Kabupaten Serang

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Serang

Kabupaten Serang (bahasa Sunda: ᮞᮦᮛᮀ) adalah adalah sebuah kabupaten yang terletak di provinsi Banten, Indonesia. Secara hukum, kabupaten ini beribu kota di Kecamatan Ciruas. Kabupaten ini terletak di ujung barat laut pulau Jawa. Kabupaten Serang berbeda dengan Kota Serang yang telah dimekarkan pada tahun 2007. Wilayah ini berada di kawasan metropolitan Serang Raya. Jumlah penduduk kabupaten ini ada pertengahan 2024 sebanyak 1.756.816 jiwa.[3]

Fakta Singkat Transkripsi bahasa daerah, • Aksara Sunda ...
Kabupaten Serang
Transkripsi bahasa daerah
  Aksara Sundaᮞᮦᮛᮀ
  Cacarakanꦱꦺꦫꦁ
  Pegonسيراڠ
Thumb
Pantai Anyer, Serang.
Thumb
Motto: 
Sepi ing pamrih, rame ing gawe
(Jawa) Bekerja tanpa mengharap imbalan apa pun
Thumb
Peta
Thumb
Kabupaten Serang
Peta
Thumb
Kabupaten Serang
Kabupaten Serang (Indonesia)
Koordinat: 6.15°S 106°E / -6.15; 106
Negara Indonesia
ProvinsiBanten
Tanggal berdiri8 Oktober 1526 (umur 498)[1]
Dasar hukumPeraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Serang No.17 Tahun 1985
Ibu kotaCiruas
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 29
  • Kelurahan: 0
  • Desa: 326
Pemerintahan
  BupatiRatu Tatu Chasanah
Luas
  Total1.469,66 km2 (567,44 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[3]
  Total1.756.816
  Kepadatan1,200/km2 (3,100/sq mi)
Demografi
  Agama
  • 99,14% Islam
  • 0,04% Buddha
  • 0,02% Hindu[3]
  BahasaIndonesia, Sunda Banten, Jawa serang, Lampung Cikoneng
  IPM 66,82 (2021)
sedang[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3604
Pelat kendaraanA
Kode Kemendagri36.04
DAURp 1.131.178.667.000.- (2020)[5]
Situs webwww.serangkab.go.id
Tutup

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Sejarah Kabupaten Serang tentunya tidak terlepas dari sejarah Banten pada umumnya, karena Serang semula merupakan bagian dari wilayah Kesultanan Banten yang berdiri pada Abad ke-16 dan pusat pemerintahannya terletak di daerah Serang.

Sebelum abad ke-16, informasi tentang Banten tidak banyak tercatat dalam sejarah, konon pada mulanya Banten masih merupakan bagian dari kekuasaan Kerajaan Sunda, penguasa Banten pada saat itu adalah Raga Mulya|Prabu Pucuk Umum, Putra dari Prabu Sidaraja Pajajaran.

Pusat Pemerintahannya bertempat di Banten Girang (±3 Km di selatan Kota Serang) pada abad ke-6, Islam mulai masuk ke Banten yang didakwah oleh Sultan Syarif Hidayatullah (dikenal Sunan Gunung Jati) yang secara berangsur-angsur mengembangkan Agama Islam di Banten dan sekitarnya serta dapat menaklukan pemerintahan Prabu Pucuk Umum (Tahun 1524-1525 M).

Selanjutnya Beliau mendirikan Kesultanan Islam di Banten dengan mengangkat putranya bernama Sultan Maulana Hasanuddin menjadi Sultan Banten yang pertama yang berkuasa selama ± 18 tahun (Tahun 1552-1570 M). Atas prakarsa Sunan Gunung Jati, pusat pemerintahan yang semula bertempat di Banten Girang dipindahkan ke Surosowan, Banten Lama (Banten lor) yang terletak ±10 Km di sebelah utara Kota Serang.

Setelah Sultan Maulana Hasanuddin wafat (Tahun 1570), digantikan oleh putranya yang bernama Sultan Maulana Yusuf sebagai Sultan Banten yang kedua (Tahun 1570-1580 M) dan selanjutnya diganti oleh Sultan yang ketiga, keempat dan seterusnya sampai dengan terakhir Sultan yang ke-21 yaitu Sultan Muhammad Shafiuddin yang berkuasa pada Tahun 1809 sampai dengan 1813. Periode Kesultanan Islam di Banten berjalan selama kurun waktu ±264 tahun, yaitu dari tahun 1552 sampai 1813.

Pada zaman Kesultanan ini banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting, terutamma pada akhir abad ke-16 (Juni 1596), Perusahaan (pada masa itu perusahaan dikenal "Kompeni" oleh rakyat Banten dan seluruh kerajaan di Nusantara) Compagnie van Verre dari Belanda datang untuk pertama kalinya mendarat di Pelabuhan Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman dengan maksud untuk berdagang.

Namun sikap yang congkak dari orang-orang Belanda tidak menarik simpati dari pemerintah dan rakyat Banten saat itu, sehingga sering timbul ketegangan diantara masyarakat Banten dengan Kompeni Belanda.

Pada saat tersebut, Sultan yang bertahta di Banten adalah Sultan yang ke-4 yaitu Sultan Abdul Mufakhir yang waktu itu masih berusia lima bulan, sedangkan yang bertindak sebagai walinya adalah Mangkubumi Jayanegara yang wafat kemudian pada tahun 1602 dan diganti oleh saudaranya yaitu Yudha Nagara.

Pada Tahun 1608 Pangeran Ranamanggala diangkat sebagai Patih Mangkubumi. Sultan Abdul Mufakir mulai berkuasa penuh dari tahun 1624-1651 dengan Pangeran Ranamanggala sebagai Patih dan penasehat utamanya. Sultan Banten yang ke-6 adalah Sultan Abdul Fatah cucu Sultan ke-5 yang terkenal dengan julukan Sultan Ageng Tirtayasa yang memegang tampuk pemerintahan dari tahun 1651-1680 (selama ±30 tahun).

Pada masa pemerintahannya, bidang politik, Perekonomian, Perdagangan, Pelayaran maupun Kebudayaan berkembang maju dengan pesat dan kegigihan dalam menetang Kompeni Belanda. Atas jasa kepahlawanannya dalam perjuangan menentang Kompeni Belanda, maka berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Sultan Ageng Tirtayasa dianugerahi kehormatan predikat sebagai Pahlawan Nasional.

Pada waktu berkuasanya Sultan Ke-6, sering terjadi bentrokan dan perang dengan para Kompeni VOC dari Belanda yang pada waktu itu telah berkuasa di Batavia. Dengan cara Politik Adu Domba (bahasa Belanda: Devide Et Impera) terutama dilakukan antara Sultan Ageng Tirtayasa yang anti Kompeni dengan putranya Sultan Abdul Kahar (dikenal dengan Sultan Haji) yang pro Kompeni Belanda dapat melumpuhkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa akhirnya tidak berdaya dan menyingkir ke pedalaman Banten. Namun dengan bujukan Sultan Haji, Sultan Ageng Tirtayasa dapat ditangkap kemudian ditahan dan dipenjarakan di Batavia hingga wafatnya pada tahun 1692.

Namun sekalipun Sultan Ageng Tirtayasa sudah wafat, perjuangan melawan Kompeni Belanda terus berkobar dan dilanjutkan oleh pengikutnya yang setia dengan gigih dan pantang menyerah.

Sejak wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa, maka kesultanan Banten mulai mengalami kemunduran, karena Sultan Haji dan para Sultan berikutnya sudah mulai terpengaruh oleh kompeni Belanda sehingga pemerintahannya mulai labil dan lemah.

Pada tanggal 19 Agustus 1816, kekuasaan di Hindia Belanda dikembalikan oleh Inggris kepada Belanda setelah sebelumnya disepakati dalam Konvensi London yang diadakan pada tanggal 13 Agustus 1814. Kekuasaan di Hindia Belanda kemudian diambil alih oleh Van Der Capellen sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mengambil alih kekuasaan Banten dari Muhammad Rafiudin yang saat itu menjabat sebagai Bupati Sultan Banten. Pemerinta Hindia Belanda kemudian membagi wilayah Banten menjadi tiga kabupaten dan menetapkan ibu kotanya masing-masing. Pertama ialah Kabupaten Banten Utara dengan beribu kota di Serang. Kedua ialah Kabupaten Banten Selatan dengan beribu kota di Lebak. Ketiga ialah Kabupaten Banten Barat dengan beribukota di Caringin. Masing-masing kabupaten dipimpin oleh seorang bupati.[6] Bupati pertama untuk Serang diangkat Pangeran Aria Adi Santika dengan pusat pemerintahannya tetap bertempat di keraton Kaibon.

Pada tanggal 3 Maret 1942, Tentara Jepang masuk ke Daerah Serang di Pantai Bojonegara (Jepang mendarat pertama kali di Nusantara melalui Pulau Tarahan). Jepang mengambil alih Karesidenan Banten bahasa Belanda: Bantam Residentie yang pada waktu itu dikuasai oleh Hindia Belanda, sedangkan Bupatinya tetap dari pribumi yaitu RM Jayadiningkrat. Kekuasaan Jepang berjalan selama kurang lebih tiga setengah tahun.

Setelah tanggal 17 Agustus 1945, kekuasaan Karesidenan Banten beralih dari tangan Jepang kepada Republik Indonesia dan sebagai Residennya adalah K.H. Tb. Achmad Chatib serta sebagai Bupati Serang adalah KH. Syam’un, sedangkan untuk jabatan Wedana dan Kepala Camat banyak diangkat dari para Tokoh Ulama.

Dengan datangnya Tentara Belanda ke Indonesia yang menimbulkan Agresi ke I sekitar Tahun 1964-1947. Daerah Banten (terutama Daerah Serang) menjadi Daerah Blokade yang dapat bertahan dari masuknya serbuan Belanda, dan putus hubungan dengan Pemerintah Pusat yang pada saat Indonesia telah membentuk negara federal Republik Indonesia Serikat yang beribu kota di Kota Yogyakarta, sehingga daerah Banten dengan ijin Pemerintah Pusat mencetak uang sendiri yaitu Oeang Republik Indonesia Daerah Banten yang dikenal dengan "ORIDAB".

Pada tanggal 19 Desember 1948, Agresi II baru dari Serdadu Belanda dapat memasuki Daerah Serang untuk selama satu tahun dan setelah KMD Tahun 1949, Belanda meninggalkan kembali Daerah Banten/Serang, yang selanjutnya daerah Serang menjadi salah satu daerah kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Pada tanggal 4 Oktober 2000, seluruh fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bersepakat dalam menetapkan undang-undang mengenai pembentukan Provinsi Banten.[7] Provinsi Banten dibentuk sebagai hasil pemekaran wilayah Provinsi Jawa Barat berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Salah satu kabupaten yang ditetapkan menjadi bagian dari Provinsi Banten adalah Kabupaten Serang.[8]

Kemudian sejak adanya Jabatan Regent atau Bupati pada Tahun 1826 sampai sekarang, telah terjadi 32 kali pergantian Bupati.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Serang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Hari Jadi Kabupaten Serang, pada Bab II Penetapan Hari Jadi Pasal 2, yaitu: Hari Jadi Kabupaten Serang ditetapkan pada tanggal 8 Oktober Tahun 1526.

Geografi

Ringkasan
Perspektif

Kabupaten Serang memiliki luas wilayah 1.467,35 km2, dan populasi mencapai 1.402.818 pada Sensus 2010[9] dan 1.622.630 pada Sensus 2020.[10] Penduduk daratan Kota Cilegon, Kota Serang dan Kabupaten Serang jika dijumlah menjadi 2.749.627 dengan daratan seluas 1.909,56 km2, dan kepadatan 1.440 per km2.[11] Kota Cilegon dan Kota Serang merupakan semi-enklave Kabupaten Serang.

Kabupaten ini berada di ujung barat laut Pulau Jawa, berbatasan dengan Laut Jawa, dan Kota Serang di utara, Kabupaten Tangerang di timur, Kabupaten Lebak di selatan, serta Kota Cilegon di barat.

Batas Wilayah

UtaraKota Serang dan Laut Jawa
TimurKabupaten Tangerang
SelatanKabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang
BaratKota Cilegon dan Selat Sunda

Topografi

Secara topografi, Kabupaten Serang merupakan wilayah dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian antara 0 sampai 1.778 m di atas permukaan laut. Fisiografi Kabupaten Serang dari arah utara ke selatan terdiri dari wilayah rawa pasang surut, rawa musiman, dataran, perbukitan dan pegunungan.

Bagian utara merupakan wilayah yang datar dan tersebar luas sampai ke pantai, kecuali sekitar Gunung Sawi, Gunung Terbang dan Gunung Batusipat. Dibagian selatan sampai ke barat, Kabupaten Serang berbukit dan bergunung antara lain sekitar Gunung Kancana, Gunung Karang dan Gunung Gede.

Daerah yang bergelombang tersebar di antara kedua bentuk wilayah tersebut. Hampir seluruh daratan Kabupaten Serang merupakan daerah subur karena tanahnya sebagian besar tertutup oleh Tanah Endapan Alluvial dan Batu Vulkanis Kuarter.

Potensi tersebut ditambah banyak terdapat pula sungai-sungai yang besar dan penting yaitu Sungai Ciujung, Sungai Cidurian, Sungai Cibanten, Sungai Cipaseuran, Sungai Cipasang dan Sungai Anyar yang mendukung kesuburan daerah-daerah pertanian di Kabupaten Serang.

Iklim Cuaca

Iklim di wilayah Kabupaten Serang termasuk tropis dengan musim hujan antara November-April dan musim kemarau antara Mei-Oktober. Curah hujan rata-rata 3,92 mm/hari. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 25,8°–27,6 °C.

Temperatur udara di Kabupaten Serang minimum 20,90 °C dan maksimum 33,8 °C. Tekanan udara dan kelembaban rata-rata 81,00 mb/bulan. Kecepatan arah angin rata-rata 2,80 knot, dengan arah terbanyak adalah dari barat.

Informasi lebih lanjut Data iklim , Banten, Indonesia, Bulan ...
Data iklim Kabupaten Serang, Banten, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.2
(88.2)
31.4
(88.5)
32
(90)
32.5
(90.5)
33.7
(92.7)
32.7
(90.9)
31.8
(89.2)
31.9
(89.4)
33.6
(92.5)
34.4
(93.9)
33.2
(91.8)
32.8
(91)
32.6
(90.72)
Rata-rata harian °C (°F) 26
(79)
26.3
(79.3)
26.5
(79.7)
26.8
(80.2)
27
(81)
26.7
(80.1)
26.9
(80.4)
27.2
(81)
26.8
(80.2)
27.1
(80.8)
27
(81)
26.7
(80.1)
26.75
(80.23)
Rata-rata terendah °C (°F) 21.9
(71.4)
22
(72)
22
(72)
22.1
(71.8)
22.3
(72.1)
21.6
(70.9)
21
(70)
20.8
(69.4)
21.3
(70.3)
22.7
(72.9)
23.7
(74.7)
22.8
(73)
22.02
(71.71)
Presipitasi mm (inci) 346
(13.62)
312
(12.28)
210
(8.27)
178
(7.01)
141
(5.55)
93
(3.66)
86
(3.39)
53
(2.09)
65
(2.56)
115
(4.53)
184
(7.24)
252
(9.92)
2.035
(80,12)
Rata-rata hari hujan 15 14 11 9 8 6 5 3 4 6 9 12 102
 % kelembapan 86 84 83 81 79 77 75 74 73 78 80 83 79.4
Rata-rata sinar matahari bulanan 134 142 165 190 201 217 238 245 253 258 184 150 2.377
Sumber #1: Climate-Data.org [12][13][14][15]
Sumber #2: BMKG[16]
Tutup

Pemerintahan

Kecamatan

Kabupaten Serang terdiri dari 29 kecamatan dan 326 desa dengan jumlah penduduk pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 1.684.566 jiwa dan luas wilayah 1.469,66 km² dengan kepadatan 1.146 jiwa/km².[17]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut:

Informasi lebih lanjut Kode Kemendagri, Kecamatan ...
Kode
Kemendagri
KecamatanKodepos[18]Jumlah
Desa
Daftar
Desa/Kelurahan
36.04.30 Anyar 42166 12
36.04.34 Bandung 42179 8
36.04.22 Baros 42173 14
36.04.18 Binuang 42196 7
36.04.07 Bojonegara 42154 11
36.04.17 Carenang 42195 8
36.04.15 Cikande 42186 13
36.04.23 Cikeusal 42175 17
36.04.31 Cinangka 42167 14
36.04.27 Ciomas 42164 11
36.04.09 Ciruas 42182 15
36.04.33 Gunung Sari 42169 7
36.04.26 Jawilan 42177 9
36.04.16 Kibin 42185 9
36.04.25 Kopo 42178 10
36.04.11 Kragilan 42184 12
36.04.05 Kramatwatu 42161 15
36.04.35 Lebak Wangi 42197 10
36.04.32 Mancak 42165 14
36.04.28 Pabuaran 42163 8
36.04.29 Padarincang 42168 14
36.04.24 Pamarayan 42176 10
36.04.19 Petir 42172 15
36.04.12 Pontang 42192 11
36.04.08 Pulo Ampel 42155 9
36.04.14 Tanara 42194 9
36.04.13 Tirtayasa 42193 14
36.04.20 Tunjung Teja 42174 9
36.04.06 Waringinkurung 42153 11
TOTAL326
Tutup

Daftar Bupati

Berikut adalah daftar Bupati Serang secara definitif sejak tahun 1816.[19][20]

Informasi lebih lanjut Nomor urut, Bupati ...
Nomor urut Bupati Potret Partai Awal Akhir Periode Masa jabatan Pemilihan umum Wakil Ref.
1   Muzafar Adi Santika Nonpartisipan 1816 1827 1816–1827 10–11 tahun Tidak ada Tidak ada
2 Agus Rajak Jaya Kusuma Ningrat Nonpartisipan 1827 1840 1827–1840 12–13 tahun Tidak ada Tidak ada
3   Mandura Jaya Negara Nonpartisipan 1840 1848 1840–1848 7–8 tahun Tidak ada Tidak ada
4 Basudin Candra Negara Nonpartisipan 1848 1870 1848–1870 21–22 tahun Tidak ada Tidak ada
5 Panji Ganda Kusuma Nonpartisipan 1870 1888 1870–1888 17–18 tahun Tidak ada Tidak ada
6 Sutadi Ningrat Murwan Nonpartisipan 1888 1893 1888–1893 4–5 tahun Tidak ada Tidak ada
7 Bagus Jaya Winata Nonpartisipan 1893 1898 1893–1898 4–5 tahun Tidak ada Tidak ada
8 Arya Jaya Atmaja Nonpartisipan 1898 1901 1898–1901 2–3 tahun Tidak ada Tidak ada
9 Ahmad Jayadi Ningrat
(1877–1943)
Thumb Nonpartisipan 1901 1904 1901–1904 2–3 tahun Tidak ada Tidak ada
10 Prawiro Kusuman Nonpartisipan 1904 1931 1904–1931 26–27 tahun Tidak ada Tidak ada
11 Abas Surya Nata Atmaja
(1893–tidak diketahui)
Thumb Nonpartisipan 1931 1935 1931–1935 3–4 tahun Tidak ada Tidak ada
12 Hilman Jayadi Ningrat
(1896–1963)
Thumb Nonpartisipan 1935 1945 1935–1945 9–10 tahun Tidak ada Tidak ada
13 Syam'un
(1894–1949)
Thumb Nonpartisipan 1945 28 Februari 1949 1945–1949 3–4 tahun Tidak ada Abdul Fatah Hasan
(1945–1949)
14 Padmadidjaja Independen 1949 1950 1949–1950 0–1 tahun Tidak ada Tidak ada
15 Oyong Ternaya Thumb Independen 1950 17 Desember 1954 1950–1954 3–4 tahun Tidak ada Tidak ada
16 Adjenam[a] Thumb Nonpartisipan 1 Mei 1955 1957 1955–1960 1–2 tahun Tidak ada Tidak ada [21]
17 Mohammad Sirlan Sutawidjaja[b] Thumb Nonpartisipan 1957 1959 1–2 tahun Tidak ada Tidak ada
18 M. H. Gogo Rafiudin Sandjadirdja Thumb Independen 1960 1962 1960–1962 1–2 tahun Tidak ada Tidak ada
19 Suwandi Thumb ABRI 1962 1968 1962–1968 5–6 tahun Tidak ada Tidak ada
20 Saparudin Thumb Golkar[c] 1968 1974 1968–1974 5–6 tahun Tidak ada Tidak ada
1975 1978 1975–1978 2–3 Tidak ada Tidak ada
21   Kartika Suryasaputra Thumb Golkar[c] 1978 1978 1978 0 tahun 1978 Tidak ada
22 Atmawidjaja Thumb Golkar[c] 1978 1983 1978–1983 4–5 tahun 1978 Tidak ada
23 Tjakra Sumarna Thumb Golkar[c][24] 3 November 1983 3 November 1988 1983–1988 5 tahun, 0 hari 1983 Tidak ada
24 Achmad Sampurna
(1939–2000)
Thumb Golkar[c] 3 November 1988 22 Maret 1993 1988–1993 4 tahun, 139 hari 1988 Tidak ada
25 Aris Sukron Roshadi Thumb Golkar[c][25] 22 Maret 1993 22 Maret 1998 1993–1998 5 tahun, 0 hari 1993 Aan Hermana
(1993–1998)
26 Solihin Dahlan Thumb Independen[d] 22 Maret 1998 1999 1998–2000 0–1 tahun [26]
27 Rosadi Natawisastra Thumb Independen 1999 2000 0–1 tahun
28 Bunyamin
(1952–2011)
Thumb Golkar 20 April 2000 20 April 2005 2000–2005 5 tahun, 0 hari 2000 Taufik Nuriman
(2000–2005)
29 Ahmad Taufik Nuriman
(lahir 1953)
Thumb Independen 28 Juli 2005 28 Juli 2010 2005–2010 5 tahun, 0 hari 2005 Andy Sujadi
(2005–2010)
28 Juli 2010 28 Juli 2015 2010–2015 5 tahun, 0 hari 2010 Tatu Chasanah
(2010–2015)
30 Tatu Chasanah
(lahir 1967)
Thumb Golkar 17 Februari 2016 17 Februari 2021 2016–2021 5 tahun, 0 hari 2015 Pandji Tirtayasa
(2016–2021, 2021–2023)
26 Februari 2021 Petahana 2021–2025 4 tahun, 8 hari 2020
31 Belum diketahui 2025–2030 2024
Tutup
Catatan
  1. Terpilihnya Adjenam oleh Menteri Dalam Negeri Sunaryo sebagai Bupati Serang tidak sesuai dengan usulan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang yang mengajukan empat nama dari kalangan pamong praja—sekarang aparatur sipil negara, di antaranya Amin Abdullah, Sirlan Sutawidjaja, Ipung Gandapradja, dan Chudari. Nama Sirlan kelak menggantikan posisi Adjenam.
  2. Sirlan merupakan seorang pamong praja—sekarang aparatur sipil negara—yang sebelumnya menjabat Kepala Jawatan Sosial di Keresidenan Banten hingga tahun 1957.[22]
  3. Golongan Karya merupakan organisasi sosial politik nonpartai selama kurun waktu 1964 sampai 1998. Golkar adalah rumpun golongan karya yang membawahi beberapa Kelompok Induk Organisasi (KINO) yang anggotanya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil dan perwira Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) aktif sesuai dwifungsi.[23] Pejabat ini dahulu merupakan seorang birokrat di Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia dan atau perwira ABRI yang "dikaryakan" menjadi bupati sekaligus anggota Golkar.
  4. Sebelum 1998 berstatus sebagai anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) di bawah naungan Golongan Karya.

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Serang dalam tiga periode terakhir.

Informasi lebih lanjut Partai Politik, Jumlah Kursi dalam Periode ...
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[27] 2019–2024 2024–2029
PKB 4 Steady 4 Kenaikan 5
Gerindra 6 Kenaikan 8 Penurunan 7
PDI-P 5 Penurunan 4 Kenaikan 5
Golkar 9 Steady 9 Kenaikan 11
NasDem (baru) 4 Penurunan 2 Kenaikan 5
PKS 5 Steady 5 Kenaikan 6
Hanura 3 Penurunan 1 Penurunan 0
PAN 5 Penurunan 4 Steady 4
PBB 1 Kenaikan 2 Penurunan 0
Demokrat 4 Kenaikan 5 Penurunan 4
PPP 4 Penurunan 2 Kenaikan 3
Berkarya (baru) 4
Jumlah Anggota 50 Steady 50 Steady 50
Jumlah Partai 11 Kenaikan 12 Penurunan 9
Tutup

Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Serang 1.623.409 (2021), sebagian besar tinggal di bagian utara. Bahasa yang dituturkan adalah Bahasa Sunda Banten yang digunakan di bagian selatan dan Bahasa Jawa Serang yang digunakan di bagian pesisir pantai utara dekat dengan Kota Cilegon dan Kota Serang serta Bahasa Lampung Cikoneng yang dituturkan oleh penduduk di empat kampung di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyar.

Pendidikan

Sebagai salah satu wilayah dengan mayoritas penduduknya Islam, maka pendidikan di Serang juga banyak menekankan pada pendidikan agama Islam sesuai dengan semboyan "Serang Bertakwa". Sehingga di Kabupaten Serang pendidikan berbasis islam baik yang resmi maupun non-resmi (Pesantren, Madrasah, dsb) menjadi salah satu perhatian pemerintah.

Sekolah-sekolah formal dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK juga menjadi bagian pendidikan yang tidak terpisahkan. Beberapa sekolah favorit di Kabupaten Serang antara lain; SD Islam Al-Azhar, SD Kristen Penabur, SMA Negeri 1 Ciruas, SMP Negeri 1 Ciruas, SMA Negeri 1 Kramatwatu dsb.

Informasi lebih lanjut Pendidikan formal, TK atau RA ...
Pendidikan formal TK atau RA SD atau MI SMP atau MTs SMA atau MA SMK Perguruan Tinggi Lainnya
Negeri 0 735 92 26 5 1 2
Swasta 0 134 261 112 41 18 4
Total 0 869 353 138 46 19 6
Data Sekolah di Kabupaten Serang
Sumber:[28]
Tutup

Di Serang, juga terdapat universitas yang menyelenggarakan pendidikan sarjana secara jarak jauh atau distance learning, yakni Universitas Terbuka[29] atau UT Daerah Serang [30]

Transportasi

Stasiun kereta api

Kabupaten Serang memiliki 4 stasiun KA Lokal Merak yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Serang juga memiliki 5 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan jalur tidak aktif, yaitu:

Ruas jalan tol

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.