Remove ads
universitas di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Universitas Indonesia Bandung (UI Bandung) adalah gabungan fakultas yang berada di Kota Bandung yang bernaung di bawah Universitas Indonesia (UI) yang berpusat di Jakarta di mana pada tanggal 2 Februari 1950 dialihkan dari Nederlandsch Indië Civil Administratie - NICA (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda) kepada Pemerintah RI sebagai kelanjutan dari Universiteit van Indonesie te Bandoeng.
Universitas Indonesia Bandung | |
---|---|
Informasi | |
Didirikan | 2 Februari 1950 – 2 Maret 1959 |
Kampus | Urban |
Nama julukan | BPTRIS, BPTRI, UI Bandung |
Dengan ditandatanganinya soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) Indonesia oleh Belanda berdasarkan Konferensi Meja Bundar (23 Agustus - 2 November 1949) dan dibentuknya RIS pada tanggal 27 Desember 1949, maka ditetapkanlah Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 tanggal 23 Januari 1950 tentang Perguruan Tinggi yang berlaku sejak tanggal diumumkan yaitu 30 Januari 1950, di mana Pasal 1 UU Darurat tersebut menyatakan bahwa:
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia Serikat diwajibkan mengambil segala tindakan dalam waktu sependek-pendeknya dengan, jika perlu, menyimpang dari segenap peraturan-peraturan yang berlaku untuk "Universiteit van Indonesie" seperti "Hoger Onderwijs Ordonnantie 1946"; (Staatsblad van Nederlands Indie 1947 No.47), dan "Universiteitsreglement 1946" (Staatsblad van Nederlands Indie 1947 No.170), masing-masing dengan perubahan-perubahannya, dan dari segenap "Huishoudelijke Reglementen" dari segala fakulteit, agar Perguruan Tinggi itu dapat memenuhi aliran-aliran nasional Republik Indonesia Serikat.
Sebelumnya Pemerintah Indonesia telah membentuk Panitia Persiapan Negara (PPN) yang bertugas antara lain untuk mempersiapkan pengambilalihan lembaga perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh NICA.[1] Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1950 itu dibentuklah Balai Perguruan Tinggi RIS yang merupakan peleburan antara Balai Perguruan Tinggi RI (didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 di Jakarta meliputi Perguruan Tinggi Kedokteran dan Perguruan Tinggi Hukum/Kesusasteraan dengan pengantar bahasa Indonesia) dan Universiteit van Indonesie (terdiri dari 9 fakultas dengan pengantar bahasa Belanda). Beberapa varian nama institusi tersebut adalah Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia Serikat, Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia, atau Universiteit van de Republiek Indonesië. Untuk selanjutnya tanggal 2 Februari 1950 dianggap sebagai tanggal lahir Universiteit Indonesia.
Dari pidato Dekan Fakultas Prof. Ir. H. Vlugter pada Dies Natalis der Faculteit van Technische Wetenschap tanggal 18 Oktober 1950 di Kampus Ganesha Bandung, nama yang dipakai adalah "Fakultet Pengetahuan Teknik dari Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia" – bukan "Universiteit Indonesia". Demikian juga dalam pidato pada Dies Natalis der Faculteit van Technische Wetenschap tanggal 18 Oktober 1951, dengan variasi "Balai Perguruan Tinggi Republik Indonesia" ada pula "Universiteit van de Republiek Indonesië".
Nama universitas tersebut selama rentang 1950-1959 adalah:
Penyerahan Universiteit van Indonesie dari pihak Belanda kepada Indonesia diikuti perubahan nama dari segenap fakultas dan lembaga yang dimiliki termasuk yang berkedudukan di Bandung, yaitu:
Demikian juga terhadap lembaga pelatihan/kursus yang terdapat di Kampus Ganesha Bandung yaitu:
Selama berada di bawah naungan UI antara tahun 1950-1959 banyak kegiatan tingkat universitas yang diselenggarakan di Kampus Ganesha Bandung, di antaranya adalah:
Pada tanggal 20 Oktober 1952 dibentuklah Dewan Mahasiswa Universiteit Indonesia Bandoeng (DMUIB) sebagai satu-satunya organisasi mahasiswa terpusat yang merupakan representasi dari mahasiswa semua bagian yang ada di Universiteit Indonesia Bandung.[5]
Dalam sidang perdana yang dihadiri delegasi yang terpilih secara demokratis dari semua disiplin ilmu dari UI Bandung, yaitu Fakultas Teknik, FIPIA, dan Akademi Pendidikan Jasmani. Sesuai statutanya DMUIB bertujuan untuk:
Sementara itu, DMUIB akan mengutus delegasi ke Jakarta untuk menghubungi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan Presiden Universitas Indonesia. Pengurus DMUIB terdiri atas:
Setelah sekitar tiga tahun DMUIB berjalan secara otonom, muncul gagasan untuk menyatukan seluruh organisasi mahasiswa di lingkungan UI yang berada di Bandung, Bogor, dan Jakarta (Kampus UI Surabaya sudah terpisah sejak tahun 1954 menjadi Unair). Maka pada tanggal 30-31 Juli 1955 di Jakarta dilangsungkan konferensi anggota senat organisasi mahasiswa berbagai fakultas dari Universitas Indonesia yang menghasilkan resolusi antara lain dibentuknya Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia yang merupakan badan koordinasi semua organisasi mahasiswa yang didirikan pada tanggal 30 Juli 1955. KMUI harus dianggap sebagai satu-satunya badan yang mewakili seluruh mahasiswa di Universitas Indonesia.[6]
Dengan adanya Keluarga Mahasiswa UI dan DMUI (Jakarta), selanjutnya DMUIB mengubah statusnya menjadi sebatas "mengkoordinir mahasiswa di kampus UI Bandung", namanya berubah menjadi Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia Koordinator Bandung (DMUIKB) yang diresmikan pada hari Jumat, 2 Desember 1955 jam 20:00 di Aula FTUIB (sekarang Aula Barat ITB) oleh Rektor UI Prof. dr. Bahder Djohan.[7] Pengurus DMUIKB terdiri atas:
Berbeda dengan DMUIB yang bersifat otonom terlepas dari DMUI Jakarta, DMUIKB sekarang tidak memiliki Ketua Umum. Namun terlepas dari nama dan statusnya, DMUIKB pada kenyataannya relatif solid, mandiri dan tetap banyak berkiprah di antaranya adalah dengan menyelenggarakan Kongres pertama Dewan/Senat Mahasiswa se Indonesia yang berlangsung di Kampus Bandung pada tanggal 25-28 Februari 1957. Bentuk kampus yang menyatu, dan bidang keilmuan yang saling bersinggungan (ilmu eksak mendasari ilmu teknik, namun perkembangan ilmu teknik membantu pengembangan teori dalam ilmu eksak) melahirkan karakter mahasiswa kampus Ganesha yang solid dan kompak. Hal ini dibuktikan lagi menjelang pemisahan kampus UI Bandung dari induknya.
DMUIKB melalui salah satu organnya yaitu Bagian Perumahan juga turut berperan dalam memecahkan problem kurangnya akomodasi/asrama bagi mahasiswa Kampus Ganesha.
Sampai dengan diserahkannya kepada pemerintah Indonesia pada awal tahun 1950, jurusan/bagian yang tersedia di Fakultas Teknik Bandung adalah:[1]
Sedangkan jurusan/bagian baru yang dibuka pada periode ini adalah:
Pada tahun akademik 1950-1951 yang dimulai sejak 1 September 1950 dibuka tiga bagian baru yaitu Geodesi, Arsitektur, dan Teknik Fisika (Technische Natuurkunde). Mahasiswa angkatan pertama Bagian Geodesi ITB berjumlah 13 orang terdaftar dan 1 orang pendengar. Pada angkatan pertama tersebut antara lain Jacub Rais (Guru Besar ITB, Kepala Bakosurtanal kedua), Pranoto Asmoro (Mayor Jenderal TNI-AD, Kepala Jantop TNI-AD ketiga dan Kepala Bakosurtanal pertama), Josep Soenarjo, mahasiswa pendengar (Kolonel pada Jantop TNI-AD, Guru Besar ITB). Pimpinan Bagian Geodesi dipegang oleh Prof. Ir. H. A. Brouwer.[8]
Dengan semakin meningkatnya animo pendaftar dikaitkan dengan terbatasnya kapasitas, maka mulai TA 1957-1958 Fakultas Teknik Bandung mengadakan ujian seleksi kepada calon mahasiswa baru. Ini merupakan ujian seleksi masuk universitas untuk yang pertama kali di Indonesia.
Jumlah mahasiswa Fakultas Teknik Bandung dari tahun ke tahun:
No. | Bagian | Oktober 1951[16] | Desember 1952[17] | Oktober 1955[18] | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Pria | Wanita | Jumlah | ||||
1. | Teknik Sipil | ±200 | 281 | 534 | 4 | 538 |
2. | Teknik Kimia | ±150 | 223 | 269 | 7 | 276 |
3. | Teknik Mesin | ±200 | 345 | 363 | - | 363 |
4. | Teknik Elektro | ±200 | 332 | 317 | 1 | 318 |
5. | Teknik Pertambangan | ±30 | 42 | 211 | - | 211 |
6. | Teknik Arsitektur | ±50 | 130 | 376 | 7 | 383 |
7. | Teknik Geodesi | ±30 | 31 | 27 | - | 27 |
8. | Teknik Fisika | 7 | 20 | 8 | 1 | 9 |
9. | Metrologi | 6 | 6 | 8 | - | 8 |
10. | Seni Rupa | ±50 | 46 | 33 | 18 | 51 |
Jumlah total | 935 | 1456[note 2] | 2146 | 38 | 2181 | |
Jumlah populasi mahasiswa FT UI Bandung dari tahun ke tahun:[18]
Jumlah lulusan FT UI Bandung dari tahun ke tahun:[17]
Tahun | Jumlah |
---|---|
1946-1947 | 8 |
1947-1948 | 10 |
1948-1949 | 7 |
1949-1950 | 1 |
1950-1951 | 3 |
1951-1952 | 10[note 4] |
1952-1953 | |
1953-1954 | |
1954-1955 | |
1955-1956 | |
1956-1957 | |
1957-1958 | |
1958-1959 | |
Komposisi staf pengajar Fakultas Teknik sebagai berikut:
Data | Juli 1950 (orang) | Juli 1951 (orang) | Keterangan |
---|---|---|---|
Guru besar tetap | 15 | 15 | gewone hoogleraren |
Guru besar luar biasa/tidak tetap | 10 | 7 | buitengewone hoogleraren |
Lektor tetap | 6 | 5 | lectoren |
Lektor luar biasa/tidak tetap | 7 | 10 | buitengewone lectoren |
Asisten ahli | 12 | 11 | beroepsassistenten |
Jumlah | 50 | 48 | staf akademik[16] |
Rasio dosen: mahasiswa | 1: 10,8 | 1: 19,5 | |
Rasio guru besar: mahasiswa | 1: 21,6 | 1: 42,5 | [note 5] |
Dekan Fakultas Teknik sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah:[1]
Guru besar FT pada periode 1950-1959 sebagai berikut:
FIPIA UI Bandung merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan kepakaran dalam bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan yang mencakup bidang:[25][26]
Pada awalnya FIPIA UI Bandung tidak mengenal jurusan/bagian sebagaimana yang tersedia pada masa setelah menjadi ITB melainkan bidang-bidang peminatan (studierichting) dengan kode "a" sampai dengan "r" yaitu:[28]
Ada dua tujuan program pendidikan FIPIA, yang pertama program pendidikan untuk suatu kepakaran dalam bidang MIPA; yang kedua program pendidikan untuk suatu profesi, yaitu pendidikan guru sekolah menengah dalam bidang MIPA, dan pendidikan untuk profesi apoteker.[28]
Bagi yang ingin menjadi guru sekolah menengah, tersedia pendidikan jalur cepat setingkat sarjana muda dengan masa studi 3 tahun yaitu richting "m" (guru matematika), "n" (guru fisika), "o" (guru kimia), "p" (guru biologi). Program ini merupakan yang pertama di Indonesia, sebelum dibukanya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Bandung (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia) pada tanggal 20 Oktober 1954. Setelah lulus sarjana muda, lulusannya dapat melanjutkan ke tingkat sarjana dalam bidang MIPA yang sesuai.[28]
Program pendidikan untuk suatu kepakaran dalam suatu bidang MIPA selalu disertai bidang tambahan MIPA lainnya, agar lulusan FIPIA memiliki wawasan pemahaman yang cukup baik dalam lebih dari satu bidang lain. Hal ini akan mendukung dalam pengembangan ilmu selanjutnya, ataupun untuk bekerja sama antara sesama pakar bidang MIPA lainnya. Kombinasi bidang ini sangat fleksibel, sehingga mahasiswa dapat memilih sesuai minat masing-masing.
Lulusan FIPIA diberi ijazah Doktorandus yang menyatakan bahwa "pemegang ijazah ini berhak mencapai gelar doktor dalam Ilmu Pasti dan Ilmu Alam dengan membuat dan mempertahankan thesis".[28]
Laporan dalam pidato tahunan Oktober 1950 untuk TA 1949-1950 mahasiswa terdaftar sebanyak 171 orang yaitu:[29]
Pada bulan Agustus 1953 FIPIA meluluskan sarjana untuk pertama kali yaitu:
Satu bulan kemudian, September 1953 FIPIA meluluskan sarjana lagi yaitu Raden Rawuh, bidang utama Matematika, bidang tambahan Fisika dan Mekanika, Drs. Rawuh kelak akan menjadi dosen Matematika dan penulis buku Matematika untuk sekolah menengah.
Sabtu, 10 April 1954 di Aula Fakultas Teknik Bandung dilaksanakan promosi Doctor in de wis- en natuurkunde kepada Theodorus Reinders Rix dengan disertasi yang berjudul "Enige additiereacties aan aethoxyacetyleen Diarsipkan 2014-10-06 di Wayback Machine.". Ini merupakan promosi doktor pertama kalinya sejak FIPIA dibuka tahun 1947. Sidang dipimpin Presiden UI Prof. Mr. Dr. Soepomo, dengan promotor Prof. Dr. M. Gruber Diarsipkan 2014-10-06 di Wayback Machine., dan disaksikan para guru besar kedua fakultas Bandung.
Pada hari Sabtu pagi, 2 April 1955 di gedung FIPIA dilangsungkan penyerahan apothekersdiploma kepada Drs. Poey Seng Bouw, yang merupakan ijazah apoteker pertama yang dikeluarkan FIPIA.[32]
Laporan dalam pidato tahunan Oktober 1957 untuk TA 1956-1957 mahasiswa terdaftar sebanyak 1.154 orang yaitu:[20]
Mahasiswa baru TA 1957-1958 sebanyak ... orang
Dekan FIPIA sampai dengan berakhirnya periode UI Bandung adalah:[1]
Guru besar FIPIA pada periode 1950-1959 sebagai berikut:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.