Loading AI tools
genus tumbuh-tumbuhan Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Rafflesia atau puspa nusa adalah sebuah genus tumbuhan berbunga yang semua spesiesnya hidup sebagai parasit. Anatomi tumbuhan pada Rafflesia tidak lengkap.[2] Organ tubuh dari Rafflesia hanya berbentuk bunga yang mekar atau kuncup saja. Rafflesia tidak memiliki bagian daun, batang, dan akar. Sebagai ganti dari tidak adanya akar, Rafflesia memiliki suatu jaringan bernama haustorium yang mampu menyerap nutrisi hasil fotosintesis dari jaringan tumbuhan inangnya.[3]
Rafflesia | |
---|---|
Rafflesia arnoldii | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malpighiales |
Famili: | Rafflesiaceae |
Genus: | Rafflesia R.Br. ex Thomson bis[1] |
Spesies tipe | |
Rafflesia arnoldii | |
Spesies | |
Lihat teks |
Rafflesia termasuk genus tumbuhan yang mengalami kelangkaan karena kehidupannya secara biologis bergantung kepada tumbuhan inang dari jenis Tetrastigma tertentu.[3] Kondisi pertumbuhan Rafflesia ditentukan oleh kondisi tumbuhan inang. Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhannya ialah iklim dan lingkungan tumbuhan inangnya. Hampir semua spesies Rafflesia hanya dapat tumbuh di habitat alaminya.[2]
Rafflesia pertama kali ditemukan oleh seorang dokter dan penjelajah berkebangsaan Prancis yang bernama Louis Auguste Deschamp. Penemuan Rafflesia merupakan hasil dari ekspedisi tumbuhan selama tiga tahun di Pulau Jawa pada akhir abad ke-18 Masehi. Ekspedisi ini merupakan permintaan dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Pieter Gerardus van Overstraten.[4]
Rafflesia dijadikan sebagai lambang kelangkaan berbagai jenis flora di dunia. Status konservasi Rafflesia di tingkat internasional adalah flora malesiana. Status ini menandakan bahwa Rafflesia merupakan tumbuhan langka di kawasan Malesia. Sementara itu, di Indonesia sebagai habitat alami terbesar bagi Rafflesia, spesies Rafflesia arnoldii memperoleh status sebagai Puspa Langka. Status ini menandakan bahwa Rafflesia merupakan spesies langka yang mewakili flora langka di Indonesia.[5]
Deskripsi mengenai Rafflesia dibuat pertama kali dibuat oleh seorang dokter dan penjelajah Prancis yang bernama Louis Auguste Deschamp. Ketika mengadakan pelayaran menuju ke Pulau Jawa, Deschamp ditangkap oleh pasukan Hindia Belanda. Ia kemudian diberi perintah dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang bernama Pieter Gerardus van Overstraten untuk mengadakan ekspedisi tumbuhan di Pulau Jawa. Ekspedisi ini berlangsung selama tiga tahun, dari tahun 1791 hingga tahun 1794.[4] Dr. Joseph Arnold tahun 1818 melanjutkannya berdasarkan spesimen yang diberikan pemandunya, seorang penduduk asli Sumatra, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemberi dana ekspedisinya.
Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun, ataupun akar yang sesungguhnya. Rafflesia adalah endoparasit pada tumbuhan merambat dari genus Tetrastigma (famili Vitaceae) yang menyebarkan haustoriumnya yang mirip serabut di dalam jaringan tumbuhan merambat itu. Satu-satunya bagian tumbuhan Rafflesia yang dapat dilihat di luar tumbuhan inangnya adalah bunga bermahkota lima. Pada beberapa spesies, seperti Rafflesia arnoldii, diameter bunganya mungkin lebih dari 100 cm, dan beratnya hingga 10 kg. Bahkan spesies terkecil, Rafflesia manillana, bunganya berdiameter 20 cm. Bunganya tampak dan berbau seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga resmi negara, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand.
Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg raksasa/batang krebuit) dari suku talas-talasan (Araceae) yang juga memiliki rekor ukuran perbungaan tak bercabang terbesar di dunia. Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan berbunga tetapi hubungan kekerabatan mereka jauh. Rafflesia arnoldii mempunyai bunga tunggal terbesar di dunia dari seluruh tumbuhan berbunga, setidaknya bila orang menilai dari beratnya. Amorphophallus titanum mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar.
Anggota-anggotanya sebagian besar tumbuh alami di hutan-hutan tropis sampai subtropis Asia Tenggara (termasuk maritim). Keseluruhan terdapat kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya seperti yang dikenali oleh Meijer pada tahun 1997.[butuh rujukan] .
Rafflesia arnoldii adalah spesies Rafflesia yang dapat tumbuh hingga setinggi 110 cm ketika mekar. Penamaannya diperoleh dari nama seorang dokter dan penjelajah pada abad ke-19 Masehi, Joseph Arnold. Ia melihat Rafflesia arnoldii pada tahun 1818 ketika melakukan penjelajah di sekitar sungai Manna dalam kawasan pedalaman Manna, Bengkulu Selatan.[6] Rafflesia arnoldii menyebar di wilayah Indonesia, khususnya pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau di sekitarnya.[7]
Perbandingan sekuensi DNA mitokondria (mtDNA) Rafflesia dengan mtDNA angiosperma lain menandakan bahwa parasit ini berevolusi dari tumbuhan fotosintetik dari ordo Malpighiales.[8] Studi lain pada tahun yang sama mengonfirmasikan hasil ini menggunakan sekuensi mtDNA dan DNA inti, dan menunjukkan bahwa tiga grup lain yang diklasifikasikan dalam Rafflesiaceae secara tradisional tidak berkerabat.[9] Studi terbaru menemukan Rafflesia dan kerabatnya terpaut dalam famili Euphorbiaceae, hal yang mengejutkan karena anggota famili itu umumnya mempunyai bunga yang sangat kecil.[10] Menurut analisis mereka, tingkat evolusi ukuran bunga lebih atau kurang konstan di seluruh famili itu kecuali pada asal mula Rafflesiaceae, di mana bunga dengan cepat berevolusi menjadi lebih besar sebelum berbalik pada tingkat perubahan yang lebih lambat.
Penelitian mengenai pertukaran potongan genom maupun reduksi genom pada Rafflesia telah diduga, mengingat banyak organisme parasit juga mengalami hal yang sama. Hasil penelitian Molina et al. pada tahun 2014 terhadap Rafflesia lagascae Blanco menunjukkan telah terjadi hilangnya sebagian besar genom plastid aslinya dan digantikan sebagian oleh genom plastid dari tumbuhan inangnya, Tetrastigma.[11] Petunjuk mengenai "hilang"nya sebagian genom pada tumbuhan parasit anggota Rafflesiaceae kembali muncul dari hasil penelitian Cai et al. (2021) yang menggunakan kerabat Rafflesia, yaitu Sapria. Diketahui bahwa genom Sapria himalayana hilang sampai 44% dari moyangnya.[12]
Sejak tahun 2002 ada banyak aktivitas oleh ilmuwan Filipina yang telah menemukan dan memberi nama beberapa spesies baru Rafflesia. Sebelum waktu ini ada dua spesies yang diketahui: R. manillana dan R. schadenbergiana, spesies yang belakangan terlihat terakhir kali pada tahun 1882 di gunung Apo di provinsi Davao di pulau Mindanao, namum ia dianggap punah. yang berikut ini adalah rentetan aktivitas ini:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.