Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Timor Leste

negara di Asia Tenggara dan Oseania Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Timor Leste
Remove ads

Timor-Leste (bahasa Tetun: Timór Lorosa'e), dengan nama resmi Republik Demokratik Timor-Leste[12] (bahasa Portugis: República Democrática de Timor-Leste,[13] bahasa Tetun: Repúblika Demokrátika Timor Lorosa'e),[14] yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara pulau di Asia Tenggara dan Oseania.[15] Negara ini berada di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan eksklave Oe-Cusse Ambeno di Timor Barat. Negara ini memiliki luas sekitar 15.007 kilometer persegi dengan Dili, kota di pesisir utara Pulau Timor, menjadi ibu kota dan kota terbesarnya.

Fakta Singkat Republik Demokratik Timor-Leste República Democrática de Timor-Lestecode: pt is deprecated (Portugis) Repúblika Demokrátika Timór Lorosa'ecode: tet is deprecated (Tetum), Ibu kota (dan kota terbesar) ...

Pulau Timor sendiri pertama kali ditinggali oleh Orang Papua dan Orang Austronesia. Hal ini menciptakan campuran budaya dan bahasa yang dipengaruhi oleh kebudayaan lain di Asia Tenggara dan Melanesia. Timor Timur kemudian berada di bawah pengaruh Portugal sejak abad ke-16, dan wilayah yang diduduki dikenal sebagai Timor Portugis sampai tahun 1975, ketika Front Revolusi Kemerdekaan Timor-Leste (FRETILIN) mengumumkan kemerdekaan wilayah tersebut. Konflik internal setelah deklarasi tersebut berujung pada invasi Indonesia dan aneksasi atas Timor Timur. Timor Timur dinyatakan sebagai provinsi ke-27 oleh Indonesia pada tahun berikutnya. Pendudukan Indonesia di Timor Timur ditandai oleh konflik yang sangat keras selama beberapa dasawarsa antara kelompok separatis (khususnya FRETILIN) dan militer Indonesia. Pada tanggal 30 Agustus 1999, dalam sebuah referendum yang disponsori Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rakyat Timor Timur menentukan nasibnya sendiri untuk lepas dan merdeka dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2022, Timor Timur merdeka sebagai Timor Leste, menjadikan negara ini sebagai negara merdeka berdaulat pertama di abad ke-21. Pada tahun yang sama, hubungannya dengan Indonesia kembali pulih, dan Indonesia menjadi negara yang mendukung aksesi Timor Leste ke ASEAN.

Bentuk pemerintahan Timor Leste berupa sistem semi-presidensial, di mana presiden yang dipilih secara demokratis berbagi kekuasaan dengan perdana menteri yang ditunjuk oleh Parlemen Nasional. Kekuasaan terpusat di bawah pemerintahan nasional, meski pemimpin daerah juga memiliki pengaruh secara tidak langsung dalam pemerintahan. Negara ini merupakan anggota dari Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis, pengamat di Forum Kepulauan Pasifik, dan menjadi anggota ASEAN pada bulan Oktober 2025.[16] Perekonomian negara ini relatif lemah, umumnya mengandalkan sumber daya alam (termasuk minyak) dan bantuan internasional.

Populasi Timor Leste sekitar 1,34 juta penduduk menurut sensus tahun 2022, dan lebih didominasi oleh kaum muda akibat meningkatnya angka kelahiran di negara tersebut. Pendidikan telah meningkatkan angka melek huruf di Timor Leste, terutama dalam bahasa resmi negara, bahasa Portugis dan bahasa Tetun. Selain kedua bahasa tersebut, Timor Leste juga memiliki 30 bahasa lokal yang aktif digunakan di negara tersebut. Timor-Leste merupakah salah satu dari hanya dua negara di Asia yang mayoritas agama penduduknya adalah Kristen, negara lainnya adalah Filipina.


Remove ads

Nama

Pulau "Timor" berasal dari kata dalam bahasa Melayu timur, merujuk pada lokasinya di ujung timur Kepulauan Nusa Tenggara.[17] Dalam bahasa Indonesia, penyebutan negara ini menghasilkan nama "Timor Timur", yang digunakan untuk menyebut nama provinsi sebelum merdeka. Setelah merdeka, negara ini direferensikan dengan nama "Timor Leste", mengikuti istilahnya dalam bahasa Portugis, Timor-Leste (leste berarti "timur"). Dalam bahasa Tetun, negara ini dikenal sebagai Timor Lorosa'e, di mana Lorosa'e bisa diartikan secara harfiah sebagai "(tempat) di mana matahari terbit".[18][19]

Nama resmi negara ini adalah "Republik Demokratik Timor-Leste" dalam bahasa Indonesia.[20] Sementara dalam bahasa resmi negara tersebut, nama resminya ialah "República Democrática de Timor-Leste" dalam bahasa Portugis[13] dan "Repúblika Demokrátika Timór-Leste" dalam bahasa Tetun.[21] Adapun nama resmi pendek negara ini ialah "Timor-Leste",[22] Negara ini menggunakan kode ISO TLS & TL.[23]

Remove ads

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Masa prasejarah dan prakolonial

Thumb
Patung Pembebasan Timor Timur yang dibuat pada masa pendudukan Indonesia di Timor Timur

Bukti tertua mengenai keberadaan manusia di Timor Leste dapat ditemukan di Gua Jerimalai di ujung Pulau Timor, yang diketahui berusia 42.000 tahun.[24] Diketahui pula bahwa manusia pertama mencapai daerah ini pada waktu migrasi Ras Australoid, yang pada saat ini mewariskan rumpun bahasa Papua di Timor Leste.[25] Ada dugaan bahwa penduduk berbahasa Austroasiatik juga mencapai pulau Timor, meski tidak mewariskan bahasa tersebut saat ini.[26][27] Kedatangan bangsa Austronesia ke pulau Timor membawa bahasa mereka dan bercampur dengan kebudayaan Australoid yang telah tinggal.[28] Menurut mitos asal muasal orang Timor, nenek moyang mereka berlayar mengitari ujung timur pulau sebelum mendarat di bagian selatannya. Nenek moyang ini sering kali diidentifikasi sebagai penduduk yang berasal dari Semenanjung Malaya atau pegunungan tinggi Minangkabau.[29] Migrasi Austronesia di pulau Timor dikaitkan dengan perkembangan agrikultur di pulau tersebut.[28][30]

Meski informasi yang berkaitan dengan sistem politik di pulau Timor sedikit, namun diketahui bahwa penduduk pulau ini telah mengembangkan serangkaian pemerintahan yang saling terkait dan diatur oleh hukum adat. Masyarakat-masyarakat kecil, yang berpusat di tempat sakral, merupakan bagian dari suco (atau kepangeranan), yang juga merupakan bagian dari pemerintahan kerajaan yang lebih besar, yang disebut sebagai liurai. Kekuasaan dalam kerajaan-kerajaan ini dipegang oleh dua orang, yaitu liurai sebagai pemegang kekuasaan duniawi dan rai nain yang memegang kekuasaan rohani. Terdapat beberapa kerajaan yang muncul di pulau ini dan sering kali mengalami pergeseran aliansi serta hubungan, tetapi beberapa di antaranya cukup stabil dan masih bertahan, bahkan sampai akhir kekuasaan Portugis.[31]:11–15

Kira-kira sejak abad ke-13, pulau Timor dikenal sebagai penghasil cendana,[31]:267 yang dikenal sebagai bahan parfum dan kerajinan.[32] Hal tersebut menjadikan Timor sebagai bagian dari jaringan perdagangan Asia Tenggara, Tiongkok, dan India pada abad ke-14,[33] yang juga menyediakan madu dan lilin. Pulau tersebut tercatat dalam catatan Kerajaan Majapahit sebagai sumber upeti.[34]:89 Cendana yang dihasilkan dari pulau ini menarik perhatian penjelajah Eropa untuk mengunjungi pulau Timor pada awal abad ke-16. Pada awalnya, kehadiran bangsa Eropa di daerah itu hanya untuk membuka pos dagang,[35] dengan berdirinya pemukiman Portugis di pulau terdekat, yaitu pulau Solor.[34]:90

Kolonialisasi Portugis (1769–1975)

Kehadiran Portugis di pulau Timor pada awalnya terbatas pada perdagangan dengan pemukiman Portugis di pulau sekitarnya. Kehadiran mereka kemudian lebih terasa pada abad ke-17 ketika Portugis disingkirkan dari pulau-pulau lain oleh Belanda.[31]:267 Setelah Belanda menguasasi pulau Solor pada tahun 1613, Portugis kemudian memindahkan pusat administrasinya ke pulau Flores, kemudian berpindah ke Kupang di pulau Timor bagian barat pada tahun 1646, sebelum akhirnya menyingkir ke Lifau, yang saat ini merupakan bagian dari eksklave Oecusse-Ambeno.[34]:90 Kolonisasi pulau tersebut dimulai pada tahun 1769, ketika kota Dili didirikan, meski kontrol Portugis atas pulau Timor masih sangat terbatas.[36] Perbatasan Timor Belanda dan Timor Portugis sendiri baru ditetapkan pada tahun 1914 dalam Mahkamah Arbitrase Antarabangsa, yang saat ini menjadi perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.[37]

Bagi Portugis, Timor Timur hanya sebuah pos dagang yang tidak begitu diperhatikan. Investasi ke dalam infrastruktur dan pendidikan koloni tersebut masih sangat minim hingga abad ke-19. Meskipun Portugal telah memiliki kontrol atas bagian dalam pulau, pembangunan masih relatif minim.[31]:269,273 Adapun cendana masih menjadi tanaman ekspor yang dihasilkan dari koloni tersebut, bersamaan dengan kopi yang mulai ditanam setidaknya sejak pertengahan abad ke-19.[32]

Pada abad ke-20, ekonomi dalam negeri mengalami keterpurukan sehingga mendorong Portugis untuk mengekstrasi kekayaan di wilayah koloninya. Hal ini menimbulkan berbagai gerakan perlawanan dari masyarakat pribumi di Timor Portugis.[33] Koloni tersebut sering dianggap sebagai beban ekonomi, terutama pada masa Depresi Besar, dan hanya menerima sedikit manajemen dan dukungan dari Portugal.[31]:269

Pada waktu Perang Dunia II, Dili diduduki oleh Sekutu pada tahun 1941, dan kemudian oleh Jepang pada tahun 1942. Pegunungan di pulau Timor menjadikan koloni tersebut menjadi bagian dari kampanye gerilya yang dikenal sebagai Pertempuran Timor. Pasukan Sekutu bersama dengan sukarelawan pribumi bersama-sama bertempur melawan pasukan Jepang, yang mengakibatkan sekitar 40.000 hingga 70.000 rakyat sipil tewas.[38] Jepang pada akhirnya menguasai pulau tersebut dan mengusir Pasukan Australia dan Sekutu pada tahun 1943.[39] Namun, Portugis kembali menguasai pulau tersebut setelah kekalahan Jepang di akhir Perang Dunia II.[40]

Portugal kemudian memulai investasi ke koloni tersebut sejak tahun 1950-an, dengan mendanai pendidikan dan mempromosikan ekspor kopi. Kendati demikian, perekonomian koloni tidak kunjung membaik dan pengembangan infrastruktur masih terbatas.[31]:269 Pertumbuhan ekonomi koloni hanya meningkat 2% setiap tahunnya.[41] Keadaan tersebut pada akhirnya memuncak ketika Portugal meninggalkan koloni tersebut setelah Revolusi Anyelir pada tahun 1974.

Penelantaran tersebut memicu terjadinya perang saudara di antara partai politik di Timor Timur. Partai Front Revolusi Independen Timor Leste (Fretilin) melawan upaya pengambilalihan kekuasaan oleh Uni Demokrasi Timor (UDT) pada bulan Agustus 1975[42] dan memproklamasikan kemerdekaan secara sepihak pada tanggal 28 November 1975 sebagai Republik Demokratik Timor Leste. Indonesia, yang takut akan adanya negara komunis di kepulauan Nusantara, melancarkan operasi militer dan menginvasi Timor Timur pada tanggal 7 Desember 1975.[43] Pada tanggal 17 Juli 1976, Indonesia mendeklarasikan Timor Timur sebagai provinsi ke-27.[44] Merespons hal tersebut, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menentang invasi tersebut dan teritori Timor Timur pada saat itu dianggap sebagai "wilayah yang tidak memiliki pemerintahan sendiri di bawah administrasi Portugis".[45]

Pendudukan Indonesia (1975–1999)

  • 1976 - 1999: Pendudukan Indonesia di Timor Timur. Sekitar 100.000 - 250.000 orang tewas.[46]
  • 1991: Insiden Santa Cruz
  • 1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan Presiden B. J. Habibie. Setelah pengunduran diri Presiden Soeharto, dibuat sebuah kesepakatan yang disponsori PBB antara Indonesia dan Portugal untuk sebuah referendum dalam pengawasan PBB pada bulan Agustus 1999. Mayoritas hasil pemungutan suara yang memilih dan menginginkan kemerdekaan Timor Timur disambut dengan kampanye kekerasan oleh milisi pro-integrasi. Dengan izin dari Indonesia, pasukan penjaga perdamaian multi nasional yang dipimpin Australia ditempatkan sampai situasi pulih. Pada akhir 1999, administrasi Timor diambil alih oleh PBB melalui Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor-Leste.
  • 2002: Terbentuknya negara Timor-Leste
  • 2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor-Leste memberontak menuntut keadilan. Pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer

Pada tanggal 30 Agustus 2001, rakyat Timor-Leste memberikan suara dalam pemilihan pertama mereka yang diselenggarakan oleh PBB untuk memilih anggota parlemen.[47] Pada bulan Maret 2002, lebih dari 20.000 pengungsi telah kembali. Pada tanggal 20 Mei 2002, Konstitusi Republik Demokratis Timor-Leste mulai berlaku dan Timor-Leste diakui sebagai negara merdeka dan berdaulat oleh PBB.[48] Parlemen Nasional dibentuk dan Xanana Gusmão dilantik sebagai Presiden pertama negara tersebut. Pada tanggal 27 September 2002, Timor Timur diganti namanya menjadi Timor-Leste, menggunakan bahasa Portugis, dan diterima sebagai negara anggota oleh PBB.[49]

Tahun berikutnya, Gusmão menolak masa jabatan presiden yang kedua kalinya. Menjelang pemilihan presiden bulan April 2007, gelombang kekerasan merebak di negeri ini. José Ramos-Horta terpilih sebagai presiden pada pemilihan bulan Mei 2007, sementara Gusmão mengikuti kontestasi pemilihan parlemen dan menjadi Perdana Menteri. Ramos-Horta mengalami luka kritis dalam percobaan pembunuhan pada Februari 2008. Perdana Menteri Gusmão juga terjebak dalam baku tembak secara terpisah tetapi berhasil lolos tanpa cedera. Bala bantuan Australia segera dikirim untuk membantu menjaga ketertiban. Pada tahun 2006, PBB mengirim pasukan keamanan untuk memulihkan ketertiban saat kerusuhan dan pertempuran memaksa 15 persen penduduk (155.000 orang) meninggalkan rumah mereka. Pada bulan Maret 2011, PBB menyerahkan kontrol operasional kepolisian kepada pihak berwenang Timor-Leste. PBB mengakhiri misi pemeliharaan perdamaian pada tanggal 31 Desember 2012.[50]

Remove ads

Geografi

Thumb
Tentara Timor-Leste dan Tentara Indonesia

Timor-Leste beriklim tropis yang umumnya panas dan lembap. Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Jika musim hujan, hujan yang turun akan sangat deras, dan jika kemarau, akan sangat jarang turun hujan. Dari prospektif topografis, wilayah Timor-Timur sebagian besar terdiri dari daerah-daerah pegunungan yang membentang dari timur ke barat. Bentangan-bentangan pegunungan ini adakalanya terputus, sehingga membentuk lembah-lembah serta jurang-jurang yang curam dan amat dalam. Kemudian, ditengah-tengahnya mengalir sungai-sungai kecil yang sangat mempersulit transportasi. Tanahnya amat banyak mengandung kapur, karang, tanah liat yang pekat, dan pasir serta hanya sedikit yang tergolong tipe tanah vulkanik. Di Timor-Timur, terdapat 7 buah gunung yang ketinggiannya lebih dari 2.000 meter. Di Kabupaten Ainaro, terdapat Gunung Tatamailau (2.495 m), dan Gunung Usululi (2.620 m).

Politik

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Demonstrasi menuntut pemisahan Timor Timur dari Indonesia

Kepala Negara Republik Timor-Leste adalah seorang presiden, yang dipilih secara langsung dengan masa bakti selama 5 tahun. Meskipun fungsinya hanya seremonial saja, ia juga memiliki hak veto undang-undang. Perdana Menteri dipilih dari pemilihan multi partai dan diangkat/ditunjuk dari partai mayoritas sebuah koalisi mayoritas. Sebagai kepala pemerintahan, Perdana Menteri mengepalai Dewan Menteri atau Kabinet dalam Kabinet Pemerintahan.

Parlemen Timor-Leste menerapkan sistem satu kamar yang disebut Parlamento Nacional. Anggotanya dipilih untuk masa jabatan selama lima tahun. Jumlah kursi di parlemen antara 52 dan 65 tetapi saat ini berjumlah 65. Undang-Undang Dasar Timor-Leste didasarkan pada konstitusi Portugal.

Angkatan Bersenjata Timor-Leste adalah FALINTIL-FDTL (F-FDTL), sedangkan angkatan kepolisiannya adalah PNTL (Polícia Nacional Timor-Leste).

Pembagian administratif

Timor-Leste secara administratif dibagi menjadi 13 distrik:

Thumb

Nama-nama yang berada di antara tanda kurung adalah ejaan alternatif yang sering dipakai pada masa Integrasi.

Remove ads

Ekonomi

Ringkasan
Perspektif

Pertumbuhan ekonomi Timor-Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara. Timor-Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 193 negara.[51] Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor-Leste mengadopsi mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang resmi negaranya yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia. Pada November 2007, terdapat sebelas kecamatan di mana kebutuhan makanan harus dipasok oleh bantuan internasional.[52] Tidak ada hukum perlindungan hak cipta di Timor-Leste.[53]

Salah satu proyek jangka panjang menjanjikan yang pernah ada adalah pengembangan dan exploitasi minyak bumi dan gas alam bersama dengan Australia di sebelah tenggara perairan Timor. Setelah revolusi Anyelir, pemerintahan kolonial Portugis memberikan konsesi pada Oceanic Exploration Corporation untuk pengembangan dan exploitasi tersebut. Namun, hal ini gagal terlaksana dikarenakan oleh Operasi Seroja pada tahun 1976. Kemudian setelahnya, sumber daya dibagi antara Indonesia dan Australia dengan Perjanjian Celah Timor pada tahun 1989.

Saat ini tiga bank asing memiliki cabang di Dili: ANZ, Banco Nasional Ultramarino yang merupakan anak perusahaan dari bank terbesar Portugal Caixa Geral de Depósitos, dan Bank Mandiri.

Remove ads

Demografi

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Piramida penduduk Timor-Leste

Pada sensus di tahun 2015 penduduk Timor-Leste diperkirakan berjumlah 1.183.643 jiwa. Penduduk Timor-Leste merupakan orang keturunan Austronesia (Melayu-Polinesia), Papua, sejumlah minoritas Tionghoa (Hakka) dan beberapa keturunan Portugis Eropa yang biasa disebut Mestiços.

Bahasa

Thumb
Membaca di Timor-Leste

Sejak kemerdekaan Timor-Leste pada tahun 2002, setelah sejak tahun 1999 di bawah pemerintahan transisi PBB, berdasarkan konstitusi Timor-Leste memiliki 2 bahasa resmi yaitu bahasa Tetun dan bahasa Portugis. Bentuk vernakular dari bahasa Portugia yang digunakan di Timor Leste dikenal sebagai bahasa Portugis Timor Leste. Selain itu dalam konstitusi disebutkan pula bahwa bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dijadikan bahasa kerja.[54] Dalam praktik keseharian, masyarakat banyak menggunakan bahasa Tetun Portugis sebagai bahasa ucap. Sementara bahasa Indonesia banyak dipakai untuk menulis. Misalnya anak sekolah di tingkat SMA masih menggunakan bahasa Indonesia untuk ujian akhir. Banyak mahasiswa dan dosen lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan menulis karangan ilmiah. Selain itu terdapat pula belasan bahasa daerah, diantaranya: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Naueti, Waimua, Mambai, Tokodede, Midiki dan Wetarese.

Di bawah pemerintahan Presiden Suharto, penggunaan bahasa Portugis dilarang. Saat ini bahasa Portugis di Timor-Leste diajarkan dan dipromosikan secara luas dengan bantuan dari Brasil dan Portugal, meskipun terdapat keengganan dari beberapa kalangan muda berpendidikan.

Menurut Laporan Pembangunan PBB 2006, hanya kurang dari 5% dari penduduk Timor-Leste berbicara bahasa Portugis secara fasih. Meskipun demikian, validitas laporan ini dipertanyakan oleh para anggota institut linguistik nasional Timor-Leste, yang mempertahankan pendapat bahwa bahasa Portugis diucapkan hingga 25% dari penduduk Timor-Leste. Seiring dengan bahasa lokal lainnya, bahasa Tetun merupakan bahasa yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi, sementara itu bahasa Indonesia masih banyak digunakan di media dan sekolah dari SMA hingga perguruan tinggi. Sebagian besar kata dalam bahasa Tetum berasal dari bahasa Portugis, tetapi juga terdapat kata-kata serapan dari bahasa Indonesia, contohnya adalah notasi bilangan.

Agama

Mayoritas penduduk Timor-Leste beragama Kekristenan yakni 99,53%, dimana Katolik 97,57%, diikuti Protestan sebanyak 1,96%. Sebagian kecil lainnya beragama Islam yakni 0,24%, kemudian Buddha 0,07%, Hindu 0,02%, dan aliran kepercayaan dan kepercayaan tradisional 0,16%.[1] Mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan (diosis) di Timor-Leste, yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI.

Sebelumnya, pada tahun 1975, diperkirakan hanya 25–30% penduduk Timor-Leste yang dibaptis sebagai seorang Katolik. Namun, setelah Timor-Leste diduduki oleh Indonesia, agama Katolik berkembang pesat di wilayah tersebut, dan pada dasawarsa 1990-an, persentase rakyat Timor-Leste yang dibaptis sebagai seorang Katolik telah mencapai lebih dari 90%.[55][56] Jumlah gereja sendiri bertambah dari 100 bangunan gereja pada tahun 1974 menjadi lebih dari 800 pada tahun 1994.[57] Diyakini salah satu penyebab Timor-Leste berubah menjadi negara Katolik adalah karena hukum Indonesia mewajibkan semua warganya untuk menganut salah satu agama yang diakui secara resmi, dan kepercayaan animis rakyat Timor-Leste dianggap tidak sesuai dengan sila pertama Pancasila.[23][56]

Remove ads

Budaya dan suku

Ringkasan
Perspektif
Thumb
Parque Dom Boaventura Luak

Timor-Leste tidak memiliki budaya resmi, budaya masyarakat Timor-Leste bergantung dengan budaya Timor Timur, yaitu campuran suku dengan Indonesia, salah satunya adalah Suku Marobo. Selain itu, budaya Timor-Leste juga dipengaruhi bangsa Portugis.

Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor-Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso. Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa. Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo. Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya. Jenis bahasa mereka adalah jenis bahasa orang laut yang terancam punah, bersamaan dengan bahasa-bahasa milik suku bangsa Punan, Asmat, Mentawai, dan Sakai.[butuh rujukan]

Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suku Marobo. Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun. Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor-Leste). Sayangnya, pengetahuan tenun dengan masyarakat Marobo sendiri terputus saat Indonesia menduduki Timor-Leste pada 1975.[butuh rujukan]

Remove ads

Referensi

Catatan

Lihat pula

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads