Liga Utama Inggris atau Liga Primer Inggris (bahasa Inggris: English Premier League (EPL)) adalah liga tertinggi dalam sistem liga sepak bola di Inggris. Kompetisi ini diikuti oleh 20 klub, liga ini menerapkan sistem promosi dan degradasi dengan English Football League (EFL).
Negara | Inggris |
---|---|
Konfederasi | Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) |
Dibentuk | 20 Februari 1992 |
Jumlah tim | 20 tim |
Tingkat pada piramida | 1 |
Degradasi ke | Kejuaraan EFL |
Piala domestik | |
Piala liga | Piala EFL |
Piala internasional | |
Juara bertahan liga | Manchester City (gelar ke-10) (2023–2024) |
Klub tersukses | Manchester United (20 gelar) |
Penampilan terbanyak | Gareth Barry (653) |
Pencetak gol terbanyak | Sergio Aguero (260) |
Televisi penyiar |
|
Situs web | www |
Liga Utama Inggris 2024–2025 |
Premier League adalah sebuah perusahaan yang di dalamnya klub peserta liga bertindak sebagai pemegang saham. Musim kompetisi dimainkan dari bulan Agustus hingga Mei, di mana setiap tim bermain 38 pertandingan, dengan 19 pertandingan kandang dan 19 pertandingan tandang.[1]
Kompetisi ini didirikan dengan nama awal FA Premier League (Liga Utama Inggris FA) pada 20 Februari 1992 setelah beberapa klub peserta Divisi Pertama Liga Inggris memutuskan untuk memisahkan diri dari liga tersebut yang telah didirikan pada tahun 1888, dan mengambil keuntungan dari kesepakatan hak siar televisi yang dinilai menguntungkan.[2] Kesepakatan tersebut bernilai 1 miliar poundsterling per musim 2013–2014, di mana Sky dan BT Group menjadi pemegang hak domestik untuk menyiarkan masing-masing 116 dan 38 pertandingan.[3] 22 klub bermain pada musim pertama liga.[4] Liga ini menghasilkan 2,2 miliar poundsterling per tahunnya sebagai hasil dari hak siar domestik dan internasional.[5]
Liga ini menjadi liga olahraga dengan penonton terbanyak di dunia, dengan disiarkan di 212 wilayah ke 643 juta pemirsa di rumah[6] dan memiliki jumlah penonton potensial sebanyak 4,7 miliar.[7][8] Mayoritas stadion terisi penuh hampir mendekati kapasitasnya.[9] Liga Utama Inggris berada pada peringkat kedua dalam koefisien Liga UEFA berdasarkan pencapaian pada kompetisi Eropa dalam lima musim terakhir per 2019, dengan berada di belakang La Liga Spanyol.[10]
Lima puluh satu klub telah berkompetisi di Liga Utama Inggris sejak didirikan pada tahun 1992: 49 klub dari Inggris dan dua dari Wales. Tujuh tim telah menjadi juara: Manchester United (13), Manchester City (8), Chelsea (5), Arsenal (3), Blackburn Rovers (1), Leicester City (1), dan Liverpool (1).[11] Manchester United menjadi pemenang terbanyak, dengan tiga belas kali telah menjadi juara, sementara Manchester City memegang rekor sebagai pemenang gelar terbanyak berturut-turut, dengan empat gelar. Hanya enam klub yang bermain dalam setiap musim hingga saat ini: Arsenal, Chelsea, Everton, Liverpool, Manchester United, dan Tottenham Hotspur.[12]
Sejarah
Latar belakang
Meskipun beberapa klub mampu meraih kesuksesan yang cukup besar di kancah Eropa pada 1970-an dan awal 1980-an, namun akhir 1980-an menandai titik rendah dalam dunia sepak bola Inggris. Stadion yang hancur, fasilitas bagi pendukung yang buruk, maraknya hooligan, dan juga larangan tampil bagi klub Inggris pada kompetisi Eropa selama lima tahun setelah Tragedi Heysel pada tahun 1985.[13] Divisi Pertama, liga sepak bola tingkat tertinggi sepak bola Inggris yang didirikan sejak 1888, tertinggal di belakang liga lainnya, seperti Serie A di Italia ataupun La Liga Spanyol, baik dalam jumlah pendapatan maupun kehadiran, serta berpindahnya pemain unggulan Inggris ke luar negeri.[14]
Pada tahun 1990-an tren tersebut mulai berubah, di mana pada Piala Dunia FIFA 1990, tim nasional Inggris mencapai babak semifinal dan UEFA mencabut larangan lima tahun terhadap klub-klub Inggris untuk bermain di kompetisi Eropa pada tahun 1990, sehingga Manchester United berhasil mengangkat Piala Winners UEFA pada tahun 1991. Laporan Taylor mengenai standar keselamatan stadion diterbitkan pada Januari 1991, yang mana laporan itu mengusulkan peningkatan kualitas stadion dengan membuat seluruh stadion memiliki tempat duduk, sehingga akan diperlukan biaya yang cukup tinggi. Hal ini terkait dengan Tragedi Hillsborough yang terjadi pada 15 April 1989.[15]
Pada tahun 1980-an, klub-klub besar Inggris telah mulai bertransformasi menjadi usaha bisnis dengan menerapkan prinsip-prinsip komersial pada administrasi klub untuk memaksimalkan pendapatan. Martin Edwards dari Manchester United, Irving Scholar dari Tottenham Hotspur, dan David Dein dari Arsenal menjadi beberapa pemimpin dalam transformasi ini.[16] Hal ini menyebabkan klub papan atas berusaha untuk meningkatkan kekuatan mereka, sehingga klub yang bermain pada Divisi Satu mengancam akan melepaskan diri dari Football League untuk meningkatkan kekuatan suara dan mengatur keuangan secara lebih menguntungkan dengan cara mengambil 50% bagian dari semua pendapatan televisi dan sponsor pada tahun 1986.[16] Mereka meminta agar perusahaan televisi membayar lebih untuk liputan pertandingan mereka,[17] dan pendapatan dari televisi menjadi semakin penting di mana The Football League menerima 6,3 juta poundsterling untuk perjanjian selama dua tahun pada tahun 1986, tetapi dalam kesepakatan bersama ITV pada tahun 1988, harganya naik tajam menjadi 44 juta poundsterling untuk durasi empat tahun, di mana klub papan atas mengambil 75% pendapatan.[18][19] Dalam negosiasi tersebut, masing-masing klub Divisi Pertama menerima sekitar 25 ribu poundsterling per tahun dari hak siar televisi sebelum tahun 1986 dan meningkat sekitar dua kali lipat berdasarkan negosiasi pada tahun 1986, dan melonjak menjadi 600 ribu poundsterling pada tahun 1988.[20] Negosiasi pada tahun 1988 dilaksanakan di bawah ancaman dari sepuluh klub yang berencana meninggalkan liga untuk membentuk "liga super", namun mereka berhasil dibujuk untuk tetap berada dalam liga, namun kemudian mengambil jatah keuntungan yang besar.[18][21][22] Negosiasi tersebut juga meyakinkan klub-klub besar bahwa untuk menerima jumlah suara yang cukup, mereka memerlukan keseluruhan Divisi Pertama bersama mereka alih-alih "liga super" yang lebih kecil.[23] Pada awal 1990-an, klub-klub besar kembali mempertimbangkan untuk keluar, karena pada saat itu mereka harus mendanai biaya perawatan stadion, sebagaimana yang diusulkan dalam Laporan Taylor.[24]
Pembentukan
Pada tahun 1990, direktur pelaksana London Weekend Television (LWT), Greg Dyke, bertemu dengan perwakilan dari lima klub sepak bola besar di Inggris (Manchester United, Liverpool, Tottenham, Everton, dan Arsenal) saat makan malam.[25] Pertemuan itu guna membuka jalan bagi mereka keluar dari The Football League.[26] Dyke percaya bahwa akan lebih menguntungkan bagi LWT jika hanya klub-klub besar yang ditayangkan di televisi nasional dan ia ingin memastikan apakah klub-klub itu akan tertarik pada bagian yang lebih besar dari pendapatan hak siar televisi.[27] Kelima klub setuju dengan saran itu dan memutuskan untuk meneruskannya, meskpun liga tersebut tidak akan memiliki kredibilitas tanpa dukungan dari The Football Association, sehinngga David Dein dari Arsenal mengadakan pembicaraan untuk melihat apakah FA dapat menerima ide tersebut, dan kebetulan hubungan antara FA dengan Football League sedang tidak baik pada saat itu, dan menganggapnya sebagai cara untuk melemahkan posisi Football League.[28] The FA merilis laporan pada Juni 1991, Blueprint for the Future of Football, yang mendukung rencana Liga Utama dengan FA sebagai otoritas tertinggi yang akan mengawasi liga.[23]
Pada penutupan musim 1991, sebuah proposal diajukan, dengan tujuan untuk membentuk suatu liga baru yang akan memberikan lebih banyak uang ke dalam keseluruhan permainan. Kesepakatan para pendiri (The Founder Members Agreement) ditandatangani pada 17 Juli 1991 oleh klub papan atas yang menandai pendirian dasar untuk persiapan Liga Utama FA (FA Premier League).[29] Divisi tingkat atas yang baru dibentuk ini, memiliki independensi dalam hal komersial yang terlepas dari The Football Association dan Football League, sehingga liga ini dapat menegosiasikan sendiri kesepakatan hak siar dan sponsor. Argumen yang diberikan saat itu ialah pendapatan tambahan yang memungkinkan klub Inggris untuk bersaing dengan klub lain di Eropa.[14] Meskipun Dyke memainkan peran penting dalam pembentukan liga ini, Dyke dan ITV kalah dalam pencalonan hak siar setelah BSkyB memenangkan pencalonan dengan tawaran 304 juta poundsterling selama lima tahun, bersama dengan BBC yang berhak menyiarkan rangkuman cuplikan pada Match of the Day saat itu.[25][27]
Pada tahun 1992, klub-klub Divisi Pertama mengundurkan diri secara massal dari Football League, dan pada 27 Mei 1992, Liga Utama FA (FA Premier League) didirikan sebagai perseroan terbatas yang bekerja di luar markas The FA di Lancaster Gate.[14] Hal ini menandai perpisahan Football League yang telah berjalan selama 104 tahun dengan empat divisi, sementara Liga Utama hanya memiliki satu divisi dan Football League kemudian berjalan dengan tiga divisi. Tidak terdapat perubahan dalam format kompetisi, dengan jumlah tim yang sama yang bermain pada tingkat tertinggi, dan sistem promosi dan degradasi antara Liga Utama dan Divisi Pertama yang baru tetap berjalan sama seperti antara Divisi Pertama dan Kedua yang lama, di mana tiga tim terdegradasi dan tiga tim dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi.[22]
Musim pertama liga adalah edisi 1992–1993 yang diikuti oleh 22 klub. Gol pertama dicetak oleh Brian Deane dari Sheffield United saat menaklukan Manchester United dengan skor 2–1.[30] Adapun 22 anggota pertama Liga Utama, yakni: Arsenal, Aston Villa, Blackburn Rovers, Chelsea, Coventry City, Crystal Palace, Everton, Ipswich Town, Leeds United, Liverpool, Manchester City, Manchester United, Middlesbrough, Norwich City, Nottingham Forest, Oldham Athletic, Queens Park Rangers, Sheffield United, Sheffield Wednesday, Southampton, Tottenham Hotspur, dan Wimbledon.[31] Luton Town, Notts County, dan West Ham United merupakan tiga tim yang terdegradasi dari Divisi Pertama yang lama dan tidak ikut serta pada edisi pertama ini.[32]
Dominansi "Empat Besar"
Musim | ARS | CHE | LIV | MUN |
---|---|---|---|---|
2000–2001 | 2 | 6 | 3 | 1 |
2001–2002 | 1 | 6 | 2 | 3 |
2002–2003 | 2 | 4 | 5 | 1 |
2003–2004 | 1 | 2 | 4 | 3 |
2004–2005 | 2 | 1 | 5 | 3 |
2005–2006 | 4 | 1 | 3 | 2 |
2006–2007 | 4 | 2 | 3 | 1 |
2007–2008 | 3 | 2 | 4 | 1 |
2008–2009 | 4 | 3 | 2 | 1 |
2009–2010 | 3 | 1 | 7 | 2 |
Empat besar | 10 | 8 | 7 | 10 |
dari 10 | ||||
Juara liga Babak grup Liga Champions Babak kualifikasi ketiga / play-off Liga Champions Babak kualifikasi pertama Liga Champions Piala UEFA / Liga Eropa | ||||
Salah satu hal penting dari Liga Utama pada pertengahan 2000-an adalah dominasi dari tim yang disebut sebagai "Empat Besar": Arsenal, Chelsea, Liverpool, dan Manchester United.[33][34] Selama dekade ini, mereka mendominasi empat tempat teratas, yang datang dengan kualifikasi Liga Champions UEFA, mengambil semua empat tempat teratas dalam 5 dari 6 musim dari 2003–2004 sampai 2008–2009, sementara setiap musim selama tahun 2000-an memperlihatkan bahwa tim "Big Four" selalu lolos ke kompetisi Eropa. Setelah musim 2003–2004, Arsenal memperoleh julukan "The Invincible" karena mereka menjadi klub pertama yang menyelesaikan musim Liga Utama tanpa kekalahan pada satupun pertandingan, yang hanya terjadi stu kali pada Liga Utama.[35][36]
Selama tahun 2000-an, hanya empat tim di luar "Empat Besar" yang berhasil lolos ke Liga Champions: Leeds United (1999–2000), Newcastle United (2001–2002 dan 2002–2003), Everton (2004–2005), dan Tottenham Hotspur (2009–2010), di mana mereka mengisi jatah terakhir Liga Champions, dengan pengecualian Newcastle pada musim 2002–2003, yang menyelesaikan musim pada peringkat ketiga.
Pada bulan Mei 2008 Kevin Keegan menyatakan bahwa dominasi "Empat Besar" mengancam liga tersebut, "Liga ini dalam bahaya menjadi salah satu liga paling membosankan tetapi hebat di dunia."[37] Ketua eksekutif Liga Utama Richard Scudamore mengatakan dalam pembelaan: "Ada banyak pergolakan yang terjadi di Liga Utama tergantung pada apakah Anda berada di atas, di tengah atau di bawah yang membuatnya menarik."[38]
Sejak 2005 hingga 2012, terdapat peserta Liga Inggris Diarsipkan 2021-09-27 di Wayback Machine. pada tujuh dari delapan final Liga Champions, di mana hanya klub "Empat Besar" yang mencapai tahap itu. Liverpool (2005), Manchester United (2008) dan Chelsea (2012) memenangkan kompetisi selama periode ini, sementara Arsenal (2006), Liverpool (2007), Chelsea (2008) dan Manchester United (2009 dan 2011) kalah pada final Liga Champions.[39] Leeds United adalah satu-satunya tim non-"Empat Besar" yang mencapai semi final Liga Champions, pada musim 2000–2001.
Selain itu, antara musim 1999–2000 dan 2009–2010, empat tim Liga Utama mencapai Piala UEFA atau final Liga Eropa, dengan pengecualian untuk Liverpool yang berhasil memenangkan kompetisi pada tahun 2001. Arsenal (2000), Middlesbrough (2006), dan Fulham (2010) semua kalah pada pertandingan final.[40]
Meskipun dominasi kelompok ini berkurang setelah periode ini dengan munculnya Manchester City dan Tottenham, dalam hal poin kemenangan Liga Utama sepanjang masa, mereka tetap unggul dengan sejumlah selisih. Pada akhir musim 2018–2019 yang merupakan musim ke-27, Liverpool yang berada pada peringkat keempat pada tabel poin sepanjang masa, unggul 250 poin atas tim berikutnya, Tottenham Hotspur. Mereka juga menjadi satu-satunya tim yang mempertahankan rata-rata kemenangan lebih dari 50% sepanjang tampil pada Liga Utama.[41]
Munculnya "Enam Besar"
Musim | ARS | CHE | LIV | MCI | MUN | TOT |
---|---|---|---|---|---|---|
2010–2011 | 4 | 2 | 6 | 3 | 1 | 5 |
2011–2012 | 3 | 6 | 8 | 1 | 2 | 4 |
2012–2013 | 4 | 3 | 7 | 2 | 1 | 5 |
2013–2014 | 4 | 3 | 2 | 1 | 7 | 6 |
2014–2015 | 3 | 1 | 6 | 2 | 4 | 5 |
2015–2016 | 2 | 10 | 8 | 4 | 5 | 3 |
2016–2017 | 5 | 1 | 4 | 3 | 6 | 2 |
2017–2018 | 6 | 5 | 4 | 1 | 2 | 3 |
2018–2019 | 5 | 3 | 2 | 1 | 6 | 4 |
2019–2020 | 8 | 3 | 1 | 2 | 3 | 6 |
2020–2021 | 8 | 4 | 3 | 1 | 2 | 7 |
2021–2022 | 5 | 3 | 2 | 1 | 6 | 4 |
2022–2023 | 2 | 12 | 5 | 1 | 3 | 8 |
Empat besar | 7 | 9 | 7 | 13 | 8 | 6 |
Enam besar | 11 | 11 | 10 | 13 | 12 | 11 |
Dari 13 musim | ||||||
Juara liga Babak grup Liga Champions Babak play-off Liga Champions Liga Eropa Liga Konferensi Eropa | ||||||
Tahun-tahun setelah 2009 menandai perubahan dalam struktur "Empat Besar" dengan Tottenham Hotspur dan Manchester City keduanya masuk ke empat tempat teratas secara teratur, mengubah "Empat Besar" menjadi "Enam Besar".[42] Pada musim 2009–2010, Tottenham berada diurutan keempat dan menjadi tim pertama yang menembus empat besar sejak Everton lima tahun sebelumnya.[43] Namun, kritik terhadap kesenjangan antara kelompok elit "klub super" dan mayoritas Liga Utama terus berlanjut, karena meningkatnya kemampuan mereka untuk membelanjakan lebih banyak daripada klub Liga Utama lainnya.[44] Manchester City memenangkan gelar di musim 2011–2012, menjadi klub pertama di luar "Empat Besar" yang menang sejak Blackburn Rovers pada musim 1994–1995. Musim itu juga melihat dua dari "Empat Besar" (Chelsea dan Liverpool) finis diluar empat tempat teratas untuk pertama kalinya sejak musim itu.[42] Dengan hanya empat tempat kualifikasi Liga Champions UEFA yang tersedia di liga, sekarang ada kompetisi yang lebih besar untuk kualifikasi, meskipun dari enam klub yang sempit. Jika tim memiliki poin dan selisih gol yang sama, play-off untuk tempat Liga Champions UEFA akan dimainkan di tempat yang netral. Dalam lima musim berikutnya setelah kampanye pada tahun 2011–2012, Manchester United dan Liverpool sama-sama menempatkan diri mereka di luar empat besar tiga kali sementara Chelsea berada di posisi 10 pada musim 2015–2016. Arsenal finis di urutan ke-5 pada 2016–2017, mengakhiri rekor mereka dengan 20 kali jadi empat besar berturut-turut.[45]
Pada musim 2015–2016, empat besar ditembus oleh tim non-Enam Besar untuk pertama kalinya sejak Everton pada tahun 2005. Leicester City adalah pemenang kejutan liga, sebagai hasilnya lolos ke Liga Champions.[46] Rekor poin tertinggi dalam satu musim diraih oleh Manchester City dengan raihan 100 poin pada musim 2017–2018.
Di luar lapangan, "Enam Besar" memiliki kekuatan dan pengaruh finansial yang signifikan, dengan klub-klub ini berargumen bahwa mereka harus mendapatkan bagian yang lebih besar dari pendapatan karena perawakan yang lebih besar dari klub mereka secara global dan sepak bola menarik yang ingin mereka mainkan.[47] Keberatan berpendapat bahwa struktur pendapatan egaliter di Liga Utama membantu mempertahankan liga kompetitif yang sangat penting untuk keberhasilannya di masa depan.[48]
Laporan Deloitte Football Money League 2016–2017 menunjukkan perbedaan keuangan antara "Enam Besar" dan anggota divisi lainnya. Semua tim "Enam Besar" memiliki pendapatan lebih dari €350 juta, dengan Manchester United memiliki pendapatan terbesar di liga di €676,3 juta. Leicester City adalah klub terdekat dengan "Enam Besar" dalam hal pendapatan, mencatat angka €271,1 juta untuk musim itu – dibantu oleh partisipasi di Liga Champions. Generator pendapatan ke delapan terbesar West Ham, yang tidak bermain di kompetisi Eropa, memiliki pendapatan €213,3 juta, hampir setengah dari klub dengan pendapatan terbesar kelima, Liverpool (€424,2 juta).[49] Sebagian besar dari pendapatan klub pada saat itu berasal dari kesepakatan siaran televisi, dengan klub terbesar masing-masing mengambil dari sekitar £150 juta hingga hampir £200 juta di musim 2016–2017 dari kesepakatan tersebut.[50] Dalam laporan Deloitte tahun 2019, semua "Enam Besar" berada di sepuluh besar klub terkaya di dunia.[51]
Perkembangan
Jumlah klub dikurangi menjadi 20, turun dari 22, pada 1995 ketika empat tim diturunkan dari liga dan hanya dua tim yang dipromosikan.[52][53] Liga divisi teratas hanya berisi 22 tim pada awal musim 1991–1992 yang merupakan tahun sebelum pembentukan Liga Utama.[53]
Pada 8 Juni 2006, FIFA meminta agar semua jumlah peserta liga utama Eropa, termasuk Serie A Italia dan La Liga Spanyol, dikurangi menjadi 18 tim pada awal musim 2007–2008. Liga Utama merespon dengan mengumumkan niat mereka untuk menolak pengurangan tersebut.[54] Pada akhirnya, musim 2007–2008 dimulai lagi dengan 20 tim.[55]
Liga mengubah namanya dari Liga Utama Inggris FA menjadi Liga Utama Inggris pada 2007.[56]
Struktur perusahaan
The Football Association Premier League Ltd (FAPL)[57][58][59] dijalankan sebagai perusahaan dan dimiliki oleh 20 klub anggota. Setiap klub adalah pemegang saham, di mana masing-masing tim memiliki satu suara untuk masalah seperti perubahan peraturan dan kontrak. Klub memilih ketua, kepala eksekutif, dan dewan direksi untuk mengawasi operasi harian liga.[60] The Football Association tidak terlibat langsung dalam operasi sehari-hari kompetisi, tetapi memiliki hak veto sebagai pemegang saham khusus pada saat pemilihan ketua dan kepala eksekutif dan ketika aturan baru diadopsi oleh liga.[61]
Ketua saat ini adalah Sir Dave Richards, yang diangkat pada April 1999, dan kepala eksekutifnya adalah Richard Scudamore yang diangkat pada November 1999.[62] Mantan ketua dan kepala eksekutif, masing-masing John Quinton dan Peter Leaver, dipaksa untuk mengundurkan diri pada Maret 1999 setelah memberikan kontrak konsultasi kepada mantan eksekutif Sky Sam Chisholm dan David Chance.[63] Rick Parry merupakan kepala eksekutif pertama liga.[64] Pada 13 November 2018, Susanna Dinnage diumumkan sebagai penerus Scudamore yang menjabat mulai awal 2019.[65]
Liga Utama Inggris mengirimkan perwakilan ke Asosiasi Klub Eropa UEFA, jumlah klub dan klub yang dipilih sendiri merujuk kepada koefisien UEFA. Untuk musim 2012–2013, Liga Utama Inggris memiliki 10 perwakilan dalam asosiasi tersebut, yaitu: Arsenal, Aston Villa, Chelsea, Everton, Fulham, Liverpool, Manchester City, Manchester United Diarsipkan 2021-09-27 di Wayback Machine., Newcastle United dan Tottenham Hotspur.[66] Asosiasi Klub Eropa bertanggung jawab untuk memilih tiga anggota ke Komite Kompetisi Klub UEFA, yang terlibat dalam pelaksanaan kompetisi UEFA seperti Liga Champions dan Liga Eropa.[67]
Format kompetisi
Kompetisi
Terdapat 20 klub yang bermain pada Liga Utama Inggris. Selama satu musim kompetisi (dari Agustus hingga Mei) masing-masing klub saling bermain menghadapi lawannya dalam dua pertandingan (sistem round-robin ganda), di mana satu pertandingan dilaksanakan di markas (home) mereka, sementara pertandingan lainnya dimainkan di markas lawan (away). Tim yang memenangkan pertandingan mendapatkan tiga poin, sementara tim yang kalah tidak mendapatkan poin. Jika pertandingan berakhir imbang, kedua tim sama-sama mendapatkan 1 poin. Peringkat klub diurutkan menurut total poin, kemudian selisih gol, dan jumlah gol yang dicetak. Jika masih imbang, tim dianggap menempati peringkat yang sama. Jika tim yang imbang tersebut berpengaruh kepada penentuan juara, degradasi, atau kelolosan ke kompetisi lainnya, maka akan dilaksanakan play-off di tempat netral untuk menentukan peringkat.[68] Mayoritas pertandingan dimainkan petang hari pada Sabtu dan Minggu.
Promosi dan degradasi
Sistem promosi dan degradasi dipergunakan antara kompetisi Liga Utama dan Kejuaraan EFL. Tiga tim dengan posisi terendah di Liga Utama akan didegradasi dan tampil dalam Kejuaraan EFL pada musim berikutnya, dan dua tim teratas dari Kejuaraan EFL naik tingkat (promosi) ke Liga Utama,[69] di mana jatah tim ketiga ditentukan melalui rangkaian play-off yang diikuti oleh tim peringkat ke-3 sampai ke-6.[70] Liga Utama Inggris diikuti oleh 22 tim saat dimulai pada tahun 1992, namun dikurangi menjadi 20 tim pada tahun 1995.[71]
Klub peserta
Sebanyak 45 klub telah bermain di Liga Utama Inggris sejak liga ini dibentuk tahun 1992 termasuk untuk musim 2016-17. Sampai musim ini, hanya ada 6 klub yang mampu terus bertahan di Liga Utama. Manchester City pernah terlempar dari kasta tertinggi Liga Inggris dan akhirnya bermain di Divisi Dua.[72] Klub yang bertahan adalah Arsenal, Chelsea, Everton, Liverpool, Manchester United dan Tottenham Hotspur.[73]
Juara
Menurut klub
Klub | Jumlah gelar | Musim kemenangan |
---|---|---|
Manchester United | 13 | 1992–1993, 1993–1994, 1995–1996, 1996–1997, 1998–1999, 1999–2000, 2000–2001, 2002–2003, 2006–2007, 2007–2008, 2008–2009, 2010–2011, 2012–2013 |
Manchester City | 8 | 2011–2012, 2013–2014, 2017–2018, 2018–2019, 2020–2021, 2021–2022, 2022–2023, 2023-2024 |
Chelsea | 5 | 2004–2005, 2005–2006, 2009–2010, 2014–2015, 2016–2017 |
Arsenal | 3 | 1997–1998, 2001–2002, 2003–2004 |
Blackburn Rovers | 1 | 1994–1995 |
Leicester City | 1 | 2015–2016 |
Liverpool | 1 | 2019–2020 |
Peserta musim 2022–2023
Dua puluh klub akan bersaing di Liga Utama Inggris 2022–2023, dengan tiga klub dipromosikan dari Championship:
Klub peserta liga musim 2022–2023 |
Posisi di musim 2021–2022 |
Musim pertama di divisi teratas |
Musim pertama di Premier League |
Musim di divisi teratas |
Musim di Premier League |
Musim pertama hingga saat ini di divisi teratas |
Jumlah musim hingga saat ini di Liga Utama |
Gelar divisi teratas |
Terakhir menjuarai liga |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Arsenal[lower-alpha 1][lower-alpha 2] | 5th | 1904–05 | 1992–93 | 106 | 31 | 1919–20[lower-alpha 3] | 31 | 13 | 2003–04 |
Aston Villa[lower-alpha 1][lower-alpha 4] | 14th | 1888–89 | 1992–93 | 109 | 28 | 2019–20 | 4 | 7 | 1980–81 |
Bournemouth | CS) | 2nd (2015–16 | 2015–16 | 6 | 6 | 2022–23 | 1 | 0 | – |
Brentford[lower-alpha 2] | 13th | 1935–36 | 2021–22 | 7 | 2 | 2021–22 | 2 | 0 | – |
Brighton & Hove Albion[lower-alpha 2] | 9th | 1979–80 | 2017–18 | 10 | 6 | 2017–18 | 6 | 0 | – |
Chelsea[lower-alpha 1][lower-alpha 2] | 3rd | 1907–08 | 1992–93 | 88 | 31 | 1989–90 | 31 | 6 | 2016–17 |
Crystal Palace[lower-alpha 1] | 12th | 1969–70 | 1992–93 | 23 | 14 | 2013–14 | 10 | 0 | – |
Everton[lower-alpha 1][lower-alpha 2][lower-alpha 4] | 16th | 1888–89 | 1992–93 | 120 | 31 | 1954–55 | 31 | 9 | 1986–87 |
Fulham | CS) | 1st (1949–50 | 2001–02 | 28 | 16 | 2022–23 | 1 | 0 | – |
Leeds United[lower-alpha 1] | 17th | 1924–25 | 1992–93 | 53 | 15 | 2020–21 | 3 | 3 | 1991–92 |
Leicester City | 8th | 1908–09 | 1994–95 | 54 | 17 | 2014–15 | 9 | 1 | 2015–16 |
Liverpool[lower-alpha 1][lower-alpha 2] | 2nd | 1894–95 | 1992–93 | 108 | 31 | 1962–63 | 31 | 19 | 2019–20 |
Manchester City[lower-alpha 1] | 1st | 1899–1900 | 1992–93 | 94 | 26 | 2002–03 | 21 | 8 | 2021–22 |
Manchester United[lower-alpha 1][lower-alpha 2] | 6th | 1892–93 | 1992–93 | 98 | 31 | 1975–76 | 31 | 20 | 2012–13 |
Newcastle United | 11th | 1898–99 | 1993–94 | 91 | 28 | 2017–18 | 6 | 4 | 1926–27 |
Nottingham Forest[lower-alpha 1] | CS) | 4th (1892–93 | 1992–93 | 57 | 6 | 2022–23 | 1 | 1 | 1977–78 |
Southampton[lower-alpha 1] | 15th | 1966–67 | 1992–93 | 46 | 24 | 2012–13 | 11 | 0 | – |
Tottenham Hotspur[lower-alpha 1][lower-alpha 2] | 4th | 1909–10 | 1992–93 | 88 | 31 | 1978–79 | 31 | 2 | 1960–61 |
West Ham United | 7th | 1923–24 | 1993–94 | 65 | 27 | 2012–13 | 11 | 0 | – |
Wolverhampton Wanderers[lower-alpha 4] | 10th | 1888–89 | 2003–04 | 68 | 9 | 2018–19 | 5 | 3 | 1958–59 |
- Burnley, Watford, dan Norwich City terdegradasi ke divisi Championship untuk musim 2022–23, sedangkan Fulham, Bournemouth dan Nottingham Forest, sebagai pemenang, runner-up dan pemenang final play-off, masing-masing dipromosikan dari divisi Championship musim 2021–22.
- Hanya dua klub yang tersisa di Liga Premier sejak promosi pertama mereka: Brentford dan Brighton & Hove Albion, yang telah berada di 2 dan 6 musim (dari 31), masing-masing.
- Longest continuous run in the English top flight.[74]
Templat:Premier League labelled map
Klub lain
Klub | Liga saat ini | Posisi di 2018–2019 |
Musim pertama di divisi utama |
Musim pertama di Liga Utama Inggris |
Musim terbaru di Liga Utama Inggris |
Musim di divisi utama |
Musim di Liga Utama Inggris |
Gelar divisi utama |
Gelar terakhir di divisi utama |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Barnsley | Championship | ke-2 di Liga Satu | 1997–98 | 1997–98 | 1997–98 | 1 | 1 | 0 | n/a |
Birmingham City | Championship | ke-17 | 1894–95 | 2002–03 | 2010–11 | 57 | 7 | 0 | n/a |
Blackburn Roversa, b | Championship | ke-15 | 1888–89 | 1992–93 | 2011–12 | 72 | 18 | 3 | 1994–95 |
Blackpool | League One | ke-10 | 1930–31 | 2010–11 | 2010–11 | 28 | 1 | 0 | n/a |
Bolton Wanderersb | League One | ke-23 di Championship | 1888–89 | 1995–96 | 2011–12 | 61 | 13 | 0 | n/a |
Bradford City | League Two | ke-24 di League One | 1908–09 | 1999–2000 | 2000–01 | 12 | 2 | 0 | n/a |
Cardiff Cityc | Championship | ke-18 di Premier League | 1921–22 | 2013–14 | 2018–19 | 17 | 2 | 0 | n/a |
Charlton Athletic | Championship | ke-3 di League One | 1936–37 | 1998–99 | 2006–07 | 27 | 8 | 0 | n/a |
Coventry Citya | League One | ke-8 | 1967–68 | 1992–93 | 2000–01 | 34 | 9 | 0 | n/a |
Derby Countyb | Championship | ke-6 | 1888–89 | 1996–97 | 2007–08 | 65 | 7 | 2 | 1974–75 |
Fulham | Championship | ke-19 di Premier League | 1949–50 | 2001–02 | 2018–19 | 26 | 14 | 0 | n/a |
Huddersfield Town | Championship | ke-20 di Premier League | 1920–21 | 2017–18 | 2018–19 | 33 | 2 | 3 | 1925–26 |
Hull City | Championship | ke-13 | 2008–09 | 2008–09 | 2016–17 | 5 | 5 | 0 | n/a |
Ipswich Towna | League One | ke-24 di Championship | 1961–62 | 1992–93 | 2001–02 | 26 | 5 | 1 | 1961–62 |
Leeds Uniteda | Championship | ke-3 | 1924–25 | 1992–93 | 2003–04 | 50 | 12 | 3 | 1991–92 |
Middlesbrougha | Championship | ke-7 | 1902–03 | 1992–93 | 2016–17 | 62 | 15 | 0 | n/a |
Nottingham Foresta | Championship | ke-9 | 1892–93 | 1992–93 | 1998–99 | 56 | 5 | 1 | 1977–78 |
Oldham Athletica | League Two | ke-14 | 1910–11 | 1992–93 | 1993–94 | 12 | 2 | 0 | n/a |
Portsmouth | League One | ke-4 | 1927–28 | 2003–04 | 2009–10 | 33 | 7 | 2 | 1949–50 |
Queens Park Rangersa | Championship | ke-19 | 1968–69 | 1992–93 | 2014–15 | 23 | 7 | 0 | n/a |
Reading | Championship | ke-20 | 2006–07 | 2006–07 | 2012–13 | 3 | 3 | 0 | n/a |
Sheffield Wednesdaya | Championship | ke-12 | 1892–93 | 1992–93 | 1999–2000 | 66 | 8 | 4 | 1929–30 |
Stoke Cityb | Championship | ke-16 | 1888–89 | 2008–09 | 2017–18 | 63 | 10 | 0 | n/a |
Sunderland | League One | ke-5 | 1890–91 | 1995–96 | 2016–17 | 87 | 13 | 6 | 1935–36 |
Swansea Cityc | Championship | ke-10 | 1981–82 | 2011–12 | 2017–18 | 9 | 7 | 0 | n/a |
Swindon Town | League Two | ke-13 | 1993–94 | 1993–94 | 1993–94 | 1 | 1 | 0 | n/a |
West Bromwich Albionb | Championship | ke-4 | 1888–89 | 2002–03 | 2017–18 | 79 | 12 | 1 | 1919–20 |
Wigan Athletic | Championship | ke-18 | 2005–06 | 2005–06 | 2012–13 | 8 | 8 | 0 | n/a |
Wimbledona | Dibubarkan | Dibubarkan (2003–2004) | 1892–93 | 1992–93 | 1999–2000 | 14 | 8 | 0 | n/a |
a: Anggota pendiri Liga Utama Inggris
b: Salah satu dari 12 tim asli Football League
c: Klub yang berasal dari Wales
Klub non-Inggris
Wales
Pada tahun 2011, sebauh klub Wales berpartisipasi dalam Liga Utama untuk pertama kalinya setelah Swansea City mendapatkan promosi.[75][76] Pertandingan Liga Utama yang dimainkan di luar Inggris adalah pertandingan kandang Swansea City di Stadion Liberty melawan Wigan Athletic pada 20 Agustus 2011.[77] Jumlah klub Wales yang bermain pada Liga Utama bertambah menjadi dua pada musim 2013–2014 saat Cardiff City meraih promosi,[78] namun mereka langsung terdegradasi setelah musim perdana mereka.[79] Cardiff kembali promosi pada 2017–2018 namun jumlah klub Wales tetap sama pada musim Liga Utama Inggris 2018–2019 karena Swansea City terdegradasi dari Liga Utama Inggris pada 2017–2018.[80] Setelah terdegradasinya Cardiff City pada 2018–2019, per tahun 2020 tidak ada klub Wales yang bermain pada Liga Utama Inggris.[81]
Karena klub Wales merupakan anggota Asosiasi Sepak Bola Wales (bahasa Inggris: Football Association of Wales, FAW), muncul pertanyaan apakah klub seperti Swansea dapat mewakili Inggris atau Wales pada kompetisi Eropa. Hal ini membuat diskusi panjang dalam Uni Sepak Bola Eropa. Swansea mengambil salah satu dari tiga jatah Inggris pada Liga Eropa UEFA pada 2013–2014 setelah menjuarai Piala Liga Inggris pada musim 2012–2013.[82] Hak klub Wales untuk mengambil jatah Inggris seperti itu sempat menjadi keraguan, sampai kemudian UEFA mengklarifikasi masalah ini pada Maret 2012 yang menyatakan bahwa klub Wales dapat berpartisipasi.[83]
Skotlandia dan Irlandia
Partisipasi dalam Liga Utama oleh beberapa klub Skotlandia atau Irlandia telah dibahas beberapa kali, namun tidak menghasilkan apa-apa. Gagasan tersebut hampir mencapai kenyataan pada tahun 1998, ketika Wimbledon menerima persetujuan Liga Utama Inggris untuk pindah ke Dublin, Irlandia, tetapi langkah itu dihentikan oleh Asosiasi Sepak Bola Republik Irlandia.[84][85][86][87]
Media juga beberapa kali mendiskusikan pemikiran bahwa dua tim terbesar Skotlandia, Celtic dan Rangers, dapat atau akan tampil pada Liga Utama Inggris, namun tidak berbuah menjadi kenyataan.[88]
Kompetisi internasional
Kompetisi Eropa
Empat tim teratas pada akhir klasemen Liga Utama Inggris lolos ke babak grup Liga Champions UEFA musim berikutnya. Pemenang Liga Champions UEFA dan Liga Eropa UEFA juga lolos ke babak grup Liga Champions UEFA musim berikutnya. Jika hal ini membuat enam tim Liga Utama Inggris lolos, maka tim yang berada pada posisi keempat di Liga Utama Inggris justru akan bermain pada Liga Eropa UEFA, karena setiap negara dibatasi hanya maksimal 5 tim yang dapat tampil.
Tim yang berada pada peringkat kelima klasemen dalam Liga Utama lolos Inggris ke babak grup Liga Eropa musim berikutnya. Pemenang Piala FA juga lolos ke babak grup Liga Eropa UEFA musim berikutnya, tetapi jika pemenang tersebut juga mengakhiri liga pada lima besar atau telah memenangkan turnamen besar UEFA, tempat ini akan diberikan ke tim peringkat keenam klasemen. Pemenang Piala EFL juga lolos ke babak kualifikasi kedua dalam Liga Eropa UEFA musim berikutnya, tetapi jika pemenang tersebut sudah lolos ke kompetisi UEFA melalui kompetisi lainnya, maka jatah ini akan diberikan ke tim yang berada pada urutan keenam Liga Utama Inggris, atau ketujuh apabila hasil Piala FA juga membuat tim peringkat keenam lolos.[89]
Jumlah tempat yang dialokasikan untuk klub Inggris dalam kompetisi UEFA tergantung pada posisi yang dimiliki suatu negara dalam koefisien negara UEFA, yang dihitung berdasarkan kinerja tim dalam kompetisi UEFA dalam lima tahun sebelumnya. Saat ini peringkat Inggris (dan secara de facto adalah Liga Utama Inggris) berada pada peringkat ke-2 di belakang Spanyol.
Peringkat 2019 |
Peringkat 2018 |
Perubahan | Liga | 2014–2015 | 2015–2016 | 2016–2017 | 2017–2018 | 2018–2019 | Koefisien | Jatah di Liga Champions | Jatah di Liga Eropa | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
BG | PO | K3 | K2 | K1 | PQ | BG | PO | K3 | K2 | K1 | PQ | ||||||||||
1 | 1 | = | Spanyol | 20.214 | 23.928 | 20.142 | 19.714 | 19.571 | 103.569 | 4 | — | — | — | — | — | 2 | — | — | 1 | — | — |
2 | 2 | = | Inggris | 13.571 | 14.250 | 14.928 | 20.071 | 22.642 | 85.462 | 4 | — | — | — | — | — | 2 | — | — | 1 | — | — |
3 | 3 | = | Italia | 19.000 | 11.500 | 14.250 | 17.333 | 12.642 | 74.725 | 4 | — | — | — | — | — | 2 | — | — | 1 | — | — |
4 | 4 | = | Jerman | 15.857 | 16.428 | 14.571 | 9.857 | 15.214 | 71.927 | 4 | — | — | — | — | — | 2 | — | — | 1 | — | — |
5 | 5 | = | Prancis | 10.916 | 11.083 | 14.416 | 11.500 | 10.583 | 58.498 | 2 | — | 1 | — | — | — | 2 | — | — | 1 | — | — |
6 | 6 | = | Rusia | 9.666 | 11.500 | 9.200 | 12.600 | 7.583 | 50.549 | 2 | — | 1 | — | — | — | 1 | — | 1 | 1 | — | — |
7 | 7 | = | Portugal | 9.083 | 10.500 | 8.083 | 9.666 | 10.900 | 48.232 | 1 | — | 1 | — | — | — | 1 | — | 1 | 1 | — | — |
8 | 8 | = | Ukraina | 10.000 | 9.800 | 5.500 | 8.000 | 7.800 | 39.900 | 1 | — | 1 | — | — | — | 1 | — | 1 | 1 | — | — |
9 | 9 | = | Belgia | 9.600 | 7.400 | 12.500 | 2.600 | 5.600 | 38.900 | 1 | — | 1 | — | — | — | 1 | — | 1 | 1 | — | — |
10 | 10 | = | Turki | 6.000 | 6.600 | 9.700 | 6.800 | 5.500 | 34.600 | 1 | — | — | 1 | — | — | 1 | — | 1 | 1 | — | — |
Pengecualian dari sistem kelolosan ke kompetisi Eropa yang biasanya dipergunakan terjadi pada tahun 2005, setelah Liverpool memenangkan Liga Champions pada tahun sebelumnya, tetapi tidak lolos ke Liga Champions menurut peringkat akhir klasemen Liga Utama Inggris pada musim itu. UEFA memberikan dispensasi khusus bagi Liverpool untuk masuk ke Liga Champions sehingga Inggris mendapatkan jatah lima tempat.[91] UEFA kemudian membuat peraturan bahwa juara bertahan lolos ke kompetisi tersebut pada musim berikutnya terlepas dari posisi mereka pada liga domestik. Namun, dengan liga yang memiliki empat jatah pada Liga Champions, hal ini berarti bahwa pemenang Liga Champions yang tidak berada pada peringkat empat besar, akan mengambil jatah tim peringkat keempat. Pada waktu itu, tidak ada asosiasi yang dapat memiliki jatah lebih dari empat tim pada Liga Champions.[92] Hal ini terjadi pada tahun 2012 ketika Chelsea berhasil menjuarai Liga Champions pada musim panas tersebut, namun hanya berada pada peringkat keenam klasemen akhir liga Inggris. Chelsea kemudian mengambil jatah Tottenham Hotspur, sehingga Tottenham Hotspur bermain pada Liga Eropa UEFA.[93]
Sejak 2015–2016, pemenang Liga Eropa lolos ke Liga Champions, yang membuat jumlah tim maksimum yang lolos meningkat dari empat menjadi lima.[94] Hal ini berpengaruh di Inggris pada musim 2016–2017 saat Manchester United hanya mampu berada pada peringkat keenam klasemen, namun telah menjuarai Liga Eropa. Dengan demikian, Inggris mendapatkan jatah lima tempat pada 2017–2018.[95] Dalam hal ini, setiap jatah Liga Europa yang kosong tidak diberikan kepada sesama tim Inggris menurut klasemen, sehingga jatah pada Liga Eropa untuk musim selanjutnya akan berkurang. Jika kedua pemenang Liga Champions dan Liga Eropa berasal dari asoasiasi yang sama dan sama-sama tidak berada pada empat besar klasemen, maka tim peringkat keempat akan bermain pada Liga Eropa.
Kompetisi internasional
Antara musim 1992–1993 hingga 2018–2019, klub Liga Utama Inggris memenangkan Liga Champions UEFA sebanyak lima kali (dan tujuh kali menjadi juara kedua), di belakang raihan La Liga Spanyol dengan sebelas kali menjadi juara, setara dengan Serie A Italia, dan unggul atas Bundesliga Jerman dengan tiga kali menjadi juara.[39] Dua klub Liga Utama Inggris telah berhasil menjadi Piala Dunia Antarklub FIFA (awalnya disebut Kejuaraan Dunia Antarklub FIFA), yakni Manchester United pada 2008 dan Liverpool pada 2019,[96] dan dua kali berada pada peringkat kedua (Liverpool pada 2005 dan Chelsea pada 2012),[97][98] di belakang raihan klub La Liga Spanyol dengan tujuh kemenangan,[99] Brasileirão Brasil dengan empat kemenangan,[97][98][100][101] dan imbang dengan Serie A Italia dengan dua kemenangan.[102][103]
Keuangan
Liga Utama Inggris memiliki pendapatan tertinggi dibandingkan semua liga sepak bola di dunia, dengan total pendapatan klub sebesar €2,48 miliar pada 2009–2010.[104][105] Pada 2013–2014, karena peningkatan pendapatan televisi dan pengendalian biaya, Liga Utama Inggris memiliki laba bersih lebih dari £78 juta, melebihi semua liga sepak bola lainnya.[106] Pada tahun 2010, Liga Utama Inggris mendapatkan Penghargaan Ratu untuk Perusahaan (Queen's Awards for Enterprise) dalam kategori Perdagangan Internasional atas kontribusinya yang luar biasa terhadap perdagangan internasional dan nilai yang dibawa untuk sepak bola Inggris dan industri penyiaran Inggris.[107]
Beberapa klub peserta Liga Utama Inggris masuk ke dalam daftar klub sepak bola terkaya di dunia. Laporan yang dirilis Deloitte berjudul "Football Money League" memasukkan tujuh klub Liga Utama Inggris dalam 20 klub teratas untuk musim 2009–2010,[108] dan seluruh 20 klub yang bermain pada Liga Utama Inggris berada pada jajaran 40 tim terbaik secara global pada akhir musim 2013–2014, sebagian besar karena peningkatan pada pendapatan dari siaran.[109] Sejak 2013, liga ini menghasilkan €2,2 miliar per tahun dari hak siar televisi, baik domestik maupun internasional.[5]
Klub peserta Liga secara mendasar telah bersepakat pada Desember 2012 untuk melakukan pengendalian biaya baru secara radikal. Dua proposal yang diajukan terdiri dari aturan tentang impas dan batasan nilai kenaikan gaji yang dapat dibayarkan setiap musim. Dengan kesepakatan televisi baru, momentum tersebut telah tumbuh dalam menemukan cara mencegah mayoritas uang tunai langsung diberikan kepada pemain dan agen.[110]
Pembayaran terpusat untuk musim 2016–2017 berjumlah £2.398.515.773 dari total 20 klub, di mana masing-masing tim menerima biaya partisipasi tetap sebesar £35.301.989 dan pembayaran tambahan dari siaran televisi (£1.016.690 untuk hak secara umum di Inggris untuk sorotan pertandingan, £1.136.083 untuk setiap siaran langsung pertandingan mereka di Inggris, dan £39.090.596 untuk semua hak dari luar negeri), hak komersial (biaya tetap sebesar £4.759.404), dan ukuran nosional "jasa" yang didasarkan pada posisi akhir klasemen liga.[111] Komponen jasa berjumlah £1.941.609 yang dikalikan dengan peringkat akhir klasemen, dihitung dari dasar klasemen (misal, Burnley berada pada peringkat 16 klasemen pada Mei 2017, dan merupakan posisi ke-5 jika dihitung dari bawah, maka mereka menerima 5 × £1.941.609 = £9.708.045).[111]
Sponsor
Sejak 1993 hingga 2016, Liga Utama Inggris memberikan hak sponsor kepada dua perusahaan, yakni Tempat pembuatan bir Carling dan Barclays Bank PLC. Sponsor utama berhak menambahkan namanya di nama liga. Barclays adalah sponsor terakhir, yang mensponsori Liga Utama Inggris dari tahun 2001 hingga 2016 (hingga 2004, kompetisi ditambahkan nama Barclaycard sebelum beralih ke merek perbankan utamanya pada tahun 2004).[112]
Periode | Sponsor | Judul kompetisi | |
---|---|---|---|
Bahasa Inggris | Bahasa Indonesia | ||
1992–1993 | Tanpa sponsor | FA Premier League | Liga Utama FA |
1993–2001 | Carling | FA Carling Premiership[14] | Liga Utama Carling FA |
2001–2004 | Barclaycard | FA Barclaycard Premiership[14] | Liga Utama Barclaycard FA |
2004–2007 | Barclays | FA Barclays Premiership | Liga Utama Barclays FA |
2007–2016 | Barclays Premier League[14][113] | Liga Utama Barclays | |
2016– | Tanpa sponsor | Premier League | Liga Utama |
Kesepakatan Barclays dengan Liga Utama Inggris berakhir pada akhir musim 2015–2016. FA mengumumkan pada 4 Juni 2015 bahwa mereka tidak akan mengejar kesepakatan sponsor lebih lanjut untuk Liga Uama Inggris, dengan alasan bahwa mereka ingin membangun merek yang "bersih" untuk kompetisi yang lebih sejalan dengan liga olahraga utama di Amerika Serikat.[114]
Selain sebagai sponsor untuk liga itu sendiri, Liga Utama Inggris memiliki sejumlah mitra dan pemasok resmi.[115] Pemasok bola resmi untuk liga adalah Nike yang telah memiliki kontrak sejak musim 2000–2001 ketika mereka mengambil alih dari Mitre.[116] Dengan merek Merlin, Topps memegang lisensi untuk menghasilkan barang koleksi Liga Utama Inggris antara tahun 1994 hingga 2019 termasuk stiker (untuk album stiker mereka) dan kartu dagang (trading card).[117] Diluncurkan pada musim 2007-2008, Topps Match Attax, permainan kartu perdagangan Liga Utama Inggris yang resmi menjadi koleksi anak laki-laki terlaris di Inggris, dan juga merupakan permainan kartu perdagangan olahraga penjualan terlaris di dunia.[117][118] Pada Oktober 2018, Panini mendapatkan lisensi untuk memproduksi barang koleksi mulai musim 2019–2020.[119] Sejak 2017, perusahaan cokelat Cadbury adalah mitra makanan ringan resmi Liga Premier, dan mensponsori penghargaan Sepatu Emas dan Sarung Tangan Emas.[120]
Penyiar
Britania Raya dan Irlandia
Televisi memainkan peran yang besar dalam sejarah Liga Inggris. Keputusan Liga untuk memberikan hak siar kepada BSkyB pada tahun 1992 menjadi keputusan yang radikan saat itu, tetapi keputusan itu telah dibayarkan. Pada saat itu, televisi berbayar adalah proposisi yang tidak teruji dalam pasar Inggris, seperti halnya kewajiban penggemar untuk membayar demi menonton pertandingan sepak bola di televisi secara langsung. Namun, kombinasi dari strategi Sky, kualitas sepak bola Liga Inggris dan selera publik untuk melihat permainan telah membuat nilai dari hak siar televisi Liga Inggris melonjak.[19]
Liga Inggris menjual hak siar televisi secara kolektif. Hal ini berbeda dengan beberapa liga sepak bola di Eropa lainnya, termasuk La Liga, di mana setiap klub menjual haknya secara individual, yang membuat share yang jauh lebih tinggi dalam hal total pendapatan yang masuk ke beberapa klub papan atas.[121] Uang tersebut dibagi menjadi tiga bagian:[122] setengah bagian dibagi rata antar klub; seperempat diberikan berdasarkan prestasi berdasarkan posisi liga terakhir, klub yang berada pada puncak klasemen mendapatkan dua puluh kali lebih banyak dari klub terbawah, dan langkah yang sama terus menurun sepanjang klasemen; kuartal terakhir dibayarkan sebagai biaya fasilitas untuk pertandingan yang ditayangkan di televisi, di mana klub papan atas umumnya menerima bagian terbesar dari ini. Penghasilan dari hak luar negeri dibagi rata antar 20 klub.[123]
Perjanjian hak siar televisi Sky yang pertama bernilai £304 juta untuk lima musim.[124] Kontrak berikutnya yang dinegosiasikan untuk mulai musim 1997–1998, naik menjadi £670 juta untuk empat musim.[124] Kontrak ketiga bernilai £1,024 miliar bersama dengan BSkyB untuk jangka waktu tiga musim dari 2001–2002 hingga 2003–04. Liga Inggris menghasilkan £320 juta dari penjualan hak-hak internasionalnya dalam tiga tahun sejak 2004–2005 hingga 2006-07. Mereka menjual hak itu berdasarkan wilayah.[125] Monopoli Sky berakhir sejak Agustus 2006 ketika Setanta Sports diberikan hak untuk menayangkan dua dari enam paket pertandingan yang tersedia. Hal ini terjadi setelah desakan dari Komisi Eropa bahwa hak eksklusif tidak boleh dijual ke satu perusahaan televisi. Sky dan Setanta membayar £1,7 miliar, peningkatan dua pertiga yang membuat banyak komentator terkejut karena asumsi publik bahwa nilai hak siar telah naik mengikuti pertumbuhan yang cepat. Setanta juga memegang hak untuk pertandingan langsung pukul 15.00 yang ditayangkan hanya untuk pemirsa di Irlandia. BBC telah mempertahankan hak untuk menampilkan cuplikan untuk tiga musim yang sama (dalam Match of the Day) seharga £171,6 juta, meningkat 63% dari nilai sebelumnya £105 juta yang dibayarkan untuk periode tiga tahun sebelumnya.[126] Sky dan BT telah sepakat untuk bersama-sama membayar £84,3 juta untuk hak siar pertandingan tunda untuk 242 pertandingan (yang merupakan hak untuk menayangkannya secara penuh di televisi dan Internet) yang umumnya untuk jangka waktu 50 jam untuk pertandingan setelah pukul 22.00 pada hari pertandingan.[127] Hak siar televisi di luar negeri menghasilkan £625 juta, hampir dua kali lipat dari kontrak sebelumnya.[128] Total yang diperoleh dari kesepakatan ini mencapai lebih dari 2,7 miliar Poundsterling, membuat klub Liga Inggris mendapatkan penghasilan dari media rata-rata sekitar £40 juta per tahun sejak 2007 hingga 2010.[129]
Kesepakatan hak siar televisi antara Liga Inggris dan Sky telah menghadapi tuduhan bahwa mereka menjadi kartel, dan sejumlah kasus pengadilan muncul sebagai akibatnya.[130] Investigasi oleh Office of Fair Trading pada tahun 2002 menemukan BSkyB mendominasi dalam pasar olahraga televisi berbayar, tetapi mereka menyimpulkan bahwa terdapat sejumlah alasan yang tidak memadai untuk melakukan klaim bahwa BSkyB telah menyalahgunakan posisi dominannya.[131] Pada Juli 1999, metode penjualan hak Liga Inggris yang menggunakan sistem kolektif untuk semua klub peserta, diselidiki oleh Pengadilan Praktek Terbatas Inggris, yang menyimpulkan bahwa perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan umum.[132]
Paket cuplikan BBC pada Sabtu dan Minggu malam, serta malam-malam lainnya yang sesuai dengan jadwal pertandingan, berlangsung hingga tahun 2016.[133] Hak siar televisi saja untuk periode 2010 hingga 2013 telah dibeli seharga £1,782 miliar.[134] Pada 22 Juni 2009, karena masalah yang dihadapi oleh Setanta Sports setelah gagal memenuhi tenggat waktu akhir atas pembayaran £30 juta ke Liga Inggris, ESPN mendapat dua paket hak untuk siaran di Britania Raya yang berisi 46 pertandingan untuk musim 2009–2010 serta paket 23 pertandingan per musim dari 2010–2011 hingga 2012–2013.[135] Pada 13 Juni 2012, Liga Inggris mengumumkan bahwa BT telah mendapat hak untuk menyiarkan 38 pertandingan per musim 2013–2014 hingga musim 2015–2016 senilai £246 juta per tahun. 116 pertandingan lainnya tetap disiarkan oleh Sky dengan nilai £760 juta per tahun. Total pendapatan dari hak siar domestik telah mencapai £3,018 miliar, meningkat 70,2% dibandingkan musim 2010–2011 hingga 2012–2013.[136] Nilai kesepakatan lisensi meningkat 70,2% pada 2015, di mana Sky dan BT membayar £5,136 miliar saat memperbarui kontrak mereka dengan Liga Inggris untuk tiga tahun hingga musim 2018–2019.[137]
- Cuplikan di Britania Raya
Program | Durasi | Saluran |
---|---|---|
Match of the Day | 1992–2001, 2004–kini | BBC |
The Premiership | 2001–2004 | ITV |
Pada Agustus 2016, diumumkan bahwa BBC akan menciptakan majalah dengan gaya baru untuk Liga Inggris dengan judul The Premier League Show.[138] Pada Juni 2018, diumumkan bahwa Amazon Video akan menyiarkan 20 pertandingan per musim dalam kesepakatan tiga tahun mulai musim 2019–2020.[139] Siaran televisi tersebut akan diproduksi dengan menjalin kemitraan bersama Sunset + Vine dan BT Sport.[140]
Internasional
Liga Utama Inggris menjadi liga sepak bola yang paling banyak ditonton di dunia, dengan disiarkan di 212 wilayah ke 643 juta rumah dan pemirsa TV potensial mencapai 4,7 miliar orang.[7] Bagian dari Liga Utama Inggris yang mengurusi produksi televisi, Premier League Productions, dioperasikan oleh IMG Productions dan memproduksi semua konten untuk mitra televisi internasionalnya.[141]
Liga Utama Inggris sangat populer di Asia, di mana program ini menjadi yang paling banyak didistribusikan.[142] Di Australia, perusahaan telekomunikasi Optus memegang hak eksklusif penyiaran Liga Utama Inggris, di mana mereka menyediakan siaran langsung dan akses daring yang sebelumnya dipegang oleh Fox Sports.[143] Di India, pertandingan disiarkan langsung di STAR Sports. Di Tiongkok, hak siar diberikan kepada Super Sports dalam perjanjian selama enam tahun yang dimulai pada musim 2013–2014.[144]
Pada musim 2019–2020, hak siar di Kanada untuk Liga Utama Inggris dimiliki oleh DAZN, setelah dimiliki bersama oleh Sportsnet dan TSN sejak musim 2013–2014.[145] Di Amerika Serikat, Liga Utama Inggris disiarkan melalui NBC Sports.[146] Pemirsa liga ini memingkat pesat, di mana NBC dan NBCSN rata-rata mencatat 479.000 penonton pada musim 2014–2015, naik 118% dibandingkan musim 2012–2013 ketika masih ditayangkan di Fox Soccer dan ESPN/ESPN2 dengan 220.000 penonton,[147] dan NBC Sports telah mendapatkan sejumlah apresiasi atas liputannya.[147][148][149] NBC Sports melakukan perpanjangan untuk enam tahun pada Liga Utama Inggris musim 2015 sampai musim 2021–2022 dengan kesepakatan senilai $1 miliar (setara dengan £640 juta).[150][151]
Antara musim 1998–1999 hingga musim 2012–2013, RTÉ menyiarkan cuplikan dalam program Premier Soccer Saturday dan terkadang dalam Premier Soccer Sunday. Sejak musim 2004–2005 hingga musim 2006–2007, RTÉ menyiarkan pertandingan langsung pada 15 Saturday sore hari, di mana masing-masing pertandingan disebut Premiership Live. Liga Inggris disiarkan oleh SuperSport di seluruh Afrika Sub-Sahara.
Penayangan di Indonesia
Di Indonesia, Mola TV mengambil alih hak siar untuk penayangan di Indonesia setelah dimiliki oleh MNC, Mola TV awalnya menayangkan Liga Inggris bersama dengan TVRI sebagai siaran FTA. TVRI menayangkan 2 pertandingan di weekend.Namun setelah terjadi kontroversi antara Dewan Pengawas TVRI dan Helmy Yahya. TVRI hiatus menayangkan Liga Inggris hingga diambil alih oleh NET.. NET. melanjutkan penayangan hingga musim berakhir. Sekarang, SCTV ditunjuk sebagai broadcaster musim 2021-2022. Bukan hanya itu, mulai musim 2022-2023 sampai musim 2024-2025. SCTV melalui Induknya Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) mengambil alih hak siar sebesar 100% sehingga Liga Inggris dapat disaksikan melalui FTA (SCTV, Moji), OTT Vidio, dan layanan TV kabel Nex Parabola.
Jarak dengan liga kasta lain
Terdapat kesenjangan yang meningkat antara Liga Utama Inggris dengan English Football League. Sejak berpisah dengan Football League, banyak klub mapan pada Liga Utama Inggris telah membuat kesenjangan dengan rekan-rekan mereka di liga yang lebih rendah. Perbedaan terbesar antara mereka adalah dalam hal hak siar televisi pada liga,[152] banyak tim yang baru mendapatkan promosi merasa sulit untuk menghindari degradasi pada musim pertama mereka di Liga Utama Inggris. Di setiap musim kecuali pada 2001–2002, 2011–2012, dan 2017–2018, setidaknya satu pendatang baru Liga Utama Inggris terdegradasi kembali ke English Football League. Pada musim 1997–1998, ketiga klub yang baru saja mendapat promosi, langsung terdegradasi pada akhir musim.[153]
Liga Utama Inggris mendistribusikan sebagian dari pendapatan televisi kepada klub-klub yang terdegradasi dari liga dalam bentuk "pembayaran parasut". Dimulai pada musim 2013–2014, pembayaran ini mencapai lebih dari £60 juta selama empat musim.[154] Klub Liga Utama Inggris secara proporsional menerima pendapatan pembayaran terpusat sebesar 2,4 miliar poundsterling pada musim 2016–2017, dengan tambahan 343 juta poundsterling dalam rangka solidaritas Liga Utama Inggris kepada klub EFL.[111] Meskipun dirancang untuk membantu tim dalam menyesuaikan diri dengan hilangnya pendapatan televisi (rata-rata tim Liga Premier menerima £41 juta[155] sementara rata-rata klub Kejuaraan EFL hanya menerima £2 juta),[156] kritikus berpendapat bahwa pembayaran sejenis ini sebenarnya memperluas kesenjangan antara tim yang telah mencapai Liga Premier dan yang belum,[157] yang mengarah pada kemunculan tim yang "bouncing back" segera setelah terdegradasi. Beberapa klub yang tidak berhasil promosi ke Liga Utama Inggris, masalah keuangan, termasuk dalam beberapa kasus, administrasi atau bahkan likuidasi telah menjadi hal yang menghantui klub. Degradasi ke liga yang lebih rendah lagi, terjadi pada beberapa klub yang tidak mampu mengatasi kesenjangan.[158][159]
Stadion
Per musim 2017–2018, pertandingan Liga Utama Inggris telah dimainkan di 58 stadion sejak pembentukannya.[160] Tragedi Hillsborough pada tahun 1989 dan Laporan Taylor setelahnya memberikan rekomendasi bahwa tempat penonton yang berdiri harus dihapuskan. Oleh karena itu, semua stadion di Liga Premier adalah stadion berkursi.[161][162] Sejak pembentukan Liga Utama Inggris, lapangan sepak bola di Inggris telah mengalami peningkatan dalam hal kapasitas dan fasilitas secara konstan, di mana beberapa klub pindah ke stadion yang baru dibangun.[163] Sembilan stadion yang sempat menyelenggarakan pertandingan Liga Utama Inggris kini telah dihancurkan. Stadion untuk musim 2017–2018 menunjukkan perbedaan mencolok dalam hal kapasitas. Misalnya, Stadion Wembley, markas sementara Tottenham Hotspur, memiliki kapasitas 90.000 sementara Dean Court, markas Bournemouth, hanya memiliki kapasitas 11.360.[164][165] Total gabungan kapasitas stadion Liga Utama Inggris musim 2017–2018 adalah 806.033 dengan kapasitas rata-rata 40.302.[164]
Kehadiran pendukung di stadion adalah sumber pendapatan reguler yang signifikan bagi klub-klub Liga Utama Inggris.[166] Untuk musim 2016–2017, rata-rata kehadiran pendukung mencapai 35.838 dengan total kehadiran 13.618.596.[167] Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebanyak 14.712 dari kehadiran rata-rata 21.126 yang tercatat pada musim pertama kompetisi ini.[168] Namun, selama musim 1992–1993, kapasitas sebagian besar stadion berkurang ketika klub mengganti teras yang biasa dipergunakan penonton untuk berdiri, dengan kursi sesuai dengan tenggat waktu pada musim 1994–1995 dari Laporan Taylor.[169][170] Rekor atas kehadiran rata-rata penonton terjadi pada musim 2007–2008 dengan catatan 36.144.[171] Rekor ini kemudian dikalahkan oleh musim 2013–2014 yang mencatatkan kehadiran rata-rata 36.695 penonton dengan total kehadiran di bawah 14 juta, yang menjadi rata-rata tertinggi di liga divisi tertinggi Inggris sejak 1950.[172] Pada musim 2018–2019, jumlah rata-rata penonton Liga Utama Inggris mencapai 38.181 per pertandingan,[173] kedua tertinggi setelah Bundesliga di Jerman dengan catatan 43.500 penonton per pertandingan,[174] dengan jumlah total penonton sepanjang seluruh pertandingan liga tertinggi dari negara apapun, dengan jumlah 14.508.981.[173]
Manajer
Manajer dalam Liga Utama Inggris terlibat dalam menjalankan keseharian tim, termasuk latihan, seleksi tim, dan pembelian pemain. Pengaruh mereka dalam klub dapat berbeda satu dibanding lainnya dan terkait dengan kepemilikan klub, serta hubungan manajer dengan penggemar.[175] Manajer wajib memiliki Lisensi Pro UEFA yang merupakan kualifikasi akhir dalam pelatihan, dan menyelesaikan Lisensi UEFA 'B' dan 'A'.[176] Lisensi UEFA Pro diperlukan oleh setiap individu yang ingin mengelola klub Liga Utama Inggris secara permanen (misalnya lebih dari 12 pekan yang merupakan waktu yang diberikan kepada manajer sementara yang tidak berkualifikasi untuk bekerja).[177] Penunjukkan manajer sementara berfungsi untuk mengisi kelowongan antara manajer yang baru meninggalkan klub dan manajer baru yang akan datang. Beberapa manajer sementara kemudian menjadi manajer tetap setelah menunjukkan kinerja yang baik selama menjadi manajer sementara, antara lain manajer Portsmouth Paul Hart dan manajer Tottenham Hotspur, David Pleat.
Arsène Wenger menjadi manajer yang paling lama bertugas, dengan menangani Arsenal dalam Liga Inggris sejak 1996 hingga pensiun pada akhir musim 2017–2018, dan memegang rekor sebagai manajer dengan pertandingan paling banyak di Liga Inggris dengan 828 pertandingan yang seluruhnya dilakukan bersama Arsenal. Dia memecahkan rekor yang dibuat oleh Sir Alex Ferguson, yang menangani 810 pertandingan Manchester United sejak pendirian Liga Utama Inggris hingga pensiun pada akhir musim 2012–2013. Ferguson sendiri telah berada di MU sejak November 1986, yakni lima musim Liga Divisi Satu Football Eague dan 21 musim pertama Liga Inggris.[178]
Selama musim 2019–2020, 6 manajer telah dipecat per 28 Desember: Javi Gracia dan Quique Sánchez Flores dari Watford, Mauricio Pochettino dari Tottenham Hotspur, Unai Emery dari Arsenal, Marco Silva dari Everton, dan Manuel Pellegrini dari West Ham United. Terdapat beberapa penelitian mengenai alasan dan efek dari pemecatan manajer. Penelitian yang paling terkenal dilakukan oleh Profesor Sue Bridgewater dari Universitas Liverpool dan Dr. Bas ter Weel dari Universitas Amsterdam, yang melakukan dua studi terpisah dalam rangka mencoba menjelaskan statistik terkait pemecatan manajer. Penelitian Bridgewater menemukan bahwa klub umumnya memecat seorang manajer setelah klub kehilangan rata-rata satu poin per pertandingan.[179]
Manajer | Klub | Jumlah | Tahun |
---|---|---|---|
Alex Ferguson | Manchester United | 13 | 1992–1993, 1993–1994, 1995–1996, 1996–1997, 1998–1999, 1999–2000, 2000–2001, 2002–2003, 2006–2007, 2007–2008, 2008–2009, 2010–2011, 2012–2013 |
Pep Guardiola | Manchester City | 4 | 2017–2018, 2018–2019, 2020-2021, 2021-2022 |
Arsène Wenger | Arsenal | 3 | 1997–1998, 2001–2002, 2003–2004 |
José Mourinho | Chelsea | 2004–2005, 2005–2006, 2014–2015 | |
Kenny Dalglish | Blackburn Rovers | 1 | 1994–1995 |
Carlo Ancelotti | Chelsea | 2009–2010 | |
Roberto Mancini | Manchester City | 2011–2012 | |
Manuel Pellegrini | Manchester City | 2013–2014 | |
Claudio Ranieri | Leicester City | 2015–2016 | |
Antonio Conte | Chelsea | 2016–2017 | |
Jürgen Klopp | Liverpool | 2019–2020 |
WN | Manajer | Klub | Ditunjuk | Durasi |
---|---|---|---|---|
Eddie Howe | Bournemouth | 12 Oktober 2012 | 12 tahun, 8 hari | |
Sean Dyche | Burnley | 30 Oktober 2012 | 11 tahun, 356 hari | |
Jürgen Klopp | Liverpool | 8 Oktober 2015 | 9 tahun, 12 hari | |
Chris Wilder | Sheffield United | 12 Mei 2016 | 8 tahun, 161 hari | |
Pep Guardiola | Manchester City | 1 Juli 2016 | 8 tahun, 111 hari | |
Daniel Farke | Norwich City | 25 Mei 2017 | 7 tahun, 148 hari | |
Bruno Lage | Wolverhampton Wanderers | 9 Juni 2021 | 3 tahun, 103 hari | |
Roy Hodgson | Crystal Palace | 12 September 2017 | 7 tahun, 38 hari | |
Dean Smith | Aston Villa | 10 Oktober 2018 | 6 tahun, 10 hari | |
Ralph Hasenhüttl | Southampton | 5 Desember 2018 | 5 tahun, 320 hari | |
Ole Gunnar Solskjær | Manchester United | 19 Desember 2018 | 5 tahun, 306 hari | |
Brendan Rodgers | Leicester City | 26 Februari 2019 | 5 tahun, 237 hari | |
Graham Potter | Brighton & Hove Albion | 20 Mei 2019 | 5 tahun, 153 hari | |
Frank Lampard | Chelsea | 4 Juli 2019 | 5 tahun, 108 hari | |
Steve Bruce | Newcastle United | 17 Juli 2019 | 5 tahun, 95 hari | |
Nuno Espírito Santo | Tottenham Hotspur | 20 November 2019 | 3 tahun, 112 hari | |
Nigel Pearson | Watford | 6 Desember 2019 | 4 tahun, 319 hari | |
Mikel Arteta | Arsenal | 20 Desember 2019 | 4 tahun, 305 hari | |
Carlo Ancelotti | Everton | 21 Desember 2019 | 4 tahun, 304 hari | |
David Moyes | West Ham United | 29 Desember 2019 | 4 tahun, 296 hari |
Pemain
Penampilan
Per. | Pemain | Tampil |
---|---|---|
1 | Gareth Barry | 653 |
2 | Ryan Giggs | 632 |
3 | Frank Lampard | 609 |
4 | David James | 572 |
5 | James Milner | 538 |
6 | Gary Speed | 535 |
7 | Emile Heskey | 516 |
8 | Mark Schwarzer | 514 |
9 | Jamie Carragher | 508 |
10 | Phil Neville | 505 |
|
Pemain asing dan aturan transfer
Pada awal Liga Utama Inggris pada musim 1992–1993, hanya 11 pemain yang masuk dalam daftar susunan pemain pada awal pertandingan (starting lineup) dalam putaran pertama pertandingan yang berasal dari luar Inggris atau Irlandia.[181] Pada 2000–2001, jumlah pemain asing yang berpartisipasi pada Liga Utama Inggris mencapai 36% dari total pemain. Pada musim 2004–2005, jumlah tersebut meningkat menjadi 45%. Pada 26 Desember 1999, Chelsea menjadi tim Liga Utama pertama yang menurunkan susunan pemain yang tidak mencantumkan satupun pemain Inggris,[182] dan pada 14 Februari 2005, Arsenal adalah klub pertama yang menurunkan daftar 16 pemain yang seluruhnya diisi pemain asing.[183] Pada tahun 2009, kurang dari 40% pemain pada Liga Utama Inggris adalah pemain lokal.[184] Pada Februari 2020, pemain dari 117 kebangsaan yang berbeda telah bermain dalam Liga Utama, di mana pemain dari 101 kebangsaan telah mencetak gol.[185]
Menanggapi kekhawatiran bahwa klub akan semakin banyak menggunakan jasa pemain asing alih-alih pemain muda Inggris, pada tahun 1999, Home Office memperketat aturan dalam memberikan izin kerja kepada pemain dari negara di luar Uni Eropa.[186] Seorang pemain dari negara non-anggota Uni Eropa yang mengajukan izin, harus telah bermain untuk negaranya dalam minimal 75 persen pertandingan kelas 'A' dan dipilih dalam seleksi dalam dua tahun terakhir, dan negaranya harus berada setidaknya pada peringkat 70 Peringkat Dunia FIFA dalam dua tahun terakhir. Jika seorang pemain tidak memenuhi kriteria tersebut, klub yang ingin menjalin kontrak dengan pemain itu dapat saja mengajukan banding.[187]
Pemain hanya dapat ditransfer selama periode transfer yang ditetapkan oleh The Football Association. Dua periode transfer berlangsung sejak hari terakhir musim hingga 31 Agustus dan sejak 31 Desember hingga 31 Januari. Registrasi pemain tidak dapat dipertukarkan di luar periode ini kecuali di bawah lisensi khusus dari FA, yang umumnya diberikan hanya pada saat keadaan darurat.[188] Pada musim 2010–2011, Liga Utama Inggris memperkenalkan aturan baru yang mewajibkan setiap klub untuk mendaftarkan skuad yang maksimal terdiri atas 25 orang pemain berusia di atas 21 tahun, di mana daftar tersebut hanya dapat diubah pada periode transer atau dalam keadaan luar biasa.[189][190] Hal ini bertujuan untuk memungkinkan pemberlakuan aturan "yang dikembangkan sendiri" (home grown), di mana Liga Utama juga mulai tahun 2010 mewajibkan setidaknya 8 dari 25 orang pemain tersebut merupakan pemain yang berkembang di daerah tersebut ("home-grown players").[189]
Gaji pemain
Tidak ada batasan gaji tim atau individu dalam Liga Utama Inggris. Sebagai hasil dari transaksi televisi yang semakin menguntungkan, gaji pemain naik tajam setelah pembentukan Liga Utama Inggris saat gaji rata-rata pemain adalah 75.000 pound sterling per tahun.[191] Pada musim 2018–19, gaji tahunan rata-rata mencapai £2,99 juta.
Total gaji pemain yang dibayarkan oleh 20 klub Liga Utama Inggris pada musim 2018–19 adalah £1,62 miliar, lebih tinggi dibandingkan liga lain di Eropa, seperti La Liga (£1,05 miliar), Serie A (£0,83 miliar), Bundesliga (£0,72 miliar), dan Ligue 1 (£0,54 miliar). Klub dengan upah rata-rata tertinggi adalah Manchester United dengan £6,5 juta. Nilai ini lebih rendah dibandingkan dengan tim dengan gaji tertinggi, seperti di Spanyol (Barcelona £10,5 juta) dan Italia (Juventus £6,7 juta), namun lebih tinggi dari Jerman (Bayern Munchen £6,4 juta) dan Prancis (Paris Saint Germain £6,1 juta).
Rasio gaji antara tim dengan total gaji terendah dibandingkan dengan yang tertinggi pada Liga Utama Inggris ialah 1 berbanding 6,82. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan liga lainnya di Eropa, yakni Serie A (1 berbanding 16), La Liga (1 berbanding 19,1), Bundesliga (1 berbanding 20,5), dan Ligue 1 (1 berbanding 26,6). Karena selisih yang rendah antar gaji tim dalam Liga Utama Inggris, liga ini dianggap sebagai yang lebih kompetitif dibandingkan liga divisi tertinggi di negara Eropa lainnya.[192]
|
|
|
|
Biaya transfer pemain
Rekor biaya transfer untuk seorang pemain Liga Utama telah meningkat secara stabil selama masa kompetisi. Sebelum dimulainya musim Liga Utama Inggris pertama Alan Shearer menjadi pemain Inggris pertama yang memakan biaya transfer lebih dari £3 juta.[193] Rekor tersebut terus meningkat dan Philippe Coutinho kini menjadi pemain dengan transfer yang melibatkan klub Liga Utama Inggris pada nilai £106 juta. Biaya transfer terbesar yang dibayar klub Liga Inggris adalah £89 juta untuk mendapatkan Paul Pogba.
Per. | Pemain | Gaji (minimum) | Tahun | Transfer | Referensi | |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Paul Pogba | £89 juta[lower-alpha 1] | 2016 | Juventus | Manchester United | [194][195][196][197] |
2 | Harry Maguire | £80 juta | 2019 | Leicester City | Manchester United | [198][199] |
3 | Romelu Lukaku | £75 juta[lower-alpha 2] | 2017 | Everton | Manchester United | [200][201][202][203] |
Virgil van Dijk | £75 juta | 2018 | Southampton | Liverpool | [204] | |
5 | Nicolas Pépé | £72 juta | 2019 | Lille | Arsenal | [205] |
6 | Kepa Arrizabalaga | £71,6 juta | 2018 | Athletic Bilbao | Chelsea | [206] |
7 | Rodri | £63 juta | 2019 | Atlético Madrid | Manchester City | [207] |
8 | Riyad Mahrez | £60 juta | 2018 | Leicester City | Manchester City | [208] |
9 | Ángel Di María | £59,7 juta | 2014 | Real Madrid | Manchester United | [209][210] |
10 | Álvaro Morata | £58 juta[lower-alpha 3] | 2017 | Real Madrid | Chelsea | [211][212] |
Christian Pulisic | £58 juta | 2019 | Borussia Dortmund | Chelsea | [213] |
- Keterangan
Per. | Pemain | Gaji (minimum) | Tahun | Transfer | Referensi | |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Philippe Coutinho | £106 juta[lower-alpha 1] | 2018 | Liverpool | Barcelona | [214] |
2 | Eden Hazard | £89 juta | 2019 | Chelsea | Real Madrid | [215] |
3 | Gareth Bale | £86 juta | 2013 | Tottenham Hotspur | Real Madrid | [216][217][218][219] |
4 | Cristiano Ronaldo | £80 juta | 2009 | Manchester United | Real Madrid | [220][221][222] |
Harry Maguire | £80 juta | 2019 | Leicester City | Manchester United | [198][199] | |
6 | Romelu Lukaku | £75 juta | 2017 | Everton | Manchester United | [200][201][202][203] |
Luis Suárez | £75 juta | 2014 | Liverpool | Barcelona | [223][224] | |
Virgil van Dijk | £75 juta | 2018 | Southampton | Liverpool | [204] | |
9 | Romelu Lukaku | £74 juta | 2019 | Manchester United | Inter Milan | [225] |
10 | Riyad Mahrez | £60 juta | 2018 | Leicester City | Manchester City | [208] |
- Keterangan
Pencetak gol terbanyak
- Per 19 Februari 2020.[226]
Cetak miring: pemain masih bermain dalam sepak bola profesional.
Cetak tebal: pemain masih bermain pada Liga Utama.Penghargaan Sepatu Emas diberikan kepada pencetak gol terbanyak Liga Utama Inggris pada akhir setiap musim. Mantan penyerang Blackburn Rovers dan Newcastle UnitedAlan Shearer memegang rekor sebagai pencetak gol terbanyak dengan catatan 260 gol.[227]28 pemain telah mencetak 100 gol atau lebih.[228]
Sejak musim Liga Utama Inggris yang pertama, 14 pemain dari 10 klub telah memenangkan atau berbagi gelar pencetak gol terbanyak.[229]Thierry Henry memenangkan gelar keempatnya dengan mencetak 27 gol pada musim 2005–2006. Andrew Cole (Newcastle United) dan Alan Shearer (Blackburn Rovers) memegang rekor untuk gol terbanyak dalam satu musim, dengan raihan 34 gol.[230] Pemain Manchester United Ryan Giggs memegang rekor sebagai pencetak gol dalam musim berturut-turut, setelah mencetak 21 gol pada musim pertama liga.[231]
Trofi
Liga Utama Inggris mempertahankan dua trofi, yakni trofi asli (dipegang oleh juara bertahan) dan replika cadangan. Dua trofi dipersiapkan jika dua klub bisa saja memenangkan Liga pada hari terakhir musim.[232] Dalam peristiwa yang jarang terjadi bahwa lebih dari dua klub bersaing untuk mendapatkan gelar juara pada hari terakhir pertandingan dalam musim itu, maka replika yang dimenangkan oleh klub sebelumnya akan digunakan.[233]
Trofi terkini Liga Utama Inggris dibuat oleh Royal Jewellers Asprey of London. Trofi tersebut terdiri dari piala dengan mahkota emas dan alas perunggu. Massa alasnya mencapai 33 pon (15 kg) dan trofinya sendiri memiliki massa 22 pon (10,0 kg).[234] Piala dan alas secara keseluruhan memiliki panjang 76 cm (30 in), lebar 43 cm (17 in), dan kedalaman 25 cm (9,8 in).[235]
Badan utama trofi adalah padatan perak murni dan perak sepuhan, sedangkan alasnya terbuat dari malasit, sebuah batu semi mulia. Alasnya memiliki balutan perak di sekelilingnya, di mana nama-nama klub pemenang gelar juara dituliskan. Warna hijau malasit juga mewakili lapangan permainan yang berwarna hijau.[235] Desain trofi didasarkan pada lambang dari Three Lions yang terkait dengan sepak bola Inggris. Dua singa diletakkan di atas pegangan pada kedua sisi piala, dan yang ketiga dilambangkan oleh kapten tim pemenang gelar saat ia mengangkat piala, dan mahkota emasnya, di atas kepalanya pada akhir musim.[236] Warna pita yang menggantung di gagang mewakili warna tim dari juara liga tahun itu. Pada 2004, trofi khusus dari emas dibuat dalam rangka memperingati kemenangan Arsenal tanpa satupun kekalahan.[237]
Referensi
- "When will goal-line technology be introduced?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Jul 2013.
- "United (versus Liverpool) Nations". The Observer. 6 Januari 2002. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- Gibson, Owen (13 Juni 2012). "Premier League lands £3bn deal". The Guardian. Diakses tanggal 14 Juni 2012.
- "premierleague history". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-12-05. Diakses tanggal 2 Agustus 2012.
- "Top Soccer Leagues Get 25% Rise in TV Rights Sales, Report Says". Bloomberg. Diakses pada 4 Agustus 2014
- "The World's Most Watched League". Premier League. PremierLeague.com. 16 November 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-04. Diakses tanggal 2 Agustus 2012.
- "History and time are key to power of football, says Premier League chief". The Times. 3 Juli 2013. Diakses tanggal 3 Juli 2013.
- "Playing the game: The soft power of sport". British Council. Diakses tanggal 9 Oktober 2018.
- Chard, Henry. "Your ground's too big for you! Which stadiums were closest to capacity in England last season?". Sky Sports. Diakses tanggal 30 Januari 2016.
- uefa.com (31 Juli 2018). "Member associations - Country coefficients – UEFA.com".
- "Premier League Competition Format & History | Premier League". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juli 2022. Diakses tanggal 24 Juli 2022.
- "How long have Everton been in top-flight, which other clubs have never gone down". 14 Mei 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Mei 2023. Diakses tanggal 9 Mei 2023.
- "1985: English teams banned after Heysel". BBC Archive. BBC. 31 Mei 1985. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "A History of The Premier League". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 November 2011. Diakses tanggal 22 November 2007.
- "The Taylor Report". Football Network. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Oktober 2006. Diakses tanggal 22 November 2007.
- Taylor, Matthew (18 Oktober 2013). The Association Game: A History of British Football. Routledge. hlm. 342. ISBN 9781317870081.
- Tongue, Steve (2016). Turf Wars: A History of London Football. Pitch Publishing. ISBN 9781785312489.[pranala nonaktif permanen]
- Taylor, Matthew (18 Oktober 2013). The Association Game: A History of British Football. Routledge. hlm. 343. ISBN 9781317870081.
- Crawford, Gerry. "Fact Sheet 8: British Football on Television". Centre for the Sociology of Sport, University of Leicester. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 Juni 2011. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- Lipton, Martin (5 Oktober 2017). "Chapter 15: Mr Chairman". White Hart Lane: The Spurs Glory Years 1899–2017. Weidenfeld & Nicolson. ISBN 9781409169284.
- "Super Ten Losing Ground". New Straits Times. 14 Juli 1988. Diakses tanggal 9 September 2013.
- "The History of the Football League". Football League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 April 2008. Diakses tanggal 12 September 2010.
- King, Anthony (2002). End of the Terraces: The Transformation of English Football. Leicester University Press. hlm. 64–65. ISBN 978-0718502591.
- King, Anthony (2002). End of the Terraces: The Transformation of English Football. Leicester University Press. hlm. 103. ISBN 978-0718502591.
- Conn, David (4 September 2013). "Greg Dyke seems to forget his role in the Premier League's formation". The Guardian. Diakses tanggal 18 Januari 2018.
- "The Men who Changed Football". BBC. 20 Februari 2001. Diakses tanggal 20 Desember 2018.
- Rodrigues, Jason (2 Februari 2012). "Premier League football at 20: 1992, the start of a whole new ball game". The Guardian. Diakses tanggal 18 Januari 2018.
- MacInnes, Paul (23 Juli 2017). "Deceit, determination and Murdoch's millions: how Premier League was born". The Guardian. Diakses tanggal 18 Januari 2018.
- "In the matter of an agreement between the Football Association Premier League Limited and the Football Association Limited and the Football League Limited and their respective member clubs". HM Courts Service. HM Government. 2006. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2007. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- Shaw, Phil (17 Agustus 1992). "The Premier Kick-Off: Ferguson's false start". The Independent. Diakses tanggal 24 Agustus 2010.
- "Final 1992/1993 English Premier Table". Soccerbase. Racing Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 August 2011. Diakses tanggal 14 September 2010.
- Lovejoy, Joe (2011). "3. The Big Kick-Off". Glory, Goals and Greed: Twenty Years of the Premier League. Random House. ISBN 978-1-78057-144-7.
- Northcroft, Jonathan (11 Mei 2008). "Breaking up the Premier League's Big Four". The Sunday Times. Diakses tanggal 26 Mei 2011.
- "The best of the rest". Soccernet. ESPN. 29 Januari 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-06. Diakses tanggal 27 November 2007.
- "Arsenal make history". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 15 Mei 2004. Diakses tanggal 16 September 2015.
- Platt, Oli (11 Desember 2018). "Arsenal Invincibles: How Wenger's 2003-04 Gunners went a season without defeat". Goal. Diakses tanggal 10 Januari 2019.
- "Power of top four concerns Keegan". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 6 Mei 2008. Diakses tanggal 6 Mei 2008.
- "Scudamore defends 'boring' League". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 7 Mei 2008. Diakses tanggal 9 Mei 2008.
- "UEFA Champions League – History: Finals by season". UEFA. Diakses tanggal 21 Juni 2018.
- "UEFA Europa League – History: Finals by season". UEFA. Diakses tanggal 21 Juni 2018.
- "Premier League All time - League Table". Statbunker.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-02. Diakses tanggal 1 Februari 2020.
- Jolly, Richard (11 Agustus 2011). "Changing dynamics of the 'Big Six' in Premier League title race". The National. Diakses tanggal 18 Agustus 2013.
- "Champions League defeat could ruin Tottenham's season says Vedran Corluka". The Telegraph. Diakses tanggal 14 Agustus 2014
- "Alex McLeish says Aston Villa struggle to compete with top clubs". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 8 September 2011. Diakses tanggal 8 September 2011.
- De Menezes, Jack (11 Mei 2016). "Arsenal secure top-four finish for 20th straight season to reach Champions League after Manchester United defeat". Independent. Diakses tanggal 1 Juni 2016.
- "Leicester City win Premier League title after Tottenham draw at Chelsea". BBC Sport. 2 Mei 2016.
- "Premier League clubs aim to block rich six's bid for a bigger share of TV cash". The Guardian. 27 September 2017.
- "The changing shape of the Premier League: how the 'big six' are pulling away". The Telegraph. 2 Oktober 2017.
- "Manchester United remain football's top revenue-generator". BBC Sport. 23 Januari 2018. Diakses tanggal 13 Maret 2018.
- Conn, David (6 Juni 2018). "Premier League finances: the full club-by-club breakdown and verdict". The Guardian. Diakses tanggal 9 Desember 2018.
- "Deloitte Football Money League 2019: Real Madrid richest ahead of Barcelona and Manchester United". Sky News. 24 Januari 2019. Diakses tanggal 10 Mei 2019.
- Miller, Nick (15 Agustus 2017). "How the Premier League has evolved in 25 years to become what it is today". ESPN. Diakses tanggal 5 Juli 2018.
- "Fifa wants 18-team Premier League". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 8 Juni 2006. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "English Premier League Table – 2007–08". ESPN. Diakses tanggal 11 Januari 2018.
- "Premier League and Barclays Announce Competition Name Change" (PDF). Premier League. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 4 Maret 2009. Diakses tanggal 22 November 2006.
- curia.europa.eu C-403/08 – Football Association Premier League and Others
- premierleague.com Diarsipkan 18 Oktober 2015 di Wayback Machine. Privacy Policy / CONTACT
- premierleague.com Diarsipkan 1 Juli 2015 di Wayback Machine. Terms & Conditions
- "Our relationship with the clubs". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 November 2006. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "The Premier League and Other Football Bodies". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Maret 2006. Diakses tanggal 12 September 2010.
- Nakrani, Sachin (10 Juni 2008). "Premier League v England time-line". The Guardian. Diakses tanggal 14 September 2010.
- "Timeline: a history of TV football rights". The Guardian. 25 Februari 2003. Diakses tanggal 14 September 2010.
- "Rick Parry says drop in cost of Premier League TV rights 'to be expected'". Eurosport. Press Association. 14 Februari 2018. Diakses tanggal 13 Juli 2018.
- Roan, Dan (13 November 2018). "Premier League: Susanna Dinnage named new chief executive". BBC. Diakses tanggal 13 November 2018.
- "ECA Members". European Club Association. Diakses tanggal 11 Januari 2013.
- "European Club Association: General Presentation". European Club Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2010. Diakses tanggal 7 September 2010.
- "Barclays Premier League". Sporting Life. 365 Media Group. Diakses tanggal 26 November 2007.
- Baxter, Kevin (14 Mei 2016). "There are millions of reasons to want a promotion and avoid relegation in the English Premier League". Los Angeles Times. Diakses tanggal 11 Januari 2018.
- Fisher, Ben (9 Mei 2018). "Fulham lead march of heavyweights in £200m Championship play-offs". The Guardian. Diakses tanggal 19 Juli 2018.
- "didyouknow". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-18. Diakses tanggal 2020-04-18.
- "It's official – Tottenham have the worst defence in Premier League history". Daily Mail. 14 November 2007. Diakses tanggal 1 Desember 2007.
- "When football played on during world war one and inflamed a London derby". The Guardian (dalam bahasa Inggris). 24 March 2020.
- Wathan, Chris (12 Mei 2011). "Rodgers looking for his Swans to peak in play-offs and reach Premier League summit". Western Mail. hlm. 50.
- "Swansea wins promotion to EPL". ESPN. Associated Press. 30 Mei 2011. Diakses tanggal 29 Juni 2013.
- Herbert, Ian (21 Agustus 2011). "Vorm is man in form to save Swans". The Independent. Independent Print. Diakses tanggal 22 Agustus 2011.
- "Cardiff Becomes Second Welsh Team in English Premier League". The Sports Network. Associated Press. 16 April 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 November 2013. Diakses tanggal 29 Juni 2013.
- "Cardiff City relegation: Fans left singing the blues". BBC News. 3 Mei 2014. Diakses tanggal 11 Januari 2018.
- "Premier League: Liverpool finish fourth as Swansea are relegated". BBC Sport. 13 Mei 2018.
- "Cardiff City relegated: Defeat against Crystal Palace relegates Bluebirds and seals Brighton's survival". The Independent. 4 Mei 2019. Diakses tanggal 6 Juni 2019.
- "Swans end Bantams fairytale". ESPN FC. 24 Februari 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Februari 2013. Diakses tanggal 30 Juni 2013.
- "Uefa give Swansea and Cardiff European assurance". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 21 Maret 2012. Diakses tanggal 24 Januari 2013.
- Hammam 2000, hlm. 3
- Bose, Mihir (16 Agustus 2001). "Hammam cast in villain's role as Dons seek happy ending". The Daily Telegraph. London: Telegraph Media Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-21. Diakses tanggal 31 Oktober 2009.
- "Hammam meets grass-roots on whistle-stop tour". Irish Independent. 23 Januari 1998. Diakses tanggal 13 Juni 2013.
- Quinn, Philip (10 Juni 1998). "'Dublin Dons on way' Hammam". Irish Independent. Diakses tanggal 13 Juni 2013.
- Ziegler, Martyn; Esplin, Ronnie (10 April 2013). "Celtic and Rangers will join European super league, says Scotland manager Gordon Strachan". The Daily Telegraph. London: Telegraph Media Group. Diakses tanggal 21 Mei 2013.
- "Premier League clubs' UEFA qualification explained". Premier League. 4 Mei 2018. Diakses tanggal 6 November 2018.
- "Country Coefficients 2017/18". UEFA.com.
- "Liverpool get in Champions League". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 10 Juni 2005. Diakses tanggal 11 Desember 2007.
- "EXCO approves new coefficient system". UEFA. 20 Mei 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Mei 2008. Diakses tanggal 12 September 2010.
- "Jubilant Chelsea parade Champions League trophy". CNN International. 21 Mei 2012. Diakses tanggal 11 Januari 2013.
- "Added bonus for UEFA Europa League winners". UEFA.org. Union of European Football Associations. 24 Mei 2013.
- "Europa League win earns Manchester United a Champions League spot". UEFA.com. Union of European Football Associations. 24 Mei 2017. Diakses tanggal 11 Januari 2020.
- "Red Devils rule in Japan". Fédération Internationale de Football Association. 21 Desember 2008. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Sao Paulo FC – Liverpool FC". Fédération Internationale de Football Association. 18 Desember 2005. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Guerrero the hero as Corinthians crowned". Fédération Internationale de Football Association. 16 Desember 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-06. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Real Madrid presented with the FIFA World Champions Badge". Fédération Internationale de Football Association. 16 Desember 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-29. Diakses tanggal 28 Juni 2018.
- "Corinthians – Vasco da Gama". Fédération Internationale de Football Association. 14 Januari 2000. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Sport Clube Internacional – FC Barcelona". Fédération Internationale de Football Association. 17 Desember 2006. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Boca Juniors – AC Milan". Fédération Internationale de Football Association. 16 Desember 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-06. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Internazionale on top of the world". Fédération Internationale de Football Association. 18 Desember 2010. Diakses tanggal 6 Maret 2013.
- "Premier League wages keep on rising, Deloitte says". BBC News. British Broadcasting Corporation. 9 Juni 2011. Diakses tanggal 13 Agustus 2012.
- "English Premier League generates highest revenue, German Bundesliga most profitable". The Observer. Guardian News and Media. 10 Juni 2010. Diakses tanggal 20 September 2010.
- Jakeman, Mike (25 Maret 2015). "Unbelievably, the Premier League is becoming profitable". Quartz (publication). Diakses tanggal 25 Maret 2015.
- "Prestigious Award for Premier League". Premier League. 21 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2010. Diakses tanggal 21 April 2010.
- "Top 20 clubs Deloitte Football Money League 2011". Deloitte. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 November 2012. Diakses tanggal 22 Januari 2013.
- "Deloitte Football Money League 18th Edition" (PDF). January 2015. hlm. 3. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 22 Januari 2015. Diakses tanggal 14 November 2015.
- Austin, Simon (18 Desember 2012). "Premier League clubs agree new cost controls". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 8 Juli 2013.
- "Premier League value of central payments to Clubs". Premier League. 1 Juni 2017. Diakses tanggal 6 Juni 2017.
- "Barclays nets Premier League deal". BBC News. BBC. 27 September 2006. Diakses tanggal 7 September 2010.
- "Barclays renews Premier sponsorship". premierleague.com. Premier League. 23 Oktober 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Oktober 2009. Diakses tanggal 23 Oktober 2009.
- "Premier League closes door on title sponsorship from 2016 to 2017 season". ESPN FC. Press Association. Diakses tanggal 7 Juni 2015.
- "Partners". premierleague.com. Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2010. Diakses tanggal 7 September 2010.
- Northcroft, Jonathan (4 Oktober 2009). "The Premier League's goal rush". The Sunday Times. Diakses tanggal 7 September 2010.
- "Topps". Premier League.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-06. Diakses tanggal 5 Oktober 2018.
- "Impressive sales figures show Topps Match Attax to be an immediate hit". Talking Retail.com. Diakses tanggal 6 Oktober 2018.
- "Panini lands worldwide Premier League card, sticker exclusive starting in 2019–20". Beckett News. Diakses tanggal 29 September 2019.
- "Cadbury and Premier League enter partnership". PremierLeague.com. 24 Januari 2017. Diakses tanggal 5 Juni 2019.
- Blythe, Nils (2 Maret 2010). "Why TV is the key to Real success". BBC News. BBC. Diakses tanggal 14 September 2010.
- "Frequently asked questions about the F.A. Premier League, (How are television revenues distributed to Premier League clubs?)". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 November 2007. Diakses tanggal 11 Desember 2007.
- Harris, Nick (23 Maret 2010). "Premier League nets £1.4bn TV rights bonanza". The Independent. Diakses tanggal 12 September 2010.
- "BSkyB Timeline". BSkyB. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-11. Diakses tanggal 20 Oktober 2009.
- "Premier League launches international rights tender". SportBusiness. SBG Companies Ltd. Diakses tanggal 12 September 2010.
- "BBC keeps Premiership highlights". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 8 Juni 2006. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- Bond, David (26 Mei 2006). "TV deal pays another £84m". The Daily Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-11. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "Premiership in new £625m TV deal". BBC News. BBC. 18 Januari 2007. Diakses tanggal 3 Juni 2007.
- "Premier League clubs benefit from new overseas TV deal". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 30 Maret 2010. Diakses tanggal 11 September 2010.
- Harris, Nick (12 Januari 1999). "Football: High Court countdown: Battle begins for football's future". The Independent. Diakses tanggal 11 September 2010.
- "BSkyB investigation: alleged infringement of the Chapter II prohibition" (PDF). Office of Fair Trading. HM Government. 17 Desember 2002. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 Agustus 2006. Diakses tanggal 11 September 2010.
- "Sport and European Competition Policy" (PDF). European Commission Directorate-General IV – Competition. 1999. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 23 Agustus 2006. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "BBC renews Match of the Day deal". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 25 Mei 2012. Diakses tanggal 25 Mei 2012.
- "New Television Rights". BBC News. BBC. 6 Februari 2009. Diakses tanggal 6 Januari 2010.
- "ESPN win Premier League rights". Premier League. 22 Juni 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juni 2009. Diakses tanggal 22 Juni 2009.
- "Premier League rights sold to BT and BSkyB for £3bn". BBC News. 13 Juni 2012.
- "Premier League TV rights: Sky and BT pay £5.1bn for live games". BBC Sport (British Broadcasting Corporation). 10 Februari 2015. Diakses tanggal 10 Februari 2015.
- "The Premier League Football Show". BBC. August 2016.
- "Premier League TV rights: Amazon to show 20 matches a season from 2019-2022". BBC News (dalam bahasa Inggris). 7 Juni 2018. Diakses tanggal 24 Maret 2019.
- "Amazon's Premier League production goes to BT and Sunset+Vine". SportsPro Media. Diakses tanggal 24 Maret 2019.
- Flanagan, Chris (19 Januari 2016). "Inside Premier League Productions: the company you know nothing about servicing 730m homes every matchday". FourFourTwo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-10. Diakses tanggal 9 Agustus 2018.
- "ESPN-Star extends pact with FA Premier League". Business Line. 21 Maret 2004. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 September 2007. Diakses tanggal 9 Agustus 2006.
- Siracusa, Claire (3 November 2015). "Optus snatches English Premier League rights from Fox Sports in Australia". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 14 Januari 2017.
- "Super Sports Media Group acquires Premier League rights in China". PremierLeague.com. London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2014. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.
- "Streaming service DAZN makes English Premier League broadcast deal official". The Globe and Mail. Diakses tanggal 2019-06-11.
- "English Premier League gets a big American stage on NBC". The Washington Post. Diakses tanggal 17 Agustus 2014.
- Paulsen (28 Mei 2015). "Premier League Viewership Up in Year Two on NBC". Sports Media Watch. Diakses tanggal 12 Agustus 2015.
- Yoder, Matt (11 Agustus 2015). "NBC AND THE ENGLISH PREMIER LEAGUE WILL CONTINUE THE BEST MARRIAGE IN SPORTS MEDIA". Awful Announcing. Diakses tanggal 12 Agustus 2015.
- Rashid, Saad (28 Juli 2015). "NBC Sports deserves new Premier League rights deal". World Soccer Talk. Diakses tanggal 12 Agustus 2015.
- "NBC retains Premier League rights until 2021–22 season". ESPN FC. 10 Agustus 2015. Diakses tanggal 12 Agustus 2015.
- Sandomir, Richard (10 Agustus 2015). "NBC Retains Rights to Premier League in Six-Year Deal". The New York Times. Diakses tanggal 13 Agustus 2015.
- Conn, David (10 Mei 2006). "Rich clubs forced to give up a sliver of the TV pie". The Guardian. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- Brewin, John (4 Juli 2005). "1997/98 – Season Review". Soccernet. ESPN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-12-23. Diakses tanggal 29 November 2007.
- "Premier League's relegated clubs to receive £60m boost". BBC Sport. 16 April 2013.
- "Championship clubs to lose out as Premier League parachute and solidarity payments cut". Gazette Live. Diakses tanggal 20 November 2019.
- "Richard Scudamore takes big stick to Championship over parachute money". The Guardian. 16 Mei 2013.
- James, Stuart (5 Agustus 2006). "Why clubs may risk millions for riches at the end of the rainbow". The Guardian. Diakses tanggal 13 Agustus 2006.
- Bailey, Ben; Whyte, Patrick (19 Maret 2009). "Premier League casualties – clubs that have struggled since relegation". Evening Standard. Daily Mail & General Trust. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Maret 2009. Diakses tanggal 7 April 2009.
- "Down again: Leicester's relegation horror". The Daily Telegraph. 5 Mei 2008. Diakses tanggal 7 April 2009.
- "What's new this season: Stadiums". Premier League. 4 Agustus 2017. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
- Fox, Norman (18 April 1999). "Football: Fayed's race against time". The Independent. Diakses tanggal 14 September 2010.
- Slater, Matt (14 Maret 2007). "Call grows for return of terraces". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 28 Mei 2009.
- Whyatt, Chris (3 Januari 2008). "Match-going mood killers?". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 15 September 2010.
- Prince-Wright, Joe (8 Agustus 2017). "Where are all 20 Premier League teams located?". NBC Sports. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
- "Premier League Handbook: Season 2017/18" (PDF). Premier League. hlm. 4. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
- Buraimo, Babatunde; Simmons, Rob (2006). "Market size and attendance in English Premier League football" (PDF). Lancaster University Management School Working Paper. Lancaster University Management School. 2006/003. Diakses tanggal 4 Januari 2018.
- "Premier League Handbook: Season 2017/18" (PDF). Premier League. hlm. 593. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
- "Football Stats Results for 1992–1993 Premiership". football.co.uk. DigitalSportsGroup. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Januari 2007. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- "Fact Sheet 2: Football Stadia After Taylor". University of Leicester. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juni 2006. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- "Shifting stands". Soccernet. ESPN. 27 Juli 2005. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-25. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- "United Kingdom: Deloitte Annual Review Of Football Finance Highlights". Deloitte Sports Business Group. Mondaq. 4 Juni 2008. Diakses tanggal 7 September 2010.
- "English clubs exploiting fan loyalty says supporters group". Reuters. Diakses tanggal 20 November 2019.
- "English Premier League Performance Stats - 2018-19". global.espn.com. Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
- "Bundesliga Statistics: 2014/2015". ESPN FC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Januari 2016. Diakses tanggal 18 Januari 2018.
- Kelly, Seamus; Harris, John (2010). "Managers, directors and trust in professional football". Sport in Society: Cultures, Commerce, Media, Politics. 13 (3): 489–502. doi:10.1080/17430431003588150. ISSN 1743-0437.
- White, Duncan (5 Desember 2005). "The Knowledge". The Daily Telegraph. Diakses tanggal 13 Oktober 2010.[pranala nonaktif permanen]
- Hughes, Matt; Samuel, Martin (22 September 2007). "Avram Grant's job under threat from lack of Uefa licence". The Times. Diakses tanggal 8 November 2010.
- "Longest serving managers". League Managers Association. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Februari 2015. Diakses tanggal 14 September 2010.
- "Soccernomics: Does sacking the manager actually make a difference?". FourFourTwo (dalam bahasa Inggris). 13 Maret 2016. Diakses tanggal 14 Desember 2017.
- "Barclays Premier League Statistics". Premier League. Diakses tanggal 20 Februari 2018.
- Atkinson, Ron (23 Agustus 2002). "England need to stem the foreign tide". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Juli 2012. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- Ingle, Sean (12 Juni 2001). "Phil Neal: King of Europe?". The Guardian. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- "Wenger backs non-English line-up". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 14 Februari 2005. Diakses tanggal 10 Agustus 2006.
- Williams, Ollie (17 Agustus 2009). "Where the Premier League's players come from". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. Diakses tanggal 3 Oktober 2010.
- "Samatta adds Tanzania to Premier League nations". Premier League. Diakses tanggal 1 Februari 2020.
- "New Work Permit Criteria for Football Players Announced". Department for Education and Employment. HM Government. 2 Juli 1999. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 September 2007. Diakses tanggal 1 Juli 2007.
- "Work permit arrangements for football players". Home Office. HM Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 September 2006. Diakses tanggal 1 Juli 2007.
- "Premier League rules" (PDF). Premier League. 2010. hlm. 150. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 6 Maret 2009. Diakses tanggal 7 September 2010.
- "Home Grown Player rules". Premier League. 16 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2010. Diakses tanggal 5 Agustus 2010.
- "New Premier League squad rules explained". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 27 Juli 2010. Diakses tanggal 5 Agustus 2010.
- "Forty factors fuelling football inflation". The Guardian. 31 Juli 2003. Diakses tanggal 8 Agustus 2006.
- "Global Sports Salaries Survey 2018". Sporting Intelligence. 27 November 2018. Diakses tanggal 27 November 2018.
- "From £250,000 to £29.1m". The Observer. 5 Maret 2006. Diakses tanggal 2 Desember 2007.
- "Official: Pogba signs for Man Utd for €105m". Football Italia. 8 Agustus 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-12. Diakses tanggal 8 Agustus 2016.
- "United Sign Pogba". Official Manchester United Website. Diakses tanggal 8 Agustus 2016.
- "Paul Pogba: Manchester United re-sign France midfielder for world-record £89m". BBC Sport. 8 Agustus 2016. Diakses tanggal 8 Agustus 2016.
- Rej, Arindam (8 Agustus 2016). "Paul Pogba completes record transfer to Manchester United from Juventus". ESPN. Diakses tanggal 8 Agustus 2016.
- "Harry Maguire: Man Utd sign Leicester defender for world record £80m". BBC Sport. Diakses tanggal 5 Agustus 2019.
- "Transferts : Harry Maguire, le défenseur le plus cher de l'histoire, à Manchester United pour six ans". L'Equipe. Diakses tanggal 5 Agustus 2019.
- "Romelu Lukaku: Man Utd sign Everton striker for initial £75m on five year deal". BBC Sport. 10 Juli 2017.
- "United Sign Romelu Lukaku". Official Manchester United Website. Diakses tanggal 10 Juli 2017.
- "Romelu Lukaku signs for Man United to complete switch from Everton". ESPN. 10 Juli 2017. Diakses tanggal 10 Juli 2017.
- Ducker, James (10 Juli 2017). "Romelu Lukaku completes Manchester United move in deal that could reach world record £90m". The Daily Telegraph. Diakses tanggal 10 Juli 2017.
- "Virgil van Dijk: Liverpool to sign Southampton defender for world record £75m". BBC Sport. BBC.com. Diakses tanggal 28 Desember 2017.
- "Nicolas Pepe: Arsenal sign Lille winger for club record fee". BBC Sport. 1 Agustus 2019. Diakses tanggal 3 Agustus 2019.
- "Kepa arrives at Chelsea". Chelsea F.C. 8 Agustus 2018. Diakses tanggal 8 Agustus 2018.
- "Rodri: Manchester City pay £62.8m release clause for Atletico Madrid's Spain midfielder". BBC Sport. 3 Juli 2019. Diakses tanggal 6 Juli 2019.
- Jamie Jackson (10 Juli 2018). "Manchester City seal £60m deal for Leicester's Riyad Mahrez" (Siaran pers). The Guardian.
- Jackson, Jamie (26 Agustus 2014). "Ángel di María completes record £59.7m move to Manchester United". The Guardian. Diakses tanggal 2 September 2014.
- Delaney, Miguel (24 Agustus 2014). "Man United agree Angel Di Maria fee". ESPN. Diakses tanggal 29 Mei 2016.
- "Morata is a Blue". chelseafc.com. 21 Juli 2017. Diakses tanggal 22 Juli 2017.
- "Chelsea agree £58m initial fee for Alvaro Morata". The Telegraph. 21 Juli 2017.
- "Christian Pulisic: Chelsea sign Borussia Dortmund forward for £58m". BBC Sport (British Broadcasting Corporation). 2 Januari 2019. Diakses tanggal 2 Januari 2019.
- "Philippe Coutinho: Liverpool agree £142m deal with Barcelona for Brazil midfielder". BBC Sport. British Broadcasting Corporation. 6 Januari 2018. Diakses tanggal 6 Januari 2018.
- "Eden Hazars transfer deal agreed". 7 Juni 2019.
- "Gareth Bale contract leak sparks panic at Real Madrid – and agent's fury". The Telegraph (21 Januari 2016). 21 Januari 2016.
- "Spurs accept £85m Bale bid". BBC Sport. 1 Agustus 2013. Diakses tanggal 2 September 2013.
- "Real Madrid Sign Midfielder Gareth Bale For World-Record $132 Million". CBS News New York. 2 September 2013. Diakses tanggal 2 September 2013.
- "Bale transfer fee revealed". FIFA.com. 15 Oktober 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-15. Diakses tanggal 15 Oktober 2013.
- "Man Utd accept £80m Ronaldo bid". BBC Sport. 11 Juni 2009. Diakses tanggal 2 September 2014.
- Ogden, Mark (11 Juni 2009). "Cristiano Ronaldo transfer: Real Madrid agree £80 million fee with Manchester United". The Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 5 November 2010.
- "Ronaldo agrees six-year Real deal". BBC Sport. 26 Juni 2009. Diakses tanggal 27 Juni 2009.
- "Luis Suarez: Liverpool & Barcelona agree £75m deal for striker". BBC Sport. 11 Juli 2014. Diakses tanggal 11 Juli 2014.
- Whaling, James (28 Maret 2016). "Luis Suarez's Barcelona transfer fee "revealed as £65m" – £10m LESS than his Liverpool release clause". Mirror. Diakses tanggal 29 Agustus 2016.
- "Lukaku: Inter Milan sign Belgium striker from Manchester United for £74m". BBC Sport. 8 Agustus 2019. Diakses tanggal 8 Agustus 2019.
- "Premier League player stats". Premier League. Diakses tanggal 11 November 2018.
- Whooley, Declan (23 Desember 2013). "Will Luis Suarez break the Premier League goal scoring record this season?". Irish Independent. Diakses tanggal 15 Agustus 2014.
- "Players by Statistic". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-07-03. Diakses tanggal 20 Agustus 2013.
- "Torres wins Barclays Golden Boot landmark". Premier League. 26 November 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 Juni 2010. Diakses tanggal 11 September 2010.
- "Premier League records". football.co.uk. DigitalSportsGroup. 24 Maret 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Desember 2009. Diakses tanggal 13 September 2010.
- "Ryan Giggs goal makes him only person to score in all PL seasons trivia". SportBusiness. SBG Companies Ltd. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-13. Diakses tanggal 21 November 2009.
- "Is there more than one Premier League trophy?". Premier League. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2014. Diakses tanggal 29 April 2014.
- Rumsby, Ben (28 April 2014). "Premier League consider borrowing a championship trophy as season heads for three-way climax". The Telegraph. Diakses tanggal 29 April 2014.
- "Size and weight of the Barclays Premier League trophy". premierleague.com. Premier League. 12 Maret 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 Januari 2016. Diakses tanggal 16 Mei 2012.
- "The Premier League Trophy". Premier Skills. British Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-11. Diakses tanggal 22 Januari 2013.
- "What makes the Barclays Premier League Trophy so special?". Barclays. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2010. Diakses tanggal 13 September 2010.
- "Special trophy for Gunners". BBC Sport. 18 Mei 2004. Diakses tanggal 20 Agustus 2017.
- "Season review 2009/10". Premier League. 13 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2010. Diakses tanggal 15 September 2010.
- Neale, Richard (7 Mei 2010). "Tottenham Hotspur's Sir Harry Redknapp is Premier League manager of season". The Times. Diakses tanggal 15 September 2010.
- "Rooney named Barclays Player of the Season". The Independent. 10 Mei 2010. Diakses tanggal 7 Agustus 2011.
- "New Premier League player award announced". Premier League. 18 April 2018. Diakses tanggal 16 Mei 2018.
- "Chelsea scoop hat-trick of Barclays awards". Premier League. 13 Mei 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Mei 2010. Diakses tanggal 15 September 2010.
- "Premier League Milestones celebrate players' success". Premier League. 24 April 2018. Diakses tanggal 16 Mei 2018.
- "20 Seasons Awards: The Winners". premierleague.com. Premier League. 15 Mei 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Mei 2012. Diakses tanggal 15 Mei 2012.
Lihat juga
Pranala luar
- (Inggris) Situs web resmi
- (Inggris) Liga Utama Inggris pada situs web Curlie
- (Inggris) Felton, Paul. "England - Football Statistics Archive - League Records" pada situs web Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation
Per. | Pemain | Tahun | Gol | Tampil | Rasio |
---|---|---|---|---|---|
1 | Alan Shearer | 1992–2006 | 260 | 441 | 0.59 |
2 | Harry Kane | 2009–2023 | 213 | 320 | 0.67 |
3 | Wayne Rooney | 2002–2018 | 208 | 491 | 0.42 |
4 | Andy Cole | 1992–2008 | 187 | 414 | 0.45 |
5 | Sergio Agüero | 2011–2021 | 184 | 263 | 0.7 |
6 | Frank Lampard | 1995–2015 | 177 | 609 | 0.29 |
7 | Thierry Henry | 1999–2007, 2012 | 175 | 258 | 0.68 |
8 | Robbie Fowler | 1993–2009 | 163 | 379 | 0.43 |
8 | Jermain Defoe | 2001–2003, 2004–2014, 2015–2019 | 162 | 496 | 0.33 |
10 | Michael Owen | 1996–2004, 2005–13 | 150 | 326 | 0.46 |
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.