Loading AI tools
penghargaan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Pahlawan Nasional adalah gelar penghargaan tingkat tertinggi di Indonesia.[1] Gelar anumerta ini diberikan oleh Pemerintahan Indonesia atas tindakan yang dianggap heroik – didefinisikan sebagai "perbuatan nyata yang dapat dikenang dan diteladani sepanjang masa bagi warga masyarakat lainnya atau "berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara".[2]
Sebanyak 190 pria dan 16 wanita telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional, yang paling terbaru adalah Ida Dewa Agung Jambe, Bataha Santiago, M Tabrani, Ratu Kalinyamat, Abdul Chalim dan Ahmad Hanafiah, pada tahun 2023.[3] Pahlawan-pahlawan tersebut berasal dari seluruh wilayah di kepulauan Indonesia, dari Aceh di bagian barat sampai Papua di bagian timur; Untuk kali pertama Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah memiliki Pahlawan Nasional pada tahun 2021, sementara Kalimantan Utara, Papua Barat Daya, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan sama sekali belum memiliki Pahlawan Nasional. Mereka berasal dari berbagai etnis, meliputi pribumi-Indonesia, peranakan Arab, Tionghoa, India, dan orang Eurasia. Mereka meliputi perdana menteri, gerilyawan, menteri-menteri pemerintahan, prajurit, bangsawan, jurnalis, tokoh keagamaan, pendidik dan seorang uskup.
Kementerian Sosial Indonesia memberikan tujuh kriteria yang harus dimiliki oleh seorang individu, yakni:[2]
Pemilihan dijalankan dalam empat langkah dan harus mendapatkan persetujuan pada setiap tingkatan. Sebuah proposal dibuat oleh masyarakat di kota atau kabupaten kepada wali kota atau bupati, yang kemudian harus membuat permohonan kepada gubernur di provinsi tersebut. Gubernur kemudian membuat rekomendasi kepada Kementerian Sosial, yang kemudian diteruskan kepada Presiden, yang diwakili oleh Dewan Gelar;[2] dewan tersebut terdiri dari dua akademisi, dua orang dari latar belakang militer, dan tiga orang yang sebelumnya telah menerima sebuah penghargaan atau gelar.[1] Pada langkah terakhir, pemilihan dilakukan oleh Presiden, yang diwakili oleh Dewan, yang menganugerahi gelar tersebut pada sebuah upacara di ibu kota Indonesia Jakarta.[2] Sejak 2000, upacara diselenggarakan setiap Hari Pahlawan pada tanggal 10 November.[5]
Kerangka undang-undang untuk gelar tersebut awalnya menggunakan nama Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang dibuat pada saat dikeluarkannya Dekret Presiden No. 241 Tahun 1958. Gelar pertama dianugerahi pada 30 Agustus 1959 kepada politisi yang menjadi penulis bernama Abdul Muis, yang meninggal dunia pada bulan sebelumnya.[6][7][8] Gelar ini digunakan saat pemerintahan Sukarno. Ketika Suharto berkuasa pada pertengahan 1960-an, gelar tersebut berganti nama menjadi Pahlawan Nasional. Gelar khusus pada tingkat Pahlawan Nasional juga dianugerahkan. Pahlawan Revolusi diberikan pada tahun 1965 oleh Presiden Soekarno (dalam kapasitasnya sebagai Panglima Komando Operasi Tertinggi/KOTI) kepada sepuluh korban peristiwa Gerakan 30 September, sementara Sukarno dan mantan wakil presiden Mohammad Hatta diberikan gelar Pahlawan Proklamator pada 1988 karena peran mereka dalam membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.[5][6][8]
Daftar berikut ini disajikan dalam urutan abjad; karena perbedaan konvensi budaya penamaan, tidak semua entri diurutkan menurut nama belakang. Daftar ini lebih melakukan pemilahan menurut tahun kelahiran, kematian, dan penetapan.
Nama | Kelahiran | Kematian | Keterangan | Penetapan | Ref. |
---|---|---|---|---|---|
Abdul Chalim | 1898 | 1972 | Ulama Majalengka | 2023 | [3] |
Abdul Halim Majalengka | 1887 | 1962 | Aktivis kemerdekaan dan Ulama, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia | 2008 | [9][10] |
Abdul Haris Nasution | 1918 | 2000 | Jenderal Angkatan Darat, dua kali diangkat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat | 2002 | [5][11] |
Abdul Kadir | 1771 | 1875 | Bangsawan dari Melawi, menawarkan pengembangan ekonomi, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1999 | [5][12] |
Abdul Kahar Mudzakkir | 1907 | 1973 | Rektor Universitas Islam Indonesia yang pertama sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 2019 | [13] |
Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) | 1908 | 1981 | Ulama dan penulis sekaligus tokoh Muhammadiyah. | 2011 | [14] |
Abdul Muis | 1883 | 1959 | Politisi, Anggota Volksraad, kemudian penulis | 1959 | [lower-alpha 2][6][15] |
Abdulrachman Saleh | 1909 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda | 1974 | [6][16] |
Abdul Wahab Hasbullah | 1888 | 1971 | Tokoh Islam, salah seorang pendiri Nadhlatul Ulama | 2014 | [17] |
Andi Abdullah Bau Massepe | 1918 | 1947 | Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda selama Revolusi Nasional, seorang putra dari Andi Mappanyukki | 2005 | [5][18] |
Abdurrahman Baswedan | 1908 | 1986 | Nasionalis dan Mubaligh Muhammadiyah yang meyakinkan Mesir untuk mengakui kemerdekaan Indonesia secara de facto | 2018 | [19] |
Achmad Subarjo | 1896 | 1978 | Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan | 2009 | [5][20] |
Adam Malik | 1917 | 1984 | Jurnalis dan aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia ketiga sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 1998 | [5][21] |
Adnan Kapau Gani | 1905 | 1968 | Aktivis kemerdekaan yang menjadi menteri pemerintahan, menyeludupkan senjata untuk mendukung Revolusi Nasional | 2007 | [5][22] |
Nyi Ageng Serang | 1752 | 1828 | Pemimpin gerilyawan Jawa yang memimpin penyerangan terhadap kolonial Belanda atas beberapa pendudukan | 1974 | [5][23] |
Agus Salim | 1884 | 1954 | Aktivis kemerdekaan, politisi, pemimpin Islam Minang sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 1961 | [6][24] |
Agustinus Adisucipto | 1916 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh ketika membawa keperluan medis karena ditembak oleh Belanda | 1974 | [6][25] |
Ahmad Dahlan | 1868 | 1923 | Pemimpin Islam, Pendiri Muhammadiyah; suami Siti Walidah | 1961 | [6][26] |
Ahmad Hanafiah | 1905 | 1947 | Ulama Lampung, pejuang kemerdekaan, salah satu tokoh Laskar Hizbullah | 2023 | [3][27] |
Ahmad Rifa'i | 1786 | 1870 | Pemikir dan penulis Islam yang dikenal karena pernyataan anti-Belandanya | 2004 | [5][28] |
Ahmad Sanusi | 1889 | 1950 | Anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) | 2022 | [29] |
Ahmad Yani | 1922 | 1965 | Pemimpin Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][30] |
Aji Muhammad Idris | 1697 | 1739 | Sultan Kutai Kartanegara ke 14 | 2021 | [31] |
Alexander Andries Maramis | 1897 | 1977 | Anggota BPUPKI, Menteri Keuangan Indonesia, dan diplomat | 2019 | [13] |
Alimin | 1889 | 1964 | Pendukung kemerdekaan, politisi, dan tokoh Partai Komunis Indonesia | 1964 | [6][32] |
Amir Hamzah | 1911 | 1946 | Penyair dan nasionalis | 1975 | [5][33] |
Andi Depu | 1907 | 1985 | Pejuang dan aktivis yang berhasil mempertahankan pengibaran bendera nasional di Mandar pada 1944, padahal dilarang keras | 2018 | [19] |
Antasari | 1809 | 1862 | Melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Banjar | 1968 | [6][34] |
Aria Wangsakara | 1615 | 1681 | Ulama, pejuang, dan pendiri Tangerang | 2021 | [31] |
Arie Frederik Lasut | 1918 | 1949 | Geolog dan pengajar yang dieksekusi oleh Belanda | 1969 | [6][35] |
Arnold Mononutu | 1896 | 1983 | Menteri Penerangan Indonesia ke-6 | 2020 | [36] |
As'ad Syamsul Arifin | 1897 | 1990 | Ulama, tokoh Nahdlatul Ulama | 2016 | [37] |
Baabullah | 1528 | 1583 | Penguasa ke-24 Kesultanan Ternate | 2020 | [36] |
Bagindo Azizchan | 1910 | 1947 | Wali kota Padang, melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional | 2005 | [5][38] |
Bataha Santiago | 1622 | 1675 | Raja Kerajaan Manganitu | 2023 | [3] |
Basuki Rahmat | 1921 | 1969 | Jenderal, saksi dari Supersemar | 1969 | [6][39] |
Bernard Wilhelm Lapian | 1892 | 1977 | Nationalis, pimpinan gereja, dan gubernur kedua Sulawesi | 2015 | [40] |
Teungku Chik di Tiro | 1836 | 1891 | Tokoh Islam Aceh dan pemimpin gerilyawan yang melakukan perlawanan pasukan kolonial Belanda | 1973 | [6][41] |
Tjilik Riwut | 1918 | 1987 | Prajurit dan politisi, menawarkan pengembangan ekonomi dan budaya di Kalimantan Tengah | 1998 | [5][42] |
Tjipto Mangoenkoesoemo | 1886 | 1943 | Dokter, salah satu dari Tiga Serangkai, Anggota Volksraad, Tokoh Indische Partij | 1964 | [6][43] |
Tjokroaminoto | 1883 | 1934 | Politisi, pemimpin Sarekat Islam, mentor pemimpin-pemimpin bangsa seperti Sukarno, Semaoen, Musso, Alimin, Darsono, Kartosoewirjo, dan Tan Malaka | 1961 | [6][44] |
Ernest Douwes Dekker | 1879 | 1950 | Jurnalis dan politisi Indo yang membantu kemerdekaan Indonesia, salah satu dari Tiga Serangkai | 1961 | [lower-alpha 3][6][45] |
Depati Amir | 1805 | 1869 | Pejuang yang mempersatukan suku Melayu dengan Tionghoa untuk melawan Belanda | 2018 | [19] |
Dewi Sartika | 1884 | 1947 | Pengajar, mendirikan sekolah untuk perempuan yang pertama di daerah Priangan, Jawa Barat | 1966 | [6][46] |
Cut Nyak Dhien | 1850 | 1908 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan penyerangan terhadap pasukan kolonial belanda; istri Teuku Umar | 1964 | [6][47] |
Diponegoro | 1785 | 1855 | Putra Sultan Yogyakarta, melangsungkan perang lima tahun melawan pasukan kolonial Belanda | 1973 | [6][48] |
Donald Izacus Panjaitan | 1925 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh dalam Gerakan 30 September | 1965 | [6][49] |
Eddy Martadinata | 1921 | 1966 | Laksamana Angkatan Laut dan diplomat, terbunuh dalam kecelakaan helikopter | 1966 | [6][50] |
Fakhruddin | 1890 | 1929 | Pemimpin Islam, menegosiasikan pengamanan pejiarah haji Indonesia; tokoh Muhammadiyah. | 1964 | [6][51] |
Fatmawati | 1923 | 1980 | Pembuat bendera nasional pertama, aktivis sosial, istri Sukarno sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 2000 | [5][52] |
Ferdinand Lumban Tobing | 1899 | 1962 | Dokter dan politisi, memperjuangkan hak asasi pasukan buruh | 1962 | [6][53] |
Frans Kaisiepo | 1921 | 1979 | Nasionalis Papua yang membantu dalam akuisisi Papua | 1993 | [5][54] |
Gatot Mangkupraja | 1896 | 1968 | Aktivis kemerdekaan dan politisi, menyarankan pembentukan Pembela Tanah Air sekaligus Kader Muhammadiyah | 2004 | [5][55] |
Gatot Subroto | 1907 | 1962 | Jenderal, deputi ketua staff Angkatan Darat | 1962 | [6][56] |
Halim Perdanakusuma | 1922 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, meninggal karena kecelakaan saat Revolusi Nasional | 1975 | [5][57] |
Hamengkubuwono I | 1717 | 1792 | Sultan Yogyakarta, melakukan perlawanan terhadap VOC, mendirikan Yogyakarta | 2006 | [5][58] |
Hamengkubuwono IX | 1912 | 1988 | Sultan Yogyakarta, aktivis kemerdekaan, pemimpin militer, Bapak Pramuka Indonesia, dan politisi; Wakil Presiden Indonesia kedua | 1990 | [5][59] |
Harun Bin Said | 1947 | 1968 | Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia | 1968 | [lower-alpha 4][6][60] |
Hasan Basry | 1923 | 1984 | Prajurit selama Revolusi Nasional Indonesia, mendukung integrasi Kalimantan di Indonesia | 2001 | [5][61] |
Hasanuddin | 1631 | 1670 | Sultan Gowa, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1973 | [6][62] |
Hasyim Asy'ari | 1875 | 1947 | Pemimpin Islam, pendiri Nahdlatul Ulama | 1964 | [6][63] |
Hazairin | 1906 | 1975 | Sarjana legal, aktivis kemerdekaan, menteri pemerintahan, dan pengajar | 1999 | [5][64] |
Herman Johannes | 1912 | 1992 | Insinyur, membuat senjata selama Revolusi Nasional, membantu pendirian Universitas Gadjah Mada, Rektor Universitas Gadjah Mada | 2009 | [5][65] |
Himayatuddin Muhammad Saidi | Abad ke-18 | 1776 | Penguasa ke-20 dan ke-23 Kesultanan Buton | 2019 | [13] |
Ida Anak Agung Gde Agung | 1921 | 1999 | Aktivis kemerdekaan dan menteri pemerintahan | 2007 | [5][66] |
Ida Dewa Agung Jambe | 1855 | 1908 | Raja Kerajaan Klungkung | 2023 | [3] |
Idham Chalid | 1921 | 2010 | Pemimpin Nahdlatul Ulama, politisi | 2011 | [14][67] |
Ilyas Yakoub | 1903 | 1958 | Aktivis kemerdekaan, politisi, dan anggota pasukan gerilyawan | 1999 | [5][68] |
Imam Bonjol | 1772 | 1864 | Tokoh Islam dari Sumatera Barat yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda dalam Perang Padri | 1973 | [6][69] |
Radin Inten II | 1834 | 1856 | Bangsawan dari Lampung, memimpin revolusi penyerangan penjajah Belanda | 1986 | [5][70] |
Iskandar Muda | 1593 | 1636 | Sultan Aceh, memperluas pengaruh negara | 1993 | [lower-alpha 5][5][71] |
Ismail Marzuki | 1914 | 1958 | Komposer yang membuat sejumlah lagu kebangsaan | 2004 | [5][72] |
Iswahyudi | 1918 | 1947 | Tokoh awal dalam Angkatan Udara, terbunuh saat Revolusi Nasional | 1975 | [5][73] |
Iwa Kusumasumantri | 1899 | 1971 | Aktivis kemerdekaan, ahli hukum, dan politisi | 2002 | [5][74] |
Izaak Huru Doko | 1913 | 1985 | Aktivis kemerdekaan dan pengajar, membantu pendirian Universitas Udayana | 2006 | [5][75] |
Jamin Ginting | 1921 | 1974 | Pejuang kemerdekaan menentang pemerintah Hindia Belanda di Tanah Karo | 2014 | [17] |
Janatin | 1943 | 1968 | Mengebom MacDonald House saat konfrontasi Indonesia–Malaysia | 1968 | [lower-alpha 6][6][76] |
Jatikusumo | 1917 | 1992 | Jenderal Angkatan Darat dan politisi | 2002 | [5][77] |
Andi Jemma | 1901 | 1965 | Aktivis kemerdekaan, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda saar Revolusi Nasional | 2002 | [5][78] |
Johannes Abraham Dimara | 1916 | 2000 | Pimpinan tentara Papua yang membantu dalam akuisisi Papua | 2010 | [79] |
Johannes Leimena | 1905 | 1977 | Menteri Kesehatan Pertama, mengembangkan sistem klinik Puskesmas | 2010 | [79] |
Juanda Kartawijaya | 1911 | 1963 | Politisi Sunda, Perdana Menteri Indonesia terakhir sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 1963 | [6][80] |
Karel Satsuit Tubun | 1928 | 1965 | Brigadir polisi, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][81] |
Kartini | 1879 | 1904 | Tokoh hak asasi perempuan Jawa | 1964 | [6][82] |
Ignatius Joseph Kasimo | 1900 | 1986 | Aktivis kemerdekaan, pemimpin Partai Katolik | 2011 | [14][83] |
Kasman Singodimedjo | 1904 | 1982 | Jaksa yang merupakan ketua KNIP pertama dan menghapus tujuh kata yang berpotensi memecah umat pada Piagam Jakarta, Kader Muhammadiyah | 2018 | [19] |
Katamso Darmokusumo | 1923 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][84] |
I Gusti Ketut Jelantik | Tidak diketahui | 1849 | Pemimpin Bali yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1993 | [5][85] |
I Gusti Ketut Puja | 1904 | 1957 | Gubernur Bali pertama | 2011 | [14][86] |
Ki Bagus Hadikusumo | 1890 | 1954 | Tokoh Muhammadiyah, aktivis kemerdekaan, tokoh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia | 2015 | [40] |
Ki Hajar Dewantara | 1889 | 1959 | Pengajar dan menteri pemerintahan, mendirikan Taman Siswa, saudara Suryopranoto, salah satu dari Tiga Serangkai | 1959 | [6][87] |
Ki Sarmidi Mangunsarkoro | 1904 | 1957 | Pengajar bersama dengan Budi Utomo dan Taman Siswa, menteri pemerintahan | 2011 | [14][88] |
Kiras Bangun | 1852 | 1942 | Pemimpin gerilyawan Karo yang melawan penjajah Belanda | 2005 | [5][89] |
Kusumah Atmaja | 1898 | 1952 | Ketua Kehakiman Mahkamah Agung Pertama | 1965 | [6][90] |
La Maddukelleng | 1700 | 1765 | Bangsawan dari Kesultanan Paser, mengusir pasukan Belanda dari Kerajaan Wajo | 1998 | [5][91] |
Lafran Pane | 1922 | 1991 | Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam, Kader Muhammadiyah | 2017 | [92] |
Lambertus Nicodemus Palar | 1900 | 1981 | Diplomat, menegosiasikan pengakuan Indonesia saat Revolusi | 2013 | [93] |
John Lie | 1911 | 1988 | Laksamana Muda Angkatan Laut, menyeludupkan barang untuk membantu Revolusi Nasional | 2009 | [5][94] |
Machmud Singgirei Rumagesan | 1885 | 1964 | Pendiri Gerakan Cendrawasih Revolusioner Irian Barat /GCRIB | 2020 | [36] |
Mahmud Badaruddin II | 1767 | 1852 | Sultan Palembang, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Inggris dan Belanda | 1984 | [5][95] |
Sultan Mahmud Riayat Syah | 1760 | 1812 | Sultan Johor-Pahang-Riau-Lingga, yang melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda | 2017 | [92] |
Malahayati | 1550 | 1604 | Pejuang dan bangsawan, melawan pasukan Cornelis de Houtman | 2017 | [92] |
Mangkunegara I | 1725 | 1795 | Melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda dan antek-anteknya di Jawa Tengah | 1988 | [5][96] |
Andi Mappanyukki | 1885 | 1967 | Bangsawan Bugis, memimpin penyerangan melawan pasukan Belanda pada 1920-an dan 30-an, ayah dari Andi Abdullah Bau Massepe | 2004 | [5][97] |
Maria Walanda Maramis | 1872 | 1924 | Pendukung hak asasi perempuan dan pengajar | 1969 | [6][98] |
Martha Christina Tiahahu | 1800 | 1818 | Gerilyawan dari Maluku yang meninggal dunia saat ditahan Belanda | 1969 | [6][99] |
Marthen Indey | 1912 | 1986 | Nasionalis dan aktivis kemerdekaan, menawarkan intergrasi Papua di Indonesia | 1993 | [5][100] |
Mas Isman | 1924 | 1982 | Pejuang kemerdekaan | 2015 | [40] |
Mas Mansur | 1896 | 1946 | Ulama, pemimpin Muhammadiyah | 1964 | [6][101] |
Masykur | 1904 | 1994 | Ulama, pejuang kemerdekaan, mantan menteri agama | 2019 | [13] |
Mas Tirtodarmo Haryono | 1924 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][102] |
Maskun Sumadireja | 1907 | 1986 | Aktivis kemerdekaan dan politisi | 2004 | [5][103] |
Cut Nyak Meutia | 1870 | 1910 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1964 | [6][104] |
Mohammad Hatta | 1902 | 1980 | Aktivis kemerdekaan, Wakil Presiden Indonesia Pertama | 2012 | [lower-alpha 7][105][106] |
Mohammad Husni Thamrin | 1894 | 1941 | Politisi dan aktivis kemerdekaan | 1960 | [6][107] |
Mohammad Natsir | 1908 | 1993 | Ulama dan politisi, Perdana Menteri Indonesia kelima | 2008 | [5][108] |
Mohammad Tabrani Soerjowitjirto | 1904 | 1984 | Pencetus bahasa Indonesia | 2023 | [3] |
Teuku Muhammad Hasan | 1906 | 1997 | Aktivis kemerdekaan, gubernur Sumatra pertama | 2006 | [5][109] |
Muhammad Mangundiprojo | 1905 | 1988 | Pejuang kemerdekaan, pemimpin Pertempuran Surabaya | 2014 | [17] |
Muhammad Yamin | 1903 | 1962 | Penyair yang menjadi politisi dan aktivis kemerdekaan | 1973 | [6][110] |
Moehammad Jasin | 1920 | 2012 | Bapak Brimob Kepolisian RI | 2015 | [40] |
Muhammad Zainuddin Abdul Madjid | 1898 | 1997 | Ulama pendiri Nahdlatul Wathan | 2017 | [92] |
Mustopo | 1913 | 1986 | Pemimpin saat Pertempuran Surabaya, mendirikan Kampus Kedokteran Gigi Dr. Moestopo | 2007 | [5][111] |
Muwardi | 1907 | 1948 | Menangani keamanan saat Proklamasi Kemerdekaan, membangun sebuah rumah saat di Surakarta | 1964 | [6][112] |
Nani Wartabone | 1907 | 1986 | Proklamator Hari Patriotik 23 Januari 1942, Aktivis kemerdekaan dan pejuang penumpasan pemberontakan Permesta sekaligus Kader Muhammadiyah dari Gorontalo | 2003 | [5][113] |
I Gusti Ngurah Made Agung | 1876 | 1906 | Raja Badung, melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 2015 | [40] |
I Gusti Ngurah Rai | 1917 | 1946 | Pemimpin militer Bali saat Revolusi Nasional | 1975 | [5][114] |
Nuku Muhammad Amiruddin | 1738 | 1805 | Sultan Tidore, memimpin beberapa pertempuran laut melawan pasukan kolonial Belanda | 1995 | [5][115] |
Noer Alie | 1914 | 1992 | Pemimpin Islam dan pengajar, memimpin prajurit saat Revolusi Nasional | 2006 | [5][116] |
Teuku Nyak Arif | 1899 | 1946 | Politisi Aceh dan pemimpin perlawanan, gubernur Aceh pertama | 1974 | [117] |
Opu Daeng Risaju | 1880 | 1964 | Politisi wanita awal, melakukan perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional | 2006 | [5][118] |
Oto Iskandar di Nata | 1897 | 1945 | Politisi dan aktivis kemerdekaan sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 1973 | [6][119] |
Pajonga Daeng Ngalie | 1901 | 1958 | Mengkoordinasikan penyerangan di Sulawesi Selatan saat Revolusi Nasional, menawarkan integrasi nasional | 2006 | [5][120] |
Paku Alam VIII | 1910 | 1998 | Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta ke-2 | 2022 | [29] |
Pakubuwono VI | 1807 | 1849 | Susuhunan Surakarta, memberontak melawan pasukan kolonial Belanda | 1964 | [6][121] |
Pakubuwono X | 1866 | 1939 | Susuhunan Surakarta, mendukung berbagai proyek untuk kepentingan Pribumi Indonesia | 2011 | [14][122] |
Pangeran Muhammad Noor | 1901 | 1979 | Menteri Pekerjaan Umum yang mencanangkan proyek Waduk Riam Kanan, Waduk Karangkates, dan proyek pasang-surut di Sumatra dan Kalimantan sebagai lahan penyedia pangan | 2018 | [19] |
Pattimura | 1783 | 1817 | Gerilyawan dari Maluku yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1973 | [6][123] |
Pierre Tendean | 1939 | 1965 | Prajurit Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][124] |
Pong Tiku | 1846 | 1907 | Bangsawan Toraja, melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda | 2002 | [5][125] |
Raden Mattaher | 1871 | 1907 | Pejuang dari Jambi yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 2020 | [36] |
Raja Ali Haji | 1809 | ca 1870 | Sejarawan dan penyair dari Riau | 2004 | [5][126] |
Raja Haji Fisabilillah | 1727 | 1784 | Pejuang dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda | 1997 | [5][127] |
Rajiman Wediodiningrat | 1879 | 1952 | Ketua BPUPKI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat pertama | 2013 | [93] |
Ranggong Daeng Romo | 1915 | 1947 | Memimpin pasukan dalam dua pertempuran melawan pasukan Belanda saat Revolusi Nasional | 2001 | [5][128] |
Ratu Kalinyamat | 1520 | 1579 | Putri Kerajaan Demak, pemimpin kerajaan maritim di Jepara pada abad ke-16 | 2023 | [3][129] |
Rasuna Said | 1910 | 1965 | Pendukung hak asasi wanita dan nasionalis | 1974 | [5][130] |
Robert Wolter Monginsidi | 1925 | 1949 | Gerilyawan di Makassar saat Revolusi Nasional, dieksekusi oleh Belanda | 1973 | [6][131] |
Rubini Natawisastra | 1906 | 1944 | Dokter dan cendekiawan | 2022 | [29] |
Ruhana Kuddus | 1884 | 1972 | Wartawati Indonesia pertama | 2019 | [13] |
Saharjo | 1909 | 1963 | Menteri Kehakiman, pelopor pengesahan pembaruan di negara tersebut | 1963 | [6][132] |
Salahuddin bin Talabuddin | 1874 | 1948 | Pejuang Maluku Utara | 2022 | [29] |
Sam Ratulangi | 1890 | 1949 | Politisi Minahasa dan pendukung kemerdekaan Indonesia | 1961 | [6][133] |
Samanhudi | 1878 | 1956 | Pengusaha, mendirikan Sarekat Islam | 1961 | [6][134] |
Sarjito | 1889 | 1970 | Dokter, Akademisi, Rektor pertama Universitas Gadjah Mada | 2019 | [13] |
Silas Papare | 1918 | 1978 | Memperjuangkan kemerdekaan Papua dari Belanda, menawarkan integrasi Papua di Indonesia | 1993 | [5][135] |
Sisingamangaraja XII | 1849 | 1907 | Pemimpin Batak yang melakukan kampanye gerilyawan melawan pasukan kolonial Belanda | 1961 | [6][127] |
Siswondo Parman | 1918 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][136] |
Siti Hartinah | 1923 | 1996 | Istri presiden Suharto, aktif dalam karya sosial, mendirikan Taman Mini Indonesia Indah | 1996 | [5][137] |
Siti Walidah | 1872 | 1946 | Pendiri Aisyiyah, tokoh Muhammadiyah, istri Ahmad Dahlan, | 1971 | [lower-alpha 8][6][138] |
Slamet Rijadi | 1927 | 1950 | Brigadir Jeneral Angkatan Darat, terbunuh ketika putting down pemberontakan di Sulawesi | 2007 | [5][139] |
Soedirman | 1916 | 1950 | Komandan Ketua Tentara Nasional Indonesia pada saat Revolusi Nasional sekaligus Kader Muhammadiyah | 1964 | [lower-alpha 9][6][140] |
Albertus Soegijapranata | 1896 | 1963 | Uskup Katolik Jawa dan nasionalis | 1963 | [6][141] |
Soeharto Sastrosoeyoso | 1908 | 2000 | Dokter pribadi Soekarno | 2022 | [29] |
Sugiyono Mangunwiyoto | 1926 | 1965 | Kolonel Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][142] |
Suharso | 1912 | 1971 | Pelopor pengobatan prostesis | 1973 | [6][143] |
Soekanto Tjokrodiatmodjo | 1908 | 1993 | Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia pertama | 2020 | [144] [36] |
Sukarjo Wiryopranoto | 1903 | 1962 | Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi | 1962 | [6][145] |
Sukarni | 1916 | 1971 | Tokoh kemerdekaan, diplomat, dan politisi | 2014 | [17] |
Soekarno | 1901 | 1970 | Aktivis kemerdekaan yang membacakan Proklamasi Kemerdekaan, Presiden Indonesia pertama sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 2012 | [lower-alpha 7][105][106] |
Sultan Agung | 1591 | 1645 | Sultan Mataram, melakukan perlawanan terhadap VOC | 1975 | [5][146] |
Andi Sultan Daeng Radja | 1894 | 1963 | Aktivis kemerdekaan dan politisi | 2006 | [5][147] |
Supeno | 1916 | 1949 | Menteri pemerintahan, terbunuh ketika perlawanan terhadap Belanda saat Revolusi Nasional | 1970 | [6][148] |
Supomo | 1903 | 1958 | Menteri Kehakiman Pertama, membantu penulisan Konstitusi | 1965 | [6][149] |
Suprapto | 1920 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][150] |
Supriyadi | 1925 | 1945 | Pemimpin pemberontakan melawan pasukan pendudukan Jepang di Blitar | 1975 | [lower-alpha 10][5][151] |
Suroso | 1893 | 1981 | Politisi dan aktivis kemerdekaan, Wakil Ketua BPUPKI, Gubernur pertama Jawa Tengah, Bapak Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia | 1986 | [5][152] |
Suryo | 1896 | 1948 | Gubernur pertama Jawa Timur yang merupakan tokoh sentral Pertempuran Surabaya | 1964 | [6][153] |
Suryopranoto | 1871 | 1959 | Pengajar dan tokoh hak-hak buruh, saudara Ki Hajar Dewantara | 1959 | [6][154] |
Sutan Mohammad Amin Nasution | 1904 | 1993 | Gubernur Sumatera Utara dan Riau ke-1 | 2020 | [36] |
Sutan Syahrir | 1909 | 1966 | Politisi, Perdana Menteri Indonesia pertama | 1966 | [6][155] |
Soetomo | 1888 | 1938 | dokter, pengajar Jawa, mendirikan Budi Utomo sekaligus Tokoh Muhammadiyah | 1961 | [lower-alpha 11][6][156] |
Sutomo | 1920 | 1981 | Pemimpin militer yang memimpin perlawanan dalam Pertempuran Surabaya | 2008 | [lower-alpha 12][5][157] |
Sutoyo Siswomiharjo | 1922 | 1965 | Jenderal Angkatan Darat, terbunuh saat Gerakan 30 September | 1965 | [6][158] |
Syafruddin Prawiranegara | 1911 | 1989 | Gubernur Bank Indonesia pertama, dan kepala PDRI selama masa Agresi Militer Belanda II | 2011 | [14] |
Syam'un | 1894 | 1949 | Pejuang yang pernah bergabung dalam PETA dan BKR, serta menentang pemerintahan Hindia Belanda di Banten. Pendiri Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Banten | 2018 | [19] |
Syarif Kasim II | 1893 | 1968 | Sultan Siak, menawarkan integrasi kerajaan-kerajaan di Sumatra Timur | 1998 | [5][148] |
Tahi Bonar Simatupang | 1920 | 1990 | Jenderal yang menjabat sebagai ketua staff dari 1950 sampai 1954 | 2013 | [93] |
Tuanku Tambusai | 1784 | 1882 | Pemimpin Islam dari Riau yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda saat Perang Padri | 1995 | [5][159] |
Tan Malaka | 1884 | 1949 | Politisi dan intelektual asal Minang. Ia menyumbangkan gagasannya dalam beberapa karya, terutama Madilog (Materialisme, Dialektika, dan Logika). Pendiri Partai Murba, tokoh Partai Komunis Indonesia | 1963 | [6][160] |
Thaha Syaifuddin | 1816 | 1904 | Sultan Jambi, memimpin pasukan revolusi melawan pasukan kolonial Belanda | 1977 | [5][161] |
Tirtayasa | 1631 | 1683 | Sultan Banten yang melakukan perlawanan terhadap Belanda | 1970 | [6][162] |
Tirto Adhi Suryo | 1880 | 1918 | Jurnalis, diasingkan karena editorial anti-Belanda buatannya | 2006 | [5][163] |
Teuku Umar | 1854 | 1899 | Pemimpin gerilyawan Aceh yang melakukan perlawanan terhadap pasukan kolonial Belanda; suami Cut Nyak Dhien | 1973 | [6][164] |
Tombolotutu | 1857 | 1901 | Raja Kerajaan Parigi Moutong | 2021 | [31] |
Untung Surapati | 1660 | 1706 | Memimpin beberapa pemberontakan melawan VOC | 1975 | [5][165] |
Urip Sumoharjo | 1893 | 1948 | Pemimpin Angkatan Darat Indonesia, komandan kedua setelah Sudirman | 1964 | [6][166] |
Usmar Ismail | 1921 | 1971 | seorang sutradara film, sastrawan, wartawan, dan Bapak Perfilman Nasional | 2021 | [31] |
Wage Rudolf Supratman | 1903 | 1938 | Komposer lagu kebangsaan "Indonesia Raya" | 1971 | [6][167] |
Wahid Hasyim | 1914 | 1953 | Pemimpin Nahdlatul Ulama, Menteri Agama Indonesia pertama | 1964 | [6][168] |
Wahidin Sudirohusodo | 1852 | 1917 | Dokter dan pemimpin di Budi Utomo | 1973 | [6][169] |
Wilhelmus Zakaria Johannes | 1895 | 1952 | Pelopor pengobatan radiologi | 1968 | [6][170] |
Yosaphat Sudarso | 1925 | 1962 | Komodor Angkatan Laut, terbunuh saat konfrontasi dengan Belanda di Nugini Belanda | 1973 | [6][171] |
Yusuf Tajul Khalwati | 1626 | 1699 | Pemimpin Islam, memimpin pemberontakan gerilyawan melawan VOC | 1995 | [5][172] |
Zainal Mustafa | 1907 | 1944 | Pemimpin Islam yang melakukan perlawanan terhadap pasukan pendudukan Jepang | 1972 | [6][173] |
Zainul Arifin | 1909 | 1963 | Politisi dan gerilyawan, terbunuh saat peristiwa percobaan pembunuhan yang ditargetkan kepada Sukarno oleh Darul Islam | 1963 | [6][174] |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.