Remove ads
menara di Malaysia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Menara Petronas atau Menara Kembar Petronas di Kuala Lumpur Malaysia adalah sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun 1998—2004, sebelum dilampaui oleh Burj Khalifa dan Taipei 101. Namun, kedua menara ini masih merupakan menara pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Menara Kembar Petronas memegang gelar sebagai bangunan tertinggi dari tahun 1998 hingga 2004 berdasarkan pengukuran dari lantai pintu masuk utama sampai struktur atas, menurut referensi ketinggian asli bangunan yang digunakan oleh organisasi internasional Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak tahun 1969 (tiga kategori ketinggian tambahan diperkenalkan ketika menara ini hampir diselesaikan pada tahun 1996).[3]
Menara Kembar Petronas | |
---|---|
Rekor tinggi | |
Tertinggi di dunia sejak 1998 hingga 2004[I] | |
Didahului | Willis Tower (Menara Willis) |
Digantikan | Taipei 101 |
Informasi umum | |
Jenis | Perkantoran dan tempat wisata |
Lokasi | Kuala Lumpur Malaysia |
Peletakan batu pertama | 1 Januari 1992 |
Mulai dibangun | 1 Maret 1993 |
Rampung | 1 April 1994 |
Diresmikan | 31 Agustus 1999 |
Tanggal renovasi | 1 Januari 1997 |
Biaya | US$1,6 miliar [1] |
Pemilik | KLCC Holdings Sdn Bhd |
Tinggi | |
Arsitektural | 451,9 m (1.483 ft) [2] |
Atap | 378,6 m (1.242 ft) |
Lantai atas | 375 m (1.230 ft) |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 88 (+5 bawah tanah) |
Luas lantai | 395.000 m2 (4.252.000 sq ft) |
Lift | 78 |
Desain dan konstruksi | |
Arsitek | César Pelli |
Pengembang | KLCC Holdings Sdn Bhd |
Teknisi struktur | Thornton Tomasetti |
Kontraktor utama | Menara 1: Hazama Corporation Menara 2: Samsung Engineering & Construction dan Kukdong Engineering & Construction City Center: B.L. Harbert International |
Menara Kembar Petronas menjadi bangunan tertinggi di dunia—sebelum selesai dibangunnya Taipei 101 pada tahun 2004—yang diukur hingga ke atas komponen strukturnya (puncak, bukan antena).[5] Puncak (spire) dianggap sebagai bagian penting dalam arsitektur bangunan tersebut, dan jika diubah akan banyak mengubah bentuk dan arsitektur bangunan, sedangkan antena bisa dipasang atau dicabut tanpa mempengaruhi bentuk bangunan. Menara Kembar Petronas masih merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia.[6]
Menara Willis (sebelumnya Spears) dan World Trade Center terdiri dari 110 lantai yang bisa ditempati, sehingga lebih banyak 22 lantai dibandingkan Menara Kembar Petronas yang berjumlah 88 lantai. Atap dan lantai tertinggi Menara Willis dan World Trade Center agak melebihi ketinggian atap dan lantai tertinggi Menara Kembar Petronas. Antena tertinggi di Menara Willis adalah 75 meter (246 ft) lebih tinggi dibandingkan puncak-puncak Menara Kembar Petronas. Walaupun demikian, menurut peraturan dan pedoman CTBUH,[3] antena-antena Menara Willis tidak diperhitungkan sebagai bagian dari fitur arsitekturnya.[7] Sebaliknya, puncak-puncak pada Menara Petronas dimasukkan dalam pengukuran ketinggian karena bukan merupakan tiang antena. Oleh karena itu, Menara Kembar Petronas melampaui ketinggian resmi Menara Willis dengan perbedaan 10 meter (33 ft), padahal Menara Willis memiliki jumlah lantai lebih banyak.
Menara Petronas yang dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina selesai dibangun pada tahun 1998. Setelah menghabiskan waktu tujuh tahun, menara ini menjadi bangunan tertinggi di dunia sewaktu diresmikan.[8] Menara ini dibangun di atas fondasi pacuan kuda Kuala Lumpur.[9] Kedalaman batuan dasar menjadikan bangunan ini dibangun dengan fondasi paling dalam di dunia.[10] Fondasi sedalam 120 meter itu memerlukan sejumlah beton yang tidak sedikit untuk dibangun dalam waktu 12 bulan (1 tahun) oleh Bachy Soletanche.[11]
Menara setinggi 88 lantai ini sebagian besar dibangun dari beton bertulang dengan eksterior bangunan dari baja dan kaca yang dirancang menyerupai motif kesenian Islam yang mencerminkan agama Islam di Malaysia.[12] Pengaruh seni Islam lainnya dalam bangunan ini adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk Rub al-hizb, ditambah dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor.[13] Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang dipimpin oleh Hazama Gumi sementara Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan, yaitu Samsung C&T dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatannya pun dikerjakan oleh Kukdong.
Dikarenakan kekurangan baja serta biaya pengimporan baja yang mahal, menara kembar ini dibangun dengan beton bertulang yang sangat kukuh berdesain radikal yang lebih murah.[14] Beton yang sangat kukuh dikenal oleh banyak kontraktor Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja, tetapi bangunan ini menjadi dua kali beratnya pada fondasi dibandingkan bangunan baja sejenisnya. Didukung oleh inti beton 23 X 23 meter[15] dan lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara-menara ini menggunakan sistem struktur canggih yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560.000 meter persegi (669.754 sq yd).[16] Di bawah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dewan Filharmonik Petronas.
Menara Satu ditempati seluruhnya oleh Petronas dan sejumlah anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, sedangkan kantor di Menara Dua juga disewakan ke perusahaan-perusahaan lainnya.[17] Perusahaan-perusahaan yang berkantor dalam Menara Dua di antaranya: Al Jazeera,[18] Hess Corporation,[19] Bloomberg,[20] GE,[21] IBM, Khazanah Nasional,[22] McKinsey & Company,[23] Microsoft,[24] Reuters,[25] Shell.[26]
Di bawah bangunan ini, terdapat sebuah Taman KLCC seluas 17 ekar (69.000 m2) yang menyediakan jalur untuk berjoging dan berekreasi, kolam air mancur yang dihiasi pertunjukan cahaya, kolam rendam, dan arena bermain anak-anak. Suria KLCC adalah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Malaysia.[27]
Terdapat sebuah jembatan udara yang menhubungkan kedua menara di lantai 41 dan 42, yang menjadikannya jembatan dua lantai tertinggi di dunia.[28] Jembatan ini tidak dipasang langsung pada struktur utama, sebaliknya dirancang untuk bergeser ke dalam dan ke luar menara agar tidak patah akibat angin kencang atau pergerakan lempeng seismik. Hal ini juga untuk mengendalikan akumulasi tekanan berlebihan yang terjadi di bagian tengah jembatan, karena jika jembatan dibangun begitu dekat dan terlalu menekan ke struktur menara, perpindahan tekanan menyebar di sekitar jembatan yang akhirnya menciptakan fenomena "jembatan tertekan", yang dapat menyebabkan jembatan runtuh dengan mudah.[29] Jembatan ini terletak 170 meter (558 ft) dari permukaan jalan dan panjangnya 584 meter (1.916 ft), sedangkan beratnya 750 ton (750.000 kg).[30]
Jembatan udara Petronas juga diperkuat lagi dengan 2 kaki "busur tergantung" yang tiap sisinya berpasangan; panjang setiap satu kaki adalah 51 meter yang terkunci ke lantai 29 pada masing-masing menara.. Setelah dibangun di darat, jembatan udara diangkat ke tempatnya di menara selama tiga hari.[31] pada bulan Juli 1995.[32] Alih-alih langsung terhubung ke menara, jembatan udara dapat bergeser atau terdorong ke dalam dan ke luar untuk mengimbangi efek dari angin. Terletak di lantai 41 dan 42, jembatan udara menghubungkan ruang konferensi, ruang makan eksekutif dan ruang sembahyang.[31]
Lantai 41 dan 42 juga dikenal sebagai podium, karena para pengunjung yang ingin ke lantai lebih tinggi harus berganti lift di sini. Jembatan ini terbuka untuk semua pengunjung, para pengunjung yang ingin mengunjungi jembatan untuk tujuan rekreasi harus memperoleh tiket dan pas kunjungan. Awalnya tiket yang dikeluarkan adalah gratis, tetapi untuk menjaga kualitas dan standar sistem pemeliharaan jembatan dan anjungan pemandangan yang tampaknya membutuhkan biaya yang semakin tinggi, manajemen Jembatan Menara Kembar Petronas telah memutuskan untuk mengenakan biaya kunjungan dengan harga yang wajar.
Semua tiket yang dijual, rata-rata menerapkan metode penjualan tiket berkonsep 'siapa datang pertama, dia akan dapat (first come first serve)'. Pada bulan Ramadan, penerbitan tiket hanya dialokasikan terbatas sekitar 600 lembar. Sedangkan untuk bulan-bulan lain, penerbitan tiket dialokasikan sekitar 1500 hingga 1700 orang sehari. Namun begitu, para pengunjung dianjurkan untuk berada di garis antrean (queue-point) lebih awal yakni pada pukul 06.00. Ini karena loket tiket hanya mulai beroperasi pada pukul 08.30 setiap hari, kecuali hari Senin (ditutup untuk tujuan pemeliharaan).[33] Waktu keberangkatan pertama itu akan dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 19.00. Pengunjung bebas memilih waktu kunjungan pada hari tersebut tergantung ketersediaan tempat. Biasanya, tiket yang diberikan akan habis dijual oleh pihak manajemen Jembatan Petronas pada pukul 09.30 pagi, hanya tiket yang dikembalikan atau tiket penjualan langsung untuk perjalanan hari ketiga dari hari ketika beroperasi akan terus dijual sampai loket ditutup pada pukul 17.00.
Para pengunjung hanya diperbolehkan berada di lantai 41 karena lantai 42 hanya dibuka kepada staf penghuni bangunan. Atas dasar kemampuan jangkauan muatan, lift hanya bisa membawa 20 orang pengunjung dalam satu waktu ke jembatan. Lift ini adalah lift berkecepatan tinggi yang bergerak hanya 41 detik ke podium jembatan. Maka pengunjung perlu menunggu di ruang tunggu yang disediakan oleh manajemen. Ruang tunggu menyediakan fasilitas teater, video DVD pembangunan menara, panel informasi, pusat penyortiran barang, loker penyimpanan barang dan beberapa fitur lain. Pengunjung akan dibawa mengunjungi jembatan selama 15-20 menit dengan ciri tag warna tertentu.[34][35]
Harga tiket penjualan adalah sebagai berikut:[36]
Anjungan pemandangan terletak di lantai 86 Menara 2 Petronas. Perjalanan ke sana memerlukan waktu 86 detik dari ruang keberangkatan. Pengunjung yang memilih paket 2 sering diberi kesempatan hingga 45 menit untuk menyelesaikan kunjungan untuk jembatan udara dan anjungan pemandangan.
Jembatan ini juga berperan sebagai peranti keamanan; jika terjadi kebakaran atau keadaan gawat darurat semacamnya di salah satu menara, maka para penghuni bisa mengosongkannya dengan menaiki jembatan ke menara yang satu lagi.[37] Evaluasi pengosongan dipicu oleh ancaman bom palsu pada 12 September 2001[38] (sehari setelah tragedi kehancuran menara kembar World Trade Center di New York) menunjukkan bahwa jembatan tersebut tidak berguna selama kedua bangunan perlu dikosongkan serentak, karena muatan tangga darurat tidak cukup untuk menghadapi kejadian seperti ini. Oleh karena itu, lift dirancang agar dapat digunakan jikalau kedua menara perlu dikosongkan, lantas berhasil karena latihan darurat menurut rancangan itu dalam tahun 2005.
Jembatan udara Menara Kembar Petronas ini juga selalu dilengkapi alat pemadam api mutakhir, terdapat juga sistem pendeteksi panas, asap dan suhu, dengan alarm keamanan dan alat penyemprot air. Terdapat juga panel penyedot asap di sisi jembatan untuk menyedot asap kebakaran jika kebakaran terjadi di dalam kompleks jembatan.
Poros utama lift buatan Otis terletak di pusat setiap menara. Semua lift utama merupakan lift dua tingkat yang terdiri dari dek bawah yang mengangkut penumpang ke lantai bernomor ganjil dan dek atas untuk ke lantai bernomor genap. Untuk mencapai lantai bernomor genap dari tingkat bawah, penumpang harus menaiki eskalator ke dek atas lift.[39]
Dari lantai bawah, terdapat tiga kelompok lift. Kelompok enam lift "jarak pendek" mengangkut penumpang ke antara lantai 2/3 dan lantai 16/17. Kelompok enam lift "jarak sederhana" pula mengangkut penumpang ke antara lantai 18/19 dan lantai 37/38. Terdapat juga lima lift segera yang membawa penumpang terus ke lantai 41/42. Untuk ke lantai-lantai melebihi 41/42, penumpang perlu menaiki lift segera, kemudian menukar lift ke lantai-lantai tinggi itu. Lift-lift penyambung ini melebihi paras tertinggi lift-lift yang mencapai lantai 2 hingga 38. Corak pelayanan lift berulang dengan lantai-lantai atas, yaitu satu set ke lantai antara 43/44 dan 57/58 dan satu set lagi ke lantai antara 59/60 dan 73/74.[39]
Selain lift-lift utama ini, terdapat juga sejumlah lift "penyambung" yang mengangkut penumpang di antara kelompok tingkat lift utama. Berbeda dengan lift utama tersebut, lift tambahan ini bukan berjenis dua tingkat. Dua buah lift disediakan untuk mengangkut penumpang dari lantai 37/38 ke lantai 41/42 (lantai 39 dan 40 tidak bisa dimasuki). Oleh karena itu, tidak perlu seseorang di paruh bawah bangunan untuk turun ke tingkat bawah untuk sampai ke paruh atas bangunan.
Lift-lift ini dilengkapi beberapa fitur keamanan, seperti kemampuan mengeluarkan orang dari lift yang macet di antara lantai dengan membimbing salah satu lift yang bersebelahan secara manual ke sisinya, kemudian membuka panel pada dinding untuk membuka rute kepada penumpang dalam lift yang macet agar melintas ke gerbong lift yang lain.[40] Ketika mengosongkan bangunan, hanya lift darurat yang bisa digunakan, karena hanya dilengkapi pintu keluar di lantai G/1 dan lantai 41/42; oleh karena itu jika terjadi kebakaran di paruh bawah bangunan, poros yang terlindung ini tidak akan terpengaruh. Lift pemadam kebakaran turut disediakan untuk tujuan darurat.[40]
Di kawasan timur lapangan Menara Kembar Petronas, di sebelah utara Masjid Asy-Syakirin,[41] terdapat sarana utilitas KLCC District Cooling yang bertujuan menyediakan air dingin kepada semua bangunan di lapangan KLCC. Unit air dingin yang dihasilkan turbin gas ini mampu menyediakan udara yang nyaman sebanyak 42.000 RT,[41] tidak hanya pada Menara Kembar Petronas dan Suria KLCC, bahkan juga Menara Maxis, Menara Exxon Mobil, Pusat Konvensi Kuala Lumpur, Mandarin Oriental Kuala Lumpur dan Masjid As Syakirin.
Ribuan orang berhamburan keluar dari gedung setelah menerima telepon ancaman bom pada tanggal 12 September 2001, sehari setelah serangan 11 September menghancurkan menara kembar World Trade Center di New York. Regu penjinak bom dikerahkan tetapi tidak menemukan bom di kedua menara Petronas setelah mengevakuasi semua orang. Para pembeli dan pengunjung diizinkan masuk kembali tiga jam kemudian pada tengah hari. Tidak ada seorang pun yang terluka dalam langkah evakuasi tersebut.[42]
Pada tanggal 4 November 2005 tengah malam, terjadi kebakaran di kompleks bioskop di pusat perbelanjaan Suria KLCC di bawah Menara Kembar Petronas. Tidak dilaporkan adanya korban. Ketika itu, kedua menara hampir kosong (kecuali Suria KLCC yang diisi pengunjung bioskop dan pelanggan restoran).[43]
Pada tanggal 1 September 2009 pagi, ahli pemanjat bangunan dari Prancis, Alain "Spiderman" Robert, berhasil memanjat sampai ke puncak Menara Dua dengan hanya mengandalkan tangan dan kaki tanpa kelengkapan keamanan dalam waktu tidak lebih dari dua jam, setelah dua percobaan sebelumnya terhalang oleh polisi di tengah-tengah menara.[44] Pada 20 Maret 1997, pihak polisi menangkap dia di lantai 60; 28 lantai lagi sampai ke puncak. Percobaan keduanya pada 20 Maret 2007—genap 10 tahun kemudian—sekali lagi terhalang di lantai yang sama (tetapi di menara yang satu lagi).[45]
Kutipan terkenal dari arsitek Menara Kembar Petronas:
"Menurut Laozi, realitas benda be-ruang adalah ruang kosongnya dan bukan pada dinding yang membatasinya. Tentunya dia berbicara mengenai realitas spiritual. Ini juga merupakan realitas bagi Menara Petronas. Tenaga kekosongan ditingkatkan dan dibuat lebih jelas dengan adanya jembatan pejalan kaki yang ... dengan struktur pendukung yang dibangun sebagai gerbang ke angkasa ... sebagai pintu ke alam maya."
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.