Penghargaan FFI untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik atau Piala Citra untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik atau Aktris Terbaik adalah sebuah penghargaan yang diberikan di Festival Film Indonesia (FFI) kepada para pemeran perempuan (aktris) Indonesia atas prestasi mereka dalam peran-peran utama. Penghargaan Citra, yang oleh Screen International disebut sebagai "penghargaan Indonesia yang setara dengan Oscar",[1] adalah penghargaan film paling prestisius di negara tersebut.[2] Penghargaan ini ditujukan untuk mengakui prestasi insan perfilman Indonesia dan menarik perhatian masyarakat kepada industri perfilman tanah air.[3] Awalnya para pemenang dipilih dari setiap entri oleh juri, namun karena perhatian terhadap efisiensi dan merebaknya ketidaksepakatan dari para pemenang dalam industri film Indonesia, maka mulai tahun 1979, FFI memberikan sebuah sistem nominasi dimana sebuah komite memilih para pemenang Penghargaan FFI dari daftar pendek terdiri dari tiga sampai enam nominator.[4] Daftar pendek tersebut ditetapkan menjadi lima pilihan sejak tahun 1987.
Penghargaan FFI untuk Pemeran Utama Perempuan Terbaik | |
---|---|
Deskripsi | Pemeran Utama Perempuan (Aktris) Terbaik tahun ini |
Negara | Indonesia |
Dipersembahkan oleh | |
Diberikan perdana | 1955 |
Pemegang gelar saat ini | Sha Ine Febriyanti – Budi Pekerti (2023) |
Situs web | festivalfilm |
Penghargaan Citra, yang kemudian dikenal dengan sebutan Penghargaan Festival Film Indonesia, pertama kali diberikan di FFI pada tahun 1955 dimana saat itu terdapat dua pemenang: Dhalia dalam Lewat Djam Malam dan Fifi Young dalam Tarmina. Duplikasi tersebut, yang juga terjadi dalam kategori Film Terbaik dan Pemeran Utama Pria Terbaik, sempat menimbulkan kontroversi. Para kritikus film menganggap Lewat Djam Malam sejauh ini merupakan film yang bagus dan menyatakan bahwa Djamaluddin Malik telah menggondol penghargaan Tarmina.[5] Festival-festival kelanjutannya diadakan pada 1960 dan 1967. Dan sejak tahun 1973, FFI mulai diadakan setiap tahun.[6]
Acara tersebut terus diselenggarakan tanpa jeda sampai tahun 1992, ketika penurunan dalam produksi film nasional membuat festival tersebut tidak dapat dilanjutkan lagi. Perhelatan tersebut kembali diadakan sebagai acara tahunan pada tahun 2004, setelah mendapatkan dana dari pemerintah Indonesia.[1][7] Pemenang terkini adalah Ladya Cheryl, yang memenangkannya pada Festival Film Indonesia 2022 atas aktingnya dalam film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Sebanyak 93 aktris telah dinominasikan untuk Penghargaan FFI ini, 28 di antaranya menang setidaknya sekali; bahkan aktris pemenang pada 5 tahun terakhir ini (kecuali Laura Basuki) menang untuk pertama kalinya, walaupun mungkin sebelumnya pernah masuk nominasi.
Aktris paling diakui dalam penghargaan ini adalah Christine Hakim, yang memenangkan 6 penghargaan dari sepuluh nominasi, yang dimulai dengan Cinta Pertama pada Festival Film Indonesia 1974[8] – peraihan penghargaan tersebut membuatnya tetap berakting meskipun awalnya berniat menjadi arsitek atau psikolog[9] – dan berlanjut pada tahun 1977, 1979, 1983, 1985, dan 1988.
Aktris lainnya yang memenangkan penghargaan aktris terbaik FFI berganda (masing-masing 2) adalah: Mieke Wijaya pada tahun 1967 dan 1981, Jenny Rachman (1980 dan 1982), Meriam Bellina (1984 dan 1990), Tuti Indra Malaon (1986 dan 1989), Lydia Kandou (1991 dan 1992), serta Laura Basuki (2010 dan 2020).
Sedangkan Atiqah Hasiholan dan Jajang C. Noer menjadi aktris yang meraih nominasi terbanyak yakni 4 nominasi tanpa pernah memenangkannya. Lima film memiliki aktris pemeran berganda yang meraih nominasi pada tahun 2004, 2005, 2007, dan 2013, namun di antara itu hanya Mengejar Mas-Mas yang meraih kemenangan, dengan Dinna Olivia meraih penghargaan tersebut pada tahun 2007.
Hingga sekarang, Dian Sastrowardoyo adalah satu-satunya aktris yang memenangkan penghargaan dalam satu tahun tunggal – pada 2004, ia memenangkan Penghargaan FFI untuk Ada Apa dengan Cinta? sementara ia juga mendapatkan nominasi untuk Pasir Berbisik pada tahun yang sama.
Kemenangan Putri Marino dalam debutnya di dunia seni peran lewat film Posesif, dimana ia langsung memenangkan Piala Citra untuk Aktris Terbaik pada tahun 2017, menobatkan dirinya sebagai aktris kedua dalam sejarah perfilman Indonesia yang memenangkan Piala Citra tersebut untuk film perdananya – setelah Christine Hakim pada tahun 1974 untuk film Cinta Pertama.
Nominasi dan penghargaan
Keterangan
Tanda | Arti |
---|---|
Pemenang | |
1950–an
Tahun | Aktris | Peran | Film | Ref |
---|---|---|---|---|
1955 (Ke-1) |
Dhalia | Laila | Lewat Djam Malam | [10] |
Fifi Young | Tarmina | Tarmina | [11] |
1960–an
Tahun | Aktris | Peran | Film | Ref |
---|---|---|---|---|
1960 (Ke-2) |
Farida Arriany | Lastri | Anakku Sajang | [12] |
1967 (Ke-3) |
Mieke Widjaja | - | Gadis Kerudung Putih | [13] |
1970–an
Tahun | Aktris | Peran | Film | Ref |
---|---|---|---|---|
1973 (Ke-4) |
Rima Melati | Saleha "Leha" | Intan Berduri | [14] |
1974 (Ke-5) |
Lenny Marlina (TIE -dengan penghargaan) | Nunung | Rio Anakku | [lower-alpha 1][8] |
Christine Hakim (TIE -dengan pujian) | Ade | Cinta Pertama | [lower-alpha 2][15] | |
1975 (Ke-6) |
Tanty Josepha | Mila | Setulus Hatimu | [16] |
1976 (Ke-7) |
Rina Hasyim | Ruminah | Semalam di Malaysia | [17] |
1977 (Ke-8) |
Christine Hakim | Anna | Sesuatu yang Indah | [8] |
1978 (Ke-9) |
Joice Erna | Suci | Suci Sang Primadona | [18] |
1979 (Ke-10) |
Christine Hakim | Sri | Pengemis dan Tukang Becak | [8] |
Jenny Rachman | Bunga | Binalnya Anak Muda | [19] | |
Mutiara Sani | Aminah | Kemelut Hidup | [20] | |
Suzzanna | Maria | Pulau Cinta | [21] | |
Tutie Kirana | Tijah | Buaya Deli | [22] |
1980–an
1990–an
Tahun | Aktris | Peran | Film | Ref |
---|---|---|---|---|
1990 (Ke-21) |
Meriam Bellina | Desi | Taksi | [33] |
Lydia Kandou | Astri | Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota) | [34] | |
Nurul Arifin | Atik | 2 dari 3 Laki-Laki | [39] | |
Widyawati Sophiaan | Erna | Sesaat dalam Pelukan | [30] | |
1991 (Ke-22) |
Lydia Kandou | Cece | Boneka dari Indiana | [34] |
Dian Nitami | Larasati/Laras | Perwira dan Ksatria | [43] | |
Nia Zulkarnaen | Febby | Lagu Untuk Seruni | [44] | |
Paramitha Rusady | Sutirah | Boss Carmad | [42] | |
Sonia Dora Carrascalao | Anna | Langit Kembali Biru | [45] | |
1992 (Ke-23) |
Lydia Kandou | Ramona | Ramadhan dan Ramona | [34] |
Bella Esperance | Maria/Mer/Yati | Bibir Mer | [46] | |
Cornelia Agatha | Rini | Rini Tomboy | [47] | |
Nurul Arifin | Prilly | Catatan Si Emon | [39] | |
Paramitha Rusady | Anggun | Selembut Wajah Anggun | [42] |
2000–an
2010–an
2020–an
Tahun | Aktris | Peran | Film | Ref |
---|---|---|---|---|
2020 (Ke-40) |
Laura Basuki | Susi Susanti | Susi Susanti: Love All | [93] |
Faradina Mufti | Rahayu Paramitha | Guru-guru Gokil | ||
Jessica Mila | Rara | Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan | ||
Putri Ayudya | Aida | Mudik | ||
Tara Basro | Maya "Rahayu" Setiawati | Perempuan Tanah Jahanam | ||
Ully Triani | Ana | Humba Dreams | ||
2021 (Ke-41) |
Arawinda Kirana | Yuni | Yuni | [94] |
Hana Malasan | Bete Kaebauk | Cinta Bete | ||
Nirina Zubir | Dina | Paranoia | ||
Shenina Cinnamon | Suryani | Penyalin Cahaya | ||
Wulan Guritno | Pinkan | Jakarta vs Everybody | ||
2022 (Ke-42) |
Ladya Cheryl | Iteung | Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas | [95] |
Happy Salma | Raden Nana Suhani | Before, Now & Then | ||
Marsha Timothy | Ambarwati | Noktah Merah Perkawinan | ||
Maudy Koesnaedi | Bu Broto | Losmen Bu Broto | ||
Tika Panggabean | Mak Domu | Ngeri Ngeri Sedap | ||
2023 (Ke-43) |
Sha Ine Febriyanti | Prani Siswoyo | Budi Pekerti | [96] |
Aurora Ribero | Regina Lisa | Like & Share | ||
Asha Smara Darra | Sara | Sara | ||
Laura Basuki | Dina "Sinta" Wijaya | Sleep Call | ||
Jajang C. Noer | Rahmita "Ni Ta" Amril | Onde Mande! | ||
Nominasi dan kemenangan ganda
Aktris-aktris berikut menerima dua atau lebih penghargaan Pemeran Utama Wanita Terbaik:
|
Aktris-aktris berikut menerima tiga atau lebih nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik: |
Nominasi ganda dari film yang sama
- Christine Hakim dan Dian Sastrowardoyo di Pasir Berbisik (2004)
- Jajang C. Noer dan Rachel Maryam di Eliana, Eliana (2004)
- Anggia Yulia Angely dan Laudya Cynthia Bella di Virgin: Ketika Keperawanan Dipertanyakan (2005)
- Dinna Olivia (pemenang) dan Poppy Sovia di Mengejar Mas-Mas (2007)
- Imelda Therinne dan Laudya Cynthia Bella di Belenggu (2013)
Rekor nominator
Nominasi terbanyak
- Christine Hakim (10 nominasi)
- Cinta Pertama (1974), Sesuatu yang Indah (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1979), Di Balik Kelambu (1983), Ponirah Terpidana (1984), Kerikil-Kerikil Tajam (1985), Bila Saatnya Tiba (1986), Tjoet Nja' Dhien (1988), Pasir Berbisik (2004), Ibu Maafkan Aku (2016).
Kemenangan terbanyak
- Christine Hakim (6 kemenangan)
- Cinta Pertama (1974), Sesuatu yang Indah (1977), Pengemis dan Tukang Becak (1979), Di Balik Kelambu (1983), Kerikil-Kerikil Tajam (1985), Tjoet Nja' Dhien (1988).
Kemenangan berturut-turut
- Lydia Kandou (1 kemenangan berturut-turut)
- Boneka dari Indiana (1991) dan Ramadhan dan Ramona (1992).
Nominasi tanpa kemenangan terbanyak
- Atiqah Hasiholan (4 nominasi)
- Ruma Maida (2009), Hello Goodbye (2012), 3 Nafas Likas (2014), Wonderful Life (2016).
- Jajang C. Noer (4 nominasi)
- Eliana, Eliana (2004), 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita (2010), Mata Tertutup (2012), Onde Mande! (2023).
Usia superlatif
Rekor | Aktris | Film | Tahun (FFI) | Usia (dalam tahun) |
---|---|---|---|---|
Pemenang tertua | Dewi Irawan | Tabula Rasa | 2014 | 51 |
Nominasi tertua | Jajang C. Noer | Onde Mande! | 2023 | 71 |
Pemenang termuda | Christine Hakim | Cinta Pertama | 1974 | 18 |
Nominasi termuda | Ira Maya Sopha | Ira Maya si Anak Tiri | 1980 | 12 |
Salma Paramitha | Rindu Purnama | 2011 |
Lihat juga
Catatan penjelas
- Penghargaan diberikan dengan sebutan "Pemeran Utama Wanita Terbaik Dengan Pujian"; sebuah kekhasan yang sama dengan yang dibuat pada penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik. Christine Hakim meraih penghargaan Citra tersebut.[6]
- Penghargaan diberikan dengan sebutan "Pemeran Utama Wanita Terbaik Dengan Penghargaan"; sebuah kekhasan yang sama dengan yang dibuat pada penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik. Artinya, ini adalah sebuah penghargaan "runner up".[6]
Referensi
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.