |
Zona waktu | UTC+8 (Waktu Standar Malaysia (MST)) |
• Musim panas (DST) | UTC+8 (Tak ada) |
Kode pos | 50xxx hingga 60xxx 68xxx |
Mean solar time | UTC + 06:46:48 |
Kode telepon | 03 |
Plat mobil | Wxx (semua kendaraan kecuali taksi) HWx (taksi saja) |
ISO 3166-2 | MY-14 |
Situs web | Situs resmi Dewan Bandaraya Kuala Lumpur |
Di Kuala Lumpur berdiri Parlemen Malaysia. Kota ini juga pernah menjadi lokasi kantor pemerintahan eksekutif dan kehakiman, yang telah pindah ke Putrajaya sejak tahun 1999.[5] Namun beberapa kantor cabang kehakiman masih berdiri di kota ini. Kediaman resmi Yang di-Pertuan Agong, yaitu Istana Negara, berada di Kuala Lumpur. Kota ini juga merupakan pusat kebudayaan dan ekonomi Malaysia karena kedudukannya sebagai ibu kota dan kota utama.[6] Globalization and World Cities Study Group and Network (GaWC) menilai Kuala Lumpur sebagai sebuah kota global alfa.[7]
Wilayah Federal Kuala Lumpur adalah salah satu dari tiga wilayah federal di Malaysia, dan juga merupakan sebuah enklave di dalam wilayah negara bagian Selangor, di pantai barat tengah Semenanjung Malaysia.[8]
Sejak tahun 1990-an, kota ini telah menjadi tuan rumah dari berbagai acara olahraga, politik, dan kebudayaan internasional, seperti Commonwealth Games 1998 dan Formula Satu.[9] Selain itu, di Kuala Lumpur berdiri gedung kembar tertinggi di dunia, yaitu Menara Kembar Petronas.[10]
Kuala Lumpur dihubungkan dengan dunia luar oleh dua bandar udara, yaitu Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) di Sepang dan Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah di Subang.
Etimologi
Ringkasan
Perspektif

Kuala Lumpur berarti "pertemuan berlumpur" dalam Bahasa Melayu: kuala adalah titik di mana dua sungai bertemu, atau muara, dan lumpur yang berarti "lumpur".[11][12][13]
Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama tersebut berasal dari Sungai Lumpur ("sungai berlumpur"); pada 1820-an, tempat bernama Sungei Lumpoor disebut sebagai permukiman penghasil timah terpenting di Sungai Klang.[14] Namun, Kuala Lumpur terletak di pertemuan Sungai Gombak dan Sungai Klang, sehingga seharusnya disebut Kuala Gombak, karena kuala biasanya dinamai berdasarkan sungai yang bergabung dengan sungai yang lebih besar atau laut.[15]
Beberapa orang berpendapat bahwa Sungai Lumpur memanjang hingga pertemuan ini, sehingga titik di mana sungai tersebut bergabung dengan Sungai Klang disebut Kuala Lumpur,[16] meskipun ada yang mengatakan bahwa Sungai Lumpur merupakan sungai lain yang bergabung dengan Sungai Klang 1,5 kilometer (1 mil) di hulu pertemuan dengan Sungai Gombak, atau mungkin terletak di sebelah utara kawasan Batu Caves.[15]
Ada juga usulan bahwa Kuala Lumpur awalnya bernama Pengkalan Lumpur ("tempat pendaratan berlumpur"), seperti halnya Klang yang dulunya disebut Pengkalan Batu ("tempat pendaratan berbatu"), tetapi kemudian berubah menjadi Kuala Lumpur.[16] Teori lain menyatakan bahwa asal-usulnya berasal dari kata Kantonis lam-pa, yang berarti "hutan banjir" atau "hutan yang membusuk". Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung teori-teori ini selain anekdot.[17] Nama ini juga mungkin merupakan bentuk yang telah berubah dari nama asli yang terlupakan.[15]
Sejarah
Ringkasan
Perspektif


Sejarah modern Kuala Lumpur dimulai pada tahun 1850-an, ketika Raja Abdullah[18] membayar buruh Cina untuk membuka tambang timah yang baru dan lebih besar.[19] Mereka tiba di muara Sungai Gombak dan Sungai Klang untuk membuka tambang di Ampang.[19]
Tambang-tambang ini berkembang menjadi kawasan perdagangan yang semakin diterima sebagai kota perbatasan. Banyak kemelut yang dialami Kuala Lumpur, seperti Perang Saudara Selangor, wabah penyakit, kebakaran, dan banjir.[19] Di penghujung abad ke-19, Mohamed Taib bin Haji Abdul Samad seorang saudagar Melayu asal Minangkabau, membuka kawasan Chow Kit dan Kampung Bahru sebagai kawasan permukiman masyarakat Melayu.[20]
Thamboosamy Pillai ialah seorang tokoh penting dalam sejarah awal Kuala Lumpur.Thamboosamy juga memainkan peranan besar dalam membentuk asas bandar ini semasa era perlombongan bijih timah dan pembangunan ekonomi pada akhir abad ke-19.Thamboosamy Pillay juga dikreditkan sebagai individu yang membawa elektrik ke Tanah Melayu.[21].Sebagai ahli Lembaga Elektrik Kuala Lumpur, beliau membantu dalam membekalkan elektrik kepada bandar ini, termasuk stesen kereta api Kuala Lumpur sekitar tahun 1895.
Beliau bukan sahaja terkenal sebagai saudagar dan pemimpin masyarakat India, tetapi juga seorang tokoh yang menjalin hubungan erat dengan pelbagai kaum—Cina, Melayu dan Eropah. Sebagai seorang yang fasih dalam bahasa Inggeris dan Tamil, beliau sering menjadi orang tengah dalam urusan pentadbiran antara komuniti tempatan dan pihak British. Peranannya sebagai Chief Clerk kepada Residen British ketika itu menunjukkan betapa dipercayainya beliau oleh pihak pentadbiran kolonial.
Thamboosamy Pillai juga dikenali kerana menyumbang kepada pembangunan sosial dan infrastruktur di Kuala Lumpur. Selain membina Kuil Sri Mahamariamman, beliau turut menyokong pembinaan sekolah dan institusi kebajikan yang terbuka kepada semua, tanpa mengira bangsa atau agama. Falsafah kepimpinan beliau menekankan perpaduan dan pembangunan bersama, selaras dengan semangat Kuala Lumpur sebagai bandar pelbagai kaum.
Sebagai hartawan dan dermawan, beliau membantu banyak keluarga miskin termasuk dalam kalangan masyarakat Melayu dan Cina. Bantuan beliau dalam menyediakan pekerjaan, pendidikan dan perlindungan sosial memainkan peranan penting dalam membina komuniti yang lebih kukuh di bandar yang sedang berkembang ini.
Thamboosamy Pillai adalah contoh tokoh Malaysia sebenar—seorang yang menjunjung nilai kepelbagaian, keharmonian dan kemajuan. Sudah tiba masanya sumbangannya diiktiraf secara rasmi sebagai salah seorang pengasas awal Kuala Lumpur yang bukan hanya menyumbang kepada satu kaum, tetapi kepada keseluruhan masyarakat.
Pada tahun 1880, ibu kota Selangor dipindah dari Klang ke Kuala Lumpur yang jauh lebih strategis.[22] Pada tahun 1881, kebakaran dan banjir menghancurkan struktur kayu dan atap Kuala Lumpur. Residen Inggris di Selangor, Frank Swettenham, bertindak dengan mewajibkan semua bangunan dibangun dari batu bata dan ubin saja.[22] Kebanyakan bangunan baru menyerupai rumah toko di Cina Selatan, dengan ciri "kaki lima". Transportasi ke kota ini dipermudah dengan pembangunan jalur kereta api. Pembangunan semakin pesat pada tahun 1890-an, sehingga didirikan sebuah Lembaga Kebersihan (Sanitary Board). Pada tahun 1896, Kuala Lumpur dipilih sebagai ibu kota "Negeri-Negeri Melayu Bersekutu" yang baru.[23]

Berbagai komunitas datang menetap di Kuala Lumpur. Kaum Cina menetap di sekitar pusat perdagangan Medan Pasar di sebelah timur Sungai Klang. Orang Melayu, Chettiar, dan India Muslim menetap di sepanjang Java Street (kini Jalan Tun Perak). Lapangan yang kini dikenal sebagai Lapangan Merdeka, merupakan pusat kantor pemerintahan Inggris.[19]
Pada masa Perang Dunia Kedua, Kuala Lumpur dikuasai oleh tentara Jepang dari 11 Januari 1942 hinggga 15 Oktober 1945.[24] Pada tahun 1957, Federasi Malaya berhasil meraih kemerdekaan dari Britania Raya, dan Kuala Lumpur dipilih menjadi ibu kota.[25] Setelah pembentukan Malaysia pada 16 September 1963, kota ini juga dipilih sebagai ibu kota negara.
Kota ini menjadi saksi dari kerusuhan etnis yang meletus antara orang Melayu dengan orang Cina pada tanggal 13 Mei 1969.[26] Kerusuhan ini disebabkan oleh ketidakpuasan orang Melayu terhadap keadaan sosio-politik mereka saat itu. Kerusuhan 13 Mei menewaskan sekitar 196 jiwa,[26] dan memicu perubahan kebijakan ekonomi negara.
Kuala Lumpur memperoleh status kota pada tahun 1972,[27] dan menjadikannya permukiman pertama di Malaysia yang mendapatkan status tersebut sejak kemerdekaan. Pada 1 Februari 1974, Kuala Lumpur menjadi wilayah federal,[28] sehingga ibu kota Selangor dipindah ke Shah Alam pada tahun 1978.[29]
Pada tahun 1998, sebuah gerakan politik yang dikenal sebagai "Reformasi" berlangsung di kota ini.[30] Gerakan ini disebabkan oleh pemecatan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Pendukung Anwar turun ke jalan dan meminta reformasi di tubuh pemerintahan.[30]
Putrajaya dinyatakan sebagai wilayah federal dan pusat pemerintahan Malaysia pada tanggal 1 Februari 2001.[31] Fungsi-fungsi eksekutif dan yudikatif dipindah dari Kuala Lumpur ke Putrajaya. Namun, Parlemen Malaysia dan kediaman resmi Yang di-Pertuan Agong masih berada di Kuala Lumpur.[32][33]
Geografi
Ringkasan
Perspektif
Geografi Kuala Lumpur berciri lembah besar yang dikenal sebagai Lembah Klang yang berbatasan dengan Pegunungan Titiwangsa di timur, beberapa pegunungan kecil di utara dan selatan, dan Selat Malaka di barat. Kuala Lumpur terletak di muara antara Sungai Klang dan Gombak.[34]
Terletak di tengah-tengah negara bagian Selangor, Kuala Lumpur pernah berada di bawah pemerintahan Selangor. Pada tahun 1974, Kuala Lumpur dipisah untuk membentuk wilayah federal pertama yang diatur secara langsung oleh Pemerintah Federasi Malaysia. Luas wilayah kota ini adalah 24.365 km2 (9.407 sq mi), dengan rata-rata ketinggian 2.195 m (7.201 ft).
Iklim dan cuaca
Terlindung oleh Pegunungan Titiwangsa di timur dan pulau Sumatra, Indonesia, di barat, Kuala Lumpur memiliki iklim hutan hujan tropis (klasifikasi iklim Köppen Af) yang hangat dan cerah, dengan curah hujan yang lebat sepanjang tahun, terutama pada musim muson timur laut dari bulan Oktober hingga Maret. Suhu kota ini cenderung konstan, dengan titik maksimum sekitar 31 dan 33 °C (88 dan 91 °F) dan tidak pernah melampaui 37 °C (99 °F), sementara titik minimum sebesar 22 dan 235 °C (72 dan 455 °F) dan tidak pernah kurang dari 19 °C (66 °F). Kuala Lumpur setiap tahunnya menerima curah hujan sebesar 2.266 mm (89,2 in); bulan Juni dan Juli relatif kering, namun demikian, curah hujan biasanya melebihi 125 mm (5 in) sebulan.
Banjir sering terjadi di Kuala Lumpur ketika turun hujan deras, khususnya di pusat kota dan wilayah hilir.[35] Terkadang, wilayah Kuala Lumpur dan sekitarnya tercemar oleh abu yang berasal dari kebakaran hutan di Sumatra. Debu tersebut merupakan penyebab polusi utama di kota ini, yang diperburuk oleh pembakaran emisi dari kendaraan bermotor dan proses konstruksi.[36]
Data iklim Kuala Lumpur, Malaysia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rekor tertinggi °C (°F) | 38.0 (100.4) |
36.2 (97.2) |
36.7 (98.1) |
37.2 (99) |
38.5 (101.3) |
36.6 (97.9) |
36.3 (97.3) |
38.0 (100.4) |
35.8 (96.4) |
37.0 (98.6) |
36.0 (96.8) |
35.5 (95.9) |
38.5 (101.3) |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 32.0 (89.6) |
32.8 (91) |
33.1 (91.6) |
33.1 (91.6) |
33.0 (91.4) |
32.8 (91) |
32.8 (91) |
32.3 (90.1) |
32.1 (89.8) |
32.0 (89.6) |
31.7 (89.1) |
31.5 (88.7) |
32.4 (90.3) |
Rata-rata harian °C (°F) | 27.7 (81.9) |
28.2 (82.8) |
28.6 (83.5) |
28.7 (83.7) |
28.8 (83.8) |
28.6 (83.5) |
28.1 (82.6) |
28.1 (82.6) |
28.0 (82.4) |
28.0 (82.4) |
27.8 (82) |
27.6 (81.7) |
28.2 (82.8) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 23.4 (74.1) |
23.6 (74.5) |
24.0 (75.2) |
24.3 (75.7) |
24.6 (76.3) |
24.3 (75.7) |
23.8 (74.8) |
23.9 (75) |
23.8 (74.8) |
24.0 (75.2) |
23.8 (74.8) |
23.6 (74.5) |
23.9 (75) |
Rekor terendah °C (°F) | 17.8 (64) |
18.0 (64.4) |
18.9 (66) |
20.6 (69.1) |
20.5 (68.9) |
19.1 (66.4) |
20.1 (68.2) |
20.0 (68) |
21.0 (69.8) |
20.0 (68) |
20.7 (69.3) |
19.0 (66.2) |
17.8 (64) |
Presipitasi mm (inci) | 193 (7.6) |
198 (7.8) |
257 (10.12) |
290 (11.42) |
197 (7.76) |
131 (5.16) |
148 (5.83) |
162 (6.38) |
214 (8.43) |
265 (10.43) |
321 (12.64) |
252 (9.92) |
2.628 (103,49) |
Rata-rata hari hujan | 17 | 17 | 19 | 20 | 18 | 14 | 16 | 16 | 19 | 21 | 24 | 22 | 223 |
% kelembapan | 80 | 80 | 80 | 82 | 81 | 80 | 79 | 79 | 81 | 82 | 84 | 83 | 81 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 185.0 | 192.4 | 207.9 | 198.8 | 206.8 | 194.4 | 200.2 | 189.0 | 163.8 | 169.1 | 152.3 | 162.6 | 2.222,3 |
Sumber #1: Pogodaiklimat.ru[37] | |||||||||||||
Sumber #2: NOAA (sunshine hours, 1961–1990)[38] |
Pemerintahan
Ringkasan
Perspektif
Pemerintahan lokal
Tugas pemerintahan kota menjadi tanggung jawab Dewan Bandaraya Kuala Lumpur, sebuah lembaga di bawah naungan Kementerian Wilayah Federal Malaysia.[39] Dewan Bandaraya Kuala Lumpur bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan umum, pembuangan dan pengelolaan sampah dan limbah, perencanaan kota, perlindungan lingkungan, pengawasan konstruksi, pembangunan sosial dan ekonomi, dan pemeliharaan prasarana kota secara umum. Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Datuk Bandar yang dilantik dengan masa jabatan tiga tahun oleh Kementerian Wilayah Federal. Sistem pelantikan datuk bandar ini berlaku sejak pemilu pemerintah setempat ditunda pada tahun 1970.[40]
Sejak Kuala Lumpur menjadi wilayah federal pada 1 Februari 1974, kota ini telah dipimpin oleh sembilan orang wali kota (datuk bandar).[41] Datuk Bandar Kuala Lumpur kini adalah Dato' Ahmad Fuad Ismail, yang dilantik pada tahun 2008.[42]
Politik negara
Kuala Lumpur adalah tempat berdirinya Parlemen Malaysia, yang terdiri dari Dewan Rakyat dan Dewan Negara. Kota ini diwakilkan di Dewan Rakyat oleh sebelas orang anggota parlemen,[43] yang dipilih untuk masa jabatan lima tahun. Setelah sekian lama cenderung dikuasai oleh Barisan Nasional, pada pemilihan umum 8 Maret 2008, partai oposisi menguasai kursi-kursi parlemen untuk Kuala Lumpur. Partai-partai tersebut adalah Partai Tindakan Demokratik (5 kursi), Partai Keadilan Rakyat (4 kursi), dan Partai Islam Se-Malaysia (1 kursi); hanya satu kursi Dewan Rakyat yang diduduki oleh BN.
Demografi
Ringkasan
Perspektif
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010, Kuala Lumpur memiliki jumlah penduduk sebesar 1,6 juta jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 6.891 penduduk per kilometer persegi (17.310/mil persegi). Penurunan tingkat kelahiran yang berlanjut, telah menyebabkan persentase penduduk di bawah usia 15 tahun turun dari 33% pada tahun 1980 ke 27% pada tahun 2000.[44] Sebaliknya, golongan usia bekerja 15–59 tahun justru meningkat dari 63% (1980) menjadi 67% (2000).[44] Persentase penduduk berusia tua (60 tahun ke atas) juga naik dari 4% (1980) ke 6% (2000).[44]
Bahasa Melayu yang menjadi bahasa nasional, merupakan bahasa utama di Kuala Lumpur. Bahasa lain yang digunakan di kota ini adalah dialek-dialek Kanton, Mandarin, dan Tamil. Bahasa Inggris juga berperan besar sebagai perantara bisnis dan merupakan mata pelajaran wajib di sekolah.[45]
Etnis


Di Kuala Lumpur, beraneka ragam budaya bercampur, seperti Melayu, Tionghoa, India, Serani, dan juga suku-suku Kadazan, Iban dan suku asli lain dari Malaysia Timur dan Barat.[44][45] Pesatnya pembangunan Kuala Lumpur juga menarik perhatian pekerja asing dari Indonesia, Nepal, Burma, Thailand, Bangladesh, Pakistan, India, Sri Lanka, dan Vietnam.[46][47]
Berdasarkan sensus tahun 2010, orang Melayu merupakan yang terbesar di Kuala Lumpur. Masyarakat Melayu yang mayoritasnya berasal dari Kepulauan Nusantara, membentuk sekitar 44,2% dari keseluruhan penduduk kota.[48] Kebanyakan mereka datang dari Minangkabau, Bugis, dan Jawa.[49]
Pada akhir abad ke-18, ketika Eropa mengalami Revolusi Industri, banyak pekerja Cina dari wilayah Fujian dan Guangdong dibawa ke Tanah Melayu untuk bekerja di industri timah yang sedang berkembang pesat.[50] Orang Cina di Kuala Lumpur menuturkan berbagai dialek. Tetapi kebanyakan dari mereka merupakan orang Kanton[51] dan Hakka.[52] Pada tahun 2010, masyarakat Cina berjumlah sekitar 43,2% dari keseluruhan penduduk kota.
Orang India membentuk 10,3% dari jumlah penduduk Kuala Lumpur (2010). Kebanyakan dari mereka beragama Hindu dan menuturkan bahasa Tamil dan berbagai bahasa lain seperti bahasa Hindi, Malayalam, Punjabi, Telugu, dan Pashtun. Kebanyakan orang India dibawa ke Malaysia pada masa penjajahan Inggris.[50]
Sementara itu, data pada sensus Malaysia tahun 2020, etnis Melayu dan Tionghoa adalah dua etnis mayoritas di Kuala Lumpur. Berikut adalah besaran penduduk Kuala Lumpur berdasarkan etnis, menurut data sensus Malaysia tahun 2020;[53][54]
No | Etnis | Sensus Malaysia 2020 | |
---|---|---|---|
Jumlah | % | ||
1 | Melayu | 824.621 | 41,60% |
2 | Tionghoa | 737.161 | 37,19% |
3 | Bukan Warga Malaysia | 208.448 | 10,52% |
4 | India | 178.099 | 8,99% |
5 | Bumiputera lainnya | 21.718 | 1,10% |
6 | Etnis lain | 12.067 | 0,60% |
Kuala Lumpur | 1.982.112 | 100% |
Agama

Agama Islam merupakan agama terbesar di Kuala Lumpur dengan jumlah pengikut mencapai 45,29% (2020). Agama ini dianut oleh orang Melayu dan sebagian masyarakat India. Agama-agama lain yang dianut di Kuala Lumpur adalah agama Hindu (terutama di kalangan kaum India), Buddha (terutama di kalangan orang Cina), dan Kristen.[55] Berikut adalah banyaknya penduduk Kuala Lumpur menurut agama yang dianut, berdasarkan data sensus Malaysia 2020:[53]
Ekonomi
Ringkasan
Perspektif

Kuala Lumpur dan kawasan-kawasan sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di Malaysia.[4] Walaupun kantor pemerintahan pindah ke Putrajaya, kota ini tetap menjadi pusat ekonomi, keuangan, bisnis, asuransi, properti, media, dan kesenian negara. Badan-badan penting seperti Bank Negara Malaysia, Komisi Perusahaan Malaysia, dan Komisi Sekuritas Malaysia, serta kebanyakan kedutaan dan misi diplomatik, tetap berada di Kuala Lumpur.[56]
Pengembangan infrastruktur di kawasan sekitar, seperti Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur di Sepang, Koridor Raya Multimedia, dan perluasan Pelabuhan Klang semakin memperkuat kepentingan ekonomi kota ini. Bursa Efek Malaysia juga merupakan salah satu kegiatan ekonomi utama di Kuala Lumpur.[57]
Produk Domestik Bruto (PDB) Kuala Lumpur pada tahun 2000 diperkirakan mencapai RM 25.968 juta, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4,2%.[44] PDB per kapita Kuala Lumpur pada tahun 2000 adalah RM 30.727, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 6,1%.[44] Jumlah tenaga kerja di Kuala Lumpur diperkirakan sekitar 838.400 orang.[44] Sektor jasa seperti keuangan, asuransi, properti, bisnis, retail, restoran, hotel, transportasi, penyimpanan, komunikasi, jasa pribadi, dan jasa pemerintah, menyerap tenaga kerja sebesar 83% dari keseluruhan jumlah tenaga kerja.[44] 17% sisanya berada dalam sektor manufaktur dan konstruksi.
Besarnya sektor jasa dapat dilihat dari jumlah perusahaan perbankan dan asuransi yang beroperasi di kota ini. Kuala Lumpur siap menjadi pusat keuangan Islam sedunia[58] karena semakin banyaknya institusi keuangan yang menawarkan layanan keuangan Islam, serta kehadiran lembaga keuangan dari Timur Tengah seperti Al-Rajhi Bank[59] dan Kuwait Finance House. Disamping itu, di kota ini juga banyak terdapat cabang perusahaan luar negeri.[60]
Pariwisata

Sektor pariwisata juga berperan penting dalam ekonomi Kuala Lumpur. Selain membuka lapangan pekerjaan, sektor ini memperluas peluang usaha. Berbagai hotel didirikan di kota ini. Kuala Lumpur juga berkembang menjadi tujuan belanja internasional. Berbagai macam pusat perbelanjaan dan mal berdiri di kota ini. Pariwisata konferensi juga semakin berkembang pada tahun-tahun terakhir dan menjadi komponen penting dalam industri pariwisata.
Tujuan wisata penting di Kuala Lumpur adalah Lapangan Merdeka, Parlemen Malaysia, Istana Budaya, Istana Negara, Menara Kuala Lumpur, Museum Negara, Pusat Dagangan Dunia Putra, Tugu Negara, dan tempat-tempat ibadah seperti Masjid Jamek, Masjid Negara, dan Masjid Wilayah Federal.[61] Tujuan wisata lain adalah Aquaria KLCC, Batu Caves, Makam Pahlawan, Pusat Sains Negara, Jalan Petaling, Royal Selangor, dan Kebun Binatang Negara. Selain itu, terdapat acara-acara seperti pusat kebudayaan Melayu, perayaan kebudayaan Cina di Tokong Thean Hou, dan perarakan Thaipusam di Kuil Sri Maha Mariamman. Di Segitiga Emas (pusat perdagangan Kuala Lumpur) berdiri Menara Kembar Petronas yang merupakan menara kembar tertinggi di dunia. Di kota ini juga terdapat klub-klub malam, kedai arak, dan pusat hiburan, seperti Beach Club, Espanda, Hakka Republic Wine Bar & Restaurant, Hard Rock Cafe, Luna Bar, Nuovo, Rum Jungle, Thai Club, Zouk, dll, yang terletak di sepanjang Jalan P. Ramlee, Jalan Sultan Ismail, dan Jalan Ampang.
Retail
Di Kuala Lumpur terdapat 66 pusat perbelanjaan, yang menempatkannya sebagai pusat retail dan fesyen Malaysia.[62] Pada tahun 2006, sektor perbelanjaan di Malaysia menyumbangkan RM 7,7 miliar atau 20,8% dari pendapatan pariwisata.[63]
Suria KLCC adalah salah satu tujuan belanja utama di Malaysia karena terletak di bawah Menara Kembar Petronas. Selain Suria KLCC, Bukit Bintang memiliki jumlah outlet belanja terbanyak di Kuala Lumpur. Bukit Bintang, yang merupakan bagian dari Segi Tiga Emas Kuala Lumpur, meliputi 3 jalan raya, yaitu Jalan Bukit Bintang, Jalan Imbi, dan Jalan Sultan Ismail. Di Bukit Bintang terdapat berbagai kafe, outlet makanan, dan kompleks perbelanjaan seperti Berjaya Plaza, Berjaya Times Square, Bukit Bintang Plaza, Imbi Plaza, Kuala Lumpur Plaza, Lot 10, Low Yat Plaza, Pavilion KL, Starhill Plaza, dan Sungei Wang Plaza. Di Kuala Lumpur juga terdapat toserba terbesar di Malaysia, yaitu SOGO Kuala Lumpur[64] yang terletak di Jalan Tuanku Abdul Rahman.
Beberapa kompleks perbelanjaan juga dapat ditemui di wilayah Bangsar, seperti Bangsar Village, Mid Valley Megamall, dan The Gardens. Kawasan Damansara di barat laut Kuala Lumpur merupakan tempat berdirinya satu-satunya cabang IKEA di Malaysia. Selain itu, terdapat beberapa mall seperti Cathay Multi Screen Cinemas, The Curve, Ikano Power Centre, Citta Stripmall at Ara Jaya, dan One Utama.
Selain pusat perbelanjaan, beberapa zona di Kuala Lumpur telah ditetapkan untuk memasarkan produk lokal seperti tekstil dan kerajinan tangan. Pecinan di Kuala Lumpur, atau lebih dikenal sebagai Jalan Petaling, serta Pasar Seni merupakan beberapa tempat memasarkan produk-produk lokal.
Pemandangan kota
Ringkasan
Perspektif
Arsitektur

Arsitektur Kuala Lumpur merupakan paduan pengaruh kolonial, Asia, Melayu Islam, modern, dan post-modern.[65] Sebagai sebuah kota yang relatif muda dibandingkan dengan ibu kota lain di Asia Tenggara seperti Bangkok, Jakarta, dan Manila, kebanyakan bangunan masa kolonial di Kuala Lumpur dibangun sekitar akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Bangunan-bangunan ini menunjukan gaya Moor, Tudor, Neo-Gothik, atau Yunani-Spanyol.[66]
Sebelum Perang Dunia Kedua, di sekitar pusat kota lama terdapat banyak rumah toko, kebanyakan bertingkat dua. Rumah-rumah toko ini terinspirasi dari tradisi Cina Peranakan dan Eropa.[67][68] Walaupun sebagian telah dirobohkan untuk pembangunan baru, masih banyak rumah toko lama yang berdiri di sekitar wilayah Medan Pasar, Jalan Petaling, Jalan Tuanku Abdul Rahman, Jalan Doraisamy, Bukit Bintang, dan Tengkat Tong Shin.
Setelah kemerdekaan Malaysia, banyak bangunan bergaya Islam yang berdiri di ibu kota.[69] Beberapa bangunan arsitektur Islam adalah Menara Telekom, Menara Maybank, dan Kompleks Dayabumi.[70] Contoh lain adalah Menara Kembar Petronas yang didesain menyerupai motif-motif dalam seni Islam.[71]
Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, bangunan bergaya modern dan post-modern semakin bermunculan. Seiring dengan perkembangan ekonomi, bangunan-bangunan lama seperti Rumah Bok terpaksa dirobohkan untuk digantikan dengan bangunan baru. Bangunan-bangunan dengan kerangka kaca berjamuran di Kuala Lumpur, seperti Menara Kembar Petronas dan Kuala Lumpur Convention Centre.[72]
Taman

Taman Tasik Perdana, taman seluas 92 hektare yang terletak dekat dengan Parlemen Malaysia, sebelumnya merupakan tempat tinggal seorang pejabat Britania. Taman ini meliputi Taman Kupu-kupu, Taman Rusa, Taman Anggrek, Taman Bunga Raya, dan Taman Burung Kuala Lumpur (taman burung terbesar di Asia Tenggara).[73] Taman-taman lain di Kuala Lumpur adalah Taman ASEAN, Taman KLCC, Taman Tasik Titiwangsa, Taman Tasik Metropolitan di Kepong, Institut Penyelidikan Hutan Malaysia,[74] Taman Tasik Permaisuri, Taman Botani, Taman Ekuestrian, dan Taman Lembah Barat Bukit Kiara, Taman Tun Dr. Ismail, dan Taman Internasional Bukit Jalil.
Terdapat tiga hutan di Kuala Lumpur, yaitu Hutan Simpan Bukit Nanas (10.52 ha), Hutan Simpan Bukit Sungai Putih (7.41 ha), dan Hutan Simpan Bukit Sungai Besi (42.11 ha).[75]
Budaya
Ringkasan
Perspektif
Kuala Lumpur adalah pusat acara dan kegiatan kebudayaan di Malaysia. Salah satu tempat budaya terpenting di kota ini adalah Museum Negara yang terletak di Lebuhraya Mahameru. Museum ini menyimpan berbagai koleksi artefak dan lukisan yang terkumpul dari seluruh Malaysia.[76] Di Kuala Lumpur juga berdiri Museum Kesenian Islam yang menyimpan lebih dari tujuh ribu artefak Islam.[77] Koleksi museum ini tidak terbatas pada hasil karya kesenian Timur Tengah, tetapi juga menekankan pusaka kesenian dari Asia, terutama Cina dan Asia Tenggara. Di Museum Kesenian Islam juga terdapat kubah dan ruang pameran yang besar. Museum ini terletak di Jalan Lembah Perdana, di sebelah Masjid Negara.
Dewan Filharmonik Petronas merupakan salah satu tempat acara pertunjukan seni utama di Malaysia. Orkestra yang mendiami gedung ini adalah Orkestra Filharmonik Malaysia (MPO).[78] Balai Seni Lukis Negara yang terletak di Jalan Temerloh merupakan pusat keunggulan dan amanah warisan seni nasional. Balai seni ini menerapkan unsur arsitektur Melayu lama yang dipadukan dengan unsur arsitektur modern. Galeri Petronas yang terletak di pusat perbelanjaan Suria KLCC merupakan pusat seni murni. Galeri ini memamerkan hasil karya seni yang berubah-ubah sesuai dengan tema. Kuala Lumpur Performing Arts Centre (KLPac) di Sentul West merupakan pusat seni pertunjukan (terutama teater, musik, dan film) yang tersohor di Malaysia. Selain menjadi pusat produksi seni lokal, KLPac juga mendukung artis pertunjukan lokal dan regional yang independen.[79]
Setiap tahun, Kuala Lumpur mengadakan festival Malaysia International Gourmet Festival[80] dan Kuala Lumpur Fashion Week.[81]
Transportasi
Ringkasan
Perspektif


Berkendara sendiri merupakan metode transportasi utama di Kuala Lumpur.[82] Oleh sebab itu, setiap bagian kota terhubung dengan jalan bebas hambatan. Sebagai ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur memiliki jaringan jalan yang terhubung dengan kota-kota lain Malaysia.[83]
Kuala Lumpur dihubungkan dengan dua bandar udara. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) yang terletak di Sepang merupakan bandara utama. KLIA terletak 50 km di sebelah selatan kota, dan menghubungkan Kuala Lumpur dengan berbagai kota di dunia.[84] Bandar Udara ini dapat dicapai dengan menggunakan kereta KLIA Ekspres.[85] Bandara lainnya adalah Bandar Udara Sultan Abdul Aziz Shah, yang merupakan pintu masuk utama ke Kuala Lumpur dari tahun 1965 hingga dibukanya KLIA tahun 1998. Kini, bandara ini hanya digunakan untuk penerbangan charter dan turbopro.[86]
Transportasi publik di Kuala Lumpur terdiri dari layanan bus, taksi, dan kereta api. Sistem rapid transit di Kuala Lumpur terdiri dari tiga transportasi rel yang berbeda. Transportasi rel tersebut adalah RapidKL RAIL, KL Monorail, dan KTM Komuter. Stasiun KL Sentral berperan sebagai hub utama transportasi rel. Selain itu, KL Sentral juga menjadi hub bagi jalur kereta antar kota yang dioperasikan oleh KTM Intercity, dengan layanan hingga Singapura di selatan dan Hat Yai, Thailand, di utara.[87]
Operator kendaraan umum terbesar di Kuala Lumpur dan Lembah Klang adalah RapidKL.[88] Sejak mengambil alih tugas Intrakota Komposit Sdn Bhd, RapidKL telah mengatur ulang seluruh jaringan bus di Kuala Lumpur dan kawasan metropolitan Lembah Klang[89] demi meningkatkan mutu sistem transportasi publik Kuala Lumpur.
Di Kuala Lumpur, kebanyakan taksi berwarna merah dan putih. Perusahaan taksi yang besar, seperti Syarikat Teksi Oren Innovasi Timur, diperbolehkan pemerintah untuk menggunakan warna selain dari yang ditetapkan. Taksi-taksi di Kuala Lumpur telah menggunakan gas alam terkompresi (CNG) sebagai bahan bakar.
Kuala Lumpur dihubungkan ke jalur pelayaran internasional melalui Pelabuhan Klang. Pelabuhan Klang merupakan pelabuhan terbesar dan tersibuk di Malaysia.[90]
Kereta Api
Transportasi rel perkotaan utama di Kuala Lumpur. Dari kiri atas: MRT Kajang Line, MRT Putrajaya Line, LRT Ampang/Sri Petaling Line, LRT Kelana Jaya Line, KL Monorail Line dan KTM Komuter
KTM Komuter, layanan kereta komuter, diperkenalkan pada tahun 1995 sebagai sistem transportasi rel pertama yang menyediakan layanan kereta lokal di Kuala Lumpur dan daerah pinggiran Lembah Klang. Layanan ini kemudian diperluas ke bagian lain di Malaysia dengan diperkenalkannya sektor Utara dan Selatan.[91] Jaringan KTM Komuter di Sektor Pusat sepanjang 175 km memiliki 53 stasiun. Jaringan ini terdiri dari dua rute utama yang melintasi kota, yaitu Port Klang Line (Tanjung Malim ke Pelabuhan Klang) dan Seremban Line (Batu Caves ke Pulau Sebang/Tampin). Transfer antar dua jalur utama dapat dilakukan di empat stasiun pusat: KL Sentral, Kuala Lumpur, Bank Negara, dan Putra.
LRT (Light Rapid Transit) Malaysia adalah sistem kereta berkapasitas menengah di Lembah Klang, Malaysia. Jalur LRT pertama dibuka pada tahun 1996, dan sejak itu sistem ini berkembang menjadi tiga jalur, yang dibuka pada tahun 1998 dan 1999. Bersama dengan MRT, LRT dibangun dan dimiliki oleh Prasarana, dengan konsesi operasi yang saat ini dijalankan oleh Rapid KL dan Rapid Rail. Pada tahun 2006, pemerintah mengumumkan proyek perpanjangan Sri Petaling Line dan Kelana Jaya line extension.[92] Berbeda dengan jalur asli yang menggunakan sistem blok sinyal tetap, perpanjangan ini menggunakan sistem sinyal berbasis komunikasi communications-based train control (CBTC).[93][94]

MRT (Mass Rapid Transit) Malaysia adalah sistem transportasi rel cepat yang membentuk sebagian besar jaringan kereta di Kuala Lumpur dan Lembah Klang. Bagian pertama MRT dibuka pada 16 Desember 2016, dan jaringan ini berkembang pesat sejalan dengan tujuan Malaysia untuk membangun sistem transportasi rel yang komprehensif sebagai tulang punggung transportasi publik negara. Jaringan ini terdiri dari tiga jalur – 13 MRT Circle Line, yang melingkari Kuala Lumpur, 9 MRT Kajang Line, dan 12 MRT Putrajaya Line, yang mencakup radius 20 km dari pusat kota ke arah tenggara–barat laut. Sekitar 90 stasiun baru direncanakan dalam konsep "roda dan jari-jari", di mana 26 di pusat kota akan berada di bawah tanah. Kapasitas penumpang diperkirakan mencapai dua juta orang per hari.[95]
KL Monorail dibuka pada 31 Agustus 2003 dengan 11 stasiun yang membentang sejauh 86 km (53 mi) di atas dua jalur rel layang. Jalur ini diberi nomor 8 dan diberi warna hijau muda pada peta transit resmi. Jalur ini menghubungkan pusat transportasi KL Sentral di selatan dan Titiwangsa di utara dengan "Segitiga Emas", yang mencakup area komersial, perbelanjaan, dan hiburan seperti Bukit Bintang, Imbi, Sultan Ismail, dan Raja Chulan.[96]
Bus

Bas Mini KL atau Layanan Mini-Bus Kuala Lumpur adalah salah satu layanan transportasi publik tertua dan paling populer di Malaysia, yang telah melayani Kuala Lumpur dan wilayah Lembah Klang. Bus ini umumnya dicat merah muda dengan garis putih di sampingnya dan memiliki kapasitas penumpang hanya 20–30 orang karena ukurannya yang lebih kecil. Bus ini beroperasi dengan sistem komisi, di mana operator layanan dibayar berdasarkan tarif yang mereka kumpulkan. Layanan mini-bus ini dimulai pada 23 September 1975 dan dihentikan pada 1 Juli 1998, digantikan oleh layanan bus Intrakota dan kemudian Rapid Bus pada tahun 2005. Rapid Bus memulai tahap pertama pembaruan jaringan busnya pada Januari 2006 dengan memperkenalkan 15 rute City Shuttle yang melayani area utama di Kawasan Pusat Bisnis (CBD) Kuala Lumpur. Pada tahun 2008, Rapid Bus mengoperasikan 167 rute dengan 1.400 bus yang mencakup 980 area perumahan dan melayani sekitar 400.000 penumpang per hari. Bus ini beroperasi melalui empat hub utama di tepi pusat kota, yaitu Stasiun KL Sentral, Titiwangsa, Kuala Lumpur City Centre, Stasiun Maluri, dan Pusat Transportasi Medan Pasar. Hub-hub ini juga berfungsi sebagai titik persilangan dengan layanan kereta, kecuali Medan Pasar yang berjarak dekat dari Stasiun LRT Masjid Jamek.

Pada 18 Juni 2020, Rapid Bus meluncurkan fitur baru yang memungkinkan pelacakan lokasi bus secara real-time melalui Google Maps bekerja sama dengan Google Transit. Fitur ini diperluas ke hampir 170 rute bus RapidKL dan layanan bus pengumpan MRT. Efektif mulai 10 April 2019, seluruh bus RapidKL menerapkan sistem perjalanan tanpa uang tunai secara bertahap, hanya menerima kartu Touch 'n Go untuk kemudahan pengguna. Sistem ini sepenuhnya diterapkan pada 27 Mei 2019.
Meskipun Rapid Bus menjadi operator utama di Kuala Lumpur dan Lembah Klang, masih ada operator bus lain yang juga beroperasi, seperti Selangor Omnibus, Setara Jaya Bus, dan Causeway Link.
Pendidikan

Kuala Lumpur mencapai tingkat melek huruf sebesar 97.5% pada tahun 2000, tertinggi di seluruh Malaysia.[97] Di Kuala Lumpur terdapat 13 insititusi pendidikan tinggi, 79 sekolah menengah, 155 sekolah dasar, dan 136 TK.[98] Terdapat beberapa institusi terkemuka di ibu kota yang sudah ada sejak satu abad lebih, seperti Sekolah Menengah Kebangsaan Victoria (1893); Methodist Girls' School (1896); Methodist Boys' School (1897); Convent Bukit Nanas (1899) dan Institusi St. John (1904).
Di Kuala Lumpur juga berdiri Universitas Malaya sebagai universitas tertua di Malaysia sejak kemerdekaan negara.[99] Contoh universitas lain yang ada di Kuala Lumpur adalah Universitas UCSI, Universitas Perubatan Antarabangsa, Universitas Terbuka Malaysia, Universitas Kuala Lumpur, Universitas Terbuka Wawasan, dan kampus cabang Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Teknologi Malaysia. Universitas Pertahanan Nasional Malaysia terletak di Pangkalan Tentara Sungai Besi, di bagian selatan Kuala Lumpur. Universitas ini didirikan sebagai pusat pembelajaran teknologi militer dan pertahanan.[100]
Olahraga
Kuala Lumpur memiliki kompleks olahraga berkelas internasional yang dibangun untuk Commonwealth Games 1998, yaitu Kompleks Olahraga Nasional di Bukit Jalil. Selain itu, kompleks olahraga, lapangan sepak bola, kolam renang, dan lapangan tenis banyak menyebar di pinggir kota. Kuala Lumpur juga memiliki beberapa lapangan golf, seperti: Berjaya Golf Course di Bukit Jalil; Kuala Lumpur Golf and Country Club (KLGCC) dan Malaysia Civil Service Golf Club di Bukit Kiara.
Kota ini merupakan salah satu tuan rumah Formula Satu,[9] A1 Grand Prix,[101] dan Motorcycle Grand Prix.[102] Balapan diadakan di Sirkuit Internasional Sepang, Selangor, di dekat Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. KL Grand Prix CSI 5*,[103] merupakan acara olahraga berkuda yang diadakan setiap tahun di Kuala Lumpur. Acara olahraga tahunan lain yang diadakan di kota ini adalah turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka, KL Tower Run Diarsipkan 2010-09-07 di Wayback Machine.,[104] dan Kuala Lumpur International Marathon. Kuala Lumpur juga menjadi bagian dari jalur balapan sepeda Tour de Langkawi.[105]
Kota kembar
Fresno, Amerika Serikat
Los Angeles, Amerika Serikat
New York City, New York, Amerika Serikat
San Francisco, Amerika Serikat
London, Britania Raya
Manchester, Britania Raya
Los Baños, Laguna, Filipina
Jakarta, Indonesia
Surabaya, Indonesia
Medan, Indonesia
Isfahan, Iran[106]
Mashhad, Iran (Oktober 2006)[107]
Osaka, Jepang[108]
Melaka, Malaysia (15 April 1989)[108]
Casablanca, Maroko[108]
Ankara, Turki[109]
Galeri
- Menara KL di Bukit Nanas
- Museum Negara
- Bangunan Sultan Abdul Samad di waktu malam
- Tiang bendera di Dataran Merdeka
- Stasiun Kuala Lumpur Monorel Bukit Nanas
- Pemandangan di Jalan Tuanku Abdul Rahman
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.