![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f9/Jungle_Landscape.jpg/640px-Jungle_Landscape.jpg&w=640&q=50)
Diṭṭhi
From Wikipedia, the free encyclopedia
Diṭṭhi (Pali; Sanskerta: dṛṣṭi) atau pandangan (bahasa Indonesia) adalah salah satu ajaran sentral dalam Buddhisme.[2] Dalam konteks Sutta Piṭaka, diṭṭhi merujuk kepada pandangan secara umum, sedangkan dalam konteks Abhidhamma Piṭaka, faktor-mental diṭṭhi secara spesifik merujuk kepada pandangan-salah (micchā-diṭṭhi), yaitu pandangan atau opini yang keliru (vitathā diṭṭhi), tidak berdasar, atau tidak sesuai dengan realitas.[3]
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f9/Jungle_Landscape.jpg/640px-Jungle_Landscape.jpg)
Dalam pemikiran Buddhis, suatu pandangan bukanlah kumpulan proposisi yang sederhana dan abstrak, melainkan suatu penafsiran pengalaman yang secara intens membentuk dan memengaruhi pemikiran, perasaan, dan perbuatan.[4] Oleh karena itu, memiliki sikap mental yang tepat terhadap pandangan dianggap sebagai bagian integral dari jalan Buddhis, karena pandangan yang benar perlu dipraktikkan dan pandangan yang salah (micchā-diṭṭhi) perlu ditinggalkan, dan terkadang semua jenis pandangan dipandang sebagai penghalang menuju kecerahan.[5]
Pandangan salah bersumber dari dua puluh pandangan tentang identitas diri. Buddha menguraikan enam puluh dua jenis pandangan salah seperti pandangan tentang roh kekal, kehidupan kekal setelah kematian, kepasrahan atas takdir, ketiadaan akibat perbuatan, dan berbagai pandangan lainnya. Beberapa pandangan tersebut dianut oleh Enam Guru Sesat dan titthiya lainnya.