Loading AI tools
tokoh uskup Yerusalem berkebangsaan Yahudi pada zaman Gereja Purba Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Menurut Perjanjian Baru, Yakobus Sadik (bahasa Ibrani: יעקב הצדיק, Ya'kov Hatsadik; bahasa Yunani: Ἰάκωβος ο Δίκαιος, Yakobos ho Dikayos; bahasa Latin: Iacobus Iustus) atau Yakobus saudara Tuhan adalah salah seorang "saudara Yesus". Ia juga adalah salah seorang pemimpin terdahulu jemaat Yerusalem pada zaman Apostolik, dan diyakini gugur sebagai martir pada tahun 62 atau 69 M akibat dirajam orang-orang Farisi atas perintah Imam Besar Hanan bin Hanan.
Yakobus Sadik | |
---|---|
Rasul[1] dan Martir, Adelfoteos | |
Lahir | Awal abad pertama |
Meninggal | Tahun 69 M[2] atau 62 M[3][4] Yerusalem |
Kanonisasi | Prakongregasi |
Pesta | Setiap tanggal 3 Mei (Katolik), 1 Mei (Anglikan), 23 Oktober (Lutheran), 26 Desember (Ortodoks Timur) |
Atribut | Martir Merah, tongkat penggilas cucian, pria membawa buku |
Kontroversi | Ada berbagai pendapat mengenai hakikat kekerabatan Yakobus dengan Yesus.[lower-alpha 1] |
Gereja Katolik dan Ortodoks mengajarkan bahwa Yakobus dan beberapa orang lain yang disebutkan namanya di dalam Perjanjian Baru adalah "saudara-saudara"[Keterangan 1] Yesus, tetapi bukan anak-anak kandung Maria, melainkan kemungkinan besar adalah saudara-saudara sepupu[7] atau saudara-saudara tiri Yesus, anak Yosef dari perkawinan terdahulu, sebagaimana diriwayatkan di dalam Injil Yakobus.[8][Keterangan 2]
Menurut tradisi Gereja Katolik, Yakobus Sadik adalah orang yang sama dengan Yakobus bin Alfeus maupun Yakobus Muda.[12] Banyak pihak sepakat bahwa ia bukan Yakobus bin Zebedeus alias Yakobus Tua.[1]
Esebius mencatat sebuah riwayat yang dirawikan Klemens dari Aleksandria, bahwasanya "Yakobus inilah, yang oleh orang-orang dulu dijuluki Sadik lantaran budi pekertinya yang luhur, adalah orang pertama, sebagaimana kita ketahui dari catatan, yang terpilih menduduki takhta uskup jemaat Yerusalem."[13][14][15] Sebutan lain bagi dirinya adalah "Yakobus saudara Tuhan, berjulukan Sadik,"[16] dan "Yakobus orang benar".
Umat Kristen Timur kadang-kadang menyebutnya "Yakobus Adelfoteos" (bahasa Yunani: Ἰάκωβος ὁ Ἀδελφόθεος, Yakobos ho Adelfoteos), Yakobus saudara Tuhan. Tata ibadat Kristen tertua yang terlestarikan sampai sekarang, yakni Liturgi Santo Yakobus, menggunakan sebutan ini.[17]
Gereja Yerusalem adalah jemaat Kristen Purba yang berlokasi di Yerusalem, dipimpin Yakobus dan Petrus. Menurut tradisi yang berterima umum, uskup pertamanya adalah Rasul Yakobus Muda, "saudara Tuhan". Pernyataan Paulus di dalam Galatia 1:19 menyiratkan bahwa Yakobus menetap dan berkarya di Yerusalem. Menurut Esebius, ia ditetapkan menjadi uskup oleh Petrus, Yakobus Tua, dan Yohanes.[18]
Menurut Esebius, jemaat Yerusalem mengungsi ke Pela ketika Yerusalem digempur Panglima Titus pada tahun 70, dan kembali ke Yerusalem seusai perang. Jemaat Yerusalem silih berganti dipimpin uskup-uskup berkebangsaan Yahudi sampai pemberontakan Bar Koba meletus pada tahun 130. Sesudah Yerusalem diluluhlantakkan untuk kedua kalinya dan dibangun ulang menjadi kota Elia Kapitolina, jemaat Yerusalem dipimpin uskup-uskup berkebangsaan Yunani.[19]
Yakobus Sadik "sedari dulu bersama Petrus memimpin jemaat di Yerusalem, dan semenjak Petrus meninggalkan Yerusalem lantaran Herodes Agripa mengincar nyawanya, Yakobus tampil menjadi pemangku kewenangan utama yang memimpin persidangan Konsili Yerusalem."[20]
Surat-surat Paulus dan bab-bab terakhir Kisah Para Rasul mencitrakan Yakobus sebagai salah seorang tokoh penting jemaat Kristen Yahudi di Yerusalem. Saat Paulus tiba di kota itu dalam rangka mengantarkan uang sumbangan, Yakobuslah yang ia temui. Yakobus pula yang mendesaknya untuk melaksanakan upacara pentahiran diri di Bait Allah demi membuktikan keteguhan akidahnya dan mematahkan desas-desus bahwa ia mengajarkan pembangkangan terhadap Taurat (Kisah Para Rasul 21:18). Saat mengilas balik kunjungannya ke Yerusalem (Galatia 1:18–19), Paulus mengungkapkan bahwa ia tinggal bersama Kefas (Petrus), dan Yakobus saudara Tuhan adalah satu-satunya rasul selain Kefas yang ia jumpai.
Paulus menyebut Yakobus sebagai salah seorang yang kepadanya Kristus menampakkan diri sesudah bangkit (1 Korintus 15:3–8). Di dalam Galatia 2:9, Paulus menyebut Yakobus, Kefas, dan Yohanes Rasul sebagai "sokoguru jemaat".[21]
Di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia (Galatia 2:12), Paulus menyifatkan ketiga sokoguru tersebut sebagai orang-orang yang akan melayani "golongan bersunat" (orang-orang yang terlahir Yahudi dan yang masuk Yahudi) di Yerusalem, sementara Paulus dan kawan-kawan akan melayani "golongan tak bersunat" (orang-orang non-Yahudi),[22][Keterangan 3] mengacu kepada mufakat yang tercapai seusai pembahasan pokok-pokok keprihatinan umat Kristen Antiokhia. Jemaat Antiokhia ingin memastikan wajib tidaknya umat Kristen non-Yahudi disunat demi beroleh keselamatan, sehingga mengutus Paulus dan Barnabas untuk membicarakannya dengan jemaat di Yerusalem. Yakobus memainkan peran yang menonjol dalam perumusan keputusan Konsili Yerusalem. Dialah orang terakhir yang menyuarakan pendapat, sesudah Petrus, Paulus, dan Barnabas berbicara. Yakobus menyampaikan amanat yang ia sebut "keputusan kami" (Kisah Para Rasul 15:13–21). Makna kata Yunani yang diterjemahkan menjadi "keputusan" tersebut lebih mendekati makna kata "fatwa".[23] Yakobus sependapat dengan mereka semua untuk tidak mewajibkan sunat (sebelumnya Petrus sudah mengumumkan wahyu yang ia terima dari Allah sehubungan dengan orang-orang non-Yahudi) dan menganjurkan pantangan makan darah, makan daging kurban untuk berhala, dan percabulan. Fatwanya menjadi ketetapan Konsili Yerusalem, disetujui semua rasul dan penatua, dan diumumkan kepada jemaat-jemaat lain melalui surat.
Encyclopædia Britannica menerangkan bahwa "Yakobus saudara Tuhan adalah salah seorang rasul Kristen, menurut Santo Paulus, kendati bukan salah seorang dari kedua belas rasul mula-mula."[1] Menurut teolog Protestan Philip Schaff, tampaknya Yakobus Sadik menggantikan Yakobus bin Zebedeus yang gugur sebagai martir sekitar tahun 44 M.[17]
Sejarawan-sejarawan modern yang mempelajari hal ihwal jemaat-jemaat Kristen Purba cenderung menggolongkan Yakobus Sadik ke dalam kubu tradisi Kristen Yahudi. Jika Paulus mementingkan iman di atas ketaatan terhadap syariat Musa, maka diduga Yakobus Sadik berpendirian sebaliknya.[Keterangan 4]
Menurut Schaff, Yakobus Sadik adalah pemimpin pribumi dari jemaat tertua, dan pemimpin golongan Kristen Yahudi yang paling konservatif.[17] Menurut James D. G. Dunn, Petrus adalah "penengah" yang menjembatani dua "sosok pemimpin terkemuka", yakni Paulus dan Yakobus Sadik.[24]
Selain segelitir rujukan di dalam Injil-Injil sinoptis, sumber-sumber utama riwayat hidup Yakobus Sadik adalah surat-surat Paulus, Kisah Para Rasul, karya tulis Yosefus, karya tulis Esebius, dan karya tulis Hieronimus, yang juga mengutip karya-karya tulis Kristen Purba dari Hegesipus dan Epifanius.[25] Yakobus tidak disebut-sebut di dalam Injil Yohanes maupun bagian awal Kisah Para Rasul. Namanya memang tercantum di dalam Injil-Injil sinoptis, tetapi tanpa disertai informasi lebih lanjut.
Nama Yakobus menempati urutan pertama di dalam daftar tujuh puluh murid versi Pseudo-Hipolitus dari Roma,[26] Doroteus dari Tirus, Chronicon Paschale, dan Demetrius dari Rostow. Meskipun demikian, beberapa sumber semisal Catholic Encyclopedia[27] mengatakan "sayang sekali daftar-daftar tersebut tidak ada nilainya".
Di dalam karya tulisnya, Purbakala Yahudi (Buku 20, Bab 9, Ayat 1), Yosefus meriwayatkan perajaman "Yakobus saudara Yesus" atas perintah Hanan bin Hanan, salah seorang imam besar yang menjabat pada zaman kulawangsa Herodes.[28][29]
Hanan, yang memegang jabatan imam besar, sebagaimana sudah saya sampaikan sebelumnya, adalah orang berwatak nekat lagi tidak bertenggang rasa. Ia juga berasal dari golongan Saduki, golongan yang sangat kaku bilamana menghakimi pelanggar syariat, lebih daripada semua golongan Yahudi lain, sebagaimana sudah kita ketahui. Berangkat dari tabiat semacam inilah Hanan merasa mendapatkan kesempatan jitu (untuk menjalankan kewenangannya). Festus sudah wafat, sementara Albinus masih dalam perjalanan, jadi ia menghimpun majelis hakim, dan kepada mereka ia hadapkan saudara Yesus, yang disebut Kristus, Yakobus namanya, berikut sejumlah orang lain (atau sejumlah kawannya). Sesudah mendakwa mereka sebagai pelanggar syariat, ia menyerahkan mereka untuk dirajam.[30]
Mungkin sekali Yakobus yang dimaksud Yosefus adalah Yakobus yang diyakini sebagai penulis Surat Yakobus.[29][31][32] Terjemahan karya tulis Yosefus ke dalam bahasa-bahasa lain adakalanya mengandung ayat-ayat yang tidak terdapat di dalam naskah-naskah Yunani, sehingga patut dicurigai ada interpolasi, tetapi ayat tentang Yakobus ini terdapat di dalam semua naskah, termasuk naskah-naskah Yunani.[29]
Konteks dari ayat ini adalah jangka waktu sesudah kematian Perkius Festus, dan lawatan ke Aleksandria yang dilakukan Lukius Albinus, Prokurator Yudea dari tahun 62 sampai 64 M.[29] Karena kegiatan lawatan tersebut selambat-lambatnya dituntaskan pada musim panas tahun 62 M, sampai taraf tertentu dapat dipastikan bahwa Yakobus wafat sekitar tahun 62 M.[29][33][28] Hegesipus, pujangga Kristen abad ke-2, juga meninggalkan catatan tentang kematian Yakobus. Meskipun uraian Hegesipus berbeda dari uraian Yosefus, keduanya mengandung unsur-unsur yang sama.[34][35][33]
Hampir semua sarjana modern mengakui keaslian kalimat "saudara Yesus, yang disebut Kristus, Yakobus namanya" (bahasa Yunani: τὸν ἀδελφὸν Ἰησοῦ τοῦ λεγομένου Χριστοῦ, Ἰάκωβος ὄνομα αὐτῷ, ton adelfon Yesou tou legomenou Kristou, Yakobos onoma auto) dan menolak dugaan bahwa uraian tersebut adalah interpolasi Kristen yang ditambahkan belakangan.[36][37][38][39] Selain itu, dibanding riwayat kematian Yakobus menurut Hegesipus, rata-rata sarjana menganggap uraian Yosefus lebih andal dari segi kesejarahan.[34] Beberapa sarjana pun sudah menunjukkan bahwa Yosefus lebih bersimpati kepada Yakobus ketimbang kepada saudaranya.[40]
Perjanjian Baru menyebut-nyebut beberapa orang yang bernama Yakobus. Surat-surat Paulus, yang berasal dari sekitar dasawarsa keenam abad pertama, memuat dua ayat yang menyebut-nyebut seseorang bernama Yakobus. Kisah Para Rasul, yang ditulis antara tahun 60 sampai 150 M,[41] juga memuat uraian peristiwa yang berlangsung sebelum Yerusalem diluluhlantakkan pada tahun 70 M. Tokoh bernama Yakobus muncul tiga kali di dalam kitab ini. Injil-Injil, dengan pertanggalan yang masih diperdebatkan dari sekitar tahun 50 sampai selambat-lambatnya tahun 130 M, memuat uraian peristiwa semasa Yesus berkiprah, dari sekitar tahun 30 sampai 33 M. Sekurang-kurangnya ada dua orang berlainan bernama Yakobus yang muncul di dalam Injil. Alinea pembuka Surat Yudas memuat pengakuan penulisnya sebagai saudara Yakobus.
Surat Yakobus sudah diyakini sebagai buah pena Yakobus Sadik sejak tahun 253,[42][43] tetapi menurut Dan McCartney, para sarjana dewasa ini lazimnya tidak sependapat mengenai jati diri penulisnya.[44]
Paulus mengaku pernah bertemu dengan Yakobus "saudara Tuhan" (bahasa Yunani: τὸν ἀδελφὸν τοῦ κυρίου, ton adelfon tou kuriou) dan belakangan menyebutnya sebagai sokoguru (bahasa Yunani: στύλοι, stiloi) di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia[45] (Galatia 1:18–2:10):
Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus. Di hadapan Allah kutegaskan: apa yang kutuliskan kepadamu ini benar, aku tidak berdusta. Kemudian aku pergi ke daerah-daerah Siria dan Kilikia. ...Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga. ...Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu. Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu - bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka - bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku. Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat - karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat. Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat; hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.[46]
Di dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus (1 Korintus 15:7), Paulus menyebut seseorang bernama Yakobus sebagai orang yang kepadanya Yesus menampakkan diri sesudah bangkit:
Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya.[47]
Nas tersebut juga menggunakan kata "adelfos" (saudara), tetapi bukan dalam arti pertalian darah:
Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal. (1 Korintus 15:6)
Sesudah lolos dari penjara secara ajaib, dan harus meninggalkan Yerusalem agar terhindar dari kezaliman Herodes Agripa, Petrus menyuruh orang mengabari Yakobus:
Tetapi Petrus memberi isyarat dengan tangannya, supaya mereka diam, lalu ia menceritakan bagaimana Tuhan menuntunnya keluar dari penjara. Katanya: "Beritahukanlah hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara kita." Lalu ia keluar dan pergi ke tempat lain. (Kisah Para Rasul 12:17)
Menurut Catholic Encyclopedia, Yakobus yang dimaksud adalah Yakobus saudara Yesus.
Yakobus juga adalah salah seorang pemangku kewenangan Gereja Purba di dalam Konsili Yerusalem (Yakobus mengutip Amos 9:11–12):
Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus: "Hai saudara-saudara, dengarkanlah aku: Simon telah menceriterakan, bahwa sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Hal itu sesuai dengan ucapan-ucapan para nabi seperti yang tertulis: Kemudian Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui dari sejak semula. Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat." (Kisah Para Rasul 15:13–21)
Yakobus ditampilkan sebagai perumus utama Maklumat Rasuli di dalam Kisah Para Rasul bab 15.
Sesudah kisah Konsili Yerusalem, nama Yakobus hanya muncul satu kali lagi di dalam Kisah Para Rasul, yakni di dalam kisah pertemuan dengan Paulus sebelum Paulus ditahan:
Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. Pada keesokan harinya pergilah Paulus bersama-sama dengan kami mengunjungi Yakobus; semua penatua telah hadir di situ. (Kisah Para Rasul 21:17–18)
Injil-Injil sinoptik mengakui keberadaan suatu kelompok inti yang terdiri atas tiga orang murid, yakni Petrus, Yohanes, dan Yakobus. Paulus menyebut tiga tokoh dengan nama-nama yang sama sebagai "sokoguru jemaat" di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia. Menurut dalam daftar murid Yesus di dalam Injil-Injil, ada dua orang murid bernama Yakobus, yaitu Yakobus bin Alfeus dan Yakobus bin Zebedeus:
Yesus memanggil kedua belas muridnya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati dia. (Matius 10:1–4)
Injil Markus dan Injil Matius juga menyebut seseorang bernama Yakobus sebagai saudara Yesus:
Bukankah ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Markus 6:3)
Injil Yohanes tidak menyebut seorang pun tokoh bernama Yakobus, tetapi meriwayatkan bahwa "saudara-saudara" Yesus, tanpa menyebut nama-nama mereka, turut menghadiri acara jamuan kawin di Kana bersama Yesus dan Maria (Yohanes 2:12), dan bahwasanya saudara-saudara Yesus tidak percaya kepadanya (Yohanes 7:5).
Fragmen X karya tulis Papias (ditulis pada abad ke-2) memuat keterangan tentang "Yakobus, uskup dan rasul".[48]
Di dalam buku ke-5 Ulasan Riwayat Gereja, Hegesipus menyebutkan bahwa Yakobus dijadikan Uskup Yerusalem, tetapi tidak menyebut pihak yang mengangkatnya:
Sesudah rasul-rasul, Yakobus saudara Tuhan yang dijuluki Sadik dijadikan kepala Gereja Yerusalem.[16]
Hegesipus (sekitar tahun 110 sampai sekitar tahun 180) menulis Ulasan Riwayat Gereja sebanyak lima jilid buku (sudah hilang, kecuali beberapa bagian dari isinya yang dikutip Esebius). Di dalam risalah Sejarah Gereja (Buku II, 23), Esebius memaparkan gaya hidup zuhud Yakobus dengan mengutip keterangan Hegesipus di dalam buku ke-5 Ulasan Riwayat Gereja:
Yakobus, saudara Tuhan, mengambil alih kepemimpinan Gereja, selaku penerus rasul-rasul. Di mana-mana dia disebut Sadik, sedari masa hidup Tuhan sampai sekarang. Ada banyak orang bernama Yakobus, tetapi yang seorang ini kudus sedari kandungan ibunya. Dia tidak minum anggur maupun minuman-minuman lain yang memabukkan, tidak pula makan daging. Pisau cukur tidak pernah menyentuh kepalanya. Dia tidak meminyaki badan, tidak pula mandi. Dialah satu-satunya orang yang diizinkan memasuki tempat kudus, karena dia tidak mengenakan pakaian dari serat bulu domba, melainkan hanya pakaian dari kain lenan halus. Saya tegaskan, dialah satu-satunya orang yang rajin memasuki Bait Allah, dan dia biasa didapati sedang bertelut, memohon ampunan bagi orang-orang, sampai-sampai kulit lututnya menebal seperti dengkul unta, lantaran terus-menerus berlutut menyembah Allah, dan memohon ampunan bagi orang-orang.[49][50]
Klemens dari Aleksandria (akhir abad ke-2) mengemukakan di dalam buku ke-6 Hipotiposes bahwa Yakobus Sadik dipilih menjadi Uskup Yerusalem oleh Petrus, Yakobus Tua, dan Yohanes:
Karena kata mereka Petrus, Yakobus, dan Yohanes, sesudah kenaikan Juru Selamat kita, sebagaimana yang juga menjadi sikap pilihan Tuhan kita, tidaklah gila hormat, tetapi memilih Yakobus Sadik menjadi Uskup Yerusalem."[51][52][Keterangan 5]
Di dalam buku ke-2 Hipotiposes, Klemens memaparkan riwayat berikut ini:
Sesudah bangkit, Tuhan memberikan pengetahuan (gnōsin) kepada Yakobus Sadik, Yohanes, dan Petrus, dan pengetahuan itu mereka teruskan kepada rasul-rasul selebihnya, dan rasul-rasul selebihnya meneruskannya kepada tujuh puluh murid, salah seorang di antaranya adalah Barnabas.[55]
Menurut Esebius (abad ke-3/ke-4), Yakobus ditetapkan menjadi Uskup Yerusalem oleh rasul-rasul:
Yakobus, saudara Tuhan, yang kepadanya takhta keuskupan di Yerusalem dipercayakan rasul-rasul.[56]
Keterangan yang sama dikemukakan Hieronimus:
Yakobus... sesudah sengsara Tuhan kita... ditahbis rasul-rasul menjadi Uskup Yerusalem..." dan Yakobus inilah yang "memimpin jemaat di Yerusalem selama tiga puluh tahun".[57]
Epifanius Uskup Salamis (abad ke-4) mengemukakan di dalam risalahnya, Panarion (tahun 374-375 M) bahwa "Yakobus, saudara Tuhan, wafat dalam keadaan perjaka saat berumur sembilan puluh enam tahun".[58]
Menurut Hieronimus (abad ke-4), Yakobus, saudara Tuhan, juga adalah salah seorang rasul. Dengan mengutip ayat-ayat Kitab Suci sebagai bukti, Hieronimus memaparkan pandangannya di dalam risalah "Keperawanan Sinambung Maria Yang Terberkati" sebagai berikut:
Patut dicermati pula bahwa saudara Tuhan adalah seorang rasul, karena Paulus berkata «Lalu, tiga tahun kemudian, aku pergi ke Yerusalem untuk mengunjungi Kefas, dan aku menumpang lima belas hari di rumahnya. Tetapi aku tidak melihat seorangpun dari rasul-rasul yang lain, kecuali Yakobus, saudara Tuhan Yesus.» (Galatia 1:18–19) Di dalam surat yang sama Paulus juga berkata «Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat,» (Galatia 2:9)[59]
Sejumlah injil apokrip memberi kesaksian tentang rasa hormat yang orang-orang Yahudi pengikut Yesus terhadap Yakobus. Injil orang Ibrani meneguhkan pernyataan Paulus tentang penampakan diri Yesus pascabangkit kepada Yakobus di dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus.[57] Hieronimus (abad ke-5) mengutip Injil orang Ibrani sebagai berikut:
Lalu Tuhan, sesudah menyerahkan kain-kain yang dipakai mengafani jenazahnya kepada hamba imam, menampakkan diri kepada Yakobus, lantaran Yakobus bersumpah tidak akan makan roti sesudah minum dari cawan Tuhan sampai melihat ia bangkit dari maut. Kemudian Tuhan berkata, 'bawalah kemari meja dan roti.' Kemudian segera ditambahkan, 'ia mengambil roti, mengucap syukur atasnya, memecahnya, dan menyerahkannya kepada Yakobus Sadik seraya berkata, "Saudaraku, makanlah rotimu, karena Anak Manusia sudah bangkit dari maut."' Lalu ia memimpin jemaat di Yerusalem selama tiga puluh tahun, yakni sampai tahun ketujuh masa pemerintahan Nero.[51][Keterangan 6]
Injil Tomas menyatakan bahwa sesudah bangkit, Yesus menetapkan Yakobus sebagai salah seorang pemimpin murid-muridnya:
Kata murid-murid kepada Yesus, 'kami tahu bahwa engkau akan pergi meninggalkan kami. Siapakah yang nanti memimpin kami?' Jawab Yesus kepada mereka, 'di tempat kamu berada, pergilah kepada Yakobus Sadik, yang demi dia langit dan bumi tercipta'.[61][62][63]
Injil Tomas[Keterangan 7] meneguhkan pernyataan Paulus di dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus tentang penampakan diri Yesus pascabangkit kepada Yakobus. Injil Tomas meriwayatkan bahwa murid-murid bertanya kepada Yesus, sesudah kebangkitannya dan sebelum kenaikannya, "kami mafhum engkau akan pergi meninggalkan kami. Siapakah yang nanti memimpin kami?" Jawab Yesus kepada mereka, "dari mana pun kamu datang, kepada Yakobus Sadiklah kamu harus pergi, yang demi dia langit dan bumi sudah tercipta."[64] Epifanius (Panarion 29.4) menyebut Yakobus seorang Nazir.[65]
Karya tulis pseudepigraf Wahyu Pertama kepada Yakobus, yang mencatut nama Yakobus, menyebutkan bahwa Yakobus bukan saudara kandung Yesus, dan menyertakan serpihan keterangan tentang kepergian Yakobus (kemungkinan besar berarti gugur sebagai martir) pada tepi bawah naskah.[66]
Karya tulis pseudepigraf Wahyu Kedua kepada Yakobus menyebutkan bahwa ayah Yakobus bernama Teudas, bukan Yosef, yang ditampilkan sebagai ayah kandung Yakobus.[67]
Apokrifon Yakobus, yang naskah satu-satunya terdapat di dalam Kumpulan Pustaka Nag Hamadi dan mungkin saja ditulis di Mesir pada abad ke-3,[68] merawikan salah satu riwayat penampakan diri Yesus kepada Yakobus dan Petrus yang konon dicatat Yakobus dalam bahasa Ibrani.[69]
Injil Yakobus atau Injil Tufuliyah Yakobus, salah satu karya tulis dari abad ke-2, memuat pernyataan bahwa penulisnya adalah Yakobus[70] dan oleh karena itu isinya layak dipercaya.
Di dalam sepucuk surat pseudepigraf dari abad ke-4 yang dinisbatkan kepada Klemens dari Roma, tokoh yang hidup pada abad pertama,[71] Yakobus disebut sebagai "uskup segala uskup, yang memimpin Yerusalem, Gereja Kudus orang Ibrani, dan semua Gereja di mana-mana".[72]
Nama saudara-saudara Yesus (Yakobus, Yudas, Simon, dan Yoses) disebutkan di dalam Matius 13:55 dan Markus 6:3, dan keterangan mengenai keberadaan mereka juga mengemuka di dalam bagian-bagian lain dari Perjanjian Baru. Kenyataan bahwa nama Yakobus senantiasa menempati urutan pertama di dalam daftar saudara Yesus menyiratkan bahwa dialah yang tertua di antara mereka.[73] Di dalam Purbakala Yahudi (20.9.1), Yosefus menyebut Yakobus sebagai "saudara Yesus yang disebut Kristus".
Tafsir atas frasa "saudara Tuhan" maupun frasa-frasa sejenisnya telah melahirkan dua pandangan yang saling berseberangan, yakni pandangan yang mengatakan bahwa Maria dikaruniai anak-anak lain sesudah melahirkan Yesus (misalnya pandangan sejarawan Charles Freeman)[74] dan pandangan yang mengatakan bahwa Maria senantiasa perawan (pandangan Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur, dan sebagian gereja Protestan, misalnya jemaat-jemaat Anglikan dan beberapa jemaat Lutheran). Satu-satunya doktrin baku Katolik mengenai "saudara-saudara Tuhan" adalah bahwasanya mereka bukan anak-anak kandung Maria,[7] oleh karena itu umat Katolik tidak menganggap mereka sebagai saudara-saudara kandung Yesus.
Sumber-sumber dari waktu berdekatan dengan masa hidup Yakobus menyifatkannya sebagai orang yang "senantiasa perawan" sedari kandungan. Menurut Robert Eisenman, penyifatan ini kemudian hari dialihkan kepada ibunya, Maria.[75]
Beberapa penulis, misalnya R.V. Tasker[76] dan D. Hill,[77] mengemukakan bahwa pernyataan di dalam Matius 1:25 bahwa Yosef "tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki" berarti Yosef dan Maria menjalankan hubungan suami-istri yang lumrah sesudah Yesus lahir, dab bahwasanya Yakobus, Yoses, Yudas, dan Simon, adalah anak-anak kandung Maria dan Yosef, dan oleh karena itu adalah adik-adik kandung Yesus, seibu tetapi lain ayah. Penulis-penulis lain, misalnya K. Beyer, menandaskan bahwa frasa Yunani ἕως οὗ (heos hou, "sampai") di belakang kalimat negasi "kerap sama sekali tidak berimplikasi apa-apa yang bakal terjadi sesudah batas dari 'sampai' tersebut tercapai".[78] Raymond E. Brown juga berpendapat bahwa "konteks langsungnya di sini cenderung mengarah kepada ketiadaan implikasi di kemudian hari, karena Matius semata-mata hendak menekankan keperawanan Maria sebelum bersalin".[78]
Selain itu, Maria, Yosef, dan saudara-saudara Yesus kerap disebut bersama-sama tanpa rujukan kepada seorang pun kerabat lain (Matius 12:46–49, Markus 3:31–34, Markus 6:3, Lukas 8:19–21, Yohanes 2:12, Kisah Para Rasul 1:14), dan saudara-saudara Yesus disebut tanpa alusi kepada orang lain (Yohanes 7:2–5, 1 Korintus 9:5). Sebagai contoh, Matius 13:55–56 menyatakan "bukankah ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibunya bernama Maria dan saudara-saudaranya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? Dan bukankah saudara-saudaranya perempuan semuanya ada bersama kita?" dan Yohanes 7:5 menyatakan "saudara-saudaranya sendiripun tidak percaya kepadanya."
Klemens dari Aleksandria, Tertulianus, dan Helvidius adalah tiga di antara sekian banyak teolog yang beranggapan bahwa Maria memiliki anak-anak selain Yesus.[79][80] Menanggapi pandangan Helvidius, Hieronimus menandaskan di dalam risalahnya, Keperawanan Sinambung Maria Yang Terberkati, bahwa istilah anak sulung dipakai untuk menyebut anak peretas rahim, alih-alih secara definitif menyiratkan keberadaan anak-anak lain.[59] Di dalam riwayat ziarah Maria, Yosef, dan Yesus ke Bait Allah di Yerusalem, Lukas sama sekali tidak menyinggung keberadaan saudara-saudara Yesus.
Sarjana modern Robert Eisenman berkeyakinan bahwa selaku penganut Kekristenan Paulus yang mementingkan bangsa-bangsa non-Yahudi, Lukas sedapat mungkin hendak mengecilkan arti penting keluarga Yesus, sehingga sengaja meniadakan Yakobus dan saudara-saudara Yesus dari Injilnya.[75] Karl Keating mengemukakan bahwa Maria dan Yosef tanpa pikir panjang langsung bergegas kembali ke Yerusalem saat menyadari bahwa Yesus tidak bersama-sama dengan mereka. Mustahil mereka bertindak demikian jika ada anak-anak lain (saudara-saudara Yesus) yang harus diurus.[80]
Menurut Injil Yakobus (injil apokrip dari abad ke-2 yang juga dikenal dengan sebutan Protevangelium Yakobus dan Injil Tufuliyah Yakobus), Yusuf sudah dikaruniai beberapa orang anak saat bertunangan dengan Maria. Dengan demikian, sebagai salah seorang anak Yosef dari istri pertama, Yakobus adalah kakak tiri Yesus.
Di dalam risalahnya yang berjudul Panarion (tahun 374-375 M), Epifanius Uskup Salamis mengemukakan bahwa "...Yakobus (saudara Yesus) adalah anak Yosef dari istri pertamanya, bukan dari Maria..."[81] Ia menambahkan pula bahwa Yosef dikaruniai empat orang anak laki-laki (Yakobus, Yoses, Simeon, dan Yehuda) dan dua orang anak perempuan (Salome dan Maria,[82] atau Salome dan Ana[83]), dan bahwasanya Yakobus adalah anak sulung Yosef. Yakobus dan adik-adiknya bukanlah anak-anak Maria, melainkan anak-anak Yosef dari istri pertama. Saat berumur delapan puluh tahun, sesudah bertahun-tahun ditinggal mati istri pertamanya, "ia memperistri Maria (ibu Yesus)". Menurut Epifanius, Kitab Suci menyebut mereka "saudara-saudara Tuhan" dengan maksud untuk menjatuhkan lawan-lawan mereka.[84][85]
Menurut salah satu argumen yang mendukung pandangan ini, jika Maria memiliki putra kandung lain yang masih hidup, maka Yesus sudah melanggar adat Yahudi dengan mempercayakan penghidupan ibunya kepada Yohanes, orang yang diduga tidak memiliki pertalian darah dengan Yesus. Adat Yahudi mengharuskan anak laki-laki paling tua untuk menafkahi ibunya sepeninggal suami ibunya, sehingga jika Maria memiliki putra-putra lain sesudah melahirkan Yesus, maka putra-putra lain itulah yang wajib menafkahi Maria.[80][86]
Lagi pula, bahasa Aram maupun bahasa Ibrani cenderung menggunakan perifrasa untuk menyifatkan pertalian darah, sehingga sekadar menyebut beberapa orang sebagai "saudara-saudara Yesus" tidak mesti berarti mereka adalah saudara-saudara seibu Yesus.[87] Malah perkataan semacam "putra-putra ibu Yesus" sudah barang tentu akan dipakai untuk mengindikasikan keseibuan mereka dengan Yesus. Para sarjana dan teolog yang mengusung pandangan ini menunjukkan bahwa di kampung halamannya Yesus disebut "si anak Maria", bukan "salah seorang anak Maria" (Markus 6:3).[12]
Di lain pihak, ada pula yang berpendapat bahwa Yakobus dan orang-orang yang disebut "saudara-saudara Yesus" sesungguhnya adalah saudara-saudara sepupu Yesus. Pendapat ini didukung fakta bahwa saudara-saudari sepupu juga disebut "saudara-saudari" di dalam bahasa-ibu Yesus, yakni bahasa Aram, bahasa yang tidak memiliki istilah khusus untuk saudara sepupu, sama seperti bahasa Ibrani Alkitab.[88] Lagi pula, makna kata Yunani adelfos dan adelfe tidak terbatas pada makna hafriah saudara atau saudari di dalam Alkitab, tidak pula dalam bentuk jamaknya.[87] Berbeda dari penulis-penulis Perjanjian Baru lainnya, Rasul Paulus memiliki kecakapan yang mumpuni dalam berbahasa Yunani, bahasa yang memiliki istilah khusus untuk saudara sepupu dan istilah khusus untuk saudara, menyebut Yakobus sebagai "saudara Tuhan kita" (Galatia 1:19).
Esebius melaporkan tradisi yang mengatakan bahwa Yakobus Sadik adalah anak Klopas, saudara Yosef, dan oleh karena itu terhitung sebagai salah seorang di antara "saudara-saudara" (yang ia tafsirkan sebagai "saudara sepupu") Yesus di dalam Perjanjian Baru.
Pendapat serupa dikemukakan Hieronimus di dalam De Viris Illustribus (Perihal Tokoh-Tokoh Ternama). Yakobus disebut sebagai anak Maria "yang lain", istri Klopas, "saudari" Maria ibu Yesus:
Yakobus, yang disebut saudara Tuhan, dan dijuluki Sadik, adalah putra Yosef dari istri lain menurut sangkaan sebagian orang, tetapi menurut hemat saya adalah putra Maria, saudari ibunda Tuhan kita, yang disebutkan Yohanes di dalam kitabnya...[57]
Hieronimus mengacu kepada riwayat penyaliban Yesus di dalam Yohanes 19:25 yang disaksikan perempuan-perempuan bernama Maria (Maria ibu Yesus, Maria istri Klopas, dan Maria Magdalena). Yohanes juga menyinggung keberadaan "saudari" ibu Yesus, yang kerap disamakan dengan Maria istri Klopas berdasarkan kaidah tata bahasa. Maria orang Nazaret dan Maria istri Klopas pun tidak mesti bersaudari kandung, mengingat makna saudari di dalam bahasa Yunani, Ibrani, dan Aram tidak mesti berarti saudari kandung.[12]
Maria istri Klopas diduga adalah orang yang sama dengan "Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses", "Maria ibu Yakobus dan Yosef", maupun "Maria yang lain" di dalam riwayat-riwayat penyaliban dan pascakebangkitan Yesus menurut Injil-Injil sinoptis. Para penganjur penyamaan ini beralasan bahwa para penulis Injil-Injil sinoptis sudah barang tentu akan menyebut Maria ini cukup sebagai "ibu Yesus" andaikata ia memang adalah ibu Yesus, mengingat arti penting dari penyaliban dan kebangkitan putranya. Mereka juga menunjukkan bahwa ibu Yakobus dan Yoses bernama "Maria", sementara ibu Yesus bernama "Mariam" atau "Marias" dalam bahasa Yunani. Para penganjur tersebut beranggapan bahwa mustahil Maria akan diacu dengan penyebutan nama anak-anak kandungnya selain Yesus pada saat yang sedemikian penting (Yakobus adalah saudara dari orang yang bernama Yoses, sebagaimana disebutkan di dalam Injil Markus, atau Yosef, sebagaimana disebutkan di dalam Injil Matius).[87][89]
Pendapat Hieronimus menyiratkan penyamaan Yakobus Sadik dengan Rasul Yakobus bin Alfeus. Diduga Klopas dan Alfeus adalah dua ragam pelafalan Yunani untuk satu nama Aram yang sama, yakni Khalfai.[87] Meskipun demikian, beberapa sarjana Alkitab cenderung membedakan keduanya. Pendapat ini pun bukan suatu dogma Katolik, kendati merupakan ajaran tradisional.
Menurut Esebius, karena Klopas adalah saudara Yosef orang Nazaret, dan karena Maria istri Klopas disebut sebagai saudari Maria orang Nazaret, maka mungkin saja Yakobus berkerabat dengan Yesus berdasarkan pertalian darah maupun hukum.[12]
Salah satu variannya dikemukakan James Tabor,[73] yang beranggapan bahwa sesudah Yosef wafat tanpa keturunan, Maria kawin lagi dengan Klopas, adik Yosef, sesuai tuntutan adat yibum. Menurut pandangan ini, Klopas adalah ayah kandung Yakobus dan adik-adik Yesus selebihnya, tetapi bukan ayah kandung Yesus.
John Dominic Crossan justru menduga bahwa mungkin sekali Yakobus adalah kakak Yesus.[90]
Injil Markus menyebut-nyebut seorang tokoh bernama Maria sebagai ibu Yakobus Muda dan Yoses:
Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh, di antaranya Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus Muda dan Yoses, serta Salome. (Markus 15:40)
Di lain pihak, ada pula tokoh lain bernama Maria yang disebut sebagai Maria ibu Yakobus dan Yusuf di dalam Injil Matius dan Injil Markus:
Setelah lewat hari Sabat, Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus. (Markus 16:1)
Di antara mereka terdapat Maria Magdalena, dan Maria ibu Yakobus dan Yusuf, dan ibu anak-anak Zebedeus. (Matius 27:56)
Tafsir Katolik pada umumnya berpendirian bahwa Yakobus Muda identik dengan Yakobus yang disebutkan di dalam Markus 16:1 dan Matius 27:56, serta mesti dianggap sebagai orang yang sama dengan Yakobus bin Alfeus dan Yakobus saudara Yesus.[12] Menurut Catholic Encyclopedia, tokoh ini tidak boleh dianggap sebagai orang yang sama dengan Yakobus Tua,[12] kendati sebagian pihak mempermasalahkannya.[75]
Hieronimus yakin bahwa orang-orang yang disebut "saudara-saudara Tuhan" sesungguhnya adalah saudara-saudara sepupu Yesus, dan dengan demikian meneguhkan doktrin Maria senantiasa perawan. Bertolak dari keyakinan ini, Hieronimus menyimpulkan bahwa Yakobus "saudara Tuhan Yesus" (Galatia 1:19) adalah Yakobus bin Alfeus, salah seorang dari dua belas rasul Yesus, dan anak kandung Maria istri Klopas.[12]
Di dalam dua risalahnya yang ringkas tetapi berpotensi penting, yakni Perihal Kedua Belas Rasul Kristus dan Perihal Ketujuh Puluh Rasul Kristus, Hipolitus memaparkan sebagai berikut:
Yakobus bin Alfeus, sewaktu berkhotbah di Yerusalem, mati dirajam orang Yahudi, dan dikuburkan di sana, di sebelah Bait Allah.[91]
Yakobus saudara Yesus, juga mati dirajam orang Yahudi.[92][93]
Dua risalah Hipolitus ini seringkali diabaikan karena sudah lama hilang dan baru ditemukan kembali di Yunani pada abad ke-19. Karena keasliannya diragukan kebanyakan sarjana, risalah-risalah ini kerap disebut sebagai karya tulis Pseudo-Hipolitus (Hipolitus gadungan). Kedua-duanya dimasukkan ke dalam daftar karya tulis Hipolitus di dalam kumpulan karya tulis para Bapa Gereja Purba.[94]
Menurut fragmen naskah yang tersisa dari risalah Pemaparan Sabda-Sabda Tuhan yang ditulis Bapa Apostolik Papias dari Hierapolis (hidup sekitar tahun 70 sampai 163 M), Klopas adalah orang yang sama dengan Alfeus, dan Maria istri Klopas alias Alfeus adalah ibu Yakobus saudara Yesus, Simon, Yudas (Tadeus), dan Yusuf.
(1) Maria ibunda Tuhan; (2) Maria istri Klopas atau Alfeus, yakni ibunda Yakobus uskup dan rasul, juga ibunda Simon dan Tadeus, maupun orang yang bernama Yusuf; (3) Maria Salome, istri Zebedeus, ibunda Yohanes penginjil dan Yakobus; (4) Maria Magdalena. Keempat orang ini terdapat di dalam Injil...
— Fragmen X[48]
Dengan demikian Yakobus saudara Tuhan adalah putra Alfeus, suami dari Maria istri Klopas atau Maria istri Alfeus. Pada abad ke-13, penyamaan Yakobus Sadik dengan Yakobus bin Alfeus diabadikan di dalam hagiografi Legenda Kencana karangan Jacopo da Varazze.[95][96]
Hieronimus juga menyimpulkan bahwa Yakobus "saudara Tuhan" adalah orang yang sama dengan Yakobus Muda. Untuk menjelaskan kesimpulan tersebut, Hieronimus pertama-tama mengemukakan bahwa Yakobus Muda mesti diidentikkan dengan Yakobus bin Alfeus, kemudian memaparkan di dalam risalah Keperawanan Sinambung Maria Yang Terberkati sebagai berikut:
Menurut kamu, Yakobus Muda yang kurang dikenal jika dibanding dengan yang lain itu, yang disebut anak Maria di dalam Kitab Suci, kendati bukan Maria ibunda Tuhan kita, seorang rasul atau bukan? Jika dia memang seorang rasul, maka dia mestilah anak Alfeus dan orang yang percaya kepada Yesus.
Satu-satunya kesimpulan adalah Maria, yang disebut sebagai ibu Yakobus Muda, adalah istri Alfeus dan saudari Mari ibu Tuhan, yakni orang yang disebut "Maria Klopas" oleh Yohanes penginjil.[59]
Sesudah mengemukakan bahwa Yakobus Muda adalah orang yang sama dengan Yakobus putra Maria Klopas, istri Alfeus dan saudari Maria ibu Tuhan, Hieronimus memaparkan di dalam risalah De Viris Illustribus bahwa Yakobus "saudara Tuhan" adalah orang yang sama dengan Yakobus, anak Alfeus dan Maria Klopas:
Yakobus, yang disebut saudara Tuhan, dan dijuluki Sadik, adalah putra Yosef dari istri lain menurut sangkaan sebagian orang, tetapi menurut hemat saya adalah putra Maria, saudari ibunda Tuhan kita, yakni Maria Klopas, yang disebutkan Yohanes di dalam kitabnya (Yohanes 19:25).[57]
Dengan demikian Hieronimus berkesimpulan bahwa Yakobus bin Alfeus, Yakobus Muda, dan Yakobus saudara Tuhan adalah satu orang yang sama.
Persaudaraan Yesus dengan Yakobus dapat pula dijelaskan dengan cara lain, tidak harus semata-mata dipahami sebagai hubungan "saudara sepupu", mengingat istilah adelfos maupun istilah Aram untuk "saudara" dapat digunakan dengan makna yang tidak harfiah.[87] Menurut karya tulis apokrip Wahyu Pertama kepada Yakobus, Yakobus bukanlah saudara duniawi Yesus, melainkan saudara rohani[97] yang menurut kaum Gnostis "menerima pengetahuan rahasia dari Yesus sebelum menderita sengsara".[98]
Klemens dari Aleksandria meriwayatkan bahwa "Yakobus dijatuhkan dari bubungan Bait Allah, dan dipukuli sampai mati dengan sebatang tongkat".[92]
Hegesipus mengutip riwayat yang mengatakan bahwa "ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menempatkan Yakobus di bubungan Bait Allah, kemudian menjatuhkan orang benar itu, dan mulai merajamnya, karena dia tidak mati sesudah jatuh. Salah seorang di antara mereka, seorang penatu, mengambil tongkat yang ia pakai menggilas cucian, lalu menghantamkannya ke kepala orang benar itu".[92]
Menurut salah satu ayat di dalam naskah-naskah Purbakala Yahudi karangan Yosefus (20.9.1) yang masih ada saat ini, "saudara Yesus, yang disebut Kristus, Yakobus namanya" menemui ajal sesudah Prokurator Perkius Festus wafat, tetapi sebelum Prokurator Lukius Albinus mulai bertugas, yakni pada waktu yang sudah dipertanggal tahun 62 M.[99] Imam Besar Hanan bin Hanan (Ananus ben Ananus) memanfaatkan masa-masa ketiadaan pengawasan dari pejabat kekaisaran untuk menggelar sidang sanhedrin (sinhedrion kriton, "majelis hakim") yang memutuskan Yakobus bersalah atas "dakwaan melanggar syariat", kemudian memerintahkan eksekusi mati terhadap dirinya dengan cara rajam (Purbakala Yahudi 20.9.1). Menurut Yosefus, masyarakat menganggap tindakan Hanan tersebut tidak lebih dari pembunuhan berencana terhadap orang yang tidak bersalah dengan memanfaatkan proses peradilan. Tindakan tersebut bahkan mengusik rasa keadilan di dalam sanubari "orang-orang yang dianggap sangat menjunjung tinggi keadilan di kota itu, dan sangat saksama menjalankan syariat", sampai-sampai mereka menghadap Albinus begitu ia tiba di Yudea, agar dapat menyampaikan gugatan mereka terkait perkara tersebut tanpa dapat dihalang-halangi. Akibatnya, Raja Agripa II mencopot Hanan dari jabatan imam besar dan mengangkat Yesyua bin Damnai menggantikannya.[100]
Origenes merawikan kisah kematian Yakobus yang menjadikan kematian tersebut sebagai penyebab Yerusalem digempur bangsa Romawi. Pokok pikiran ini tidak terdapat di dalam naskah-naskah Yosefus.[101][102]
Esebius mengemukakan di dalam karya tulisnya bahwa "orang-orang yang lebih cerdas, termasuk di kalangan orang Yahudi, beranggapan bahwa (kematian Yakobus) adalah sebab dari malapetaka pengepungan Yerusalem yang menimpa mereka segera sesudah ia gugur sebagai martir tanpa alasan selain dari angkara murka mereka atas dirinya. Setidaknya Yosefus tidak ragu-ragu bersaksi di dalam tulisan-tulisannya bahwa "kejadian-kejadian ini menimpa orang Yahudi sebagai ganjaran atas perbuatan mereka terhadap Yakobus Sadik, salah seorang saudara Yesus, yang disebut Kristus. Sebab orang-orang Yahudi membunuhnya, sekalipun ia seorang yang sangat luhur budi pekertinya.""[92]
Selain keterangan Yosefus, Esebius juga mengutip keterangan Hegesipus (lihat pranala di bawah) dan Klemens dari Aleksandria (Historia Ecclesiae, 2.23). Keterangan Hegesipus sedikit menyimpang dari laporan Yosefus, dan mungkin saja merupakan upaya untuk merukunkan berbagai macam keterangan dengan cara menggabungkan semuanya menjadi satu. Menurut Hegesipus, ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi meminta bantuan Yakobus untuk melenyapkan akidah-akidah Kristen. Esebius mengutip sebagai berikut:
Oleh karena itu mereka serentak mendatangi Yakobus dan berkata kepadanya, "kami mohon kepadamu, kendalikanlah orang-orang, karena mereka sudah sesat dalam pandangan mereka tentang Yesus, seakan-akan dia adalah Kristus. Kami mohon agar engkau menyadarkan semua orang yang sudah datang untuk merayakan paskah, berkenaan dengan Yesus. Sebab kami semua menuruti petuahmu, lantaran kami maupun semua orang bersaksi bahwa engkau adalah orang benar lagi tidak memihak siapa-siapa. Oleh karena itu, nasihatilah orang-orang untuk tidak menganut pandangan-pandangan yang keliru tentang Yesus, lantaran semua orang, demikian pula kami, menuruti petuahmu. Jadi berdirilah di bubungan Bait Allah, agar dari tempat yang tinggi itu engkau dapat dilihat jelas, dan perkataanmu dapat didengar semua orang. Sebab untuk merayakan paskah, semua suku sudah datang berhimpun, demikian pula beberapa orang dari bangsa-bangsa lain."[103][104][105] Di luar dugaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, Yakobus malah dengan berani menyampaikan kesaksian bahwa "Kristus sendiri bertakhta di surga, duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa, dan akan datang di atas mega-mega dari surga". Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kemudian berkata satu sama lain, "kita sudah gagal menangani kesaksian tentang Yesus ini, tetapi marilah kita naik dan menjatuhkan dia, supaya mereka takut, dan tidak percaya kepadanya."
Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
... menjatuhkan orang benar itu... [dan] mulai merajamnya, lantaran dia tidak mati sesudah jatuh. Akan tetapi dia berbalik lalu berlutut seraya berkata, "aku mohon kepada-Mu, ya Tuhan Allah Bapa kami, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Ketika mereka sedang merajamnya, salah seorang imam, bani Rekhab, anak Rekhabim, yang tentang dia nabi Yeremia bersaksi, mulai berseru dengan lantang, katanya, "berhentilah, apa yang sedang kamu perbuat ini? Orang benar ini sedang mendoakan kita." Namun salah seorang di antara mereka, seorang penatu, mengambil tongkat yang biasa ia pakai menggilas pakaian celupan, lalu menghantamkannya ke kepala orang benar itu.
Demikianlah dia gugur sebagai martir. Lalu mereka mengubur dia di tempat itu juga, dan tugu peringatannya masih tegak berdiri di dekat Bait Allah. Orang ini adalah seorang saksi sejati bagi orang Yahudi maupun orang Yunani bahwa Yesus adalah Kristus. Tidak lama kemudian, Vespasianus mengepung Yudea dan menjadikan mereka tawanannya.
— Fragmen-fragmen dari Riwayat Gereja; Perihal Kemartiran Yakobus, Saudara Tuhan, dari Buku 5.[103]
Gempuran Vespasianus atas Yerusalem mengakibatkan tertundanya pemilihan Simeon dari Yerusalem menjadi pengganti Yakobus.
Pada tahun 1904, Philip Schaff mengemukakan bahwa keterangan "Hegesipus ini sudah berulang kali dikutip para sejarawan sebagai petunjuk bahwa kemartiran tersebut terjadi pada tahun 69," kendati ia menggugat asumsi bahwa keterangan Hegesipus memang menyiratkan waktu tersebut.[106] Yosefus tidak menyinggung hal ihwal pengebumian jenazah Yakobus di dalam karya tulisnya.[107]
Di Gereja Katolik, Santo Filipus Rasul bersama Santo Yakobus Muda (menurut Gereja Katolik adalah orang yang sama dengan Yakobus Sadik) dulu lazimnya diperingati setiap tanggal 1 Mei, yakni tanggal peresmian gereja yang dibaktikan kepada mereka di Roma (sekarang bernama Gereja Dua Belas Rasul). Di dalam penanggalan Gereja yang umum dipakai sekarang, hari peringatan kedua orang kudus ini sudah dipindahkan ke tanggal 3 Mei.
Di Gereja Ortodoks Timur, Yakobus dimuliakan sebagai "Rasul Yakobus Sadik saudara Tuhan kita", dan oleh karena itu diperingati lebih dari sehari dalam setahun. Ia diperingati setiap tanggal 23 Oktober, 26 Desember, hari Minggu pertama sesudah Natal bersama-sama Raja Daud dan Santo Yosef, dan 4 Januari bersama-sama ketujuh puluh murid.
Gereja Episkopal di Amerika Serikat dan Gereja Lutheran memperingati Yakobus, saudara Yesus dan martir, setiap tanggal 23 Oktober.
Yakobus diperingati (bersama Filipus) di Gereja Inggris dalam ibadat festival setiap tanggal 1 Mei.[108]
Majalah triwulanan Biblical Archaeology Review edisi November 2002 memuat laporan André Lemaire dari Universitas Sorbonne di Paris bahwa telah ditemukan sebuah osuarium berinskripsi Ya'qov bar Yosef akhui d'Yesyua (Yakobus bin Yosef saudara Yesus), milik seorang kolektor bernama Oded Golan. Osuarium ini dipamerkan di Museum Kerajaan Ontario, Toronto, Kanada, pada akhir tahun 2002. Pada tanggal 18 Juni 2003, Dinas Purbakala Israel menerbitkan laporan yang menyimpukan atas dasar analisis patina bahwa inskripsi tersebut adalah hasil pemalsuan modern. Pada khususnya, inskripsi itu tampak ditambahkan baru-baru ini dan dibuat terlihat kuno dengan membubuhkan larutan kapur. Menyusul terbitnya laporan ini, Museum Kerajaan Ontario mengeluarkan osuarium tersebut dari ruang pamer.[109]
Pada tanggal 29 Desember 2004, Oded Golan diperkarakan di pengadilan Israel bersama tiga orang lain, yakni Robert Deutsch, ahli inskripsi yang mengajar di Universitas Haifa, kolektor Shlomo Cohen, dan Faizal Amaleh, makelar barang antik. Ketiganya didakwa terlibat dalam komplotan pemalsu barang antik yang sudah beraksi lebih dari 20 tahun. Golan menyangkal dakwaan tersebut. Menurut BBC, "sewaktu Polisi menahan Oded Golan dan menggeledah apartemennya, ditemukan sebuah ruang kerja berisi seperangkat alat, bahan baku, dan 'barang-barang antik' setengah jadi. Temuan tersebut membuktikan kegiatan pemalsuan dalam skala yang lebih besar daripada dugaan mereka."[110] Pada tanggal 14 Maret 2012, Golan dinyatakan tidak bersalah atas semua dakwaan pemalsuan, kendati ditambah penjelasan hakim bahwa amar putusan ini "bukan berarti inskripsi pada osuarium tersebut asli atau ditorehkan 2.000 tahun yang lalu" dan "sama sekali tidak membuktikan bahwa kata-kata 'saudara Yesus' harus dianggap mengacu kepada 'Yesus' yang terdapat di dalam tulisan-tulisan Kristen" dan "tidak satu pun dari temuan-temuan tersebut yang harus dianggap membuktikan bahwa benda-benda itu asli".[111][112]
Dinas Purbakala Israel dan sejumlah sarjana masih berpegang kepada kesimpulan bahwa Osuarium Yakobus adalah hasil pemalsuan modern, dan artefak tersebut tidak lazim dijadikan rujukan oleh para sarjana Yesus sejarah.[113][114]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.