Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Jalur kereta api Tulungagung–Tugu

Jalur Kereta Api Nonaktif di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Jalur kereta api Tulungagung–Tugu
Remove ads

Jalur kereta api Tulungagung–Trenggalek–Tugu adalah salah jalur kereta api nonaktif di Indonesia yang menghubungkan Stasiun Tulungagung dengan Stasiun Tugu (Trenggalek) sepanjang kurang lebih 39 Km dan terletak di area Daerah Operasi VII Madiun.

Fakta Singkat Ikhtisar, Jenis ...
Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Jalur ini dibangun oleh Staatsspoorwegen dan diresmikan pada tanggal yang berbeda, untuk segmen Tulungagung–Campurdarat sepanjang 14 Km diresmikan pada tanggal 15 Juli 1921, sementara segmen Campurdarat–Tugu sepanjang 25 Km diresmikan pada tanggal 1 Juli 1922.[1]Biaya pembangunan jalur trem sepanjang 48 Km ini memakan dana f 1.893.000.[2]

Berdasarkan surat SS No. 3639 tertanggal 8 Maret 1902, diwacanakan akan dibangun jalur kereta dari Stasiun Jetis menuju Stasiun Tugu (Trenggalek) menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Slahung dengan jalur kereta api Tulungagung–Tugu, serta dari Stasiun Badegan menuju Stasiun Baturetno menghubungkan jalur kereta api Ponorogo–Badegan dengan jalur kereta api Purwosari–Baturetno yang ditujukan untuk mendukung jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa dengan rute Yogyakarta–Wonogiri–Ponorogo–Trenggalek–Tulungagung.[3]

Pada 25 April 1930, koran "De Indische Courant" mengabarkan bahwa SS berencana membuka perhentian baru di lintas ini yang kelak bernama Stopplaats Bandoengpasser pada km 21+300 pada 1 Mei 1930. Dalam Buku Jarak penerbitan Mei 2004, nama perhentian ini disesuaikan dengan ejaan yang berlaku sehingga ditulis sebagai Bandungpasar, tetapi letak km-nya ditulis km 21+285 atau 15 meter lebih awal dari pernyataan koran, sehingga terdapat dualisme letak km-nya.

Semasa beroperasi, Trem di wilayah Trenggalek dimanfaatkan sebagai angkutan penumpang maupun barang. Kereta penumpang dibagai menjadi tiga kelas, yakni kelas 2, kelas 3, dan kelas I. Kelas 2 diperuntukan bagi orang Asia Timur Tengah (Cina, Arab) dan juga pejabat pribumi, kelas 3 untuk campuran, sedangkan kelas I dikhususkan untuk orang pribumi. Pembagian penumpang pada saat itu memang berdasaran kelas sosial.

Jalur ini secara resmi ditutup oleh SS per 1 November 1932 karena opgebroken (dicabut) dikarenakan faktor resesi ekonomi global dekade 1930-an dan faktor terus meruginya lintas ini juga menjadi penyebab ditutupnya.[4][5][6] Relnya sendiri (Segmen Campurdarat–Tugu) telah dicabut Jepang pada tahun 1943. Sedangkan gundukan tanahnya (railbed) telah dikeruk untuk meninggikan jalan raya Campurdarat–Bandung. Karena jalan raya Campurdarat–Bandung memiliki peran penting untuk mobilitas rakyat dan tentara pada era perang revolusi dan satu-satunya jalan yang tidak tergenang dari awal tahun 1900-an hingga 1960. Sementara segmen Tulungagung–Campurdarat sempat dibuka kembali tahun 1947 oleh Djawatan Kereta Api Indonesia dan aktif hingga tahun 1970-an pada masa Perusahaan Negara Kereta Api sebagai angkutan gamping dan gula PG Mojopanggung, serta beberapa segmen jalur yang telah dibongkar oleh Jepang sempat dibangun kembali oleh pihak pabrik gula sebagai jalur lori perkebunan.

Pada Agustus 2023, dilakukan inventaris ulang oleh PT Kereta Api Indonesia Persero Daerah Operasi 7 Madiun. Menurut Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Persero Daerah Operasi 7 Madiun, Supriyanto, hal tersebut dilakukan guna menjaga aset- aset negara yang saat ini dikuasakan ke PT KAI.[7]

Remove ads

Jalur terhubung

Lintas aktif

Kertosono–Bangil

Lintas nonaktif

Tidak terhubung dengan lintasan kereta api nonaktif manapun.

Daftar stasiun

Ringkasan
Perspektif
Informasi lebih lanjut Nomor, Nama stasiun ...

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads