Loading AI tools
klub sepak bola di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Arema Football Club (atau biasa disebut sebagai Arema FC, atau hanya Arema saja) adalah sebuah klub sepak bola profesional Indonesia yang berbasis di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Klub ini berkompetisi di Liga 1 yang merupakan kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Klub ini juga dikenal dengan julukan Singo Edan (bahasa Jawa: Singa Gila).
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Nama lengkap | Arema Football Club | ||
---|---|---|---|
Julukan | Singo Edan (Singa Gila) | ||
Nama singkat |
| ||
Berdiri | 11 Agustus 1987 | ||
Stadion | Stadion Kanjuruhan (Kapasitas: 38,000) | ||
Pemilik | PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia | ||
Manajer | Wiebie Dwi Andriyas | ||
Pelatih | Joel Cornelli | ||
Liga | Liga 1 | ||
2023–24 | Liga 1, Peringkat 15 dari 18 | ||
Situs web | Situs web resmi klub | ||
| |||
Musim ini |
Tim utama |
Tim putri |
Akademi Arema |
Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987 sebagai Arema Malang. Pada tahun 2009, Arema berganti nama menjadi Arema Indonesia.[1] Tahun 2012, Arema Indonesia diakusisi oleh Grup Bakrie. Saat itu, Bakrie menjual klub mereka, Pelita Jaya dan berubah menjadi Pelita Bandung Raya sehingga membatalkan rencana merger antar kedua tim.[2][3] Pada tahun 2013, Arema Indonesia berganti nama menjadi Arema Cronus setelah diakuisisi oleh Grup Bakrie.[4] Pada tahun 2017, nama Arema Cronus berubah menjadi Arema FC hingga sekarang.[5]
Selama berlaga di Liga 1, Arema bermarkas di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang dan Stadion Gajayana, Kota Malang. Arema adalah tim sekota dari Arema Indonesia, Persema Malang, Persekam Metro, NZR Sumbersari, Malang United dan Singhasari FC
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis dalam Kitab Negarakertagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.
Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek Malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.
Arema Football Club (Persatuan Sepak Bola Arema, nama resminya) lahir pada 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi Arek Malang. Stadion Gajayana – home base klub pemerintah itu – selalu disesaki penonton. Di mana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78 bersama Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepak bola, SIWO PWI Malang mengusulkan diadakannya seminar untuk melihat "Sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Ide itu disetujui. Dari situlah SIWO, yang saat itu diurus oleh Drs. Heruyogi (Ketua) dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang". Nara sumber yang dihadirkan antara lain; Bapak Acub Zainal (Administratur Galatama), Ketua Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, dan Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka oleh Bapak Wali kota Malang Tom Uripan (Alm). Hasil seminar tersebut merekomendasikan bahwa: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatama yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Bpk. Derek, pemilih klub lokal Armada '86. Sampai nama klub ini pun awalnya adalah Aremada, yaitu gabungan dari Armada dan Arema. Sedangkan Arema sudah merupakan nama komunitas warga Malang. Namun beberapa bulan kemudian nama Aremada diganti menjadi Arema '86. Sayang, upaya Pak Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terhimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 untuk tetap survive. Setelah diambil-alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi PS. Arema Malang dan ditetapkan pula sebagai klub peserta Galatama. PS. Arema Malang diresmikan berdirinya pada 11 Agustus 1987 sesuai akta notaris Pramu Haryono SH No 58. Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus.
Karena berdirinya pada bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. Maksudnya, bulan Agustus itu sesuai horoscope identik dengan Zodiac Leo atau Singo.
Di awal keikutsertaan Arema di Kompetisi Galatama, gerilya mencari pemain dilakukan satu bulan sebelum Arema resmi didirikan. Pemain-pemain yang direkrut pada athap pertama itu antara lain Maryanto (ex Persema), Jonathan (klub Satria Malang), Kusnadi Kamaludin (Armada), Mahdi Haris (Arseto), Jamrawi dan Yohanes Geohera (Mitra Surabaya), sampai kiper Dony Latupeirisa yang kala itu tengah menjalani skorsing PSSI. Pelatih sekualitas Sinyo Aliandoe juga bergabung. Kemudian muncul sebuah kendala yaitu mess pemain. Tetapi beruntung, Bandara Abdul Rachman Saleh membantu dan menyediakan barak prajurit Paskhas TNI AU untuk tempat menampung pemain. Selain barak, lapangan Pagas Abdurrahman Saleh juga dijadikan tempat berlatih. Praktis Maryanto Dkk ditampung di barak. TNI-AU memberikan andil besar pada berdirinya Arema.
Lagi-lagi kendala masalah dana, masalah utama yang kelak terus membelit Arema. Sepulang dari Jakarta, Acub Zaenal sepakat menjadi penyandang dana. Prestasi Arema bisa dibilang pasang surut, walaupun tak pernah menghuni papan bawah klasemen. Di setiap musim kompetisi Galatama, Arema tak pernah konstan di jajaran papan atas klasemen. Kendati demikian pada tahun 1992 Arema berhasil menjuarai kompetisi Galatama. saat itu penggawa pemainnya antara lain Aji Santoso, Mecky Tata, Singgih Pitono, Jamrawi, Jonathan, dengan pelatih M Basri, pelatih Timnas PSSI. Klub Arema mampu mewujudkan mimpi masyarakat Kota Malang menjadi juara kompetisi elit di Indonesia.
Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema tercatat sudah tujuh kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/1997) dan enam kali masuk 8 besar (1999/2000, 2001, 2002, 2005, 2006 dan 2007). Walaupun berprestasi lumayan, Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim, manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut kemudian membuat pengelolaan Arema diserahkan ke Bentoel (PT Bentoel Internasional Tbk) pada pertengahan musim kompetisi 2003. Namun pada akhirnya Arema degradasi ke Divisi I. Sejak dibenahi oleh PT Bentoel, prestasi Arema berhasil naik kembali; menjuarai Divisi 1 tahun 2004, kemudian juara Copa Indonesia tahun 2005 dan 2006, Arema U-18 juara Piala Soeratin tahun 2007. Tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapat penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim dan Pelatih terbaik.
Pada Kompetisi Liga Super Indonesia ke-1 2008-2009 Arema berada di urutan ke-10. Dua bulan Setelah kompetisi usai, tepatnya 3 Agustus 2009 di Hotel Santika Malang pemilik klub Arema, PT Bentoel Investama, Tbk melepas Arema ke kumpulan orang-orang peduli terhadap Arema (konsorsium).[6] Pelepasan Arema ini adalah dampak dari penjualan saham mayoritas yang dimiliki PT Bentoel ke British American Tobacco (BAT). Sebelum itu sempat ada wacana untuk menggabungkan Arema dengan Persema Malang, namun Aremania tidak menyetujui wacana tersebut.
Pada musim kompetisi 2009/2010,Arema yang ditukangi oleh Robert Rene Alberts berhasil meraih gelar Juara Liga Super Indonesia dan Runner-up Piala Indonesia.
Arema sempat beberapa kali berganti nama:
Secara tradisional warna utama Arema FC berwarna Biru dan Merah. Sedangkan untuk seragam tandang didominasi warna merah. Sementara alternatif menggunakan warna putih.[7]
Secara hukum pemilik Arema adalah Yayasan Arema. Berdasarkan pengesahan SK Menkumham No. AHU-AH.01.06-317 pada tanggal 9 Mei 2012 atas akta Yayasan Arema yang dibuat oleh Notaris Nurul Rahadianti disebutkan bahwa pengurus Yayasan Arema adalah
Pada saat Arema dikelola oleh Bentoel, Badan Hukum yang digunakan adalah PT Arema Indonesia. Badan Hukum tersebut tetap digunakan oleh Yayasan Arema setelah Bentoel mengembalikan Arema kepada Yayasan pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Pada saat dikembalikan kepada Yayasan pada tahun 2009 tersebut, susunan Pemegang saham PT Arema Indonesia adalah Yayasan Arema sebesar 13 lembar saham (93%, mayoritas) dan Lucky Andriandana Zainal sebesar satu lembar saham (7%), yang diberikan sebagai penghormatan kepada beliau sebagai pendiri Arema.
Sejak 2015 Iwan Budianto membentuk badan hukum baru sebagai pengelola Arema FC akibat dari adanya larangan menggunakan PT Arema Indonesia dari Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) karena Arema FC bukan di bawah naungan PT Arema Indonesia lagi. Badan Hukum baru yang digunakan dan didaftarkan oleh Arema sejak 2015 adalah PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI).
Kelompok pendukung Arema bernama Aremania dan memiliki beberapa sub-grup yang menempati berbagai tribun di stadion. Terlepas dari identitas sub-grup tiap pendukung, mereka tetap disebut sebagai Aremania. Setelah Liga Indonesia berlangsung pada 1997, Aremania mulai mendapatkan reputasi di Indonesia secara agresif.[8]
Sejak hadir di dunia sepak bola nasional, Arema telah menjadi kebanggan dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa..[9]
Rival utama Arema adalah tim dari ibu kota Provinsi Jawa Timur, Persebaya Surabaya, dengan pendukung mereka yang bernama Bonek. Pertandingan yang mempertemukan kedua tim ini disebut sebagai Derbi Super Jawa Timur dan kerap terjadi kerusuhan.[10][11] Tendensi rivalitas yang terjadi lebih kepada gengsi antar kota kedua tim, Malang dan Surabaya. Sebelum Perserikatan dan Galatama disatukan dan Arema masih berkompetisi di Galatama, Arema bersaing ketat dengan NIAC Mitra Surabaya.[12]
Daftar Pemain Arema FC di Liga 1 Indonesia Musim 2024/2025
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
No. | Pos | Pemain | Klub asal | Fee | Tanggal |
---|---|---|---|---|---|
67 | MF | Shulton Fajar | Persis Surakarta | Free | 3 Juli 2024 |
5 | DF | Thales Lira | PSS Sleman | Free | 1 Juli 2024 |
23 | DF | Anwar Rifai | Madura United | Free | 1 Juli 2024 |
96 | DF | Iksan Lestaluhu | Madura United | Free | 1 Juli 2024 |
95 | GK | Andrian Casvari | Madura United | Free | 1 Juli 2024 |
30 | FW | Salim Tuharea | Madura United | Free | 1 Juli 2024 |
94 | FW | Dalberto | Madura United | Free | 17 Juli 2024 |
31 | GK | Lucas Frigeri | Madura United | Free | 6 Juli 2024 |
72 | DF | Bayu Setiawan | PSS Sleman | Free | 1 Juli 2024 |
16 | MF | Daffa Fahish | Persikalis | Free | 1 Juli 2024 |
19 | DF | Achmad Syarif | Persija | Free | 1 Juli 2024 |
10 | MF | Wilian Marcilio | Naxxar Lions FC | Free | 1 Juli 2024 |
20 | DF | Choi Bo-kyeong | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
32 | MF | Pablo Oliveira | Sampaio Corrêa FC | Free | 13 Agustus 2024 |
Pos | Pemain | Klub Tujuan | Fee | Tanggal |
---|---|---|---|---|
DF | Rizky Dwi Febrianto | Persis Surakarta | Free | 1 Juli 2024 |
MF | Evan Dimas | Persik | Free | 1 Juli 2024 |
DF | Bagas Adi | Bali United | Free | 1 Juli 2024 |
MF | Rendra Teddy | PSIM Yogyakarta | Free | 3 Juli 2024 |
DF | Asyraq Gufron | PSIM Yogyakarta | Free | 1 Juli 2024 |
FW | Gufroni Al Maruf | PSKC Cimahi | Free | 6 Agustus 2024 |
Df | Achmad Figo | PSS Sleman | Free | 31 Juli 2024 |
FW | Samsudin | Persikota | Free | 4 Agustus 2024 |
DF | Hamdi Sula | Persekat | Free | 28 Juli 2024 |
DF | Ikhfanul Alam | Persiku | Free | 12 Agustus 2024 |
FW | Gustavo Almeida | Persija | ? | 1 Juli 2024 |
DF | Charles Almeida | Volta Redonda | ? | 11 Juli 2024 |
GK | Teguh Amiruddin | Semen Padang | Free | 1 Juli 2024 |
MF | Ariel Lucero | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
GK | Julian Schwarzer | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
GK | Adixi Lenzivio | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
MF | Iman Budi Hernandi | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
FW | Greg Nwokolo | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
MF | Ahmad Bustomi | Free Agent | - | 1 Juli 2024 |
No. | Pos | Pemain | Klub Tujuan | Tanggal Akhir Pinjaman |
---|---|---|---|---|
- | MF | Kevin Armedyah | Persekat | 30 Juni 2025 |
Musim | Liga | Piala Indonesia | Kompetisi AFC | Top skor | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Divisi | Pld | M | D | K | GF | GA | Pts | Pos | Nama | Gol | ||||
1987-88 | Galatama | 26 | 10 | 10 | 6 | 33 | 20 | 40 | 6 | — | — | — | — | — |
1988-89 | Galatama | 34 | 14 | 8 | 12 | 33 | 32 | 36 | 8 | — | — | — | Mecky Tata | 18 |
1990 | Galatama | 34 | 15 | 11 | 8 | 31 | 26 | 41 | 4 | 8 besar | — | — | — | — |
1990-92 | Galatama | 37 | 18 | 11 | 8 | 54 | 29 | 47 | 4 | 2 | — | — | Singgih Pitono | 21 |
1992-93 | Galatama | 32 | 18 | 9 | 5 | 53 | 22 | 45 | 1 | — | — | — | Singgih Pitono | 16 |
1993-94 | Galatama (Divisi Timur) | 28 | 5 | 17 | 6 | 19 | 23 | 27 | 6 | — | — | — | — | — |
1994-95 | Divisi Utama (Divisi Timur) | 16 | 7 | 4 | 5 | 21 | 21 | 25 | 7 | — | — | — | Singgih Pitono | 14 |
1995–96 | Divisi Utama (Divisi Timur) | 30 | 8 | 11 | 11 | 19 | 25 | 35 | 12 | — | — | — | — | — |
1996-97 | Divisi Utama (Barat) | 20 | 10 | 5 | 5 | 26 | 20 | 35 | 3 | — | — | — | N/A | N/A |
Divisi Utama (2S Group C) | 3 | 1 | 0 | 2 | 4 | 5 | 3 | 3 | ||||||
1997-98 | Divisi Utama (Divisi Timur) | 14 | 4 | 6 | 4 | 9 | 9 | 18 | Liga Berhenti | — | — | — | Pacho Rubio | 3 |
1998–99 | Divisi Utama (Divisi Tengah Grup C) | 10 | 4 | 3 | 3 | 10 | 6 | 15 | 3 | — | — | — | Charis Yulianto | 3 |
1999-00 | Divisi Utama (Divisi Timur) | 26 | 14 | 5 | 7 | 31 | 18 | 47 | 2 | — | — | — | Rodrigo Araya | 7 |
Divisi Utama (2S Group B) | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 5 | 4 | 3 | ||||||
2001 | Divisi Utama (Divisi Timur) | 25 | 14 | 4 | 7 | 29 | 23 | 46 | 3 | — | — | — | Ahmad Junaedi | 14 |
Divisi Utama (2S Group B) | 3 | 0 | 0 | 3 | 2 | 9 | 0 | 4 | ||||||
2002 | Divisi Utama (Divisi Barat) | 22 | 11 | 5 | 6 | 31 | 25 | 38 | 2 | — | — | — | Johan Prasetyo | 13 |
Divisi Utama (2S Group K) | 3 | 1 | 0 | 2 | 1 | 4 | 3 | 4 | ||||||
2003 | Divisi Utama | 38 | 11 | 11 | 16 | 38 | 39 | 44 | 17 | — | — | — | Charles Horik | 13 |
2004 | Divisi 1[pranala nonaktif permanen] (Wilayah Timur) | 22 | 16 | 3 | 3 | 37 | 8 | 51 | 1 | — | — | — | Junior Lima | 13 |
2005 | Divisi Utama (Divisi Barat) | 26 | 13 | 7 | 6 | 42 | 40 | 46 | 2 | 1 | — | — | Emaleu Serge | 28 |
Divisi Utama (2S Group Timur) | 3 | 0 | 1 | 2 | 1 | 3 | 1 | 4 | ||||||
2006 | Divisi Utama (Divisi Barat) | 26 | 13 | 8 | 5 | 39 | 17 | 47 | 1 | 1 | — | — | Emaleu Serge | 19 |
Divisi Utama (2S Wilayah Barat) | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 2 | 3 | 3 | ||||||
2007 | Divisi Utama (Divisi Barat) | 34 | 15 | 12 | 7 | 45 | 28 | 57 | 4 | — | Liga Champions AFC | Babak Grup | Émile Mbamba | 13 |
Divisi Utama (2S Wilayah Barat) | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 4 | 4 | 3 | ||||||
2008-09 | Liga Super | 34 | 13 | 8 | 13 | 40 | 42 | 47 | 10 | — | — | — | Emaleu Serge | 6 |
2009-10 | Liga Super | 34 | 23 | 4 | 7 | 57 | 22 | 73 | 1 | 2 | — | — | Noh Alam Shah | 16 |
2010-2011 | Liga Super | 28 | 15 | 7 | 6 | 52 | 25 | 52 | 2 | — | Liga Champions AFC | Babak grup | Noh Alam Shah | 9 |
2011-12 | Liga Super | 34 | 10 | 8 | 16 | 45 | 51 | 38 | 12 | — | Piala AFC | Perempat final | Marcio Souza | 7 |
2013 | Liga Super | 34 | 21 | 6 | 7 | 70 | 33 | 69 | 2 | — | — | — | Cristian Gonzáles | 19 |
2014 | Liga Super (Wilayah Barat) | 20 | 14 | 4 | 2 | 49 | 13 | 46 | 1 | — | Piala AFC | 16 besar | Gustavo López | 7 |
Liga Super (Grup I) | 6 | 3 | 2 | 1 | 14 | 7 | 11 | 2 | ||||||
Liga Super (KO)4 | 1 | 0 | 0 | 1 | 1 | 3 | 2 | |||||||
2015 | Liga Super5 | |||||||||||||
2016 | ISC A6 | 34 | 18 | 10 | 6 | 46 | 23 | 64 | 2 | — | — | — | Cristian Gonzáles | 15 |
2017 | Liga 1 | 34 | 13 | 10 | 11 | 43 | 44 | 49 | 9 | — | — | — | Cristian Gonzáles | 9 |
2018 | Liga 1 | 34 | 14 | 8 | 12 | 60 | 48 | 40 | 5 | — | — | — | Makan Konaté | 13 |
2019 | Liga 1 | 34 | 13 | 7 | 14 | 59 | 62 | 46 | 9 | 16 Besar | — | — | Makan Konaté | 16 |
2020 | Liga 17 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 4 | 3 | Liga Berhenti | — | — | — | KH Yudo | 2 |
2021–22 | Liga 1 | 34 | 19 | 9 | 6 | 48 | 27 | 65 | 4 | — | — | — | Carlos Fortes | 20 |
2022–23 | Liga 1 | Masih berlangsung |
Juara Juara kedua Juara ketiga Promosi Degradasi
Note:
^1 Putra Samarinda mundur; Semua pertaingan mereka dari babak kedua kejuaraan dibatalkan.
^2 Semua tim dalam grup ini masing-masing bermain 12 game, namun hasil yang tersisa tidak diketahui. Putra Samarinda lolos ke tahap kedua.
^3 Hasil yang tersisa tidak diketahui. Persisam Putra Samarinda tidak lolos ke tempat final maupun play-off ketiga. Tapi mereka dipromosikan.
^4 Putaran Knockout hanya statistik, tidak menghitung poinnya.
^5 Kompetisi dihentikan.
^6 Indonesia Soccer Championship A merupakan kompetisi tidak resmi menggantikan Indonesia Super League yang sempat ditangguhkan.
^7 Liga 1 2020-21 dihentikan karena terjadi pandemi Covid-19
|
|
|
Musim | Kompetisi | Babak | Klub | Kandang | Tandang | |
---|---|---|---|---|---|---|
1993–94 | Asian Club Championship | Babak penyisihan | Quảng Nam Đà Nẵng | 1–0 | 2–1 | |
Babak pertama | Thai Farmers Bank | 2–2 | 1–4 | |||
2007 | AFC Champions League | Group | Kawasaki Frontale | 1–3 | 0–3 | |
Grup | Chunnam Dragons | 0–1 | 0–2 | |||
Grup | Bangkok University | 1–0 | 0–0 | |||
2011 | AFC Champions League | Grup | Cerezo Osaka | 0–4 | 1–2 | |
Grup | Jeonbuk Hyundai Motors | 0–4 | 0–6 | |||
Grup | Shandong Luneng | 1–1 | 0–5 | |||
2012 | AFC Cup | Grup | Ayeyawady United | 1–1 | 3–0 | |
Grup | Navibank Saigon | 6–2 | 1–3 | |||
Grup | Kelantan | 1–3 | 0–3 | |||
Babak 16 Besar | Kitchee | – | 2–0 | |||
Perempat final | Ettifaq | 0–2 | 0–2 | |||
2014 | AFC Cup | Grup | Selangor FA | 1–0 | 1–1 | |
Grup | Hanoi T&T | 1–3 | 1–2 | |||
Grup | Maziya | 3–2 | 3–1 | |||
Babak 16 Besar | Kitchee | 0-2 | ||||
Nama | Kebangsaan | Tahun |
---|---|---|
Sinyo Aliandoe (Alm) | 1987-1989 | |
Andi M. Teguh (Alm) | 1989-1992 | |
M Basri | 1992-1993, 2000 | |
Gusnul Yakin | 1993-94, 1995-96, 1997-98, 2003, 2008-09 | |
Halilintar Gunawan | 1994-1995 | |
Suharno (Alm) | 1996-97 | |
Hamid Asnan (Alm) | 1998 | |
Winarto | 1998-1999 | |
Daniel Roekito | 2001-2002 | |
Terry Wetton | 2003 | |
Henk Wullems (RIP) | 2003 | |
Benny Dollo (RIP) | 2004 - 2006 | |
Miroslav Janů (Alm) | 2006 - 2007 | |
Bambang Nurdiansyah | 2008 (5 bulan) | |
Robert Rene Alberts | 2009 - 2010 | |
Miroslav Janů (Alm) | 2006-07, 2010-11 | |
Milomir Šešlija (IPL) | 2011-2012 (2 bulan) | |
Dejan Antonić (IPL) | 2011-2012 (5 bulan) | |
Wolfgang Pikal (ISL) | 2011 | |
Joko Susilo (ISL) | 2011 | |
Suharno (Alm) (ISL) | 2012 | |
Rahmad Darmawan | 2012 - 2013 | |
Suharno (Alm) | 2013 - 2015 | |
Joko Susilo | 2015 - 2017 | |
Milomir Šešlija | 2016 - 2017 | |
Aji Santoso | 2017 | |
Joko Susilo[17] | 2017 - 2018 | |
Milan Petrovic[18] | 2018 | |
Milomir Šešlija | 2019 | |
Mario Gómez | 2020 | |
Carlos Oliviera | 2020 | |
Eduardo Almeida | 2021-2022 | |
Javier Roca | 2022-2023 | |
Joko Susilo | 2023 | |
Fernando Valente | 2023–2024 | |
Widodo Cahyono Putro | 2023–2024 | |
Joel Cornelli | 2024- | |
|
|
|
|
Berikut ini adalah daftar sponsor terkini:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.