Loading AI tools
politisi Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si., M.H. (lahir 16 Maret 1955 ) adalah Menteri Pertanian Indonesia ke-28 yang menjabat sejak tanggal 23 Oktober 2019[1] hingga 6 Oktober 2023.[2] Ia merupakan seorang politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak tanggal 8 April 2008 hingga 8 April 2018. Ia memenangi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 dan 2013 bersama pasangannya Agus Arifin Nu'mang.
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan hingga 30 Desember 2024. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Artikel ini memiliki terlalu banyak pranala ke artikel lainnya, dan membutuhkan perapian untuk memenuhi standar kualitas Wikipedia. |
Syahrul Yasin Limpo | |
---|---|
Menteri Pertanian Indonesia ke-28 | |
Masa jabatan 23 Oktober 2019 – 6 Oktober 2023 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil | Harvick Hasnul Qolbi |
Pendahulu Amran Sulaiman | |
Pelaksana Tugas Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia | |
Masa jabatan 3 Desember 2020 – 23 Desember 2020 | |
Presiden | Joko Widodo |
Gubernur Sulawesi Selatan ke-7 | |
Masa jabatan 8 April 2008 – 8 April 2018 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Wakil | Agus Arifin Nu'mang |
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan ke-6 | |
Masa jabatan 19 Januari 2003 – 19 Januari 2008 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri Susilo Bambang Yudhoyono |
Gubernur | Amin Syam |
Pendahulu Dharmadi Charsyah | |
Bupati Gowa ke-7 | |
Masa jabatan 1994–2002 | |
Pendahulu Azis Umar Pengganti Hasbullah Djabar | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Syahrul Yasin Limpo 16 Maret 1955 Makassar, Sulawesi, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | NasDem (sejak 2018) |
Afiliasi politik lainnya | Golkar (1994–2007, 2009–2018) PDI-P (2007–2009) |
Suami/istri | Ayunsri Harahap |
Hubungan | Dewie Yasin Limpo (kakak) Ichsan Yasin Limpo (adik) Irman Yasin Limpo (adik) Adnan Purichta Ichsan (keponakan) Lutfi Halide (besan) |
Anak | 3 |
Orang tua | M. Yasin Limpo Nurhayati Yasin Limpo |
Almamater | Universitas Hasanuddin |
Profesi | Politisi Birokrat |
Penghargaan sipil | Bintang Mahaputera Utama |
Situs web | http://www.syahrulyasinlimpo.com |
Sunting kotak info • L • B |
Syahrul Yasin Limpo di keluarga dikenal dengan nama Daeng Kawang adalah anak kedua dari pasangan M. Yasin Limpo dengan Nurhayati Yasin Limpo.[3] Ia menikah dengan Ayunsri Harahap dan memiliki tiga anak; Indira Chunda Thita Syahrul Putri, Kemal Redindo Syahrul Putra, dan (mendiang) Rinra Sujiwa Syahrul Putra.
Syahrul memulai pendidikannya di SD Negeri Mangkura Makassar, yang dimana ia masuk pada tahun 1961 dan lulus pada tahun 1967. Seusai lulus pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 6 Makassar. Setelah menyelesaikan pendidikanya di SMP, Syahrul Yasin Limpo masuk di SMA Katolik Cenderawasih Ujung Pandang. Ia mengenyam pendidikan hingga tahun 1973.[4]
Setelah lulus SMA, Syahrul Yasin Limpo melanjutkan pendidikannya dengan memilih kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar di Fakultas Hukum. Selama kuliah ia aktif sebagai pemimpin redaksi buletin mahasiswa Fakultas Hukum Unhas bernama Justisi. Syahrul Yasin Limpo meraih gelar sarjana hukumnya pada 1983.[5] Ia kemudian mengambil pendidikan masternya di Pasca Sarjana LAN (Lembaga Administrasi Negara) tahun 1999. Selain itu ia juga melanjutkan pendidikan master ilmu hukumnya di Universitas Hasanuddin serta pendidikan doktor di kampus yang sama.[6]
Pada awalnya, pada 1980, Syahrul bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil. Pada 1982, jabatannya dinaikkan sebagai Kepala Seksi Tata Kota. Setahun setelahnya, pada 1983, ia dipromosikan sebagai Kepala Sub Bagian Perangkat IV & V PD. Biro Pemerintahan Umum. Ia kemudian menjabat sebagai Kepala Wilayah Kecamatan Bontonompo, Gowa pada 1984.
Pada tahun 1990 hingga 1993, Syahrul menjabat sebagai Sekretaris DPP KNPI Sulawesi Selatan. Pada tahun 1993, ia dilantik sebagai Ketua DPP AMPI Sulsel, jabatannya bertahan hingga 1998. Bersamaan dengan itu, Syahrul juga menjabat Sekretaris DPP Golkar Sulsel untuk periode 1993–1998. Ia juga sempat menjabat sebagai Wakil Ketua APKASI Pusat. Syahrul kemudian menjabat sebagai Ketua FKPPI Sulsel untuk periode 2004–2008, dan Ketua FORKI Sulsel 2004 hingga 2008.
Sejak tahun 2004, Syahrul juga menjabat sebagai Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Sulsel. Sebelumnya, pada 1998, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Kosgoro 57, kemudian Ketua ORARI Sulsel. Ia menjabat sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel untuk periode 2009–2018, dan kemudian menjabat sebagai Ketua DPP Partai NasDem sejak 2018.
Pada 1987, Syahrul ditunjuk sebagai Kepala Bagian Pemerintahan Setwilda Tk. I Sulsel, dan pada 1988, ia ditunjuk sebagai Kepala Bagian Pembangunan Setwilda Tk. I Sulsel. Kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Bagian Urusan Generasi Muda & OR Setwilda Tk. I Sulsel pada 1989 dan akhirnya dipromosikam sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Tk. II Kabupaten Gowa pada 1991.
Pada 1993, ia menjabat sebagai Kepala Biro Humas Setwilda Tk. I dan pada 1994, dia menjabat sebagai Bupati Kabupaten Gowa dan menjabat hingga 2002.
Syahrul Yasin Limpo adalah mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang pertama kali dipilih secara langsung. Sebelum menjabat sebagai Gubernur, Syahrul Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Gowa selama dua periode, kemudian menjabat Wakil Gubernur selama satu periode mendampingi Amin Syam, sebelum akhirnya memenangkan pertarungan dengan Amin Syam dalam pilkada Sulsel pada tahun 2007 setelah keduanya sama-sama maju bertarung sebagai calon petahana.
Pada pilkada Sulawesi Selatan tahun 2007, Syahrul Yasin Limpo berpasangan dengan Agus Arifin Nu'mang (saat itu menjabat sebagai Ketua DPRD Sulsel) yang merupakan salah satu pimpinan DPD Golkar Sulsel. Pasangan tersebut diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) dan Partai Damai Sejahtera (PDS). Sementara, rival terberat Syahrul adalah Amin Syam, yang juga ketua DPD Golkar Sulsel, yang diusung oleh koalisi Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Partai Demokrat ditambah sejumlah partai kecil lainnya. Setelah menjalani persaingan yang ketat, Syahrul Yasin Limpo akhirnya memenangi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 bersama pasangannya, Agus Arifin Nu'mang.[7]
Pasangan ’Sayang’ ini akhirnya menjadi duet pemimpin baru di Sulsel lima tahun ke depan setelah memenangi Pilkada langsung pada 5 November 2007 dengan meraih 39,53 persen suara, menang tipis atas pasangan HM Amin Syam/Mansyur Ramli (Asmara) yang meraih 38,76 persen dan Aziz Qahhar Mudzakkar/Mubykl Handaling 21,71 persen.
Syahrul bersama Agus Arifin Nu'mang dilantik sebagai Gubernur Sulawesi Selatan pertama hasil pemilihan umum pada 8 April 2008 di lapangan terbuka.[7] Tahun pertama menjadi Gubernur, Syahrul menargetkan peningkatan posisi Sulawesi Selatan sebagai provinsi penyangga beras untuk kebutuhan nasional. Target produksi padi pada 2008 sebanyak 4.042.471 ton gabah kering giling (GKG) yang didukung luas lahan sekitar 792.641 ha dengan tingkat produktivitas 51,00 kuintal/ha. Sementara target tanam padi untuk musim tanam 2009 seluas 868.411 ha dengan sasaran produksi 5.084.323 ton GKG dengan produktivitas 58,55 kwintal/ha.[8]
Pada tahun 2009, pergerakan ekonomi Sulawesi Selatan mengalami pertumbuhan sekitar 7.8 persen. Hal ini dipicu dengan pertumbuhan produksi jagung sehingga Syahrul Yasin Limpo mengatakan akan melakukan terobosan di tengah krisis global dengan melayani kebutuhan ekspor ke Malaysia dan Filipina dan menyusul pengiriman yang sudah dilakukan sekitar 8 ribu ton ke Filipina, Maret 2009.[9]
Marmer juga menjadi salah satu barang ekspor yang menjadi keunggulan Sulawesi Selatan sehingga pengusaha Malaysia berminat mengimpor marmer asal Sulsel yang selama ini telah diekspor ke Amerika Serikat dan Australia. Gubernur menyatakan kesiapannya mengekspor marmer dengan kapasitas ekspor dari Pelabuhan Kabupaten Barru sebanyak 5.000 ton.[10]
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Syahrul Yasin Limpo resmi dilantik Presiden Joko Widodo untuk menjadi pembantu presiden dalam bidang pertanian periode 2019-2024 menggantikan Amran Sulaiman menteri Pertanian periode sebelumnya yang juga berasal dari Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2024, Syahrul Yasin Limpo terjerat kasus korupsi dan tindak pidana pencucian uang negara. Ia didakwa dengan dugaan gratifikasi sebesar Rp 44,5 miliar dan pemerasan, dengan terdakwa SYL mengaku ketika menjabat sebagai menteri SYL menggunakan anggaran kementerian serta uang patungan dari bawahannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya, termasuk membeli emas untuk kondangan, membeli kendaraan, menghelat acara sunatan anaknya, pembelian perawatan wajah, hingga membayar biduan dangdut untuk hiburan.[butuh rujukan] Pada 11 Juli 2024, SYL divonis 10 tahun penjara pada kasus pemerasan serta denda 300 juta rupiah dan uang pengganti sebesar Rp 14.147.144.786 (Rp 14,1 miliar) dan USD 30 ribu. [11]
Tahun | Judul | Peran | Produksi | Keterangan |
---|---|---|---|---|
2019 | Assalamualaikum Calon Imam | Gubernur Sulawesi Selatan | Prized Productions | Penampilan khusus |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.