Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Stasiun Lempuyangan

stasiun kereta api di Yogyakarta, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Stasiun Lempuyanganmap
Remove ads

Stasiun Lempuyangan (LPN) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Bausasran, Danurejan, Kota Yogyakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +114 meter ini termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VI Yogyakarta dan KAI Commuter serta merupakan salah satu dari dua stasiun kereta api utama di Kota Yogyakarta. Stasiun kereta api utama lainnya adalah Stasiun Yogyakarta yang terletak 1,3 km arah barat dari stasiun melayani seluruh kereta api antarkota kelas eksekutif, sebagian besar kelas campuran, ekonomi premium, aglomerasi, kereta api bandara, komuter, dan lokal. Stasiun ini berjarak 388,2 km arah timur dari Bandung.

Fakta Singkat Y02JS04, Lokasi ...
Remove ads

Stasiun ini melayani pemberhentian kereta api antarkota kelas campuran beserta ekonomi lintas selatan dan tengah Jawa, aglomerasi, serta Commuter Line Yogyakarta yang melintasi Kota Yogyakarta, juga kereta api angkutan barang semen. Diresmikan pada tahun 1872 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), Stasiun Lempuyangan merupakan stasiun kereta api tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta dan nama stasiun ini berasal dari nama kampung yang terletak di selatan stasiun, yakni Kampung Tegal Lempuyangan.

Berdasarkan jumlah penumpang kereta api antarkota yang dirilis PT Kereta Api Indonesia (KAI) antara Januari–Oktober 2024, Stasiun Lempuyangan menjadi stasiun kereta api tersibuk kesembilan di Indonesia dengan mencatatkan 2.492.942 penumpang berdasarkan total jumlah penumpang naik maupun turun.[a]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Perkembangan awal

Dalam laporan yang dibuat oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang kemudian akan disampaikan dalam rapat umum pemegang saham yang akan digelar pada pertengahan 1872, Stasiun Lempuyangan dibuka bersama dengan rampungnya pembangunan jalur kereta api segmen terakhir, yakni Klaten–Yogyakarta.pada tanggal 10 Juni 1872. Nama stasiunnya adalah Station Djocja atau Djocja Samarang–Vorstenlanden (Djocja S/V) . Dengan selesainya jalur tersebut, maka lintas utama dari jalur kereta api Semarang–Vorstenlanden telah selesai dan NIS akan berfokus dengan proyek jalur kereta api terakhir yang masih berlangsung, yakni segmen Bringin–Willem I Ambarawa, yang rencananya akan dibuka akhir tahun 1872.[5]

Pada tahun 1885, Staatsspoorwegen (SS) membangun jalur kereta api Cilacap–Yogyakarta, sekaligus membangun stasiun baru di depan Hotel Toegoe, yang nantinya akan diberi nama Station Djocja Toegoe (sekarang Stasiun Yogyakarta). NIS tertarik untuk menyambungkan Stasiun Djocja S/V ini dengan Djocja Toegoe, juga membangun penghubung antara stasiun ini dengan Lempuyangan (kelak dikenal sebagai Jembatan Kewek).[6] Penghubung kedua stasiun itu dibuka pada 7 Juli 1887,[7] memotong Sumbu Filosofis Yogyakarta. Pada mulanya, nama Lempuyangan (Lempoejangan) dimaksudkan sebagai pembeda dengan Station Djocja Toegoe; hal ini ditunjukkan pada salah satu iklan NIS yang muncul pada 1891, yang menyatakan bahwa pada 1 Januari 1891, barang hantaran diterima di Stasiun NIS di Lempuyangan, asalkan kiriman tersebut tidak dimaksudkan untuk dikirim ke jalur SS Cilacap–Yogyakarta.[8]

Meski hubungan jalur selatan sudah terbentuk, kendala muncul karena lebar sepur dari NIS dan SS berbeda. Alih-alih mengubah lebar sepur kereta api Semarang–Vorstenlanden dari 1.435 mm (4 ft 8+12 in) menjadi 1.067 mm (3 ft 6 in) berdasarkan konsesi 1875,[9]:35 NIS dan SS sepakat untuk memasang lebar sepur ganda agar kereta api 1.067 mm dapat berjalan di jalur NIS.[10] Pada 15 Juni 1899, lebar sepur ganda tersebut sudah bisa dilalui kereta api 1.067 mm milik SS.[11]

Perkembangan abad ke-20

Karena semakin banyak kereta api yang melayani Yogyakarta, muncul masalah baru. Perjalanan kereta api NIS maupun SS semakin banyak, dan SS menginginkan hubungan ekspres satu hari. Maka pada tahun 1926, dilaksanakan proyek pembangunan smalspoorbaan baru yang dikhususkan untuk kereta api SS, yang dilakukan oleh NIS.[12] Alih-alih membangun integrasi Stasiun Lempuyangan milik NIS, SS justru membangun emplasemennya sendiri di utara stasiun tersebut. Lahan tempat proyek tersebut awalnya berstatus Sultan Ground (milik Kesultanan), yang digunakan untuk kepentingan perumahan, tetapi sudah dicadangkan untuk proyek jalur kereta api.[13]

Jalur itu kemudian membelok ke arah Jembatan Kewek, dan di situ, dibangun jembatan baru, yang kemudian kembali sejajar dengan jalur eksisting, kemudian mengarah ke peron utara stasiun. Hal ini bertujuan agar jalur baru tersebut tidak banyak memakan lahan. Sementara itu, rel milik SS dibangun melewati depan pintu masuk utama Centraal Werkplaats (Balai Yasa Yogyakarta) milik NIS, yang sekarang menjadi jalur pengujian lokomotif/kereta rel.[13] Pada awal April 1929, NIS melaksanakan serah terima operasional smalspoorbaan tersebut kepada SS,[14] kemudian pada 1 Mei 1929, jalur tersebut dibuka.[15]

Pada masa pendudukan Jepang di Hindia Belanda, tepatnya pada Juni 1942, jalur kereta api Kedungjati–Willem I dan Semarang Tawang–Solo Balapan–Yogyakarta yang semula menggunakan sepur 1.435 mm, akhirnya diubah menjadi 1.067 mm.[16] Jalur smalspoorbaan tersebut tak lagi digunakan untuk lalu lintas, meski jembatannya, jejak rel, dan emplasemen, masih bertahan, hingga setidaknya akhir tahun 1950-an.[butuh rujukan]

Untuk mengurangi kesemrawutan di perlintasan sebidang, pada 1986, dimulai proyek pembebasan lahan untuk membangun flyover di atas Jalan Dr. Soetomo.[17] Jembatan itu akhirnya dibuka pada Juli 1989 dalam sebuah uji coba.[18]

Remove ads

Bangunan dan tata letak

Ringkasan
Perspektif

Stasiun Lempuyangan memiliki sebelas jalur kereta api. Pada awalnya, hanya jalur 4 yang merupakan sepur lurus. Setelah pembangunan jalur ganda ruas Brambanan–Yogyakarta selesai per 8 Januari 2007,[19] jalur 3 juga dijadikan sebagai sepur lurus. Ke arah utara dari jalur 5, terdapat rel yang menuju ke los bundar (sekarang Gudang Persediaan) dan Balai Yasa Yogyakarta yang merupakan bengkel lokomotif utama di Pulau Jawa. Stasiun ini telah dilengkapi papan penunjuk arah untuk menuju ruang/nomor jalur/fasilitas tertentu, penunjuk arah jalur disertai jarak tempuh, dan layar pemantau keberangkatan maupun kedatangan kereta api secara waktu nyata.

Pada tahun 2009, di stasiun ini dilakukan perbaikan secara keseluruhan dengan menambahkan bangunan baru yang terletak di sebelah timur bangunan lama.[20]

Pada pertengahan tahun 2017, kawasan stasiun kembali dilakukan perombakan. Masjid An-Nuur yang terletak di barat bangunan stasiun pada akhirnya dibuka untuk masyarakat umum, sedangkan Musholla yang terletak di sebelah timur hanya digunakan untuk penumpang yang sudah melakukan boarding atau belum keluar. Perluasan juga dilakukan di tempat parkir serta pemanjangan atap kanopi stasiun.[21] Pada tahun 2018–2019, Masjid An-Nuur dibongkar untuk menampung fasilitas lain. Sejak Maret 2020, lahan kosong yang berlokasi di sisi barat Stasiun Lempuyangan dikembangkan menjadi gudang RailExpress (sekarang KAI Logistik Express).[22]

Sehubungan dengan proyek modernisasi persinyalan elektrik kereta api, per April 2021 di stasiun ini dilakukan pemasangan sistem persinyalan elektrik baru produksi PT Len Industri yang menggantikan sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens.[23] Dan persinyalan ini telah aktif pada 30 September 2021.[butuh rujukan] Bersamaan dengan itu, lintasan jalur rel antara stasiun ini dan Stasiun Yogyakarta dijadikan sebagai jalur tunggal ganda atau sepur kembar.

Thumb

Y02 Thumb

P

Lantai peron

Jalur 9 Parkir KA semen
Jalur 8 Parkir KA semen
Jalur 7 Parkir KA semen
Jalur 6 Pemberhentian kereta api barang
Peron pulau
Jalur 5 Kereta Api Indonesia Kedatangan kereta api antarkota
Peron pulau
Jalur 4 Sepur lurus arah Yogyakarta
Jalur 3 Sepur lurus arah Solo Balapan
Peron pulau
Jalur 2 Kereta Api Indonesia Keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota

(Yogyakarta)      Commuter Line Yogyakarta tujuan Yogyakarta

Peron pulau, pintu terbuka di sebelah kiri kedatangan KA dari arah timur dan sebelah kanan dari arah barat
Jalur 1 Kereta Api Indonesia Pemberhentian kereta api antarkota dan aglomerasi

     Commuter Line Yogyakarta tujuan Palur (Maguwo)

Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kiri dari barat dan pintu terbuka di sebelah kanan dari timur
G Pintu keberangkatan sisi selatan
Remove ads

Ciri khas

Bersama dengan Stasiun Yogyakarta, stasiun ini memiliki lagu kedatangan kereta api berupa lagu keroncong instrumental berjudul, "Sepasang Mata Bola", yang mengisahkan perjuangan seorang pejuang yang melakukan perjalanan kereta api dari Jakarta menuju Yogyakarta. Rekaman lagu yang digunakan sebagai melodi penyambutan kereta api ini diaransemen oleh YouTuber dan kibordis yang banyak mengaransemen lagu-lagu keroncong, Purwaka Musik.[24]

Di sebelah tenggara stasiun ini, tepatnya di samping rumah sinyal A stasiun ini, berdiri monumen kereta api Kuda Putih. Pada 8 Desember 2011, KRD ini dipindahkan dari Depo Solo Balapan ke Stasiun Lempuyangan dengan menggunakan kereta api luar biasa (KLB) bersama Crane Kirow. KRD ini dijadikan sebagai kereta pustaka sekaligus monumen.[25]

Layanan kereta api

Ringkasan
Perspektif

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2025 revisi per 21 Maret 2025.[26]

Penumpang

Antarkota

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Kelas ...
Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Kelas ...

Aglomerasi

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Kelas ...

Komuter

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...

Barang

Informasi lebih lanjut Nama kereta api, Relasi perjalanan ...
Remove ads

Insiden

Pada 19 Februari 2007, terjadi angin puting beliung yang melanda Yogyakarta yang mengakibatkan kanopi Stasiun Lempuyangan mengalami kerusakan parah. Meskipun demikian, komunikasi melalui toka (telepon otomatis kereta api) maupun walkie talkie tetap berjalan normal dan tidak ada gangguan perjalanan kereta api.[27]

Pada 20 Oktober 2016, seorang wisatawan mancanegara di Stasiun Lempuyangan tewas ditabrak KA Joglokerto yang hendak berhenti di jalur 1. Penyebabnya tak diketahui, di antaranya lalai atau ingin bunuh diri. Menurut keterangan petugas, wisatawan tersebut berjalan ke arah rel saat KA akan melintas. Kejadian tersebut sempat dicegah walaupun gagal.[28]

Remove ads

Antarmoda pendukung

Informasi lebih lanjut Jenis angkutan umum, Trayek ...
Informasi lebih lanjut Jenis angkutan umum, Trayek ...
Remove ads

Galeri

Catatan kaki

  1. Data penumpang harian diperoleh dari menjumlahkan angka penumpang naik dan turun, kemudian dibagi 305.[4]

Referensi

Pranala luar

Loading content...
Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads