Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Edom merupakan nama tempat yang sebelumnya dikenal dengan nama Seir.[1] Tanah dan penghuni dari Edom ini ditemukan di dataran bagian selatan dan tenggara dari Laut Mati.[2] Edom juga bertetangga dengan Israel di timur dan selatan.[3] Di dalam Alkitab nama 'Edom' memiliki tiga makna.[1] Makna yang pertama (Kejadian 25:30; 36:1, 8, dan 19) yaitu nama lain dari Esau sebagai peringatan bahwa ia menukar hak kesulungannya dengan sup merah.[1] Makna yang kedua (kitab Bilangan 20:18, 20, 21; kitab Amos 1:6, 11; 9:12; kitab Maleakhi 1:4) yaitu Edom sebagai suatu kelompok bangsa.[1] Makna yang ketiga (kitab Kejadian 32:3; 36:20, 21, 30; kitab Bilangan 24:18) yaitu tanah yang diduduki oleh keturunan Esau, yang sebelumnya dikenal dengan nama Seir.[1] Kata Edom sendiri berarti 'merah'.[4] Kata ini menunjuk pada sup yang diberikan sebagai ganti hak kesulungannya.[2] Selain itu, kata ini juga berkaitan dengan kelahiran Esau yang terdapat dalam kitab Kejadian 25:25.[4] Selain itu, kata "merah" ini juga muncul karena warna kemerah-merahan yang ada pada tanah Edom yang di dalam Akitab disebutkan terdiri dari batu yang berwarna merah.[5] Dalam zaman Romawi atau Perjanjian Baru, wilayah Edom dikenal dengan nama Idumea.
Wilayah Edom mempunyai panjang kurang lebih 160 Km.[1] Daerah ini terbentang mulai dari Wadi Zered sampai ke Teluk Aqaba.[1] Edom mempunyai empat batas wilayah.[2][4] Batas utara adalah Wadi Zered dan teluk Akaba, batas timur adalah Wadi Araba, batas selatan adalah Wadi el-Hesea(yang juga batas dari Moab), dan batas barat adalah padang gurun Araba.[2][4] Ia meluas sampai ke sisi Araba, suatu daerah seperti lembah yang menghubungkan Laut Merah dengan Laut Mati.[1] Daerah Edom merupakan daerah yang berbukit-bukit dengan tinggi 1607 m.[1] Dataran tinggi pada Edom mencapai 5000 m, bahkan bisa mencapai 5600 m.[2] Tanah yang terdapat di daerah Edom bukanlah tanah yang subur.[1] Namun, ada beberapa tanah di daerah timurlaut yang baik untuk ditanami. Salah satu hasil pertaniannya adalah anggur (kitab Bilangan 20:17, 19).[1] Di tanah ini juga hewan ternak dapat merumput.[2] Tanah Edom sendiri terbagi atas tiga bagian.[3]
Jarak hutan Edom ada 70 mil dari utara ke selatan serta kurang lebih 50 mil dari timur ke barat.[3] Batas utara dari hutan ini adalah Wadi el-Hesea yang memisahkan Edom dari Moab.[3] Batas timur dari hutan ini adalah padang gurun yang berada beberapa mil dari barat.[3] Batas selatan dari hutan ini adalah sebuah lereng yang terjal yang bernama Neqb esh-Shtar.[3] Batas barat dari hutan ini adalah beberapa bukit.[3] Hutan ini disebut sebagai daerah merah karena terdiri dari tanah merah dan juga batu yang berwarna merah.[3] Daerah ini juga masih merupakan bagian dari Edom.[3] Hutan Edom ini juga ditandai dengan beberapa deretan hutan, terutama hutan yang ada pada perbatasan utara.[3] Daerah ini juga menjadi batas bagi dataran tinggi dan cukup dekat untuk memberi sinyal apabila ada serangan ke Edom.[3]
Daerah kecil ini terletak dari Arabah sampai daerah selatan Neqb esh-Shtar sejauh teluk Akaba.[3] Daerah ini berada dekat dengan hutan Edom dan berada di bawah kekuasaan Edom.[3] Daerah ini biasa digunakan sebagai jalur perdagangan untuk pertukarang barang seperti besi dan sebagainya.[3] Hal inilah yang menyebabkan daerah ini menjadi penting.[3] Bangsa Edom juga menggunakan daerah ini untuk berdagang besi dan tembaga untuk menambah kekayaan mereka.[3]
Daerah ini berada dalam wilayah Edom tetapi tidak dikuasai oleh Edom seluruhnya.[3] Daerah ini biasa ditempati oleh suku-suku yang hidup berpindah-pindah.[3] suku-suku ini adalah suku Amalek dan suku Kenas.[3] Dalam kitab Bilangan 20:16 diceritakan bahwa Musa sebagai pemimpin Israel meminta izin untuk dapat melewati daerah ini.[3] Israel tidak menemukan kesulitan ketika melewati pedalaman Edom dan daerah-daerah kecil di Edom.[3]
Data arkeologis mengenai Edom sangat sedikit atau bisa dikatakan jarang.[2] Data-data arkeologis mengenai Edom menunjukkan bahwa penduduk Edom baru muncul di akhir zaman perunggu yaitu sekitar 1300 SM.[2] Ketika awal zaman besi baru ditemukan adanya sebuah kota.[2] Sebuah materai dari Tell el-Kheleifeh memperlihatkan bahwa naskah yang digunakan oleh orang Edom tidak sama dengan naskah yang dipakai orang Ibrani maupun orang Moab.[2] Beberapa artefak yang ditemukan dari hasil penelitian arkeologis adalah puisi, alat-alat, dan beberapa ornamen yang mungkin dipakai untuk peribadahan.[2]
Di dalam Kitab Nabi-nabi diceritakan mengenai hubungan yang erat antara penduduk Edom dengan Israel, hal ini dikarenakan leluhur Edom merupakan Esau (Saudara kembar Yakub yang disebut Israel). Sejak kecil Esau sudah sering disakiti oleh Yakub seperti dicuri hak kesulungan kemudian dicuri pula hak berkatnya dari Ishak, tetapi demikian Esau pun akhirnya tetap mengampuni Yakub (Kejadian 33), bahkan diayat 4 tertulis bahwa Esau berlari menghampiri, memeluk, mencium dan mereka bertangis-tangisan. Dalam dunia Psikologi ini merupakan sebuah rekonsiliasi keluarga yang baik. Semenjak pulihnya hubungan antara kedua saudara kembar ini, hubungan keduanya pun menjadi baik. bahkan Esau tidak segan memberi bantuan kepada Yakub (Kejadian 3:15), hal ini yang kemudian secara turun temurun menjadi budaya saling tolong menolong antara keturunan kedua saudara ini.[3] Kemungkinan besar masyarakat Edom berasal dari Aram.[3] Mereka melakukan perkawinan campur dengan orang Kanaan (Kejadian 26:34), Orang-orang Ismael (Kejadian 28:9), dan suku-suku asli Hori dari Seir (Kejadian 36:20).[3] Masyarakat Edom merupakan masyarakat yang bergerak dalam bidang pertanian.[3] Mereka memperkaya diri dengan perdagangan besi dan tembaga.[3] Hal ini dikarenakan pada masa itu besi dan tembaga sangat diperlukan.[3] Perdagangan tersebut biasa mereka lakukan dengan bangsa Babilonia, Siria, Arab, dan Mesir.[3] Masyarakat Edom memakai bahasa Ibrani sebagai bahasa sehari-sehari.[3] mereka juga menganut paham politeis dan dewa-dewa mereka terdapat dalam nama raja-raja mereka.[3] Sistem pemerintahan mereka adalah monarki.[3] Sistem ini juga telah dipraktikkan jauh sebelum Israel melakukannya.[3] Pengangkatan raja dilakukan dengan cara pemilihan oleh orang-orang tertentu seperti imam.[3]
Menurut data arkeologis, Edom telah berpenghuni jauh sebelum zaman Esau.[1] Kemudian, Esau bermigrasi ke Edom dan menjadi kelompok yang dominan dengan cara bergabung dengan beberapa kelompok, salah satunya adalah suku Hori.[1] Pada tahun 1850 SM, Edom mengalami kemunduruan budaya karena pada saat itu tanah Edom diduduki oleh bangsa-bangsa pengembara seperti bangsa Filistin.[1] Berdasarkan keterangan Alkitab, bangsa Edom merupakan bangsa yang sangat sering berperang dengan Israel.[1] Dalam masa pemerintahan raja Saul, ia juga berperang melawan bangsa Edom walaupun di antara hamba-hambanya terdapat orang Edom (kitab 1 Samuel 14:47; 21:7; 22:19, 18).[1] Pada masa pemerintahan raja Daud, hal yang sama pun terjadi.[1] Ia menaklukkan Edom dan menempatkan pasukan-pasukan pendudukan di seluruh negeri itu (kitab 2 Samuel 8:13-14).[1] Pada masa pemerintahan ini juga banyak orang Edom yang meninggal.[1] Yoab yang merupakan panglima Daud turut membantai orang-orang Edom ketika ia tinggal di Edom selama beberapa bulan (kitab 1 Raja-raja 11:15-16).[1] Namun, tidak semua orang Edom pada saat itu meninggal karena ada yang melarikan diri yaitu Hadad yang kemudian menyebabkan kesulitan-kesulitan pada masa pemerintahan Salomo (kitab 1 Raja-raja 11:14-22).[1] Pada masa kerajaan Yosafat, orang Edom bersekutu dengan kerajaan Moab dan Amon untuk berperang melawan Yehuda (kitab 2 Tawarikh 20:1).[1] Namun, pasukan sekutu ternyata justru saling membunuh. Pada waktu itu, seorang raja Edom (ia mengakui keunggulan Yehuda) memutuskan untuk bergabung dengan Yehuda untuk berperang melawan Mesa, raja Moab (kitab 2 Raja-raja 3:4-27).[1] Pada masa pemerintahan raja Yoram, Edom kembali memberontak tetapi bisa ditaklukkan (kitab 2 Raja-raja 8:20-22;kitab 2 Tawarikh 21:8-10).[1] Setelah masa itu, Amazia menyerbu Edom dan membunuh 10.000 orang Edom (kitab 2 Raja-raja 14:7). Setelah itu, dalam pemerintahan Ahas ketika Yehuda diserang oleh Pekah dan Rezin, orang Edom masuk ke Yehuda dan membawa para tawanan (2 Tawarikh 28:17.[1] Setelah itu, Edom tidak pernah lagi ditaklukkan oleh Yehuda.[1] Ketika Yehuda jatuh, para nabi mulai menubuatkan kejatuhan Edom sebab Edom bersukacita atas kejatuhan Yehuda.[1] Edom sendiri jatuh dalam kekuasaan Arab selama abad ke-5 SM dan pada abad ke-3 SM diserbu oleh orang Nabatea.[1]
Pemberontakan Siria dan sekutu melawan Asyur berakhir pada saat Tiglath-Pileser III menaklukkan mereka pada tahun 732 SM.[5] Setelah pemberontakan itu Edom jatuh ke dalam perbudakan di bawah Asyur.[5] Namun tidak berarti bahwa perbudakan di Asyur membawa dampak yang buruk bagi perkembangan Edom.[5] Bukti arkeologis menunjukkan bahwa beberapa kota yang menjadi sumber kemakmuran bagi Edom dibangun pada zaman bangsa Asyur berkuasa.[5] Kota-kota tersebut adalah Tawilan, Bozrah, dan Umm el-Biyarah.[5] Pada masa bangsa Asyur berkuasa, Edom juga menguasai daerah selatan Yehuda.[5] Pada tahun 735 Sebelum Masehi, Edom menjarah daerah yang bernama Elat.[5] Dalam Perjanjian Lama, daerah Edom disebutkan mulai dari selatan Yehuda sampai daerah barat Wadi Arabah.[5]
Setelah bangsa Asyur mulai berkurang kekuasaannya, Edom mendapat keringanan untuk bebas dari pajak serta pemerintahan Asyur.[5] Pada masa itu yang berkuasa adalah Nebukadnezar.[5] Ia memegang kuasa atas wilayah barat setelah tahun 605 SM.[5] Pada masa itu juga terjadi perbudakan dan salah satu bangsa yang termasuk dalam perbudakan adalah Yehuda.[5] Dalam masa kejayaan Babilonia, beberapa kali terjadi pemberontakan yang diakukan oleh bangsa Yehuda, Moab, Amon, Tirus, dan Sidon.[5] Di bawah pemerintahan Babilonia, Edom juga beberapa kali dituduh mengambil kesempatan untuk merampas dan merampok Yehuda.[5] Hal inilah yang menjadi pembahasan dari beberapa kitab nabi-nabi kecil, salah satunya adalah Kitab Obaja.[5] Dua hal yang menjadi keluhan dalam kitab-kitab tersebut adalah Edom telah menyerobot tanah Israel dan juga melakukan kesalahan yaitu kekerasan terhadap umat Israel.[5] Pada sisi lain, Edom juga memberikan tempat perlindungan kepada orang Yahudi untuk melarikan diri dari kekuatan Babilonia.[5] Namun, tidak ada bukti kuat bahwa Edom membantu bangsa Babilonia secara militer pada tahun 587 SM.[5] Edom tidak menyerang Babilonia.[5] Sejarawan Yahudi-Romawi yang bernama Yosefus menyebutkan bahwa Nebukadnezar menaklukkan Moab dan Amon, lima tahun setelah kejatuhan Yerusalem.[5] Namun, Yosefus tidak menyebutkan bahwa Edom juga diserang dalam peristiwa tersebut.[5] Akhir dari kerajaan Edom adalah hasil dari suatu operasi militer yang dilakukan oleh Nabonidus pada tahun 552 SM.[5]
Sejarah mengenai Edom dan penduduk Edom pada masa Persia kurang diketahui dengan pasti.[5] Kebanyakan dari penduduk Edom pada saat itu melanjutkan tradisi yang berkaitan dengan cara hidup mereka.[5] Beberapa dari mereka hidup di gua dan di kemah.[5] Mereka juga memanfaatkan tanah mereka dengan memelihara ternak.[5]
Penduduk Edom dikenal dengan nama Idume selama masa Helenistik atau periode Romawi.[4] Salah satu keturunan Edom yang terkenal pada masa itu adalah Herodes Agung.[4] Cukup sulit untuk menelusuri mengenai Edom atau keturunan Edom setelah masa Roma.[4] Hal ini dikarenakan kehancuran Yerusalem pada tahun 70 Sesudah Masehi.[4] Dalam masa Romawi, kata Edom menjadi suatu bentuk kata yang dipakai untuk musuh.[4] Kata ini dipakai Romawi selama aksi penekanan yang dilakukan pihak Romawi terhadap Yahudi dan Kristen.[4] Penggunaan kata ini disebabkan oleh rasa benci terhadap bangsa Edom.[4] Setelah masa pemerintahan Romawi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang Idumea masih ada.[4]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.