Remove ads


Lintas Raya Terpadu Jakarta (disingkat LRT Jakarta) adalah sistem lintas rel terpadu yang beroperasi di DKI Jakarta. Saat ini, LRT Jakarta memiliki jalur sepanjang 5,8 km (3,6 mi) yang melayani enam stasiun.[4] LRT Jakarta dimiliki dan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Layanannya sendiri dioperasikan oleh PT LRT Jakarta yang merupakan anak usaha dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda), sebuah badan usaha milik daerah DKI Jakarta. Pembangunan sistem LRT dimulai pada bulan Juni 2016 dan beroperasi penuh tanggal 1 Desember 2019.[5][6][7]

Fakta Singkat PT LRT Jakarta, Info ...
PT LRT Jakarta
Info
PemilikPT Jakarta Propertindo (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta)
WilayahJakarta
JenisAngkutan cepat, Transportasi umum
Jumlah jalur1
Jumlah stasiun6
Penumpang harian1.500 (2022) [1]
Pimpinan utamaHendri Saputra[2]
(Direktur Utama)
Mohamad Pramintohadi Sukarno
(Komisaris Utama)
Kantor pusatGedung MCC - Depo Pegangsaan Dua
Jalan Kelapa Nias No. 80, RW. 25
Kelurahan Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa Gading
Jakarta Utara 14250
Situs weblrtjakarta.co.id
Operasi
Dimulai1 Desember 2019; 5 tahun lalu (2019-12-01)
OperatorPT LRT Jakarta
Waktu antara10 menit
Teknis
Panjang sistem5,8 km (3,6 mi)[3]
Lebar sepur1.435 mm (4 ft 8+12 in) sepur standar
Listrik750 V DC rel ketiga
Kecepatan tertinggi90 km/h (56 mph)
Tutup
Remove ads

Sejarah

Latar belakang

Usulan sistem LRT di Jakarta muncul ketika proyek pembangunan Monorel Jakarta mangkrak. Mangkraknya pembangunan monorel disebabkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama tidak menyetujui pembangunan depo monorel di atas Waduk Setiabudi. Rencana depo ini ditolak agar kejadian Banjir Jakarta 2013 yang disebabkan oleh jebolnya Tanggul Latuharhari tidak terulang kembali. Pada akhirnya, proyek monorel benar-benar dihentikan karena investornya tidak memenuhi persyaratan lanjutan yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta. Setelahnya, pembangunan LRT Jakarta menjadi prioritas lanjutan. Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mengharapkan proyek LRT dapat lebih konsisten dan tidak mangkrak seperti proyek monorel yang telah dihentikan.[8][9][10]

Rencana pembangunan LRT Jakarta mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Transportasi Umum di Provinsi DKI Jakarta. LRT Jakarta diharapkan jadi pelengkap transportasi umum di Jakarta untuk mempersiapkan Asian Games 2018. Menyikapi hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta menunjuk langsung PT Jakarta Properindo dan PT Pembangunan Jaya untuk membangun LRT Jakarta.[11][12]

Fase I

Thumb
Kereta Hyundai Rotem meninggalkan Stasiun Velodrome, diambil saat percobaan terbatas, 7 September 2018.

Pemasangan tiang pancang pertama (groundbreaking) pembangunan LRT Jakarta sebelumnya direncanakan dilakukan bersamaan dengan groundbreaking LRT Jabodebek pada bulan September 2015. Groundbreaking LRT Jakarta baru dilakukan pada tanggal 22 Juni 2016, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-489.[5][13] Pada bulan Desember 2016, PT Wijaya Karya ditunjuk menjadi kontraktor proyek pembangunan LRT senilai Rp5,29 triliun.[14][15] Pembangunannya sendiri baru dimulai pada awal tahun 2017 setelah proses persiapan lahan telah selesai.[16]

Armada LRT Jakarta untuk fase I telah dipesan sejak Februari 2017. Armada LRT tersebut terdiri atas delapan rangkaian dengan dua kereta di setiap rangkaiannya.[17] Kereta ini diproduksi oleh Hyundai Rotem, perusahaan asal Korea Selatan. Pengiriman pertama tiba di Tanjung Priok tanggal 13 April 2018 yang terdiri atas satu rangkaian kereta.[18]

Pembangunan LRT Jakarta yang ditargetkan selesai sebelum Asian Games 2018, terlambat. Akibatnya, pada saat perlombaan itu berlangsung, LRT Jakarta hanya dapat beroperasi terbatas.[19] Pengoperasian ini dilakukan mulai tanggal 15 Agustus 2018 sebagai uji coba operasi terbatas.[20][21]

Uji coba operasi kembali dilakukan mulai tanggal 11 Juni 2019 tanpa tarif. Uji coba tersebut dapat diakses oleh warga dengan cara melakukan registrasi pendaftaran terlebih dahulu.[22][23] Uji coba tersebut diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan dari yang seharusnya berakhir tanggal 21 Juni 2019. Setelah perpanjangan, warga dapat mengikuti uji coba tanpa harus melakukan registrasi terlebih dahulu.[24] Fase I LRT Jakarta resmi beroperasi penuh pada tanggal 1 Desember 2019. Mulai hari tersebut, layanan LRT telah dikenakan tarif. Dengan ini, uji coba publik yang dilakukan sejak 11 Juni 2019 telah berakhir.[6][7]

Pembangunan LRT Jakarta fase 1B dari Velodrome ke Manggarai dimulai 30 Oktober 2023. Pada fase ini, akan dibangun jalur sepanjang 6,4 km dengan 5 stasiun yang terdiri atas Stasiun Rawamangun, Stasiun Pramuka BPKP, Stasiun Pasar Pramuka, Stasiun Matraman, dan berakhir di Stasiun Manggarai.[25] Perkiraan total dana pembanginan fase ini yaitu sebesar Rp 5,5 triliun yang semua bersumber dari APBD Jakarta.[26] Pada Juni 2024 progres pembangunan telah mencapai sudah mencapai 18,147%.[26] Pembangunan fase 1B ditargetkan beroperasi pada awal 2026.[26]

Remove ads

Jaringan

Thumb
Rangkaian KRL LRT Jakarta sedang berada di Stasiun LRT Boulevard Utara.

Lin Selatan

Saat ini, jalur LRT Jakarta yang telah beroperasi terdiri atas satu lintas pelayanan, yaitu Lin/Koridor 1, dengan panjang 5,8 km (3,6 mi). Jalur ini menghubungkan Stasiun Pegangsaan Dua di daerah Kelapa Gading dengan Stasiun Velodrome di Pulo Gadung.[4]

Jalur LRT ini sepenuhnya berbentuk layang yang melayani 6 stasiun. Stasiun Pegangsaan Dua selain menjadi terminus jalur ini, juga menjadi depo penyimpanan rangkaian LRV.[27]

Informasi lebih lanjut Nomor, Kode ...
Nomor Kode Stasiun Antarmoda Penghubung Keterangan Lokasi
Fase 1 (Beroperasi): Kelapa Gading-Velodrome
S01U01 PGD Pegangsaan Dua Terminus
Depo
Jakarta Utara
S02 BVU Boulevard Utara Terhubung dengan Mall Kelapa Gading
S03 BVS Boulevard Selatan
S04 PUM Pulomas Jakarta Timur
S05 EQS Equestrian Berdekatan dengan JIEP
S06 VEL Velodrome
Fase 1B (konstruksi, Pramuka target selesai 2024, Manggarai 2026): Velodrome-Manggarai
S07 Rawamangun Berdekatan dengan Universitas Negeri Jakarta Jakarta Timur
S08 Pramuka BPKP
S09 Pasar Pramuka
S10 Matraman
S11 Manggarai
  • Terintegrasi langsung dengan halte Transjakarta
  • Terintegrasi langsung dengan Stasiun Manggarai
  • Terminus Fase 1B
Jakarta Selatan
Fase 2A (diajukan): Velodrome-Klender
S08 Pemuda Jakarta Timur
S09 Pulo Gadung Barat
S10 Jayakarta
S11 Klender Terminus Fase 2B
Fase 3B (diajukan): Klender-Halim
S12 Pahlawan Revolusi Jakarta Timur
S13 Pondok Bambu Utara
  • LRT Pembangunan Jaya: Koridor 1 (di stasiun Pondok Bambu, rencana)
S14 Kalimalang
S15 Halim Terminus Fase 3B
Tutup

Lin Utara (rencana)

Informasi lebih lanjut Nomor, Kode ...
Nomor Kode Stasiun Antarmoda penghubung Keterangan Letak
Fase 2A (diajukan): Kelapa Gading-Jakarta International Stadium (JIS)
U01S01 PGD Pegangsaan Dua
  • Terminus
  • Depo
Jakarta Utara
U02 Kelapa Nias
U03 Boulevard Gading
U04 Sunter Timur
U05 Gelanggang Remaja
U06 Sunter Barat
U07 Jakarta International Stadium
Fase 3A (diajukan): Jakarta International Stadium (JIS)-Rajawali
U08 Martadinata Jakarta Utara
U09 Benyamin Sueb Berdekatan dengan Pekan Raya Jakarta
U10 Kemayoran
U11 Rajawali Terminus Fase 3A Jakarta Pusat
Tutup
Remove ads

Tiket dan Tarif

Thumb
Kartu Single Trip Journey LRT Jakarta

Mulai 1 Desember 2019, LRT Jakarta telah memberlakukan tarif layanan. LRT Jakarta memberlakukan tarif senilai Rp5.000. Tarif tersebut merupakan tarif datar sehingga berlaku untuk semua pengguna untuk jarak jauh maupun dekat.[6][7]

LRT Jakarta menerima pembayaran dalam bentuk tunai maupun non-tunai. Pengguna yang tidak memiliki kartu non-tunai dapat menaiki LRT Jakarta dengan kartu Single Journey Trip. Pengguna diharuskan membayar deposit Rp20.000 terlebih dahulu walaupun tarif LRT hanya Rp5.000. Nantinya, sisa saldo yang bernilai Rp15.000 dapat diambil kembali dengan jaminan hingga 7 hari setelah pengguna melakukan tap keluar.[28][29] Namun, sejak pandemi Covid-19, transaksi tunai dan penjualan tiket sekali jalan ditiadakan.

Selain itu, pengguna juga dapat melakukan pembayaran secara non-tunai. Salah satunya, pengguna dapat menggunakan kartu uang elektronik e-money (Bank Mandiri), Flazz (Bank BCA), Tap-Cash (Bank BNI), Brizzi (Bank BRI), dan Jakcard (Bank DKI). LRT Jakarta juga menerima kartu Jak Lingko yang disediakan oleh Bank DKI, Bank Mandiri, Bank BRI maupun Bank BNI.

Pengguna kartu uang elektronik dapat dengan langsung melakukan tap masuk dan tap keluar sehingga saldo terpotong secara otomatis.[28][29] Mulai 3 Agustus 2020, LRT Jakarta juga menerima sistem pembayaran LinkAja. Pengguna yang melakukan pembayaran menggunakan LinkAja hanya dengan menunjukkan kode QR kepada alat pembaca di mesin pintu tiket otomatis.[30] Pembayaran dengan kode QR juga bisa dilakukan melalui aplikasi JakLingko App dengan memindai kode QR dari tiket yang telah dibeli di aplikasi tersebut.

Pengguna tidak dapat melakukan tap masuk dan tap keluar di stasiun yang sama, baik dengan kartu maupun dengan aplikasi.

Remove ads

Jumlah penumpang

Pada awal pembangunan LRT Jakarta target harian jumlah penumpang sampai dengan 14.225 orang per hari atau 5,19 juta orang per tahun.[31] Pada tahun 2023 LRT Jakarta telah mengangkut 1.037.162 orang (2.842 orang per hari) atau 20% dari target awal. Setelah pembangunan jalur Velodrome dengan Manggarai yang direnacanakan selesai pada akhir 2026, jumlah penumpang ditargetkan 80.000 penumpang per hari atau 29,2 juta per tahun.[32]

Informasi lebih lanjut Tahun, Penumpang ...
Jumlah Penumpang
TahunPenumpangReferensi
2020480.690Ref
2021315.366Ref
2022685.249Ref
20231.037.162Ref
2024
Tutup
Remove ads

Referensi

Pranala luar

Wikiwand in your browser!

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.

Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.

Remove ads