Loading AI tools
Balapan ke-22 sekaligus terakhir dalam Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2021 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Grand Prix Abu Dhabi 2021 (secara resmi bernama Formula 1 Etihad Airways Abu Dhabi Grand Prix 2021) adalah sebuah balapan Formula Satu yang diselenggarakan pada tanggal 12 Desember 2021 di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Terdiri atas 58 putaran, balapan ini merupakan balapan yang ke-22 sekaligus juga yang terakhir dalam Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2021. Balapan ini menentukan gelar kejuaraan dunia pembalap dan konstruktor. Max Verstappen dan Lewis Hamilton memiliki poin yang sama, pada saat dimulainya balapan ini, yakni sebanyak 369.5 poin. Verstappen berhasil memenangkan perlombaan ini di putaran terakhir, dengan menyalip untuk memimpin atas saingannya, yaitu Hamilton, setelah mobil pengaman yang kontroversial dimulai kembali di saat-saat terakhir balapan. FIA melakukan penyelidikan terhadap balapan ini, yang kemudian mengarah pada restrukturisasi kontrol balapan, termasuk pemecatan Michael Masi sebagai direktur balapan. Penyelidikan itu kemudian menyimpulkan bahwa ofisial balapan telah salah menerapkan peraturan pada saat itu karena kesalahan manusia, tetapi mengonfirmasi hasil akhirnya.
Grand Prix Abu Dhabi 2021 | ||||
---|---|---|---|---|
Lomba ke-22 dari 22[1] dalam Formula Satu musim 2021
| ||||
Detail perlombaan | ||||
Tanggal | 12 Desember 2021 | |||
Nama resmi | Formula 1 Etihad Airways Abu Dhabi Grand Prix 2021 | |||
Lokasi | Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab | |||
Sirkuit | Fasilitas balapan permanen | |||
Panjang sirkuit | 5.281 km (3.281 mi) | |||
Rencana jarak tempuh | 58 putaran, 306.183 km (190.253 mi) | |||
Cuaca | Jernih | |||
Penonton | 153,000[2] | |||
Posisi pole | ||||
Pembalap | Red Bull Racing-Honda | |||
Waktu | 1:22.109 | |||
Putaran tercepat | ||||
Pembalap | Max Verstappen | Red Bull Racing-Honda | ||
Waktu | 1:26.103 putaran ke-39 | |||
Podium | ||||
Pertama | Red Bull Racing-Honda | |||
Kedua | Mercedes | |||
Ketiga | Scuderia Ferrari | |||
Pemimpin perlombaan |
Verstappen berhasil memenangkan gelar juara dunianya yang pertama, dan yang pertama untuk tim Red Bull Racing sejak musim 2013. Tim Mercedes berhasil memenangkan gelar juara dunia konstruktor mereka untuk yang kedelapan kalinya secara berturut-turut. Balapan ini merupakan yang terakhir untuk Kimi Räikkönen; pembalap asal Finlandia tersebut akhirnya pensiun dari ajang F1 setelah 2 dekade dan 349 kali start balapan.
Balapan ini pada awalnya dijadwalkan pada tanggal 5 Desember 2021, tetapi kemudian diundur karena penundaan Grand Prix Australia akibat pandemi Covid-19.[3] Tanggal aslinya diisi dengan Grand Prix Arab Saudi, dan balapan Australia pun pada akhirnya dibatalkan, dan digantikan oleh Grand Prix Qatar.
Sirkuit Yas Marina mengalami perubahan desain pada balapan ini. Sirkuit ini dibuat menjadi lebih pendek dan cepat, sehingga memperpendek waktu yang dibutuhkan tiap putarannya.[4] Chicane setelah tikungan ke-4 dihilangkan dan tikungan ke-5 (sebelumnya tikungan ke-7) yang berbentuk hairpin diperlebar. Empat tikungan yang sebelumnya memiliki urutan tikungan 11–14 menjadi satu tikungan miring dengan urutan tikungan ke-9. Radius tikungan 12–15 (sebelumnya 17–20) juga diperbesar, sehingga mobil dapat menikung lebih cepat.[5]
Pembalap dan tim pada awalnya sama dengan daftar masuk musim tanpa tambahan pembalap pengganti untuk balapan.[6] Jack Aitken membalap untuk tim Williams di sesi latihan bebas pertama, menggantikan posisi George Russell.[6] Nikita Mazepin mengundurkan diri sebelum balapan setelah dinyatakan positif virus corona, tetapi posisinya tidak digantikan oleh pembalap cadangan tim Haas, yaitu Pietro Fittipaldi, karena dia sama sekali tidak mengikuti sesi latihan bebas sebelum balapan.[7][8]
Grand Prix ini menandai lomba Formula Satu terakhir untuk Juara Dunia Formula Satu musim 2007, yaitu Kimi Räikkönen, yang telah mengumumkan niatnya untuk pensiun pada akhir Kejuaraan Dunia, mengakhiri karier Formula Satu-nya setelah 19 musim.[9] Ini juga menandai lomba terakhir untuk Antonio Giovinazzi, yang akan pindah ke ajang Formula E bersama dengan Sérgio Sette Câmara di tim Dragon / Penske Autosport pada musim 2021-2022,[10][11] dan Nikita Mazepin, yang kontraknya dihentikan setelah invasi Rusia ke Ukraina 2022[12][13] dan pembatalan sponsor gelar tim Haas, yaitu Uralkali,[14] dan Mazepin mungkin bisa terancam ke ajang balap mobil stok Amerika Serikat, yaitu NASCAR Seri Piala, dengan memakai mobil Ford Mustang GT, dan pada akhirnya Mazepin akan pindah ke ajang rally raid yang berkompetisi Silk Way Rally[15] dan 2 tahun kemudian, Mazepin pindah ke ajang Seri Le Mans Asia bersama 99 Racing.[16] Itu juga menjadi lomba terakhir untuk George Russell dan Valtteri Bottas di tim Williams dan Mercedes, pada saat mereka berdua masing-masing pindah ke tim Mercedes dan Alfa Romeo Racing.[17][18] Bottas berlomba dengan sebuah desain helm khusus untuk acara tersebut, menampilkan foto-foto semua momen yang dia habiskan di tim Mercedes, dan dia mengenakan satu set overall balap biru khusus.
Perlombaan ini juga menandai lomba terakhir bagi Honda, karena perusahaan asal Jepang tersebut menghentikan pasokan mesin mereka ke tim Red Bull Racing dan AlphaTauri,[17] meskipun mereka akan memberikan bantuan kepada Red Bull Powertrains, yang mengambil alih pasokan mesin Honda untuk musim 2022.[19]
Saingan gelar Max Verstappen (Red Bull Racing) dan Lewis Hamilton (Mercedes) keduanya memasuki putaran dengan 369,5 poin, membuat para pesaing Kejuaraan Dunia memiliki poin yang sama untuk putaran final untuk yang pertama kalinya sejak tahun 1974, dan untuk yang kedua kalinya dalam sejarah olahraga ini. Gelar Juara Dunia Pembalap diputuskan di babak final untuk yang ke-30 kalinya, dan pertama kalinya sejak tahun 2016.[20] Pembalap yang mencetak poin terbanyak akan memenangkan kejuaraan dunia pembalap; jika pembalap telah mencetak jumlah poin yang sama, Verstappen akan memenangkan kejuaraan dunia pembalap karena telah memenangkan lebih banyak balapan (sembilan berbanding delapan Hamilton) sebelum balapan ini.[20][21] Di klasemen sementara Kejuaraan Dunia Konstruktor, tim Mercedes memimpin dengan 587,5 poin, unggul 28 poin dari tim Red Bull dengan 559,5, dengan 44 poin masih tersedia; ini adalah pertama kalinya sejak tahun 2008, di mana lomba terakhir musim memutuskan Kejuaraan Dunia Konstruktor. Di lini tengah, tim Ferrari memimpin tim McLaren dalam pertempuran untuk tempat ketiga di klasemen sementara Kejuaraan Dunia konstruktor dengan selisih 38,5 poin.[20]
Pertempuran sengit di trek sepanjang musim menimbulkan kekhawatiran bahwa salah satu pembalap mungkin menyebabkan sebuah tabrakan dalam balapan yang disengaja dalam upaya untuk memenangkan gelar Kejuaraan Dunia: perebutan gelar Juara Dunia Pembalap 1989 antara rekan setim McLaren Ayrton Senna dan Alain Prost diputuskan oleh insiden seperti itu di Grand Prix Jepang di Sirkuit Suzuka; pembalasan Kejuaraan Dunia 1990, dengan Prost sekarang di tim Ferrari, berakhir menguntungkan Senna dengan tabrakan lain di perlombaan Sirkuit Suzuka; Tabrakan Michael Schumacher dengan Damon Hill di Grand Prix Australia 1994 di Sirkuit Jalan Raya Adelaide, membuat pembalap asal Inggris itu keluar dari perebutan gelar di musim 1994; dan tabrakan yang gagal yang direkayasa oleh Schumi melawan Jacques Villeneuve di Grand Prix Eropa 1997 di Circuito de Jerez – Ángel Nieto, yang kemudian menyebabkan diskualifikasi pembalap asal Jerman tersebut dari musim 1997.[22] Menanggapi kekhawatiran tersebut, direktur balapan Michael Masi memperingatkan bahwa Verstappen atau Hamilton dapat dikenakan sanksi lebih lanjut dari FIA, jika salah satu dari mereka memutuskan untuk membuat sebuah tabrakan pada akhir balapan yang disengaja dalam upaya untuk merekayasa hasil Kejuaraan Dunia yang menguntungkan, hingga dan termasuk diskualifikasi Kejuaraan Dunia atau larangan balapan di masa mendatang.[23][24]
Nama kompon | Warna | Permukaan | Kondisi cuaca | Tipe | Daya cengkram | Keawetan |
---|---|---|---|---|---|---|
Lunak (C5) | Slick (P Zero) | Kering | Lunak | Tinggi | Kurang awet | |
Medium (C4) | Slick (P Zero) | Kering | Medium | Sedang | Sedang | |
Keras (C3) | Slick (P Zero) | Kering | Keras | Rendah | Paling awet | |
Intermediate | Beralur (Cinturato) | Basah | Intermediate (air yang tidak menggenang) | — | — | |
Basah | Beralur (Cinturato) | Basah | Basah (air yang menggenang) | — | — |
Tiga sesi latihan bebas dijadwalkan pada akhir pekan. Sesi latihan bebas pertama dilaksanakan pada hari Jumat, 10 Desember 2021 pukul 13.30 waktu lokal (UTC+04:00). Sedangkan sesi latihan bebas kedua dilaksanakan pada hari yang sama pada pukul 17.00 waktu lokal.[26] Sesi latihan bebas ketiga dilaksanakan pada keesokan harinya pada hari Sabtu, 11 Desember 2021 pukul 14.00 waktu lokal.[26]
Sesi latihan bebas pertama berakhir tanpa insiden, dengan catatan waktu tercepat diraih oleh Verstappen, kemudian disusul oleh Valtteri Bottas dan Hamilton.[27] Sesi latihan bebas kedua berakhir dengan catatan waktu terbaik diraih oleh Lewis Hamilton, lebih cepat 0,3 detik daripada Esteban Ocon yang berada di posisi kedua. Dalam sesi latihan bebas kedua, Bottas berada di posisi ketiga, lebih cepat daripada Verstappen yang berada di posisi keempat. Kimi Räikkönen menabrak tembok pembatas di tikungan ke-14 di akhir sesi latihan bebas kedua tanpa mengakibatkan cedera, tetapi sesi latihan bebas kedua terpaksa harus dihentikan.[28]
Sesi kualifikasi dimulai pada pukul 17.00 waktu lokal pada hari Sabtu, 11 Desember 2021.[29] Sesi kualifikasi pertama ditunda setelah pembalap Haas menabrak sebuah bollard, namun dilanjutkan tanpa insiden. Kedua pembalap Mercedes, yaitu Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, mencetak waktu putaran tercepat di sesi kualifikasi pertama.[30]
Pada sesi kualifikasi kedua, putaran-putaran awal menggunakan ban medium memberi Hamilton keunggulan waktu 4 milidetik di atas pembalap Red Bull, yaitu Max Verstappen. Sebuah lock-up pada putaran keduanya berujung pada Verstappen yang kembali masuk pit untuk berganti ban menjadi ban lunak. Di akhir sesi kualifikasi kedua, Verstappen mengambil posisi pertama. Karena ia mencetak waktu kualifikasinya dengan ban lunak, maka ia juga akan mengawali balapan ini dengan ban tersebut, sedangkan Hamilton menggunakan ban medium.[30][31]
Di sesi kualifikasi ketiga, Verstappen menggunakan slipstream dari rekan setimnya, yaitu Sergio Pérez, untuk mengamankan pole position, dengan Hamilton mengambil posisi kedua.[30][31]
Pos. | No. | Pembalap | Konstruktor | Catatan waktu | Posisi mulai balapan | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Q1 | Q2 | Q3 | |||||
1 | 33 | Max Verstappen | Red Bull Racing-Honda | 1:23.322 | 1:22.800 | 1:22.109 | 1 |
2 | 44 | Lewis Hamilton | Mercedes | 1:22.845 | 1:23.145 | 1:22.480 | 2 |
3 | 4 | Lando Norris | McLaren-Mercedes | 1:23.553 | 1:23.256 | 1:22.931 | 3 |
4 | 11 | Sergio Pérez | Red Bull Racing-Honda | 1:23.350 | 1:23.135 | 1:22.947 | 4 |
5 | 55 | Carlos Sainz Jr. | Ferrari | 1:23.624 | 1:23.174 | 1:22.992 | 5 |
6 | 77 | Valtteri Bottas | Mercedes | 1:23.117 | 1:23.246 | 1:23.036 | 6 |
7 | 16 | Charles Leclerc | Ferrari | 1:23.467 | 1:23.202 | 1:23.122 | 7 |
8 | 22 | Yuki Tsunoda | AlphaTauri-Honda | 1:23.428 | 1:23.404 | 1:23.220 | 8 |
9 | 31 | Esteban Ocon | Alpine-Renault | 1:23.764 | 1:23.420 | 1:23.389 | 9 |
10 | 3 | Daniel Ricciardo | McLaren-Mercedes | 1:23.829 | 1:23.448 | 1:23.409 | 10 |
11 | 14 | Fernando Alonso | Alpine-Renault | 1:23.846 | 1:23.460 | N/A | 11 |
12 | 10 | Pierre Gasly | AlphaTauri-Honda | 1:23.489 | 1:24.043 | N/A | 12 |
13 | 18 | Lance Stroll | Aston Martin-Mercedes | 1:24.061 | 1:24.066 | N/A | 13 |
14 | 99 | Antonio Giovinazzi | Alfa Romeo Racing-Ferrari | 1:24.118 | 1:24.251 | N/A | 14 |
15 | 5 | Sebastian Vettel | Aston Martin-Mercedes | 1:24.225 | 1:24.305 | N/A | 15 |
16 | 6 | Nicholas Latifi | Williams-Mercedes | 1:24.338 | N/A | N/A | 16 |
17 | 63 | George Russell | Williams-Mercedes | 1:24.423 | N/A | N/A | 17 |
18 | 7 | Kimi Räikkönen | Alfa Romeo Racing-Ferrari | 1:24.779 | N/A | N/A | 18 |
19 | 47 | Mick Schumacher | Haas-Ferrari | 1:24.906 | N/A | N/A | 19 |
20 | 9 | Nikita Mazepin[lower-alpha 1] | Haas-Ferrari | 1:25.685 | N/A | N/A | - |
Waktu 107%: 1:28.644 | |||||||
Sumber:[33][34] |
Perlombaan ini dimulai pada hari Minggu, 12 Desember 2021, pada pukul 17.00 waktu lokal.[26] Nikita Mazepin mundur dari balapan setelah mendapatkan hasil positif pada saat menjalani tes Covid-19.[35] Lewis Hamilton langsung memimpin lomba dari Max Verstappen di bagian awal balapan, dan mendorong Verstappen untuk berusaha merebut kembali posisinya di chicane tikungan ke-6.[36] Lintasan Verstappen memaksa Hamilton untuk keluar dari trek, dan pembalap asal Inggris itu masuk kembali dengan jarak yang sedikit lebih jauh di depan pembalap asal Belanda itu daripada sebelum memasuki tikungan keenam. Berdebat bahwa ia seharusnya menyerahkan posisi kepada Verstappen, tim Red Bull Racing memprotes garis balapan yang diambil oleh Hamilton, dan diberi tahu melalui pesan radio tim bahwa Hamilton akhirnya mengembalikan keuntungan yang diperoleh.[36] Insiden itu dirujuk ke para steward, yang menyimpulkan bahwa tidak ada penyelidikan lebih lanjut yang diperlukan.[36] Hamilton kemudian memanfaatkan durabilitas ban kompon sedangnya untuk memperpanjang keunggulannya atas Verstappen, yang ban kompon lunaknya mengalami degradasi yang lebih besar.[36]
Verstappen masuk ke dalam pit di akhir putaran ke-13 dengan Hamilton yang menyusul satu putaran kemudian, keduanya memilih satu set ban yang paling keras. Pembalap yang masuk ke dalam pit pada saat sedang memimpin lomba menaikkan Sergio Pérez ke urutan pertama, dengan pembalap asal Meksiko tersebut yang diberi tahu bahwa strateginya adalah menahan laju Hamilton untuk memungkinkan rekan setimnya, yaitu Verstappen, mengejar ketertinggalan.[36] Hamilton berhasil menyusul Pérez di putaran ke-20; pertahanan penuh semangat dari pembalap kedua Red Bull tersebut memungkinkan Verstappen untuk menutup jarak secara signifikan dari sekitar 11 detik setelah pit stop pertama menjadi hanya 1,3 detik saja.[37][38] Verstappen tidak dapat memanfaatkannya, dengan kecepatan superior Hamilton yang memperpanjang jarak menjadi empat detik pada titik tengah balapan.[36]
Pada putaran ke-26, Kimi Räikkönen dari tim Alfa Romeo bertabrakan dengan dinding pembatas di tikungan ke-6, membuatnya terpaksa harus rela pensiun dari balapan karena masalah rem pada mobilnya pada balapan Formula Satu yang ke-349 dan terakhirnya. Di putaran yang sama, George Russell juga terpaksa harus rela pensiun dalam balapan terakhirnya untuk tim Williams karena mengalami masalah girboks pada mobilnya. Pada putaran ke-35, Antonio Giovinazzi mengundurkan mobilnya di sepanjang lintasan karena mengalami masalah girboks pada mobilnya, yang memicu periode singkat mobil keselamatan virtual. Tim Red Bull menggunakan kesempatan ini untuk membawa Verstappen masuk ke dalam set baru ban berkompon keras tanpa kehilangan posisi trek sama sekali; tim Mercedes, yang tidak ingin menyerah pada posisi trek, mengarahkan Hamilton untuk tetap berada di luar. Menggunakan keunggulan ban yang lebih segar, Verstappen secara bertahap mengurangi defisit pasca-berhenti dari tujuh belas detik menjadi sebelas, tetapi tidak pada tingkat yang cukup untuk mengejar Hamilton sebelum akhir balapan.[36]
Diputaranp ke-53, kecelakaan di tikungan ke-14 untuk Nicolas Latifi, yang memperebutkan posisi dengan Mick Schumacher dari tim Haas dan ban kotor setelah keluar sirkuit di tikungan ke-9,[39] memunculkan Safety Car (SC). Hamilton kembali keluar tanpa masuk ke dalam pit karena dia akan kehilangan posisi di lintasan jika periode mobil keselamatan (SC) tidak berakhir, sementara Verstappen di belakangnya masuk ke dalam pit untuk mendapatkan satu set ban paling lembut yang tersedia. Pérez terpaksa harus rela pensiun dari balapan di bawah periode mobil keselamatan (SC) karena mengalami tekanan oli pada mobilnya. Setelah Verstappen menjalani pit-stop, ia tetap berhasil mempertahankan posisi kedua, tetapi dengan lima mobil yang tertinggal satu putaran (Lando Norris, Fernando Alonso, Esteban Ocon, Charles Leclerc, dan Sebastian Vettel) yang berada di antara dirinya dan Hamilton (yang berada di urutan pertama). Pada saat puing-puing dari kecelakaan Latifi sedang dibersihkan oleh marshal balapan, para pembalap yang tertinggal satu putaran pada awalnya diberitahu bahwa mereka tidak akan diizinkan untuk menyalip. Pada putaran ke-57, Masi memberi arahan bahwa hanya lima mobil antara Hamilton dan Verstappen saja yang bisa membuka diri.[40]
Segera setelah Vettel melewati mobil keselamatan (SC) untuk bergabung dengan lap terdepan, kontrol balapan mengumumkan bahwa mobil keselamatan (SC) akan memasuki pit di akhir putaran untuk memungkinkan putaran terakhir balapan bendera hijau, yang menyebabkan protes marah dari kepala tim Mercedes, yaitu Toto Wolff. Pada putaran terakhir, Verstappen menggunakan ban lunak barunya untuk melewati Hamilton di tikungan ke-5 untuk memimpin jalannya balapan. Dia berhasil menahan serangan balik dari Hamilton untuk memenangkan balapan dan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap yang pertama baginya, dengan Hamilton yang finis di posisi kedua dan pembalap Ferrari, yaitu Carlos Sainz Jr., yang finis di posisi ketiga. Pembalap AlphaTauri, yaitu Yuki Tsunoda, berhasil finis di posisi keempat, yang merupakan hasil terbaik dalam karier. Tim Mercedes memperoleh poin yang cukup untuk memenangkan gelar juara dunia Konstruktor untuk yang kedelapan kalinya secara berturut-turut, dan sekaligus juga memperpanjang rekor yang telah mereka ciptakan sendiri.[41][42] Melalui pesan radio, Wolff mengimbau Masi untuk mengembalikan urutan putaran kedua dari belakang, yang di mana Masi kemudian menjawab: "Toto, ini disebut balapan bermotor, oke? Kami menginginkan balapan mobil."[40]
Catatan
Michael Masi terlibat dalam sebuah kontroversi mengenai prosedur mobil keselamatan selama putaran terakhir balapan.[45][46][47] Pada putaran ke-56 balapan, di mana Hamilton sedang memimpin jalannya lomba, Masi hanya mengizinkan lima mobil yang berada tepat di depan pesaingnya di Kejuaraan Dunia Pembalap, yaitu Verstappen, untuk melepaskan diri sebelum memulai lomba ini kembali. Pada akhirnya, perlombaan ini dimulai kembali, dan pada putaran terakhir balapan ini, Verstappen berhasil menyalip Hamilton, dan berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap musim 2021.[48][49][50]
Tim Mercedes memprotes hasil balapan,[51][52] dengan menuduh bahwa Verstappen telah menyalip Hamilton selama mobil keselamatan (SC)[53] dan bahwa Masi telah melanggar prosedur mobil keselamatan (SC) dengan membiarkan mobil yang berada tepat di depan Verstappen untuk melepaskan diri, dan tidak ada orang lain, dan bahwa menurut peraturan restart seharusnya terjadi pada putaran berikutnya, yang akan menghasilkan kemenangan untuk Hamilton.[54][55][56] Sementara edisi yang pertama diberhentikan karena Verstappen tidak unggul pada akhir periode mobil keselamatan (SC),[57] edisi yang kedua lebih kontroversial, dengan tim Mercedes yang tetap mempertahankan penasihat hukum untuk protes tersebut.[58][59] Tim Mercedes sendiri berargumen bahwa jika sebuah pesan untuk mobil yang disalip untuk menyalip dikeluarkan berdasarkan Pasal 48.12, maka semua mobil yang terjepit diharuskan untuk melakukan un-lap, dan bahwa mobil pengaman diharuskan untuk menunggu sampai dengan akhir putaran berikutnya untuk kembali lagi ke dalam pit lane; jika proses ini dipenuhi, maka tim Mercedes mengajukan bahwa Hamilton akan memenangkan balapan dan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap karena itu, dan meminta agar klasifikasi diubah seperti itu. Tim Red Bull berpendapat bahwa peraturan a) menyatakan bahwa "setiap mobil", bukan "semua mobil", diharuskan untuk menyalip berdasarkan Pasal 48.12; b) 48.13, yang mengatur penarikan mobil keselamatan, mengesampingkan Pasal 48.12; c) Pasal 15.3 memberikan wewenang kepada pengarah lomba atas penggunaan mobil keselamatan (SC); dan d) hasil balapan tidak akan berubah jika kedelapan mobil yang telah di over-lap diizinkan untuk melakukan un-lap. Masi berargumen bahwa prinsip di balik Pasal 48.12 adalah untuk menghilangkan mobil yang "mengganggu" pembalap yang berlomba di putaran pertama, dan bahwa semua tim pada prinsipnya telah sepakat bahwa semua balapan harus diakhiri dalam kondisi balapan.[60]
Petugas lintasan harus bekerja dalam konsultasi permanen dengan Direktur Balapan. Direktur Balapan akan memiliki wewenang utama dalam hal-hal berikut dan panitera lintasan dapat memberikan perintah sehubungan dengan hal tersebut hanya dengan persetujuannya yang tegas: ... e) Penggunaan Mobil Keselamatan.
Jika petugas kursus menganggap aman untuk melakukannya, dan pesan "MOBIL TERSUSUN SEKARANG BOLEH MENYALIP" telah dikirim ke semua Kontestan melalui sistem pesan resmi, setiap mobil yang telah disalip oleh pemimpin akan diminta untuk melewati mobil di pangkuan utama dan Mobil Keselamatan. ...
Setelah menyalip mobil-mobil di pangkuan depan dan Mobil Keselamatan, mobil-mobil ini kemudian harus melaju di trek dengan kecepatan yang sesuai, tanpa menyalip, dan berusaha keras untuk mengambil posisi di belakang barisan mobil di belakang Mobil Keselamatan. ... Kecuali jika petugas kursus menganggap bahwa kehadiran Mobil Keselamatan ternyata masih diperlukan, setelah mobil terakhir melewati pemimpin, Mobil Keselamatan akan kembali masuk ke dalam pit di akhir putaran berikutnya.
Ketika petugas kursus memutuskan aman untuk memanggil Mobil Keselamatan, pesan "SAFETY CAR IN THIS LAP" akan dikirimkan ke semua Peserta melalui sistem pesan resmi dan lampu oranye mobil akan padam. Ini akan menjadi sinyal bagi Kontestan dan pembalap bahwa ia akan memasuki pit lane di akhir putaran tersebut. Pada titik ini, mobil pertama yang berada di belakang Mobil Keselamatan dapat menentukan kecepatan dan, jika perlu, jatuh lebih dari sepuluh panjang mobil di belakangnya. ... Saat Mobil Keselamatan mendekati pintu masuk pit, papan SC akan ditarik dan, selain pada putaran terakhir sesi kualifikasi sprint atau balapan, saat pemimpin mendekati Garis, bendera kuning akan dicabut dan bendera hijau dan/atau panel lampu hijau akan ditampilkan di Jalur.
Para pengawas balapan menolak protes tersebut[62] dengan alasan bahwa, menurut pasal 48.13 dan 15.3 dalam peraturan olahraga Formula Satu, direktur balapan memiliki "otoritas utama" untuk mengubah aturan apa pun terkait prosedur mobil keselamatan sesuai keinginan mereka, dan menyatakan Hamilton sebagai pemenang, untuk memimpin jalannya lomba di putaran ke-57 yang secara retrospektif akan mempersingkat jalannya balapan.[63][64] Dengan dibubarkannya protes, maka Verstappen untuk sementara dikonfirmasi sebagai juara dunia musim 2021, menunggu banding apa pun. Tim Mercedes mengajukan niat mereka untuk mengajukan banding ke Pengadilan Banding Internasional FIA, dengan alasan potensi pelanggaran Pasal 15 Kode Olahraga Internasional dan Pasal 10 Kode Hukum dan Disiplin FIA, dengan tim Mercedes yang diberikan waktu selama 96 jam setelah balapan ini selesai untuk memutuskan apakah mereka ingin membawa masalah ini lebih jauh atau tidak.[65][66]
Tim Mercedes mengajukan[67] niat mereka untuk mengajukan banding atas putusan tersebut.[68] Menyusul pengumuman dari FIA bahwa mereka akan melakukan "analisis terperinci dan latihan klarifikasi" atas insiden tersebut, dan pengakuannya bahwa kontroversi tersebut telah "menodai citra" olahraga tersebut, maka tim Mercedes memutuskan untuk tidak mengajukan banding,[69] dan mengumumkan penghentian protes mereka pada tanggal 16 Desember 2021, beberapa jam sebelum batas waktu penyerahan.[lower-alpha 2][71] Di antara alasan untuk berhenti, Wolff mengatakan bahwa baik dia maupun Hamilton tidak ingin dianugerahkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap di dalam pengadilan, dan sebaliknya akan memfokuskan upaya mereka untuk memastikan hasil akhir yang adil dari penyelidikan FIA terhadap kode olahraga. Wolff tetap sangat kritis terhadap arah balapan Masi —khususnya, Wolff mengkritik keputusan Masi di Abu Dhabi sebagai tidak konsisten dengan keputusan di Grand Prix Eifel 2020, di mana Masi menyebutkan perlunya membiarkan semua mobil membuka putaran untuk memperpanjang periode Mobil keselamatan (SC) — dan dia dan Hamilton memboikot Upacara Pemberian Hadiah FIA pada malam itu.[72] Hamilton kemudian didenda karena tidak hadir; dia meminta FIA untuk menyumbangkan denda tersebut sebagai kontribusi terhadap pekerjaan yang dilakukan badan tersebut dengan anak-anak kurang mampu.[26] Pernyataan itu juga memicu spekulasi bahwa Hamilton dapat mengumumkan pengunduran dirinya setelah dikecewakan oleh peristiwa balapan, meskipun Wolff mengindikasikan bahwa dia dan pembalapnya akan melanjutkan olahraga setelah periode refleksi di luar musim.[72]
Dalam wawancara segera setelah balapan, Hamilton, dan ayahnya, yaitu Anthony, mengucapkan selamat kepada Verstappen dan keluarganya atas gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pertamanya.[73]
Beberapa pembalap mengkritik keputusan Masi yang dinilai menyimpang dari prosedur standar mobil keselamatan (SC). Dalam pesan radio putaran terakhir kepada insinyur balapannya, yaitu Peter "Bono" Bonnington, yang tidak diputar di stasiun televisi, Hamilton mengatakan bahwa hasil balapan telah "dimanipulasi".[74] Russell, yang dikontrak untuk menjadi rekan setim Hamilton di tim Mercedes pada musim 2022, menyebut bahwa keputusan akhir balapan dari direktur balapan Michael Masi "tidak dapat diterima".[75] Norris, yang berada di depan dari lima mobil yang diizinkan untuk melakukan un-lap, mengatakan keputusan untuk balapan lagi di putaran terakhir dibuat "untuk TV", dan Alonso, Ocon, Leclerc, dan Vettel, pembalap dari empat mobil lainnya yang di over-lap, juga menyatakan kebingungan pada instruksi tiba-tiba untuk melakukan un-lap.[76] Daniel Ricciardo, yang berada tepat di belakang Verstappen selama periode mobil keselamatan (SC), dan tidak diizinkan untuk melakukan un-lap, mengatakan bahwa dia "tidak bisa berkata-kata" atas instruksi tersebut, terutama karena hal itu tidak memungkinkannya untuk juga membalap dengan paket lima mobil di ban lunak yang lebih baru, dan Sainz Jr., yang diposisikan di belakang mobil Ricciardo dan Lance Stroll setelah restart dan berada di bawah tekanan dari Yuki Tsunoda, Pierre Gasly, dan Valtteri Bottas, berpendapat bahwa keputusan untuk melanjutkan balapan dalam keadaan "hampir menghabiskan peluang [dia untuk meraih] podiumnya".[77] Berbicara pada peluncuran mobil Aston Martin untuk musim 2022, yaitu AMR22, pada bulan Februari 2022, Lance Stroll menggambarkan situasi di Abu Dhabi sebagai sebuah situasi yang "konyol", dan bahwa aturan harus ditetapkan sebelum musim 2022 dimulai.[78]
Keputusan Masi dikritik di media sosial dan oleh pembalap sebagai hal yang tidak biasa dan membuat kegembiraan.[79] Juara dunia Formula Satu musim 1996, yaitu Damon Hill, berkomentar bahwa keputusan itu muncul tanpa preseden, menyatakan bahwa itu adalah "cara baru dalam menjalankan olahraga, di mana Direktur Balapan dapat membuat keputusan ad hoc ini".[80] Mantan juara dunia Formula Satu musim 2016, yaitu Nico Rosberg, merasa bahwa Masi "tidak mengikuti aturan", dan mengatakan bahwa Christian Horner yang menuntut "satu putaran balapan lagi" kepada Masi melalui radio tidak pantas,[81][82] tetapi bersimpati dengan Masi, dengan berkomentar bahwa: "Dia membuat seluruh dunia menonton dan dia harus memutuskan dalam 15 detik ke depan apa yang dia lakukan."[83] Menulis untuk Fox Sports, Jack Austin menyatakan bahwa Formula Satu "merekayasa" penyelesaian akhir untuk meningkatkan kegembiraan pemirsa.[79] Jordan Bianchi dari The Athletic menggaungkan sentimen serupa, menunjukkan bahwa keputusan Masi adalah untuk memastikan bahwa "Netflix mendapatkan alur cerita menarik lainnya untuk [serial dokumenter] "Drive to Survive" musim berikutnya", dan juga mempertanyakan kemampuannya dalam memimpin jalannya sebuah balapan secara efektif.[84]
Kewajaran keputusan Masi dalam mengubah prosedur mobil keselamatan (SC) juga diperdebatkan. Mantan pembalap Formula Satu asal Swedia, yaitu Stefan Johansson, berkomentar: "Apakah itu disengaja atau tidak, nilai hiburan dari kontroversi ini telah menembus atap. Akan tetapi, saya pikir harus ada keseimbangan di suatu tempat karena keputusan yang dibuat Masi... tingkat akal sehat tentang apa yang akan menjadi cara yang adil untuk menangani situasi".[85] Pembalap Formula Satu yang pertama asal India, yakni Narain Karthikeyan, juga mempertanyakan konsep keadilan: "Ini adalah pertarungan yang hebat untuk Kejuaraan [Dunia], tetapi yang terjadi kemarin bukanlah olahraga. Anda perlu pertarungan ketat di Formula Satu, tetapi harus adil di balapan. saat yang sama ... Apa yang terjadi tidak adil".[30] Mantan juara reli asal Jerman, yaitu Walter Röhrl, menyerukan agar balapan diputuskan di trek atau dalam "proses yang adil dan jelas yang tidak dipengaruhi oleh keputusan eksternal yang tidak jelas".[86] Pembalap asal Belanda dan mantan pembalap Formula Satu, yaitu Christijan Albers, juga mengangkat masalah keadilan: "Michael Masi tampak agak tidak yakin pada beberapa balapan tahun lalu. Dia membuat beberapa keputusan yang ambigu. Akan tetapi, dia jelas memainkan peran yang menentukan di leg terakhir balapan musim, yang membuat banyak orang bingung. Semua orang ingin akhir musim ini adil".[87] Menulis di The Times, Matt Dickinson setuju bahwa proses peresmian harus ditinjau secara menyeluruh, ia menolak keluhan bahwa keputusan tersebut dapat dibuat untuk hiburan dengan alasan bahwa "aturan dalam olahraga dibuat-buat — dan sering diubah untuk membuat olahraga lebih menghibur — dan kita tidak boleh berpura-pura bahwa hanya ada satu perspektif keadilan, atau bahwa olahraga adalah pengejaran keadilan tanpa akhir."[88] Rekan buruh dan wakil ketua All Party Parliamentary Group di dalam ajang Formula Satu, yaitu Peter Hain, berkomentar bahwa acara di final tidak baik untuk olahraga ini. Hain berkata bahwa: "Ini mungkin menarik dan mungkin dramatis, mungkin mendapatkan penonton yang diinginkan [oleh] Formula Satu, tetapi Anda harus memikirkan kredibilitas dan integritas olahraga dalam jangka panjang... FIA tidak bisa mampu membuat Formula Satu ternoda dengan cara ini".[89]
Kepala penulis Formula Satu BBC, yaitu Andrew Benson, berkomentar bahwa Masi telah berubah pikiran tentang prosedur tersebut, kembali ke Grand Prix Eifel 2020, ketika Hamilton dan Verstappen mengeluh bahwa prosedur mobil keselamatan terlalu lama.[90]
Beberapa pengamat menilai bahwa keputusan Masi berpengaruh langsung pada hasil akhir Kejuaraan Dunia Pembalap. Andrew Benson, menulis untuk BBC, berpendapat pada bulan Maret 2022, bahwa jika Masi membiarkan semua mobil yang di-over-lap untuk melakukan un-lap sendiri, maka balapan tidak akan dimulai kembali sama sekali, dan Hamilton akan berhasil memenangkan balapan dan juga gelar Kejuaraan Dunia Pembalap.[91] David Croft menyatakan bahwa Hamilton akan berhasil memenangkan balapan dan juga gelar Kejuaraan Dunia Pembalap jika "aturan dipatuhi seperti yang [telah] tertulis".[92] Pembalap Formula Satu asal India yang kedua, yakni Karun Chandhok, menyatakan bahwa Verstappen akan tetap berhasil memenangkan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap, bahkan jika prosedur normal telah diikuti, jika mobil-mobil yang di-over-lap diperbolehkan untuk melakukan un-lap sebelum akhir putaran ke-56.[93] Sebuah surat kabar asal Belanda, yaitu NRC Handelsblad, mencatat peran yang dimainkan keberuntungan sepanjang musim ini, dan bukan salah Verstappen bahwa kemenangannya telah "dinodai dengan kontroversi."[94]
Yang lain menarik perhatian pada tekanan yang diberikan pada Masi dalam mengakhiri mobil keselamatan (SC). Surat kabar Belanda, yaitu de Volkskrant, mencatat tekanan besar pada direktur balapan Formula Satu untuk membuat keputusan cepat, dan menyatakan simpati kepada Masi atas dasar itu.[95] Kepala tim Scuderia Ferrari, yaitu Mattia Binotto, membela Masi, dengan mengatakan bahwa "pekerjaannya adalah pekerjaan [yang] paling sulit di planet ini pada waktu itu."[96] Juara dunia Formula Satu empat kali asal Jerman, yaitu Sebastian Vettel, membela Masi dan para pengawas balapan, dengan berkomentar bahwa: "Setiap orang memiliki pendapat [masing-masing], saya pikir biarkan para steward saja, itu sudah cukup sulit. Idealnya kami menginginkan lebih banyak konsistensi, tetapi ada juga sisi manusiawi, jadi mungkin sulit untuk melakukannya 100 persen dengan benar, tetapi itu harus menjadi target kami, jadi kami perlu melihat apa yang bisa kami tingkatkan."[97] Kepala tim McLaren, yaitu Andreas Seidl, mengatakan bahwa peran Masi perlu dipahami dalam konteks perebutan gelar juara dunia yang intens dan dihargai.[98]
Horner membela pengambilan keputusan Masi, dengan mengatakan bahwa tim Mercedes kalah dalam balapan karena kesalahan strategis, bukan karena dari restart.[99] Pembalap Formula Satu asal India yang pertama, yaitu Narain Karthikeyan, menyatakan bahwa tim Mercedes telah mengambil keputusan strategis yang tepat, dan mempertanyakan kemampuan Masi dalam menangani tekanan.[30] Mantan pembalap Formula Satu, yaitu Romain Grosjean, membela keputusan Masi dan berkomentar bahwa: "Ada beberapa cara untuk melihatnya. Akan sangat aneh untuk tidak melepaskan mobil-mobil itu dan memiliki Lewis terlebih dahulu dan kemudian Max empat mobil di belakang lebih dari satu putaran untuk Kejuaraan Dunia. Dan, di sisi lain, untuk Lewis itu jelas bukan panggilan yang bagus. Akan tetapi, sebagai penggemar TV, sebagai penonton, dan untuk olahraga [ini], saya pikir Michael Masi [telah] membuat keputusan yang tepat."[100]
Nicholas Latifi meminta maaf karena dirinya telah menyebabkan sebuah kecelakaan, yang menyebabkan periode mobil keselamatan (SC) yang sangat kontroversial. Latifi menyatakan bahwa ia telah menerima pelecehan dan ancaman pembunuhan dari beberapa penggemar di media sosial.[101] Latifi kemudian mengeluarkan pernyataan mengutuk pelecehan di media sosial yang diterima olehnya.[102] Latifi menyatakan bahwa ia telah menerima pesan dukungan dari Hamilton dan bahwa ia harus disertai dengan keamanan pribadi tambahan ketika menghadiri acara menjelang berlangsungnya musim 2022. Dia juga mengkonfirmasi rencana pribadi untuk menyoroti efek pada kesehatan mental yang dapat ditimbulkan oleh pelecehan di media sosial pada orang-orang, mengikuti penelitian pribadinya tentang subjek tersebut.[103] Masi juga menjadi sasaran pelecehan di media sosial dan ancaman pembunuhan sebagai akibat dari kontroversi balapan ini.[104]
Pada tanggal 11 Januari 2022, BBC melaporkan bahwa Hamilton sedang mempertimbangkan masa depannya di olahraga ini, sambil menunggu hasil laporan FIA yang akan datang ke acara balapan, dengan paddock Formula Satu yang mengharapkan FIA untuk mengambil tindakan signifikan sebagai hasil dari balapan, termasuk diantaranya adalah penggantian Masi sebagai direktur balapan FIA, dengan Hamilton yang pada akhirnya tetap berkompetisi di dalam olahraga ini.[105] Menurut wartawan BBC, yaitu Benson, Masi telah "gagal menerapkan aturan dengan benar dalam dua cara yang berbeda", dan tim Mercedes membantah klaim bahwa mereka membatalkan banding pasca balapan setelah diyakinkan bahwa Masi akan mundur atau dicopot dari perannya.[106] Wartawan Formula Satu, yaitu Mark Hughes, mengatakan diamnya Hamilton sejak balapan ini mencerminkan perseteruan Ayrton Senna di masa lalu dengan badan pengatur setelah penentuan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap pada musim 1989 dan 1990.[107] Mitchell berkomentar bahwa situasi di Abu Dhabi hanyalah salah satu bagian dari ketidakpuasan yang lebih luas dari tim dengan bagaimana FIA mulai menerapkan peraturan di musim-musim setelah penunjukan Masi pada Grand Prix Australia 2019.[108] Sementara itu, tentang kemungkinan Hamilton mengumumkan pensiun dini, Juara Dunia Formula Satu musim 1978, yaitu Mario Andretti, yakin bahwa keinginan untuk mencoba untuk memenangkan gelar juara dunia pembalap untuk yang kedelapan kalinya akan terbukti terlalu sulit untuk ditolak dari hasil penyelidikan, dan bahwa Hamilton akan membalap di musim 2022, dan bahwa Hamilton akan melakukan hal yang "merugikan" dirinya sendiri jika dia tidak balapan untuk musim berikutnya.[109] CEO tim McLaren, yaitu Zak Brown, mengatakan bahwa olahraga ini seharusnya tidak hanya secara otomatis berasumsi bahwa Hamilton akan bertahan dalam olahraga tersebut untuk tahun 2022, meskipun Brown secara pribadi mengharapkan dia untuk mengikutinya.[110] Brown juga mengutip kontroversi Abu Dhabi bersama dengan pembatalan menit terakhir Grand Prix Australia 2020 dan penanganan hujan yang mempengaruhi Grand Prix Belgia 2021, sebagai tanda atau gejala dari fakta bahwa FIA telah menunjukkan dirinya sedang menderita masalah organisasi dan masalah pembuatan aturan untuk jangka waktu yang signifikan, dan perlu segera diselesaikan. Juara Dunia Formula Satu musim 1997 asal Kanada, yaitu Jacques Villeneuve, berpendapat bahwa Hamilton tetap diam karena dia berusaha untuk menjauhkan diri dari bos tim Mercedes, yaitu Toto Wolff, dan mungkin mempertimbangkan untuk melanjutkan karier di industri film.[111] Hamilton kemudian memecah keheningannya, dan melanjutkan balapan untuk musim 2022.
Pada tanggal 15 Desember 2021, FIA secara resmi telah mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki jalannya balapan ini, dengan tujuan untuk mempelajari apa yang telah terjadi, dan untuk menentukan apakah penyesuaian diperlukan untuk prosedur mobil keselamatan. Tinjauan FIA dimulai pada bulan Januari 2022,[108] dan dijadwalkan akan selesai pada bulan Februari 2022. Dalam pernyataan yang sama, FIA menyatakan bahwa kesalahpahaman dari tim, pembalap, dan penggemar telah "menodai citra" Kejuaraan Dunia Pembalap.[112][113][114] Jurnalis Formula Satu, yaitu Scott Mitchell, mengkritik pernyataan awal dari FIA sebagai tanggapan atas kontroversi atas anggapan bahwa para penggemar telah salah memahami peristiwa yang telah terjadi di akhir Grand Prix ini.[115]
Berbicara pada tanggal 17 Desember 2021, presiden FIA yang baru terpilih, yaitu Mohammed bin Sulayem, mengisyaratkan bahwa dia sedang mempertimbangkan untuk membuat sebuah perubahan untuk menghindari kontroversi semacam itu di masa depan, dan tidak mengesampingkan adanya kemungkinan mencopot Masi dari perannya sebagai direktur balapan Formula Satu, tetapi mengatakan bahwa dia ingin menetapkan sepenuhnya apa yang akan dia lakukan terhadap apa yang terjadi di Abu Dhabi sebelum mengambil keputusan akhir.[116] FIA telah mengindikasikan bahwa mereka berharap untuk menyelesaikan penyelidikan mereka selambat-lambatnya pada awal bulan Februari 2022. Pada tanggal 13 Januari 2022, FIA mengisyaratkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk membuat perubahan pada prosedur mobil keselamatan serta struktur operasional internalnya sendiri di dalam Formula Satu setelah FIA meluncurkan konsultasi dengan sepuluh tim Formula Satu tentang "berbagai masalah", termasuk tinjauan acara di Abu Dhabi. Hughes, Mitchell, dan Edd Straw berkomentar bahwa penyelidikan FIA kemungkinan akan mempertahankan bahwa keputusan itu secara teknis benar dan dalam aturan, tetapi akan ada perubahan regulasi sebagai kompromi.
BBC melaporkan bahwa tim Mercedes telah membatalkan banding terhadap hasil setelah mencapai kesepakatan quid pro quo dengan FIA, di mana Masi dan direktur teknis Formula Satu, yaitu Nikolas Tombazis, tidak akan berada di posisi yang sama untuk musim 2022, sebagai imbalan untuk menjatuhkan mereka. Tim Mercedes percaya bahwa amandemen peraturan teknis yang dibawa oleh Tombazis untuk musim 2021 tidak adil, dan secara khusus dimaksudkan untuk mengekang dominasi mereka, dan telah membantah bahwa kesepakatan seperti itu terjadi. Baik Hamilton dan Verstappen diduga telah mengambil bagian dalam diskusi penyelidikan. Dilaporkan juga bahwa Wolff akan mengadakan pertemuan pribadi dengan presiden FIA yang baru terpilih, yaitu Mohammed bin Sulayem, untuk membahas jalan ke depan dari insiden tersebut, termasuk masa depan direktur balapan, yaitu Masi, tetapi tim Mercedes tidak berkomentar; pertemuan itu terjadi pada hari berikutnya. Benson menyatakan bahwa Sulayem akan mengadakan diskusi serupa tentang tata kelola masa depan dengan sembilan prinsipal tim lainnya setelah pembicaraan pribadinya dengan Wolff dan bahwa Sekretaris Jenderal FIA, yaitu Peter Bayer, pemimpin memimpin penyelidikan FIA dan yang akan mengadakan pertemuan dengan para pembalap, termasuk Hamilton, tentang ketidakkonsistenan keputusan para pengawas balapan dan dampak negatifnya terhadap standar membalap. Para pembalap diharapkan untuk mengutip apa yang mereka anggap sebagai sikap lunak oleh Masi dan petugas balapan terhadap gaya membalap Verstappen selama musim 2021,[117] dengan Benson yang mengatakan bahwa ini dapat mengakibatkan FIA dipaksa untuk mengambil garis yang lebih keras pada standar membalap di masa depan.[118] Mantan pembalap Formula Satu yang menjadi komentator, yaitu Martin Brundle, merasa tidak percaya bahwa hanya dengan menyingkirkan Masi saja akan menyelesaikan semua masalah kredibilitas Formula Satu yang disebabkan oleh insiden tersebut,[119] sementara pemenang Grand Prix sebanyak tiga kali, yaitu Johnny Herbert, merasa bahwa Masi telah melakukan tindakan yang "terlalu banyak merusak" reputasi olahraga ini dengan tindakannya dan harus diganti.[120] Hill mendukung Masi untuk melanjutkan perannya, setelah belajar dari insiden tersebut.
Pada tanggal 28 Januari 2022, Wartawan BBC, yaitu Andrew Benson, melaporkan bahwa Masi akan diganti sebagai bagian dari restrukturisasi sistem peresmian akhir pekan balapan FIA Formula Satu, dengan pejabat balapan yang diharapkan diberi lebih banyak fleksibilitas melalui penyesuaian aturan atas hal-hal seperti penyebaran mobil keselamatan, dan bahwa tim kemungkinan besar akan dilarang berbicara dengan direktur balapan tentang keputusan para pengawas balapan sebagai bagian dari reformasi tersebut.[121] The Race dan Sky Sports juga menayangkan cerita serupa tentang penggantian Masi.[122] Artikel The Race lebih lanjut menyatakan bahwa beberapa tanggung jawab direktur balapan dapat dialihkan ke personel yang berbeda. Sekretaris Jenderal FIA, yaitu Peter Bayer, menyatakan bahwa direktur balapan memiliki "terlalu banyak" untuk diatasi. Bayer juga menyatakan bahwa Masi dapat tetap berada di organisasi ini dalam kapasitas yang lain, bahkan jika ia akan diganti posisinya sebagai direktur lomba.[123] Pada tanggal 9 Februari 2022, FIA telah menambahkan sebuah pesan radio yang sebelumnya tidak terdengar antara Masi dan manajer tim Red Bull, yaitu Jonathan Wheatley, ke dalam jalur penyelidikan mereka. Pertukaran ini tampaknya menunjukkan bahwa Masi tampaknya mengikuti instruksi dari Wheatley, dengan manajer tim Red Bull tersebut yang muncul untuk memberi tahu Masi bahwa dia tidak perlu membiarkan semua mobil yang tertinggal untuk melakukan un-lap dan menarik mobil keselamatan (SC) dengan cepat.[124] Setelah penyelidikan dan pertemuan Komisi F1 pada tanggal 14 Februari 2022, FIA mengatakan akan mengungkapkan 'rencana aksi' untuk perubahan struktural dalam organisasinya pada minggu yang sama.[125]
Pada tanggal 17 Februari 2022, kontrol balapan secara resmi direstrukturisasi, dengan Masi yang secara resmi dicopot dari posisinya sebagai direktur balapan, dan dengan Eduardo Freitas dan Niels Wittich yang bergantian peran, dan dengan mantan wakil direktur balapan, yaitu Herbie Blash, sebagai penasihat permanen dan kontrol balapan virtual yang baru, dengan parameter komunikasi yang dapat diterima antara tim dan direktur lomba dibatasi untuk memastikan ofisial mengurangi lobi.[126] Transmisi radio antara tim dan FIA tidak akan lagi disiarkan di liputan televisi untuk mengurangi tekanan pada ofisial balapan.[127] FIA kemudian mengungkapkan perubahan regulasi mengenai prosedur mobil keselamatan (SC) yang akan digunakan mulai dari musim 2022 dan seterusnya. Di bawah perubahan ini, daripada menunggu sampai putaran setelah mobil terakhir melepaskan diri dari pemimpin balapan, mobil keselamatan (SC) sekarang akan ditarik satu putaran setelah instruksi bahwa mobil yang putarannya boleh melepaskan diri telah diberikan.[128] Dalam sebuah film dokumenter F1 Sky Sports (yang dirilis setelah pemecatan Masi sebagai direktur balapan yang meninjau pertarungan gelar Kejuaraan Dunia Pembalap antara Hamilton dan Verstappen), bos tim Mercedes, yaitu Toto Wolff, menyatakan bahwa dia "tidak pernah berbicara dengan Masi sejak balapan" dan "tidak ingin berbicara dengannya lagi", dan mengklaim bahwa Masi memiliki "bromance" dengan manajer tim Red Bull, yaitu Jonathan Wheatley, menunjukkan bahwa Masi mungkin telah terlalu dipengaruhi oleh tim Red Bull terkait dengan keputusan mengenai posisi restart di Arab Saudi dan putaran terakhir di Abu Dhabi, yang disamakan oleh Wolff dengan menghapus aturan gol emas yang sebelumnya digunakan dalam asosiasi sepak bola.[129] Lebih lanjut, dalam sambutannya yang diterbitkan pada tanggal 11 April 2022, Wolff menyebut mantan direktur balapan, yaitu Masi, sebagai "kewajiban" untuk olahraga, dan mengisyaratkan bahwa Masi tidak menerima umpan balik atau kritik dari siapa pun, serta menyarankan bahwa Masi telah bertindak tidak sopan – kadang-kadang – terhadap beberapa pembalap dalam pengarahan pembalap pada kesempatan tertentu.[130]
Verstappen merasa bahwa keputusan untuk mengganti Masi tidak adil, dengan mengatakan bahwa Masi "dilempar ke bawah bus" setelah kontroversi, sementara Horner menyatakan bahwa keputusan untuk mencopot Masi adalah sebuah keputusan yang keras. Lebih lanjut, Verstappen menyatakan bahwa dia tidak peduli dengan pendapat para penggemar yang mengatakan bahwa gelar juara dunianya mungkin telah dinodai oleh tindakan Masi.[131]
Pada tanggal 19 Maret 2022, FIA menerbitkan laporan resmi mereka tentang kontroversi Abu Dhabi. Mereka mencatat bahwa mobil keselamatan belum menyelesaikan putaran tambahan sebelum meninggalkan lintasan seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan 48.12.[28] Laporan tersebut mencatat bahwa interpretasi yang berbeda dari Pasal 48.12 dan/atau 48.13 "kemungkinan berkontribusi pada beberapa kebingungan seputar prosedur pelepasan mobil keselamatan".[132] Lebih lanjut, dicatat bahwa tidak semua mobil yang dipasangi diizinkan untuk dibuka dan ini berasal dari kesalahan manusia, mengikuti proses mengidentifikasi mobil yang dipasangi sebagai mobil manual, dan menjanjikan implementasi perangkat lunak untuk mengotomatisasi komunikasi.[28] Laporan itu juga mencatat bahwa Peraturan Olahraga Formula 1 2022 diperbarui untuk mengklarifikasi bahwa "semua" dan bukan "setiap" mobil harus diizinkan untuk membuka sendiri. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa Masi telah bertindak dengan itikad baik dan bahwa mungkin ada interpretasi yang berbeda dari aturan tersebut. Temuan itu juga menyatakan bahwa komunikasi antara prinsipal tim Mercedes dan Red Bull dengan Masi selama putaran terakhir tidak tepat dan hanya menambah tekanan pada direktur balapan. Laporan itu lebih lanjut mengkonfirmasi bahwa hasil akhir dari Kejuaraan Dunia FIA Formula Satu musim 2021 tetap valid.[133] Rekomendasi dibuat untuk memperjelas peraturan mobil keselamatan dan untuk membatasi komunikasi radio antara tim dan kontrol balapan.[28] Selain itu, sejak Grand Prix Australia 2022, FIA secara resmi melarang para pembalap untuk mengemudi bersama dengan mobil lain pada saat restart setelah periode mobil keselamatan (SC), sebuah taktik yang telah digunakan oleh Verstappen pada balapan ini.[134][135]
Klasemen Kejuaraan Dunia Pembalap
|
Klasemen Kejuaraan Dunia Konstruktor
|
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.