Remove ads
pembagian administratif tingkat satu di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Pada tingkat pertama, Indonesia terbagi atas provinsi-provinsi, dan setiap provinsi dikepalai oleh seorang gubernur. Hingga saat ini, Indonesia memiliki sejumlah 38 provinsi, termasuk sembilan di antaranya yang merupakan daerah berstatus khusus dan/atau istimewa.[1]
Provinsi di Indonesia | |
---|---|
Kategori | Pembagian administratif tingkat pertama dalam negara kesatuan |
Letak | Indonesia |
Dibentuk | 18 Agustus 1945 (dengan jumlah 8 provinsi) |
Jumlah wilayah | 38 (termasuk 9 daerah khusus/istimewa) |
Penduduk |
|
Luas |
|
Pemerintahan | Gubernur |
Pembagian administratif | Kabupaten dan kota |
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Pasal 18 Ayat (1) menyebutkan bahwa:[2]
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Daerah provinsi, menurut UUD 1945, merupakan daerah otonom yang pemerintahannya terdiri atas kepala daerah yang disebut "gubernur" dan lembaga legislatif daerah berupa Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi.[2] Pemerintah daerah berwewenang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, serta menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.[2]
Selain itu, menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daerah provinsi, selain berstatus sebagai daerah otonom, juga merupakan wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi gubernur sebagai "wakil Pemerintah Pusat" dan wilayah kerja bagi gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah provinsi.[3] Gubernur, dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum masing-masing provinsi, bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.[3]
UUD 1945 juga menyebutkan bahwa Negara Indonesia mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.[2]
Artikel ini adalah bagian dari seri |
Pembagian administratif Indonesia |
---|
Penataan daerah |
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Daerah-daerah tersebut disebut daerah khusus dan daerah istimewa. Saat ini, terdapat delapan provinsi di Indonesia yang merupakan daerah khusus dan/atau daerah istimewa, dengan enam provinsi yang hanya memiliki sifat kekhususan, satu provinsi yang hanya memiliki sifat keistimewaan, dan satu provinsi dengan kedua sifat tersebut.
Provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat kekhususan adalah sebagai berikut.
Sementara itu, provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat keistimewaan adalah sebagai berikut.
Pada masa kolonialisme Belanda, wilayah Hindia Belanda pada tingkat pertama dibagi atas 3 provinsi (provincie) dan 3 kegubernuran (gouvernement).
Selama masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, istilah daerah provinsi dan kegubernuran tersebut dihapuskan, sehingga keresidenan (yang penamaannya diganti menjadi "syuu" oleh pemerintah militer Jepang) menjadi pembagian administratif tertinggi.
Penetapan provinsi sebagai daerah administratif Indonesia diperkuat dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1948 pada tanggal 10 Juli 1948, yang menetapkan bahwa daerah pada tingkat pertama adalah "provinsi", yang dipimpin oleh "kepala daerah provinsi".[46]
Tanggal | Perubahan | Peta perubahan |
---|---|---|
18 Agustus 1945 | Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia mengadopsi UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, tetapi UUD tersebut tidak menyebutkan secara jelas bentuk pembagian administatifnya dan menyerahkan penentuan tersebut pada undang-undang (UU).[47] Namun pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) kedua keesokan harinya, wilayah Indonesia dibagi ke dalam delapan provinsi, yang menyiratkan bahwa pembagian administratif Indonesia tingkat pertama adalah "provinsi". Berikut kedelapan provinsi tersebut beserta gubernurnya:[48]
|
|
1 September 1945 | Daerah Istimewa Surakarta dibentuk berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Pakubuwana XII dan pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesunanan Surakarta Hadiningrat ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 1 September 1945. | |
5 September 1945 | Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Hamengkubuwana IX dan pernyataan untuk menggabungkan wilayah Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ke dalam NKRI pada tanggal 5 September 1945. | |
15 Juli 1946 | Daerah Istimewa Surakarta dibekukan sejak tanggal 15 Juli 1946, oleh karena pergolakan di dalam daerah tersebut dan dengan tidak berjalannya pemerintahan lokal secara efektif, dan menjadi daerah keresidenan biasa. | |
15 April 1948 | Provinsi Sumatera dipecah menjadi 3 wilayah provinsi.[49] Provinsi-provinsi tersebut ialah:
|
Berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar di Den Haag tahun 1949, Belanda mengakui Indonesia dalam bentuk negara federasi bernama Republik Indonesia Serikat. Bentuk negara Indonesia yang berganti tersebut secara praktis menyebabkan wilayah Indonesia tidak terbagi ke dalam provinsi-provinsi. Sebagai gantinya, Indonesia terbagi ke dalam daerah-daerah bagian, yang terdiri dari 7 negara bagian, 9 daerah otonom, sebuah distrik federal, dan 3 daerah swapraja.
Beberapa bulan kemudian, sejumlah negara-negara bagian menggabungkan diri ke negara bagian Republik Indonesia, dan pada tanggal 17 Agustus 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia kembali berdiri.
Melalui UU No. 1 Tahun 1957, istilah daerah provinsi beralih menjadi "daerah swantara/istimewa tingkat I", yang dipimpin oleh "kepala daerah (istimewa) tingkat I".[50] Lalu melalui UU No. 18 Tahun 1965, istilah tersebut disederhanakan menjadi hanya "daerah tingkat I", yang dipimpin oleh "kepala daerah tingkat I" dan dianggap sebagai penunjukan daerah administratif, sementara istilah "provinsi" hanya berimplikasi sebagai jenis daerah belaka.[51]
Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin:
Tanggal | Perubahan | Peta perubahan |
---|---|---|
17 Agustus 1950 | Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan pada tanggal 17 Agustus 1950, wilayah Indonesia kembali dibagi menjadi daerah-daerah provinsi yang sama seperti sebelum terbentuknya RIS, yaitu:[52]
Selain itu, Daerah Istimewa Yogyakarta juga kembali dibentuk dan menjadi provinsi berstatus "daerah istimewa".[53][54] Karena Daerah Istimewa Surakarta yang tidak dibentuk lagi, maka daerah ini secara otomatis dihapuskan. |
|
1954 | Provinsi Sunda Kecil diubah namanya menjadi Provinsi Nusa Tenggara.[55] | tidak ada perubahan |
7 Desember 1956 | Provinsi Kalimantan dipecah menjadi:
|
|
18 Januari 1957 | Kotapraja Jakarta Raya ditetapkan sebagai daerah swatantra tingkat I atau setara dengan provinsi. | |
23 Mei 1957 | Kalimantan Tengah dimekarkan dari Kalimantan Selatan. | tidak ada perubahan |
9 Agustus 1957 | Sumatera Tengah dipecah menjadi: | |
14 Agustus 1958 | Provinsi Nusa Tenggara dipecah menjadi: | |
26 Mei 1959 | Daerah Swatantra Tingkat I atau Propinsi Aceh diberi status & Daerah Istimewa dengan sebutan lengkap Propinsi Daerah Istimewa Aceh. | tidak ada perubahan |
1 Januari 1961 | Provinsi Sulawesi dipecah menjadi:
|
|
28 Agustus 1961 | Kotapraja Jakarta Raya diubah statusnya menjadi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya. | |
1 Mei 1963 | Paska Perjanjian New York, UNTEA mengalihkan kekuasaan Irian Barat kepada Indonesia, dan kemudian dibentuk Provinsi Irian Barat. [58] | |
23 September 1964 |
|
Pada masa Orde Baru, satu-satunya pecahan provinsi baru yang terbentuk adalah Bengkulu yang dimekarkan dari Sumatera Selatan pada tahun 1967.
Melalui UU No. 5 Tahun 1974, istilah "daerah tingkat I" dan "provinsi" sama-sama digunakan untuk merujuk pada daerah yang sama, tetapi dalam fungsi kerja yang berbeda. Istilah "daerah tingkat I" dengan kepala yang bergelar "kepala daerah tingkat I" digunakan dalam fungsi kerja sebagai daerah otonom yang menjalankan tugas desentralisasi, sementara istilah "provinsi" dengan kepala yang bergelar "gubernur" digunakan dalam fungsi kerja sebagai wilayah administratif yang menjalankan tugas dekonsentrasi.[61]
Pada tahun 1976, Indonesia memperluas wilayahnya dengan mengintegrasikan Timor Portugis.
Tanggal | Perubahan | Peta perubahan |
---|---|---|
12 September 1967 | Bengkulu dimekarkan dari Sumatera Selatan. [62] | |
1 Maret 1973 | Irian Barat diubah namanya menjadi Irian Jaya.[63] | tidak ada perubahan |
17 Juli 1976 | Timor Portugis disatukan ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan status provinsi dan bernama Timor Timur. |
Memasuki Era Reformasi, istilah "daerah tingkat I" dihapuskan dan istilah "provinsi" sama-sama memegang peranan sebagai daerah otonom yang berasaskan desentralisasi dan wilayah administratif yang berasaskan dekonsentrasi. Akhirnya melalui perubahan kedua, UUD 1945 akhirnya menetapkan "provinsi" sebagai wilayah administratif tingkat pertama Indonesia.[64]
Berikut adalah perkembangan perubahan struktur pembagian provinsi di Indonesia pada Era Reformasi:
Tanggal | Perubahan | Peta perubahan |
---|---|---|
4 Oktober 1999 | Irian Jaya Barat dan Irian Jaya Tengah dimekarkan dari Irian Jaya. [65]
Maluku Utara dimekarkan dari Maluku. [66] |
|
19 Oktober 1999 | Sebagai hasil dari Referendum kemerdekaan Timor Leste 1999 yang menyatakan bahwa rakyat Timor Timur mengehendaki untuk berpisah dari Indonesia, MPR mencabut Ketetapan No. VI/MPR/1978 tentang Pengukuhan Penyatuan Wilayah Timor Timur ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan ini, Timor Timur merdeka dari Indonesia. [67] | |
17 Oktober 2000 | Banten dimekarkan dari Jawa Barat. [68] | tidak ada perubahan |
4 Desember 2000 | Kepulauan Bangka Belitung dimekarkan dari Sumatera Selatan. [69] | |
22 Desember 2000 | Gorontalo dimekarkan dari Sulawesi Utara. [70] | |
9 Agustus 2001 | Aceh diberikan otonomi khusus dan diubah namanya menjadi Nanggroe Aceh Darussalam. [71] | tidak ada perubahan |
21 November 2001 | Irian Jaya diberikan otonomi khusus dan diubah namanya menjadi Papua. [72] | tidak ada perubahan |
25 Oktober 2002 | Kepulauan Riau dimekarkan dari Riau.[73] | |
5 Oktober 2004 | Sulawesi Barat dimekarkan dari Sulawesi Selatan.[74] | |
11 November 2004 | Mahkamah Konstitusi membatalkan Undang-undang yang mengatur pemekaran Irian Jaya Barat dan Irian Jaya Tengah, namun karena Irian Jaya Barat telah berjalan secara efektif, hanya Irian Jaya Tengah yang dibatalkan dan wilayahnya dikembalikan ke Provinsi Papua. [75] | |
1 Agustus 2006 | Nanggroe Aceh Darussalam diubah namanya menjadi Aceh. [76] | tidak ada perubahan |
18 April 2007 | Irian Jaya Barat diubah namanya menjadi Papua Barat. [77] | tidak ada perubahan |
16 April 2008 | Papua Barat diberikan otonomi khusus sebagaimana yang berlaku di Provinsi Papua.[78] | tidak ada perubahan |
17 November 2012 | Kalimantan Utara dimekarkan dari Kalimantan Timur.[79] | |
25 Juli 2022 | Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan dimekarkan dari Papua. [80][81][82] | |
8 Desember 2022 | Papua Barat Daya dimekarkan dari Papua Barat. [83] |
Provinsi | Populasi[84] (jiwa, 2022) |
Luas[84] (km2) |
Kepadatan (jiwa/km²) |
IPM 2023[85] | APBD provinsi | PDRB harga berlaku | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Pendapatan[86] (miliar Rp, 2022) |
Belanja[86] (miliar Rp, 2022) |
Total[87] (miliar Rp, 2021) |
Per kapita[88] (ribu Rp, 2021) | |||||
Aceh | 5.379.937 | 56.834,746 | 94,66 | 74,70 | 13.352,98 | 16.170,65 | 184.976,30 | 34.680,46 |
Sumatera Utara | 15.305.230 | 72.460,744 | 211,22 | 75,13 | 12.011,63 | 12.649,63 | 859.870,95 | 57.569,79 |
Sumatera Barat | 5.624.143 | 42.119,542 | 133,53 | 75,64 | 5.924,28 | 6.204,28 | 252.749,65 | 45.293,75 |
Riau | 6.646.390 | 89.935,896 | 73,90 | 74,95 | 8.656,85 | 8.656,85 | 843.211,15 | 129.852,59 |
Jambi | 3.642.763 | 49.026,579 | 74,30 | 73,73 | 4.215,31 | 4.795,85 | 233.725,46 | 65.193,22 |
Sumatera Selatan | 8.646.686 | 86.771,684 | 99,65 | 73,18 | 9.902,57 | 9.766,47 | 491.566,45 | 57.487,44 |
Bengkulu | 2.047.110 | 20.128,340 | 101,70 | 74,30 | 2.760,08 | 2.838,78 | 79.576,33 | 39.143,43 |
Lampung | 8.901.566 | 33.570,264 | 265,16 | 72,48 | 6.558,09 | 7.011,70 | 371.903,17 | 40.950,42 |
Kepulauan Bangka Belitung | 1.472.427 | 16.690,129 | 88,22 | 74,09 | 1.927,54 | 2.079,66 | 85.942,70 | 58.338,82 |
Kepulauan Riau | 2.101.215 | 8.269,708 | 254,09 | 79,08 | 3.480,32 | 3.870,32 | 275.636,33 | 130.125,23 |
Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 11.249.585 | 660,982 | 17.019,50 | 83,55 | 77.448,71 | 75.757,23 | 2.914.581,08 | 274.709,59 |
Jawa Barat | 48.637.180 | 37.044,858 | 1.312,93 | 74,25 | 31.540,87 | 31.525,70 | 2.209.822,38 | 45.299,58 |
Jawa Tengah | 37.044.858 | 34.337,489 | 1.078,85 | 73,39 | 24.303,74 | 24.589,87 | 1.420.799,91 | 38.669,11 |
Daerah Istimewa Yogyakarta | 3.677.522 | 3.170,645 | 1.159,87 | 81,09 | 5.364,61 | 5.761,35 | 149.369,17 | 40.229,83 |
Jawa Timur | 41.144.067 | 48.036,840 | 856,51 | 74,65 | 27.642,17 | 29.454,86 | 2.454.498,80 | 60.043,33 |
Banten | 12.145.161 | 9.352,767 | 1.298,56 | 75,77 | 10.645,88 | 11.223,18 | 665.921,92 | 55.210,65 |
Bali | 4.287.193 | 5.590,150 | 766,92 | 78,01 | 5.044,66 | 6.102,49 | 219.800,03 | 50.381,21 |
Nusa Tenggara Barat | 5.473.507 | 19.675,889 | 278,18 | 72,37 | 5.399,08 | 5.961,58 | 140.153,32 | 26.002,48 |
Nusa Tenggara Timur | 5.514.216 | 46.446,644 | 118,72 | 68,40 | 5.060,28 | 5.486,76 | 110.885,75 | 20.581,13 |
Kalimantan Barat | 5.482.046 | 147.037,037 | 37,28 | 70,47 | 5.392,93 | 5.684,42 | 231.321,16 | 42.282,90 |
Kalimantan Tengah | 2.672.790 | 153.443,908 | 17,42 | 73,73 | 5.167,26 | 5.191,68 | 170.001,21 | 62.912,85 |
Kalimantan Selatan | 4.141.533 | 37.135,054 | 111,53 | 74,66 | 6.278,84 | 6.243,84 | 192.576,58 | 46.712,68 |
Kalimantan Timur | 3.891.849 | 126.981,279 | 30,65 | 78,20 | 10.861,80 | 11.501,77 | 695.158,33 | 182.540,82 |
Kalimantan Utara | 709.620 | 70.101,184 | 10,12 | 72,88 | 2.146,31 | 2.404,94 | 110.668,94 | 155.080,62 |
Sulawesi Utara | 2.664.313 | 14.500,275 | 183,74 | 75,04 | 4.000,12 | 3.817,65 | 142.600,02 | 54.043,18 |
Sulawesi Tengah | 3.074.958 | 61.605,718 | 49,91 | 71,66 | 8.678,12 | 6.808,72 | 246.987,36 | 81.733,04 |
Sulawesi Selatan | 9.255.930 | 45.330,550 | 204,19 | 74,60 | 9.223,13 | 9.109,28 | 545.230,03 | 59.656,24 |
Sulawesi Tenggara | 2.690.791 | 36.159,713 | 74,41 | 72,94 | 3.840,47 | 4.767,32 | 139.057,83 | 52.293,97 |
Gorontalo | 1.203.921 | 12.025,147 | 100,12 | 71,25 | 1.757,29 | 1.739,47 | 43.896,37 | 37.170,45 |
Sulawesi Barat | 1.447.186 | 16.594,749 | 87,21 | 69,80 | 1.827,08 | 2.015,66 | 50.341,23 | 35.036,02 |
Maluku | 1.886.735 | 46.158,267 | 40,88 | 72,75 | 3.328,15 | 4.015,22 | 48.564,22 | 26.072,98 |
Maluku Utara | 1.337.368 | 32.998,696 | 40,53 | 70,98 | 2.849,04 | 3.335,96 | 52.359,85 | 40.302,32 |
Papua | 1.036.568 | 82.680,958 | 12,54 | 63,01 | 14.763,75 | 15.758,96 | 235.343,25 | 54.034,26 |
Papua Barat | 557.974 | 60.275,310 | 9,26 | 67,47 | 6.311,85 | 6.778,26 | 85.072,86 | 73.539,00 |
Papua Selatan | 516.075 | 117.849,159 | 4,38 | — | — | — | — | — |
Papua Tengah | 1.346.685 | 61.072,913 | 22,05 | — | — | — | — | — |
Papua Pegunungan | 1.457.696 | 51.213,330 | 28,46 | — | — | — | — | — |
Papua Barat Daya | 603.054 | 39.122,948 | 15,41 | — | — | — | — | — |
Berikut ini merupakan provinsi yang dahulu ada, tetapi sekarang telah hilang dari daftar. Bekas provinsi tersebut tidak ada lagi mungkin saja karena provinsi tersebut mengalami pemecahan atau karena wilayah tertentu telah keluar dari kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Provinsi | Ibukota | Periode | Pengganti |
---|---|---|---|
Sumatera[89] | Medan | 1945–1948 | Sumatera Tengah Sumatera Utara Sumatera Selatan |
Kalimantan[90] | Banjarmasin | 1945–1956 | Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Barat |
Sunda Kecil[91] | Singaraja | 1945–1958 | Bali Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat |
Sulawesi[92] | Makassar / Manado | 1945–1960 | Sulawesi Utara–Tengah Sulawesi Selatan–Tenggara |
Sumatera Tengah[89][93] | Bukittinggi | 1948–1957 | Jambi Riau Sumatera Barat |
Sulawesi Utara–Tengah[94] | Manado | 1960–1964 | Sulawesi Utara Sulawesi Tengah |
Sulawesi Selatan–Tenggara[94] | Makassar | Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara | |
Timor Timur[95] | Dili | 1976–1999 | Timor Leste (negara) |
Berikut ini merupakan provinsi-provinsi hasil pemekaran dari provinsi lainnya.
Hasil pemekaran | Tahun | Nama lama | Dimekarkan dari |
---|---|---|---|
Aceh | Daerah Istimewa Aceh Nanggroe Aceh Darussalam | Sumatera Utara | |
Kalimantan Tengah | Kalimantan Selatan | ||
Lampung | Sumatera Selatan | ||
Sulawesi Tengah | Sulawesi Utara | ||
Sulawesi Tenggara | Sulawesi Selatan | ||
Bengkulu | Sumatera Selatan | ||
Papua Barat | Irian Jaya Barat | Papua | |
Maluku Utara | Maluku | ||
Banten | Jawa Barat | ||
Kepulauan Bangka Belitung | Sumatera Selatan | ||
Gorontalo | Sulawesi Utara | ||
Kepulauan Riau | Riau | ||
Sulawesi Barat | Sulawesi Selatan | ||
Kalimantan Utara | Kalimantan Timur | ||
Papua Tengah | Papua | ||
Papua Selatan | Papua | ||
Papua Pegunungan | Papua | ||
Papua Barat Daya | Papua Barat |
Semenjak pembentukan delapan provinsi pada awal kemerdekaan Indonesia, hanya Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Maluku yang secara penggunaan nama masih ada dan dipakai hingga saat ini, meskipun beberapa provinsi mengalami penyusutan wilayah karena pemekaran provinsi. Hanya Provinsi Jawa Timur yang wilayahnya masih tetap utuh dan belum pernah dimekarkan hingga kini.
Sementara Provinsi Jawa Tengah pernah mengalami perubahan wilayah dikarenakan secara de facto pernah berdiri daerah otonomi khusus Daerah Istimewa Surakarta yang terdiri dari wilayah otonom Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran. Namun karena gejolak yang terjadi di dalam daerah tersebut, status Daerah Istimewa Surakarta dicabut hingga akhirnya kembali menjadi bagian dari wilayah Provinsi Jawa Tengah, walaupun sampai saat ini status kedudukan Daerah Istimewa Surakarta masih diperdebatkan.[96]
Provinsi Jawa Timur merupakan satu-satunya provinsi yang sama sekali belum pernah mengalami perubahan wilayah dikarenakan pemekaran maupun penggabungan suatu wilayah. Sementara itu, Provinsi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Sunda Kecil telah habis dipecah dan menjadi provinsi-provinsi lain.
Wilayah Timor Portugis sempat bergabung ke dalam wilayah Indonesia dan menjadi provinsi Timor Timur pada 1976–1999, yang kemudian memisahkan diri melalui referendum menjadi Negara Timor Leste.[97]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.