Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Konsili Yerusalem atau Konsili Apostolik adalah nama yang diberikan belakangan pada sebuah pertemuan di Yerusalem antara utusan jemaat Antiokhia dan para penatua di Yerusalem sekitar tahun 50 Masehi, yang dicatat pada Kitab Kisah Para Rasul Pasal 15 dan tampaknya yang juga dirujuk dalam Surat Paulus kepada jemaat di Galatia Pasal 2. Konsili Yerusalem dianggap unik di antara konsili-konsili kuno pra-ekumenis karena Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks menganggap Konsili Yerusalem sebagai prototipe dan cikal bakal dari konsili-konsili ekumenis, yang kemudian menjadi bagian penting dari Etika Kristen. Konsili memutuskan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi Kristen tidak diwajibkan untuk menaati sebagian besar Hukum Musa, termasuk aturan-aturan mengenai penyunatan kepada laki-laki. Namun, Konsili tetap mempertahankan larangan makan darah, makan daging yang mengandung darah, daging hewan yang tidak disembelih dengan benar, percabulan, dan penyembahan berhala, hasil dari Konsili tersebut terkadang disebut sebagai Keputusan Apostolik atau Keempat Keputusan Yerusalem.
Konsili Yerusalem | |
---|---|
Waktu | ca kr. 50 M |
Diakui oleh | Sebagian besar denominasi Kristen |
Konsili berikutnya | Konsili-konsili Gereja kuno (pra-ekumenis) dan Konsili Nikea I |
Pemimpin | Tidak terspesifikasi, kemungkinan Yakobus yang Adil dan Simon Petrus |
Pokok bahasan | Perdebatan mengenai penyunatan dan validitas Hukum Musa |
Dokumen dan keputusan | Kutipan-kutipan dari Perjanjian Baru (Kisah Para Rasul dan kemungkinan Surat Galatia |
Daftar kronologis Konsili Ekumene |
Bagian dari seri Gereja Katolik tentang |
Konsili oikumenis |
---|
Abad Klasik (± 50 – 451) |
Abad Pertengahan Awal (431–870) |
Abad Pertengahan Madya dan Abad Pertengahan Akhir (1122–1517) |
Zaman Modern (1545–1965) |
Portal Katolik |
Peristiwa pertemuan ini secara umum diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 48-50 Masehi, paling lambat sebelum waktu wafatnya Santo Yakobus yang Bijaksana pada tahun 62 M, dan sebelum Perang Romawi-Yahudi Pertama maupun penghancuran Bait Suci Kedua pada tahun 70 Masehi.[1]
Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara (yaitu orang Kristen) di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.[2]
Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."[3]
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu. Sesudah beberapa waktu lamanya berlangsung pertukaran pikiran mengenai soal itu, berdirilah Petrus dan berkata kepada mereka:
Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain.[5]
Setelah Paulus dan Barnabas selesai berbicara, berkatalah Yakobus:
Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu. Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya:
Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.[7]
Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan. Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka. Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya.[8]
Dalam Surat Galatia pasal 2, Paulus sendiri menceritakan beberapa pertemuan dengan para rasul di Yerusalem, walau hal ini sulit untuk dikonfirmasi dengan cerita di Kisah Para Rasul. Paulus menyatakan bahwa ia "pergi lagi ke Yerusalem" (berarti bukan kepergian yang pertama) bersama Barnabas dan Titus "sebagai jawaban akan sebuah wahyu" untuk "menunjukkan kepada mereka Injil yang ia sebarkan di antara kaum non-Yahudi";[9] mereka disini menurut Paulus adalah "mereka yang seharusnya para pemimpin yang berpengetahuan":[10] Yakobus, Petrus dan Yohanes. Ia menceritakan hal ini sebagai sebuah "pertemuan tertutup" (bukan sebuah pertemuan publik) dan menunjuk bahwa Titus, seorang Yunani, tidak dipaksa untuk disunat dalam hubungannya dengan masalah kontroversi penyunatan pada masa-masa awal paham Kristiani.[11] Namun, ia merujuk pada "... saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita."[12] Paulus menyatakan "pilar-pilar gereja", yaitu para "sokoguru jemaat"[13] tidak memiliki perbedaan dengannya. Sebaliknya, mereka memberikan kepadanya posisi "tangan kanan persaudaraan" ("jabat tangan sebagai tanda persekutuan"), ia terikat pada misi bagi "yang tidak disunat" dan mereka bagi "yang disunat", dan mereka hanya meminta agar ia selalu ingat akan yang "miskin". Masih diperdebatkan apakah pertemuan ini merupakan pertemuan yang sama yang diceritakan di dalam Kitab Kisah Para Rasul atau bukan.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.