Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Wikipedia:Daftar kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Remove ads
Remove ads

Kosakata bahasa Indonesia yang sering salah dieja adalah kata-kata dalam bahasa Indonesia yang tidak baku, yang sering rancu, salah dieja, memiliki standar berlainan, berubah standar, dan sering salah kaprah berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dikategorikan untuk memudahkan pencarian.

Halaman ini merupakan pedoman di Wikipedia bahasa Indonesia.
Isinya telah diterima luas oleh para pengguna dan dianggap sebagai standar yang harus diikuti oleh semua pengguna, meskipun sebaiknya dipahami dengan akal sehat, dan pengecualian dapat berlaku sewaktu-waktu. Segala penyuntingan substansial yang dilakukan di halaman ini harus menggambarkan konsensus. Jika Anda ragu, diskusikan terlebih dahulu di halaman pembicaraan.

Perlu diketahui, ketentuan ini tidak berlaku apabila kata/frasa di bawah ini digunakan sebagai nama diri. Contohnya Iqbaal Ramadhan (nama orang), Universitas Sumatera Utara (nama institusi), dan lain-lain.

Informasi lebih lanjut Pedoman gaya ...
Remove ads

Kata majemuk

Ringkasan
Perspektif

Ditulis serangkai

Kata-kata ini harus ditulis serangkai, tetapi kadang-kadang salah ditulis dan dipisah menjadi dua kata.

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Ditulis terpisah

  • Alih tugas, anak emas, beri tahu, duta besar, hancur lebur, ibu kota, juru tulis, kambing hitam, kerja sama, lipat ganda, rumah sakit umum, salah duga, sepak bola, serba guna, tanda tangan, tanggung jawab, tata bahasa, temu wicara, terima kasih, tepuk tangan,
  • Jika diberi imbuhan konfiks awalan atau akhiran (hanya salah satunya), penulisan imbuhan dirangkai hanya dengan kata yang terdekat, misalnya: bertanda tangan, berterima kasih, bertanggung jawab, tanda tangani, memberi tahu, dll.
  • Jika diberi imbuhan konfiks awalan dan akhiran (keduanya), penulisannya dirangkai, misalnya: memberitahukan, menandatangani, pemberitahuan, melipatgandakan, kutandatangani, dipertanggungjawabkan, kauhancurleburkan, dll.[1]

Bentuk terikat

Selain itu ada pula kategori 'bentuk terikat'. Kata "antar" adalah salah satu contoh bentuk terikat yang jika digabungkan dengan bentuk dasar maka penulisannya harus disatukan. Jika diikuti dengan kata dasar, bentuk terikat ditulis tanpa jeda (spasi), namun apabila digabungkan dengan bentuk turunan (kata berimbuhan), maka penulisannya harus dipisah.[2][3] Contoh bentuk terikat lain di antaranya:

  • Dari bilangan angka bahasa Sanskerta: eka-, dwi-, tri-, catur-, panca-, sapta-, dasa-, dan sebagainya[4]
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
  • Dari awalan satuan: kilo-, mega-, tera-, giga-, senti-, mikro- dan sebagainya
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
  • Dari bahasa lain: a-, adi-, anti-, antar-, e- (dengan tanda hubung), ekstra-, hiper-, ko-, kontra-, infra-, inter-/intra-, maha-, manca-, mara-, multi-, nara-, neo-, non-, pan-, pasca-, per-, peri-, poli-, pra-, pro-, purna-, purwa-, semi-, serba-, sub-, super-/supra-, swa-, tuna-, tele-, wira-, dan sebagainya.
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Catatan: 1 Unsur 'maha-' dan 'peri-' sebagai unsur gabungan ditulis serangkai dengan unsur berikutnya. Contoh: perilaku, peribahasa, mahabaik, mahakasih. Apabila kata berikutnya sudah berimbuhan, unsur peri dituliskan terpisah. Contoh: peri keadilan, peri kemanusiaan, maha pemurah, maha penyayang
2 Apabila bentuk terikat 'non-', 'anti-', 'pan-', atau 'pro-' diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf besar, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda penghubung (-). Contoh: non-Indonesia, anti-Asia, pan-Amerika. Bentuk terikat ditulis dengan menyertakan tanda hubung (-) apabila:

  • Diikuti dengan kata yang huruf pertamanya kapital, misalnya: anti-Afrika
  • Diikuti dengan singkatan, misalnya: pro-PBB
Informasi lebih lanjut Kata, Benar ...

Partikel 'pun'

Partikel 'pun' kadang dipisah kadang disambung. Jika partikel 'pun' yang berpadanan dengan kata 'saja'/'juga', maka penulisannya dipisah (kabar pun, saya pun). Ada dua belas (12) bentuk 'pun' yang sudah dianggap padu harus ditulis serangkai[6][7]. Berikut daftar artikel 'pun' yang digabung:

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

1 Khusus untuk partikel 'pun' pada "adapun" dan "maupun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa 'ada pun'/'mau pun' dapat bermakna 'walau ada'/’walau mau’, misalnya dalam kalimat 'mau pun ia sudah tidak bisa lagi' 2 Khusus untuk partikel 'pun' pada "sekalipun" dapat ditulis secara terpisah karena frasa 'sekali pun' dapat bermakna ’satu kali juga’, atau ‘meski satu kali’, atau ‘walau satu kali’, atau dalam frasa superlatif, misalnya dalam kalimat 'orang baik sekali pun terkadang berbuat jahat'

Remove ads

Partikel per

Partikel per harus ditulis terpisah jika:

  1. berarti "tiap": per meter, per orang;
  2. berarti "mulai": per Oktober, per April;
  3. berarti "demi": satu per satu.

Selain dari ketiga kasus tersebut, bentuk terikat "per-" yang berarti pecahan dan yang tergolong imbuhan ditulis serangkai, misalnya: lima persen, dua pertiga, tujuh persembilan, seperlima, perhatikan, perbaiki, permudahlah, persatukan.

Tanda baca

Ringkasan
Perspektif

Tanda koma

Sebelum kata-kata berikut tidak boleh ada tanda koma.

  • bahwa, karena, agar, sehingga, walaupun, meskipun, kendatipun, apabila, jika, supaya, ketika, sebelum, sesudah, andaikata, sungguhpun, sekalipun, setelah, dan sebagainya.

Ungkapan penghubung antarkalimat diikuti tanda koma.

  • oleh karena itu, padahal, malah, oleh sebab itu, meskipun begitu, lagi pula, kalau begitu, selain itu, bahkan, jadi, namun, meskipun demikian,

Tanda hubung

  • se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, misalnya: se-Jakarta, se-Jawa Barat
  • ke- dengan angka atau huruf kapital, misalnya: ke-25, ke-Allahan
  • angka dengan -an, misalnya: 2000-an
  • singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, misalnya: di-PTUN-kan, mem-PHK.

Bentuk terikat dapat pula ditulis dengan menyertakan tanda hubung (-) apabila:

  • Diikuti dengan kata yang huruf pertamanya kapital, misalnya: anti-Amerika, pro-Megawati
    • Diikuti dengan singkatan, misalnya: pro-PBB
  • Diikuti dengan kata yang sudah berimbuhan, misalnya: pro-kemerdekaan
  • Diikuti dengan frasa, misalnya: pasca-gempa bumi
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Awalan

Ringkasan
Perspektif

Awalan di-/ke- dan kata depan di/ke

Kata depan "di" yang menyatakan arah atau tempat dan merupakan jawaban atas pertanyaan "Di mana?" ditulis terpisah.

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Beberapa kata yang memiliki arti beda jika ditulis terpisah. Kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi sebagai kata benda (penunjuk tempat) sekaligus kata kerja. Beberapa contohnya

  • Dibalik = bentuk pasif dari membalik
  • Di balik = di bagian sebaliknya
  • Dipenjara = bentuk pasif dari memenjarakan (dikarantina, dibui, disel, dll.)
  • Di penjara = di (dalam) penjara (di karantina, di bui, di sel, dll.)
  • Disalib = bentuk pasif dari menyalib
  • Di salib = di (atas) salib
  • Digambar = bentuk pasif dari menggambar (disketsa, dipigura, difoto, dll.)
  • Di gambar = pada gambar (di sketsa, di pigura, di foto, dll.)
  • dan lain-lain, (dikubur v. di kubur, ditanduk v. di tanduk, ditambak v. di tambak, diaspal v. di aspal)

Beberapa kata dapat diberi konfiks "di-kan", misalnya "diseberangkan", atau konfiks "di-i", misalnya "diawali"

"Ke" yang menyatakan arah dan dapat menjawab pertanyaan "Ke mana?" ditulis terpisah.

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Penulisan preposisi ke- yang ditulis serangkai hanyalah untuk

  1. kepada, kemari, dan keluar (sebagai lawan kata "masuk", untuk lawan kata "ke dalam", penulisan harus dipisah, "ke luar").
  2. "kemeja" (baju), yang artinya berbeda dari "ke meja"
  3. "kelapangan" (kata dasar "lapang") berbeda maknanya dengan "ke lapangan"
  4. Untuk menunjuk pada suatu bilangan ordinal, gunakan awalan 'ke-' (kedua anak ini, kelima buku itu)
  5. Untuk menunjuk pada suatu bilangan kardinal, gunakan kata depan 'ke' (anak ke-2, buku ke-5)
  6. Beberapa kata dapat diberi konfiks "dike-kan", misalnya "depan"->"dikedepankan", "mana"->"dikemanakan", "samping"->"dikesampingkan", atau konfiks "ke-an", misalnya "dalam"->"kedalam, kedalaman"

Preposisi "di" dan "pada"

Menurut buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi dkk., 2003, hlm. 295), preposisi “di” adalah penanda hubungan tempat, sedangkan “pada” adalah penanda hubungan waktu. Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah penggunaan “di” di depan kata penunjuk waktu seperti “di tahun”, “di masa”, “di abad”, dll. Sesuai dengan peran semantisnya, seharusnya di depan kata penunjuk waktu digunakan kata depan “pada”: “pada tahun”, “pada masa”, “pada abad”, dll.

Buku Tatabahasa Indonesia (Keraf, 1984, hlm. 81) menjelaskan lebih lanjut bahwa kata depan di, ke, dan dari digunakan hanya untuk kata-kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat. Bagi kata-kata yang menyatakan orang, nama orang, nama binatang, nama waktu, atau kiasan dipergunakan kata pada untuk menggantikan di atau kata depan lain yang digabungkan dengan pada, seperti daripada dan kepada.

Kebingungan ini mungkin disebabkan oleh aturan penggunaan kata depan penunjuk tempat dan waktu yang beragam dalam bahasa Inggris. On, in, dan at memang dapat digunakan sebagai penunjuk waktu dan tempat sesuai dengan konteks masing-masing. Dalam hal ini, aturan kata depan bahasa Indonesia sebenarnya lebih mudah: di digunakan untuk tempat; pada digunakan untuk selain tempat.

Beberapa contoh penggunaan lain yang tidak tepat:

  • Buku itu ada di saya (seharusnya … pada saya)
  • Di kesempatan ini, izinkan saya … (seharusnya Pada kesempatan …)
  • Berikan buku itu ke saya (seharusnya … kepada saya)

https://ivanlanin.wordpress.com/2011/03/27/di-dan-pada/

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Awalan peN- dan meN-

Jika diikuti k/p/t/s
  • Jika kata dasar berawalan konsonan ganda, maka tidak luluh
    • Perkecualian: Pemrograman, bukan pemprograman
  • Jika kata serapan masih belum umum dipakai
  • Jika awalan adalah "memper-", termasuk "memperhatikan", bukan "memerhatikan"
  • menyomasi, menyosialisasi, menyukseskan, menerjemahkan,
  • memunyai atau mempunyai, menurut KBBI mempunyai. KBBI menyatakan bahwa bentuk yang baku adalah mempunyai dengan alasan bahwa asal katanya adalah empu, bukan punya, meskipun entri ini tetap saja diletakkan sebagai sublema punya. Hal ini menjadi polemik sehingga sebagian orang memilih menggunakan kata memiliki.
Jika diikuti kata dasar bersuku satu
  • Mendapatkan sisipan /-nge/ bila diikuti dengan awalan /me-/ atau /pe-/: Mengebom/pengebom, mengecat/pengecat, mengecor/pengecor, mengelap/pengelap, mengelas/pengelas, pengepakan/mengepak, pengesahan/mengesahkan, pengetikan/mengetik
Lainnya
  • Pengantara -> perantara

Awalan ber- dan ter- yang diikuti suku kata berakhiran /er/

Awalan /ber-/ dan /ter-/ akan menjadi /be-/ dan /te-/ jika melekat pada kata dasar yang suku pertamanya mengandung /er/. Contoh: bekerja (bukan berkerja)

Remove ads

Huruf-huruf yang hampir sama bunyinya

Ringkasan
Perspektif

Huruf-huruf dalam kata-kata berikut ini kadang-kadang saling tukar-menukar

Huruf vokal

Huruf a dan e

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf a dan i

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

*) berlaku untuk semua akhiran -al yang lainnya.

Huruf a dan o

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf e dan i

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

1 dan akhiran -ir yang lain

2 diserap dari bahasa Belanda decreten, bukan bahasa Inggris decree[10]

3 diserap dari bahasa Belanda theoretisch, bukan bahasa Inggris theoretical

4 diserap dari bahasa Inggris Britania artefact, bukan AS artifact

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf e dan u

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf e dan o

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf i dan u

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf i dan o

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf o dan u

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus vokal ua/ue/ui menjadi wa/we/wi

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

gugus konsonan "kw" yang tidak berubah menjadi "ku" hanyalah pada kata "dakwa"

Gugus wa menjadi ua

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

1 diserap dari bahasa Arab jadwaal

Diftong ie

Diftong ini hanya diucapkan seperti "i" dengan huruf "e" yang pelan, jadi orang kadang menafsirkan bahwa penulisannya menggunakan "i":

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf i dan y

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf konsonan

Huruf f, p, dan v

Huruf f menjadi p/v2
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

1 lihat pula akhiran -iti/-itas 2 biasanya, orang suku sunda, dipengaruhi oleh bahasa daerah, mengucapkan f menjadi p. Lihat Bahasa Sunda

Huruf p menjadi f
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

*Dari bahasa Belanda (telefoon, vermaak, vulpen)

Huruf v menjadi f/p
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf b dan p

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf d dan t

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf g dan j

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf j dan y

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf s dan z

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf t menjadi th

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Huruf z menjadi j

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus -er- dan -r-

Bagian kata -er- (swarabakti) sering kali mengalami salah tulis. Meskipun dalam pengucapannya huruf "e" dalam "-er-" hanya dieja dengan pelan, namun beberapa kata penulisannya menggunakan "-er-" dan beberapa kata lainnya hanya "-r-" saja, yaitu pada gugus konsonan -dr-, -pr-, dan -tr. (lihat pula arsip diskusi)

Kata-kata yang penulisannya menggunakan "-er-":

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Kata-kata yang penulisannya menggunakan "-r-":

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus konsonan kh

Bagian kata -kh- hanya diucapkan seperti "k" dengan huruf "h" yang pelan, jadi orang kadang salah menulis menggunakan "k" atau "h" saja:

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Beberapa kata juga sering ditulis menggunakan "-kh-" padahal yang benar hanya "k" atau "h" saja:

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus konsonan ks menjadi x

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus konsonan sy

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Gugus konsonan dz

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Remove ads

Akhiran

Ringkasan
Perspektif

Akhiran -is/-a

Umumnya berasal dari akhiran bahasa Inggris "-ize":

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Akhiran -itas/-iti

Umumnya berasal dari akhiran bahasa Inggris "-ity", beberapa menjadi akhiran "-iti", dan beberapa menjadi "-itas". Kata-kata yang penulisannya menggunakan "-itas" (lihat [12]):

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

* Aturan untuk kata serapan utuh ini juga berlaku untuk kata yang diserap dari kata bahasa Inggris berakhiran -ivity yang lain

Akhiran -asi/-ir

[14]

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Remove ads

Pengaruh imbuhan

Ringkasan
Perspektif

Imbuhan dalam bahasa Indonesia kadang membingungkan bagi sebagian orang. Peluluhan maupun awalan yang mirip kadang-kadang menjadi sumber kerancuan. Berikut kata-kata yang sering salah bentukan berimbuhannya:

  • kata dasar ubah (dipengaruhi pengucapan be·ru·bah/pe·ru·bah·an, alih-alih ber·u·bah/per·u·bah·an):
Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...
  • beberapa kata dasar yang dimulai dengan "tel..." salah diberi imbuhan "ter-"+"l..."
Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...
  • Kata benda dengan kata kerja:
Informasi lebih lanjut Kata benda, Kata kerja ...

c dan s

  • kata dasar berawalan "c" dan "s":
Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...
  • "Pencucian" dari kata dasar "cuci" sedangkan "Penyucian" dari kata dasar "suci"

m dan p

  • kata dasar "mungkir" (dipengaruhi turunan "memungkiri" sehingga disangka kata dasarnya "pungkir")
Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...

n dan t

  • kata dasar berawalan "t" yang luluh jika diberi imbuhan me-
Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...
  • tongkrong — nongkrong[16]

ber-/ter- diikuti suku kata berakhiran -er

  • beternak - berternak
  • beterbangan - berterbangan
  • beserta - berserta
  • beperkara - berperkara
  • bepergian - berpergian
  • bekerja - berkerja
  • beberapa - berberapa
  • tebersit - terbersit
  • tepercaya - tepercaya
  • teperdaya - terperdaya
  • tepercik - terpercik
  • tepergok - terpergok
Remove ads

Huruf kapital

Informasi lebih lanjut Baku, Tidak baku ...

Ditambah satu huruf

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

Tanda hamzah

Tanda hamzah digunakan untuk memisahkan pelafalan yang berbeda dari kaidah pada umumnya. Misalnya kata "Jumat" menurut pelafalan bahasa Indonesia dieja Ju·mat, namun karena merupakan kata serapan, maka ejaannya mengikuti ejaan aslinya, yaitu Jum·at. Tanda hamzah atau tanda hambat glotal dalam ortografi bahasa Arab melambangkan bunyi hambat glotal tersebut, demikian juga dengan huruf vokal ganda di tengah-tengah kata seperti "ma·af" dan "ta·at", namun pada penulisan bahasa Indonesia modern sudah tidak digunakan lagi. Tanda hamzah juga terkadang digunakan untuk menggantikan bunyi 'k' glotal di tengah-tengah kata seperti "la(k)'·nat", "mu(k)'ji·zat", dan "ni(k)'·mat"

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Remove ads

Dikurangi satu huruf

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...
Remove ads

Sama namun beda (homofon)

Berikut beberapa pasang kata yang bunyinya sama (homofon) atau hampir sama, namun artinya jauh berbeda. Hati-hati dalam memilih kata-kata berikut:

  • analisis (verba), analitis (adjektiva)
  • hipnosis (=sugesti, nomina), menghipnosis (verba), hipnotis (adjektiva)
  • ialah (=ia adalah), adalah (=yaitu)
  • pernyataan (=menyatakan sesuatu), pertanyaan (=bertanya sesuatu)
  • sangsi (=ragu-ragu), sanksi (=konsekuensi atas perilaku yang tidak benar, salah)
  • sarat (=penuh), syarat (=kondisi yang harus dipenuhi)
  • tolok (=imbangan), tolak (=dorong) dalam frasa 'tolok ukur'
  • ubah (=mengganti) - mengubah, rubah (=serigala)

Dua bentuk satu makna

  • seludup dan selundup

Bentuk mirip makna berbeda

Bentuk mirip makna berbeda

  • acu (mengacu) – acuh (mengacuhkan)
  • asa (harapan; putus asa) – asah (mengasah pisau)
  • basa (asam basa) – basah (kena air)
  • dakwa – dakwah
  • gaji – gajih (lemak)
  • kontan – konstan
  • massa – masa (waktu)
  • mega (awan) – megah
  • menentang - menantang
  • menjaring (jaring) – menyaring (saring)
  • menyucikan (suci) – mencucikan (cuci)
  • papasan – pampasan
  • peri – perih
  • sah – syah (raja)
  • sarat – syarat
  • tua – tuah (bertuah)
  • tunjuk – unjuk
  • mengaji, pengajian – mengkaji, pengkajian
  • sendawa (bahan kimia kalium nitrat atau KNO3) – serdawa (bunyi yg keluar dr kerongkongan)
  • beruang – ber-uang
  • beri-kan – ber-ikan
  • kemeja hijau – ke meja hijau
  • digulai (gulai) – digula-i (gula)
  • mimpikan (=mengalami dalam mimpi) - impikan (=dambakan)
  • orang tua (=orang sudah tua) - orangtua (ayah-ibu)
  • keluar (kata kerja) - ke luar (kata keterangan)

Anomali / belum dikategorikan

Informasi lebih lanjut Benar, Salah ...

*Dari bahasa Inggris: ballpoint

Lihat pula

Catatan kaki

  1. Pengecualian silakan dilihat di WP:SUMATRA dan WP:SUMATERA

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads