Talium
unsur kimia dengan lambang Tl dan nomor atom 81 / From Wikipedia, the free encyclopedia
Talium adalah sebuah unsur kimia dengan lambang Tl dan nomor atom 81. Ia merupakan sebuah logam miskin berwarna abu-abu yang tidak ditemukan bebas di alam. Ketika diisolasi, talium menyerupai timah, tetapi berubah warna saat terkena udara. Kimiawan William Crookes dan Claude-Auguste Lamy menemukan talium secara independen pada tahun 1861, dalam residu produksi asam sulfat. Keduanya menggunakan metode spektroskopi nyala, di mana talium menghasilkan garis spektrum hijau yang mencolok. Talium, dari bahasa Yunani θαλλός, thallós, yang berarti "tunas hijau" atau "ranting", dinamai oleh Crookes. Ia diisolasi oleh Lamy dan Crookes pada tahun 1862; Lamy melalui elektrolisis, dan Crookes melalui pengendapan dan pencairan bubuk resultan. Crookes memamerkannya sebagai bubuk yang diendapkan oleh seng pada pameran internasional, yang dibuka pada 1 Mei tahun tersebut.[5]
Talium cenderung membentuk bilangan oksidasi +3 dan +1. Keadaan +3 menyerupai unsur-unsur lain dalam golongan 13 (boron, aluminium, galium, indium). Namun, keadaan +1, yang jauh lebih menonjol pada talium daripada unsur-unsur di atasnya, mengingatkan pada sifat kimia logam alkali, dan ion talium(I) ditemukan secara geologis sebagian besar dalam bijih berbahan dasar kalium, dan (bila tertelan) ditangani dalam banyak hal seperti ion kalium (K+) oleh pompa ion dalam sel hidup.
Secara komersial, talium tidak diproduksi dari bijih kalium, tetapi sebagai produk sampingan dari pemurnian bijih logam berat sulfida. Sekitar 65% dari produksi talium digunakan dalam industri elektronik, dan sisanya digunakan dalam industri farmasi serta dalam pembuatan kaca.[6] Ia juga digunakan dalam detektor inframerah. Radioisotop talium-201 (sebagai klorida larut TlCl) digunakan dalam jumlah kecil sebagai agen dalam pemindaian kedokteran nuklir, selama satu jenis uji stres jantung nuklir.
Garam talium larut (banyak di antaranya hampir tidak berasa) sangatlah beracun, dan secara historis digunakan dalam racun tikus dan insektisida. Karena toksisitas nonselektifnya, penggunaan senyawa ini telah dibatasi atau dilarang di banyak negara. Keracunan talium biasanya menyebabkan kerontokan rambut. Karena popularitas historisnya sebagai senjata pembunuh, talium telah mendapatkan ketenaran sebagai "racun si peracun" dan "bubuk warisan" (bersama dengan arsen).[7]