Universitas Padjadjaran (disingkat Unpad, Aksara Sunda Baku: ᮅᮔᮤᮗᮨᮁᮞᮤᮒᮞ᮪ ᮕᮏᮏᮛᮔ᮪) adalah sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Barat, Indonesia. Kampus utama Unpad, terutama untuk Program Sarjana, berada di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Universitas Padjadjaran ᮅᮔᮤᮗᮨᮁᮞᮤᮒᮞ᮪ ᮕᮏᮏᮛᮔ᮪ | |
---|---|
Informasi | |
Jenis | Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum |
Didirikan | 11 September 1957 |
Lembaga induk | Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi |
Rektor | Prof. dr. Arief S. Kartasasmita, Sp.M(K)., M.M., M.Kes., Ph.D. |
Staf akademik | 1.790 (2013)[1] |
Jumlah mahasiswa | 32.931 (2016)[1] |
Sarjana | 23.999 (2016)[1] |
Magister | 5.182 (2016)[1] |
Doktor | 1.543 (2016)[1] |
Lokasi | |
Warna | Biru Tua |
Afiliasi |
|
Situs web | www |
Sejak 20 Oktober 2014, status universitas berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dari sebelumnya berstatus Badan Layanan Umum (BLU). Peresmian itu ditandai dengan peraturan pemerintah (PP) yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penetapan itu didasarkan atas evaluasi kinerja yang dilakukan tim independen yang dibentuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).[2] Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) tertanggal 16 Januari 2014, Unpad mendapat peringkat A (sangat baik).[3]
Sejarah
Pemilihan nama "Padjadjaran" yang digunakan diambil dari nama ibukota Kerajaan Sunda, yaitu Pakuan Pajajaran. Nama ini adalah nama yang paling terkenal dan dikenang oleh masyarakat Sunda, karena kemasyhuran sosoknya di antara raja-raja yang ada di tatar Sunda pada masa itu.
Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka masyarakat Sunda yang menginginkan adanya perguruan tinggi tempat pemuda-pemudi Sunda memperoleh pendidikan tinggi untuk mempersiapkan pemimpin pada masa depan. Setelah melalui serangkaian proses, pada tanggal 11 September 1957, Universitas Padjadjaran secara resmi didirikan melalui Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 1957, dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 September 1957.
Pada awal berdirinya, Unpad memiliki 4 fakultas, saat ini telah berkembang menjadi 16 fakultas dan program pascasarjana. Program yang ditawarkan Unpad meliputi program doktor (S-3) terdiri dari 9 program studi, program magister (S-2) terdiri dari 19 program studi, 2 program spesialis, 5 program profesi, dan program sarjana (S-1) terdiri dari 44 program studi, program diploma III (D-3) terdiri atas 32 program studi dan program diploma IV (D-4) terdiri atas 1 program studi. Unpad juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) sebagai wadah untuk mengelola kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Lahirnya Universitas Padjadjaran merupakan puncak dari gerakan pencerdasan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang sudah dirintis oleh beberapa tokoh, antara lain Raden Dewi Sartika, Siti Jenab, Ayu Lasminingsih, K.H. Abdul Halim, dan K.H. Hasan Mustofa. Hasrat mencerdaskan kehidupan bangsa ini semakin kuat ketika kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Tokoh-tokoh masyarakat Jawa Barat berkeinginan keras agar generasi muda Jawa Barat dapat meningkatkan pendidikannya sampai jenjang perguruan tinggi. Keberadaan Institut Teknologi Bandung (ITB) kala itu dianggap kurang memadai. Selain karena pendidikan khusus di bidang teknik, juga dianggap tidak terlalu mendukung pendidikan Jawa Barat dan Bandung, karena ITB sudah merupakan perguruan tinggi nasional.
Masyarakat Jawa Barat ingin memiliki sebuah universitas negeri yang menyelenggarakan pendidikan dalam berbagai bidang ilmu. Akan tetapi, karena situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif karena berkecamuknya Perang Kemerdekaan (1945–1949), perwujudan ke arah cita-cita itu terhambat. Pada tahun 1950-an tekad para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk memiliki sebuah universitas negeri di Bandung semakin mengarah pada kenyataan, terutama setelah dipilihnya Kota Bandung sebagai tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tanggal 18–24 April 1955.
Pada tanggal 4–7 November 1956, dengan sepengetahuan penguasa dan pemerintahan setempat pada masa itu, pernah diadakan Kongres Pemuda Sunda di Bandung dan dihadiri oleh para utusan dari semua daerah Jawa Barat, termasuk Jakarta, dan juga dari Yogyakarta. Kongres ini bertujuan untuk mencari jalan konkret dan positif dalam turut serta menyelesaikan berbagai masalah yang pada saat itu berkecamuk di Tanah Sunda, termasuk gangguan keamanan yang dilakukan oleh gerombolan Kartosuwiryo, kehidupan sosial ekonomi yang dirasakan sangat sulit, dan kehidupan kebudayaan yang tertekan.
Melalui Surat Keputusan Nomor 91445/.CIII tanggal 20 September 1957, Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan mengubah status dan fungsi Badan Pekerja Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri di Bandung menjadi Presidium Universitas Padjadjaran. Presidium ini dilantik oleh Presiden Republik Indonesia tanggal 24 September 1957 di Gubernuran Bandung, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, para presiden universitas negeri seluruh Indonesia, para pembesar sipil dan militer, para guru besar dan dosen.
Pada awal berdirinya Universitas Padjadjaran hanya memiliki 4 (empat) fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dua fakultas yang disebut pertama berasal dari Yayasan Universitas Merdeka di Bandung; sementara fakultas yang disebut terakhir merupakan penjelmaan dari Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) di Bandung. Keempat fakultas ini secara resmi pembentukannya didasarkan pada peraturan Pemerintah RI Nomor 37 Tahun 1957 tertanggal 24 September 1957.
Pada masa-masa perjuangan dan perintisan pendiriannya, Universitas Padjadjaran dipimpin oleh sebuah presidium yang diangkat oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan. Pelantikan presidium ini dilakukan pada hari Selasa tanggal 24 September 1957, bertempat di Gubernuran Jawa Barat, Jalan Otto Iskandar Dinata No. 1 Bandung. Presidium ini terdiri dari tokoh-tokoh kalangan pemerintah daerah dan masyarakat Jawa Barat.
Kepemipinan Universitas Padjadjaran oleh Presidium hanya berlangsung satu setengah bulan. Selanjutnya pada tanggal 6 November 1957 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 154/M tanggal 1 Oktober 1957 pimpinan Universitas Padjadjaran diserahterimakan dari Presidium kepada Prof. Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang diangkat menjadi Presiden Universitas Padjadjaran.
Untuk membantu kelancaran tugas pimpinan universitas, pada tanggal 20 Februari 1958 dibentuk Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran dengan ketua Prof. Mr. Iwa Kusuma Sumantri yang dibantu oleh beberapa orang pejabat pemerintah daerah dan tokoh masyarakat Jawa Barat. Pembentukan yayasan ini pun dimaksudkan untuk memberikan dukungan serta bantuan moral dan material bagi pembina Universitas Padjadjaran dan penghubung antara universitas masyarakat.
Pada tanggal 30 Agustus 1958, pemerintah juga melantik Dewan Kurator Universitas Padjadjaran dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Nomor 8295/S, tanggal 22 Agustus 1958. Dewan ini bertugas membantu pemerintah dalam pemeliharaan dan pembinaan Universitas Padjadjaran. Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan dari Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963–1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri dari Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga dan Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).
Tahun 1961, Prof. Mr. Iwa Kusuma Sumantri diangkat menjadi Menteri PTIP. Oleh karena itu, Presiden Universitas Padjadjaran untuk sementara waktu dijabat oleh Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri, M.P.A., F.A.C.D., M.R.S.H. (September 1961 s.d. Juni 1962) dengan Drs. Muchtar Affandi sebagai sekretaris. Selanjutnya, Prof. drg. R. G. Soeria Soemantri dikukuhkan sebagai Presiden Universitas Padjadjaran untuk periode 1962–1964. Pengukuhan ini diikuti juga dengan perubahan struktur organisasi Universitas Padjadjaran, yaitu jabatan Sekretaris I dan II diubah menjadi Kuasa Presiden I, II, dan III.
Sejak tahun 1963, keorganisasian di Universitas Padjadjaran mengalami perubahan lagi, yaitu sebutan Presiden Universitas Padjadjaran menjadi Rektor Universitas Padjadjaran, dan Kuasa Presiden menjadi Pembantu Rektor.
Sejalan dengan perkembangan pendidikan/ilmu pengetahuan, maka pada tanggal 22 September 1973, Rektor/Ketua Senat Guru Besar dengan Surat Keputusan Nomor 30/Kep/Universitas Padjadjaran. Kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Rektor Nomor 75/Kep/Universitas Padjadjaran/73 tentang Struktur, Organisasi, Wewenang, dan Tata kerja dalam Lingkungan Universitas Padjadjaran.
Pada perkembangan selanjutnya struktur, organisasi, wewenang, dan tata kerja dalam lingkungan Universitas Padjadjaran mengalami berbagai perubahan yang menyesuaikan dengan tuntutan dan situasi kekinian dunia pendidikan.
Kampus
Universitas Padjadjaran memiliki dua kampus utama, yaitu Kampus Iwa Koesoemasoemantri di Dipati Ukur, Bandung dan Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang, serta memiliki Program Studi di luar Kampus Utama (PSDKU), yaitu Kampus PSDKU Pangandaran
Kampus Dipati Ukur Bandung
Kampus Universitas Padjadjaran di Dipati Ukur berada di Jalan Dipati Ukur, Bandung.[4] Kampus ini sebelumnya digunakan untuk kegiatan kampus oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S-1 dan D-3) serta Fakultas Hukum. Namun, terhitung sejak pertengahan tahun 2017, kedua fakultas tersebut menyusul fakultas lainnya pindah ke kampus Jatinangor Sumedang.
Sekarang kampus ini digunakan untuk kegiatan kampus Fakultas Ekonomi dan Bisnis (S-2 dan S-3) dan digunakan untuk kegiatan lainnya seperti wisuda, pengukuhan guru besar dan sumpah profesi.[5]
Kampus Jatinangor Sumedang
Kampus Unpad Jatinangor berada di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kampus ini merupakan kampus utama yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Psikologi, Fakultas Keperawatan, Fakultas MIPA, Fakultas Peternakan, Fakultas Pertanian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas Farmasi, Fakultas Teknik Geologi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Saat ini di Kampus Jatinangor juga sudah berdiri gedung Perpustakaan Pusat/CISRAL, Laboratorium Sentral, dan 15 gedung baru lain yang telah selesai akhir 2016.[6]
Lainnya
Selain tiga kampus tersebut, terdapat pula beberapa kampus yang tersebar di beberapa lokasi di area Kota Bandung, antara lain:
- Jalan Sekeloa untuk Program Doktor untuk Kedokteran Gigi, Program Magister Ilmu Ekonomi Pertanian (BKU Agribisnis), dan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan (PSMIL)
- Jalan Singaperbangsa untuk Pendidikan Klinis Hukum bagi Program Studi Magister Ilmu Hukum (BKU Hukum Bisnis, Hukum Pidana, Kenotariatan, dan Program Studi Doktor Ilmu Hukum
- Jalan Imam Bonjol nomor 2 Program Magister Ilmu Hukum
- Jalan Dago Atas untuk Fikom dan FISIP
- Jl. Banda no. 42 Bandung: Magister Ilmu Kedokteran Dasar (PPCD), Magister Ilmu Kebidanan, dan Ilmu Kesejahteraan Masyarakat
- Jl. Cimandiri No.2 Bandung menjadi Gedung Pendidikan Klinis Hukum untuk Program Studi Magister Ilmu Hukum (BKU Hukum Bisnis, Hukum Pidana, Kenotariatan, dan Program Studi Doktor Ilmu Hukum.
- Jl. Ir. H. Juanda no. 4, kini menjadi Unpad Training Centre atau UTC Hotel.
- Jl. Ir. H. Juanda 248 Bandung: Fakultas Kedokteran juga membuka Program Diploma IV Kebidanan
- Jl. Japati no. 4 Bandung menjadi kampus untuk Program Studi Magister Akuntansi dan Program Studi Magister Ekonomi Terapan.
- Cisangkuy, Eikman, Pasirkaliki, Teuku Umar, dan beberapa tempat lainnya yang dimanfaatkan oleh beberapa unit di Unpad
Rektor
- Prof. Iwa Koesoemasoemantri, S.H. (1957–1961)
- Prof. Raden Goermilang Soeria Soemantri (1961–1964)
- Moh Sanusi Hardjadinata (1964–1966)
- Prof. RS Soeria Atmadja (1966–1973)
- Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M. (1973–1974)
- Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja (1974–1982)
- Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita (1982–1990)
- Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana (1990–1998)
- Prof. Dr. Abdullah Himendra Wargahadibrata (1998–2007)
- Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA (2007–2015)
- Prof. Dr. med. dr. Tri Hanggono Achmad, M.Si. (2015–2019)
- Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., MSIE. (pelaksana tugas, 15 April s.d. 7 Oktober 2019)[7]
- Prof. Dr. Rina Indiastuti, SE., MSIE. (7 Oktober 2019 - 7 Oktober 2024)
- Prof. dr. Arief Sjamsulaksan Kartasasmita, Sp.M(K)., M.Kes., Ph.D. (2024-2029)
Lagu
Lagu wajib Universitas Padjadjaran adalah Hymne Unpad dan Almamater, yang diciptakan oleh Alumnus Unpad, Iwan Abdurrahman. Dalam lagu Hymne Universitas Padjadjaran ini, bait-baitnya menggambarkan rasa cinta dan harapan insan-insan di dalamnya. Penggambaran yang jujur apa adanya tentang sebuah pengabdian, cinta, dan harapan. Hal ini tecermin dari liriknya yang lugas, sederhana, dengan kombinasi nada yang mudah dipahami. Pada sisi lain, lagu Almamater menggambarkan rasa cinta civitas academica kepada Universitas Padjadjaran. Liriknya ‘Jangankan keringatku, darahku pun kurelakan. Guna baktiku padamu, Almamater…’, mengingatkan bagaimana sivitas akademika Unpad tetap cinta dan rela berkorban demi almamater.[8]
Hymne Universitas Padjadjaran | Almamater |
---|---|
Universitas kita |
'Kan ku tunjukkan padamu |
Fasilitas
Pemondokan
Unpad mempunyai pemondokan beragam, terdiri dari Bale Wilasa 1–12. Semua asrama ini diperuntukan untuk mahasiswa, baik untuk mahasiswa reguler, Bidikmisi, maupun mahasiswa asing. Sedangkan mahasiswa tahun pertama yang mengambil jurusan Pendidikan Dokter, Kedokteran Hewan, D4 Kebidanan, dan Farmasi wajib berada di asrama yang di antaranya adalah Bale Wilasa 8–12.[9][10]
Ruang pertemuan
Salah satu gedung pertemuan yang sering digunakan adalah Graha Sanusi Hadjadinata. Gedung ini mempunyai kapasitas 1000 orang dan sering digunakan untuk berbagai kegiatan seperti seminar, rapat, dan wisuda. Selain untuk para civitas academica Unpad, gedung ini juga disewakan untuk umum dan kegiatan resepsi.[11]
Selain gedung pertemuan, terdapat juga tiga Balai yang digunakan untuk kegiatan penunjang kampus, seperti seminar, rapat ataupun digunakan dalam acara kegiatan kemahasiswaan.
Perpustakaan
Sebagai fasilitas penunjang pendidikan, Unpad mempunyai perpustakaan pusat yang berada di Unpad Jatinangor. Perpustakaan ini di bawah koordinasi UPT Perpustakaan.
Dalam operasionalnya, perpustakaan ini menjalankan fungsinya sebagai sarana belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat dalam menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi senantiasa memberikan pelayanan yang baik kepada civitas academica Unpad khususnya, dan masyarakat pengguna lainnya. Sehingga perpustakaan terbuka untuk umum.
Sarana Olahraga
Sarana dan fasilitas olahraga yang dimiliki Unpad, antara lain:
- Stadion
- Stadion Sepak Bola
- Futsal
- Lapangan Indoor
- Lapangan bola basket
- Lapangan bola futsal
- Lapangan bola badminton
- Lapangan Outdoor
- Lapangan futsal
- Lapangan bola voli
- Lapangan bola basket
Angkutan Kampus
Untuk menjangkau seluruh gedung fakultas dan mempermudah mobilisasi civitas academica, Unpad memiliki angkutan kampus khusus di Kampus Jatinangor. Angkutan kampus ini terdiri dari:
- Angkutan Biru: 9 buah
- Mobil gandengan: 2 buah
- Angkutan milik luar: 16 buah
Angkutan kampus ini melayani civitas academica dan umum dari jam 07.00 sampai jam 16.00. Untuk angkutan berwarna biru memiliki rute sayap kiri dimulai dari Fakultas Kedokteran, Rektorat, dan masuk ke jalur tengah. Sedangkan mobil gandengan memiliki rute diawali sayap kanan dari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Pusat Basic Science, dan masuk ke jalur tengah.[12]
Angkutan gratis ini dapat dinaiki disepanjang jalan Unpad, yang diawali dari shelter depan ATM Center.
Jenjang studi
Unpad memiliki 16 fakultas dan Sekolah Pascasarjana yang menaungi berbagai program studi.
Fakultas | Program Studi | Ref. | ||
---|---|---|---|---|
Diploma | Sarjana | Pascasarjana | ||
Fakultas Hukum | — | Sarjana Ilmu Hukum |
|
[13] |
Fakultas Ekonomi dan Bisnis |
|
|
|
[14] |
Fakultas Kedokteran | D-IV Kebidanan |
|
|
[15] |
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam |
|
|
|
[16] |
Fakultas Pertanian | — |
|
|
[17] |
Fakultas Kedokteran Gigi | — |
|
|
[18] |
Fakultas Ilmu Budaya | D-IV Bahasa dan Budaya Tiongkok |
|
|
[19] |
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik |
|
|
|
[20] |
Fakultas Psikologi | — | Sarjana Psikologi |
|
[21] |
Fakultas Peternakan | — | Sarjana Peternakan |
|
[22] |
Fakultas Ilmu Komunikasi |
|
|
|
[23] |
Fakultas Keperawatan | — | Keperawatan |
|
[24] |
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan | — |
|
— | [25] |
Fakultas Teknologi Industri Pertanian | — |
|
|
[26] |
Fakultas Farmasi | — | Farmasi |
|
[27] |
Fakultas Teknik Geologi | — | Teknik Geologi |
|
[28] |
Sekolah Pascasarjana | — | — |
|
[29] |
Berdasarkan data akreditasi dari BAN-PT (November 2008), Unpad menempati posisi ke-4 perguruan tinggi yang paling banyak memiliki program studi S1 terakreditasi A (33 buah) setelah UGM 60, UI 37, dan IPB 37 program studi. Selain itu pada Februari 2014, berdasarkan data akreditasi institusi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Unpad diakreditasi dengan nilai A dari jajaran 18 PTN/PTS yang terakreditasi A. Unpad merupakan perguruan tinggi dengan mahasiswa asing terbanyak ke-2 di Indonesia. Lalu pada tahun 2014 Unpad resmi menjadi PTN Badan Hukum.
- Gedung Fakultas Kedokteran (2016)
- Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (2016)
- Gedung Fakultas Kedokteran Gigi (2016)
- Gedung Fakultas Psikologi (2016)
- Dekanat Fakultas Farmasi (2016)
- Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (2016)
- Gedung Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (2016)
- Gedung Fakultas Teknologi Industri dan Pertanian (2016)
Alumni
Ikatan alumni
Alumni Universitas Padjadjaran tergabung dalam Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad).
Berikut Periodisasi Ketua IKA Unpad :
Periode 2008-2012 Ferry Mursydan Baldan terpilih menjadi Ketua IKA Unpad.[30]
Periode 2016–2020 Hikmat Kurnia yang terpilih dalam Musyawarah Besar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (Mubes IKA Unpad) ke-IX pada tanggal 17 April 2016 di Gedung Balai Santika Kampus Unpad Jatinangor, Sumedang.[31][32] Hikmat Kurnia kemudian digantikan oleh Irawati Hermawan
Periode 2020–2024 Irawati Hermawan terpilih sebagai Ketua Umum IKA Unpad berdasarkan hasil pemungutan suara yang dilakukan dalam Mubes IKA Unpad pada 11–13 September 2020 di Hotel Banana Inn, Bandung.[33]
Periode 2024-2028 Ferry Juliantono terpilih secara aklamasi melakukan musyawarah mufakat menetapkannya menjadi Ketua IKA Unpad, setelah Calon Ketua Umum lain Saddam Al JIhad mengundurkan diri dan mendukung Ferry Juliantono pada Acara "Dialog Pemilihan IKA Unpad" 1 Desember 2024.[34][35][36]
Sekretariat IKA Unpad terletak di Gedung Alumni, Jl. Singaperbangsa No. 1, kawasan Dipati Ukur, Kota Bandung, Jawa Barat.
Daftar alumni
- A. Bakir Pasaman, Direktur Utama PT Pupuk Kaltim
- Abdullah Gymnastiar, pendakwah, penulis, pengusaha
- Akil Mochtar, Ketua MK
- Agus Gumiwang Kartasasmita, wakil ketua komisi I DPR periode 2009-2014
- Achmad Baiquni, Direktur Bank BNI
- Achjar Iljas, Komisaris Independen Bank BII
- Achmad Roestandi, hakim Mahkamah Konstitusi
- Acil Bimbo, musisi
- Alo Liliweri, sosiolog
- Alshad Ahmad, Konten kreator, Pengusaha
- Agum Gumelar, Menteri Transportasi, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Sosial
- Ahmad Fuadi, penulis, novelis, pengusaha
- Airin Rachmi Diany, Wali Kota Tangerang Selatan
- Andhi Nirwanto, Wakil Jaksa Agung
- Andibachtiar Yusuf, sutradara dan penulis skenario film
- Andromeda Mercury, presenter berita di tvOne.
- Anjana Demira, reporter dan presenter berita di NET.
- Annisa Pohan, Model, Host TV
- Armida Alisjahbana, Kepala BAPPENAS/Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
- Arief Suditomo, penyiar, Pimpinan Redaksi RCTI
- Arief Yahya, Direktur PT Telkom, Menteri Pariwisata di Kabinet Kerja 2014-2019
- Ary Zulfikar Teknokrat Hukum, Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan
- Ayi Vivananda, Wakil Walikota Bandung ke-4, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Provinsi Jawa Barat
- Bambang Sutrisno (Trisno), musisi, basis PAS Band
- Bambang Sutejo (Bengbeng), musisi, gitaris PAS Band
- Bambang Soesatyo Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
- Bagir Manan, Ketua Mahkamah Agung/Hakim Agung Republik Indonesia
- Bustanil Arifin, Menteri Koperasi dan Kepala Bulog
- Butet Manurung, Perintis dan pelaku pendidikan alternatif bagi masyarakat terasing dan terpencil di Indonesia, pendiri Sokola Rimba
- Chairuman Harahap, politikus Partai Golkar, kepala komisi ke-3 Dewan Perwakilan Rakyat
- Dadan Wildan, Komisaris Bali Tourism Development Corporation (BTDC)
- Dandhy Dwi Laksono, Jurnalis, produser, dan sutradara film Sexy Killers[37]
- Dede Yusuf, Anggota DPR RI, Wakil Gubernur Jawa Barat ke-10, Periode 2008–2013
- Dedy Djamaluddin Malik, Politikus Partai Amanat Nasional, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
- Dipa Nandastyra Hasibuan, musisi, personel The Changcuters
- Djoni Permato, personel Project Pop
- Donna Agnesia, aktris
- Dosmar Banjarnahor, bupati kabupaten Humbang Hasundutan
- Edhy Prabowo, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan
- Edwin Pamimpin Situmorang, Presiden Komisaris PT Arwana Citramulia Tbk
- Eko Maulana Ali, Gubernur Kep. Bangka Belitung
- Elza Syarief, pengacara
- Engkus Kuswarno, Rektor Universitas Islam Nusantara
- Erry Riyana Hardjapamekas, Direktur Maybank, mantan Wakil Ketua KPK
- Ernest Prakasa, presenter, komedian, sutradara, penulis, produser, pelawak
- Farhan, presenter
- Ferry Juliantono, Wakil Menteri Koperasi di Kabinet Merah Putih 2024-2029
- Ferry Mursyidan Baldan, Menteri Agraria dan Tata Ruang di Kabinet Kerja 2014-2019
- Fitri Tropica, presenter
- Frans Hendra Winarta, pengacara
- Frisca Clarissa, presenter berita Kompas TV
- Ganjar Kurnia, rektor Universitas Padjadjaran dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Paris
- Gumilar Nurochman, personel Project Pop
- Hamdan Zoelva, ketua Mahkamah Konstitusi
- Handayani, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Garuda Indonesia
- Harjanto Prabowo, Rektor Universitas Bina Nusantara
- Helmi Budiman, Wakil Bupati Garut
- Hikmat Kurnia, CEO Agromedia
- Hotman Paris Hutapea, pengacara
- Iman Rachman, Direktur Mandiri Sekuritas
- Jaka Bimbo, musisi
- Jusuf Anwar, Menteri Keuangan
- Kamaratih Kusuma, presenter berita di tvOne
- Ken Zuraida, Seniman, istri dari W.S Rendra
- Jusuf Wibisono, Menteri Keuangan
- Maya Karim, presenter berita TVRI
- Megawati Soekarnoputri, Presiden Indonesia ke-5
- Meisya Siregar, artis
- Melody Nurramdhani Laksani, Aktris, Penyanyi, Presenter, Penari,
- Mochtar Kusumaatmadja, Menteri Kehakiman dan Menteri Luar Negeri
- MS Hidayat, Menteri Perindustrian
- Melody Nurramdhani Laksani, Artis
- Muhammad Iqbal (Qibil), personel The Changcuters
- Muladi, Gurbernur Lemhanas, Menteri Kehakiman, Menteri Sekretaris Negara
- Muhammad Hatta Ali, Ketua Mahkamah Agung periode 2012–2017
- Nico Siahaan, presenter
- Okky Lukman, artis, komedian
- Omesh, presenter
- Otto Cornelis Kaligis, pengacara
- Paskah Suzetta, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
- Patrialis Akbar, Hakim Mahkamah Konstitusi
- Pramono Anung, wakil ketua DPR 2009–2014; Sekretaris Kabinet Indonesia (2015–sekarang)
- Prastiwi Dwiarti, musisi, personel T2
- Rieka Roslan, musisi dan personel The Groove
- Ridho Ficardo, Gubernur Lampung
- Rinaldi Firmansyah, Komisaris Indosat
- Rizky Firdaus Wijaksana, presenter, artis
- Rizky Kinos, Presenter
- Robby Djohan, mantan CEO Bank Niaga (sekarang CIMB Niaga), mantan CEO Garuda Indonesia, mantan CEO Bank Mandiri (merger dari beberapa bank BUMN)
- Romli Atmasasmita, tim ahli United Nations Convention Against Corruption (Konvensi PBB Melawan Korupsi)
- Ronal Surapradja, artis, presenter, penyiar radio
- Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika di Kabinet Kerja 2014–2019
- Ruhut Sitompul, Pengacara, Politikus Partai Demokrat, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
- Ryan Thamrin, presenter, dokter
- Rudy Gunawan, Bupati Garut
- Saddam Al Jihad, Presiden Asian African Youth Goverment 2021-2026
- Salman Aditya, musisi
- Salman Aristo, penulis, sutradara, dan produser
- Santosa Doellah, pengusaha
- Sapta Nirwandar, Presiden Komisaris Bali Tourism Development Corporation (BTDC), mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2011–2014
- Sharif Cicip Sutardjo, Menteri Kelautan dan Perikanan
- Soleh Solihun, presenter, komedian, Aktor, penyiar radio, penulis
- Soemarno Sosroatmodjo, Gurbernur Jakarta
- Sri Soemantri Martosoewignjo, Kepala Komisi Konstitusi
- Stefani Ginting, presenter berita BTV
- Sutardji Calzoum Bachri, sastrawan
- Tina Talisa, presenter
- Umar Wirahadikusumah, Wakil Presiden Indonesia ke-4
- Utut Adianto, Grandmaster Catur Indonesia
- Uus Rizky Firdaus Wijaksana Pelawak dan Aktor
- Yovie Widianto, musisi
- Yuddy Chrisnandi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Kabinet Kerja 2014–2019
- Yuki Arifin Martawidjaja (Yukie), musician, vokalis PAS Band
- Widya Saputra, artis
- Yura Yunita, Penyanyi dan Penulis Lagu
- The Panturas, Grup Musik asal Indonesia
- Erwin Moron, Musisi
- Widi Cipto Utomo, Musisi dan Konsultan Hukum
- Fery Martawidjaja, Musisi dan Produser
- Aszy Syamfizie, Rapper
Referensi
Pranala luar
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.