![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4d/A_railway_bridge_over_Maros-Pangkep_street.jpg/640px-A_railway_bridge_over_Maros-Pangkep_street.jpg&w=640&q=50)
Jalur kereta api Makassar–Parepare
jalur kereta api di Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Jalur kereta api Makassar–Parepare adalah jalur sepanjang kurang lebih 145 kilometer ini merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi dari Kota Makassar menuju Kota Parepare. Proses peletakan batu pertama pembangunan kereta api lintas Makassar–Parepare dilaksanakan pada Senin, 18 Agustus 2014 di Desa Siawung, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru.[1]
![]() | Artikel ini membutuhkan penyuntingan lebih lanjut mengenai tata bahasa, gaya penulisan, hubungan antarparagraf, nada penulisan, atau ejaan. |
Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. |
Jalur kereta api Makassar–Parepare | |
---|---|
![]() Jembatan kereta api di atas Jalan Poros Parepare-Makassar di Soreang Maros. | |
Ikhtisar | |
Jenis | Jalur lintas utama |
Sistem | Jalur kereta api rel berat |
Status |
|
Terminus | Makassar Parepare |
Stasiun | 17 |
Operasi | |
Dibangun oleh | Direktorat Jenderal Perkeretaapian |
Dibuka |
|
Pemilik | Direktorat Jenderal Perkeretaapian |
Operator |
|
Data teknis | |
Panjang lintas | 145 km |
Jenis rel | R60 |
Lebar sepur | 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) |
Pemasangan rel pertama telah dilakukan pada Jumat, 13 November 2015 di Desa Lalabata, Tanete Rilau, Barru. Pemasangan rel disaksikan oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiatmoko dan Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo.[2] Jalur kereta ini diujicobakan untuk kali pertama pada tanggal 10 November 2017 yang lalu.[3]
Jalur kereta api ini pada awalnya dibangun jalur tunggal, tetapi lahan yang disiapkan dapat dibangun jalur ganda. Jalur ini direncanakan mempunyai 17 stasiun yang akan dibangun sebagai pemberhentian kereta api.[4][5] Pada saat dioperasikan okupansi pada saaat akhir pekan mencapai 100%.[6] Jalur ini direncanakan rampung seluruhnya tahun 2026.[6]