Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jalur kereta api nonaktif di Indonesia adalah jalur kereta api yang dahulu pernah ada dan digunakan sebagai angkutan penumpang dan/atau angkutan barang di Indonesia, tetapi sekarang sudah tidak difungsikan lagi, dan di beberapa tempat, bahkan sudah tidak ada bekas-bekasnya lagi.
Menurut data dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia per tahun 2017, terdapat 2.723 kilometer jalur kereta api nonaktif di Indonesia dari total 8.157 kilometer yang pernah beroperasi per tahun 1939.[1] Sehingga dalam kurun waktu 78 tahun (1939-2017), terdapat kecenderungan terjadinya penurunan prasarana jalur kereta api yang dioperasikan.
Perlu dicatat bahwa tabulasi jalur kereta apinya berdasarkan nomor lintasnya dalam Buku Jarak untuk Angkutan Barang Jawa dan Madura terbitan PJKA tahun 1982, kecuali dinyatakan berbeda.[2]
Perlu diketahui, bahwasannya ada jalur kereta api yang berhasil direaktivasi oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) pada masa awal kemerdekaan. Jalur yang direaktivasi ini dinilai penting dan memiliki potensi ekonomis tinggi sehingga perlu untuk diaktifkan kembali. Di samping itu juga, terdapat jalur kereta api yang dinilai penting untuk pergerakan militer.[3] Namun, di antara jalur yang berhasil direaktivasi DKARI banyak di antaranya yang kembali dinonaktifkan untuk kedua kalinya pada tahun 1970-an sampai 1990-an di era PJKA.
Nomor lintas pada tabel jarak 1982 | Jalur kereta api | Tanggal diresmikan | Perusahaan yang meresmikan | Wilayah aset | Status reaktivasi |
---|---|---|---|---|---|
29 | Lintas Madura | 1899-1913 | Madoera Stoomtram Maatschappij | VIII Surabaya | Tertuang dalam isi Lampiran Perpres No. 80 Tahun 2019 (khusus segmen Kamal–Sumenep) |
Nomor lintas | Jalur kereta api | Tanggal diresmikan | Perusahaan yang meresmikan | Wilayah aset | Status reaktivasi |
---|---|---|---|---|---|
AT/ASS | Lintas Aceh | 1886-1917 | Atjeh Tram/Atjeh Staatsspoorwegen | Divre I Medan | Diganti dengan trase baru dari DJKA |
DSM | Besitang–Medan (segmen Besitang-Kuala Bingai) |
1887-1919 | Deli Spoorweg Maatschappij | ||
Medan–Batu/Pancur Batu dan Delitua | 4 September 1887, Oktober 1907, dan 1916[16] | ||||
Lubuk Pakam–Bangun Purba | 10 April 1904[16] | ||||
Binjai–Kuala | 1890-1902 | ||||
Tanjungbalai-Teluk Nibung | 1915 | ||||
SSS | Padangpanjang–Payakumbuh–Limbanang | 1891-1896 | Staatsspoorwegen ter Sumatra's Westkust | Divre II Padang | |
Lubuk Alung–Sawahlunto (segmen Kayutanam–Muarakalaban) |
1891-1894 | ||||
Muarakalaban–Muaro | 1 Maret 1924[22] | ||||
Naras–Sungai Limau | 1 Januari 1911 | ||||
Percabangan menuju Pelabuhan Teluk Bayur | 1 Oktober 1892 | ||||
ZSS | Garuntang-Telukbetung | 27 Mei 1921 | Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen | Divre IV Tanjungkarang | |
Tanjung Enim Baru-Tanjung Enim | 1 September 1910 | ||||
Pekanbaru–Muaro | 15 Agustus 1945 | Rikuyu Sokyoku | Divre II Padang | Diganti dengan trase baru dari DJKA |
Nomor lintas | Jalur kereta api | Tanggal diresmikan | Perusahaan yang meresmikan | Wilayah aset | Status reaktivasi |
---|---|---|---|---|---|
STC 1 | Pasarbutung–Takalar (lintas STC) | 1 Juli 1923[23] | Staatstramwegen op Celebes
(Grup Staatsspoorwegen) |
- | Diganti dengan trase baru dari DJKA |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.