Padma raksasa (bahasa Latin: Rafflesia arnoldii) adalah tumbuhan parasit obligat yang terkenal karena memiliki bunga berukuran sangat besar, bahkan merupakan bunga terbesar di dunia[1]. Sementara itu, di Kecamatan Pandam Gadang, bunga ini disebut cendawan biriang dalam bahasa Minangkabau.[2] Bunga ini memiliki wangi yang kuat dan menyerupai bau bangkai sehingga masyarakat lokal sering menyebutnya sebagai bunga bangkai.[3] Bunga Rafflesia dikatakan bunga yang unik karena hanya berupa bunga mekar tanpa daun, akar dan tidak memiliki batang.[4] Rafflesia memiliki jaringan yang mirip seperti fungsi akar yang disebut haustarium. Selain itu, Rafflesia tumbuh dan bergantung pada inang di jaringan tumbuhan merambat (liana) Tetrastigma dan tidak memiliki daun sehingga tidak mampu berfotosintesis. Tumbuhan inang yang akan membantu Raflessia untuk berfotosintesis. Bunga ini merupakan tumbuhan endemik hutan hujan di daerah Sumatera dan Kalimantan.[5][6]
Padma raksasa | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Malpighiales |
Famili: | Rafflesiaceae |
Genus: | Rafflesia |
Spesies: | R. arnoldii |
Nama binomial | |
Rafflesia arnoldii | |
Rafflesia arnoldii merupakan salah satu bunga nasional Indonesia, seperti halnya melati putih dan anggrek bulan.[7] Pada tahun 1993, bunga Rafflesia diklasifikasikan sebagai puspa langka berdasarkan Keputusan Presiden No. 4 tahun 1993.[8]
Sejarah
Penjelajah Prancis Louis Auguste Deschamps adalah orang Eropa pertama yang menemukan bunga Rafflesia. Ia merupakan anggota ekspedisi ilmiah Prancis ke Asia dan Pasifik yang ditahan oleh Belanda selama tiga tahun di Pulau Jawa pada tahun 1797. Selama masa itu, ia mengumpulkan spesimen yang kemungkinan merupakan Rafflesia patma. Dalam perjalanan pulang pada tahun 1798, kapalnya disita oleh Inggris—yang sedang berperang dengan Prancis—dan semua catatan serta dokumennya dirampas.[9] Joseph Banks, seorang ilmuwan terkemuka, disebut-sebut berusaha keras agar dokumen-dokumen tersebut dikembalikan, tetapi tampaknya tidak berhasil.[9] Catatan itu hilang, kemudian ditemukan kembali sekitar tahun 1860, dijual ke British Museum of Natural History, tetapi sayangnya hilang lagi setelah itu.[10]
Rafflesia arnoldii ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles, di hutan tropis Sumatra.[11][12] Bunga ini ditemukan pertama kali di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan, sehingga Bengkulu dikenal sebagai Bumi Rafflesia. Seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold yang menemukan bunga raksasa ini pertama kali. Dr. Joseph Arnold sendiri saat itu tengah mengikuti ekspedisi yang dipimpin oleh Thomas Stamford Raffles.[11] Jadi penamaan bunga Rafflesia arnoldii didasarkan dari gabungan nama Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpin ekspedisi dan Dr. Joseph Arnold sebagai penemu bunga. Bunga ini termasuk tumbuhan endemik di Pulau Sumatra, terutama bagian selatan (Bengkulu, Jambi, dan Sumatera Selatan). Taman Nasional Kerinci Seblat adalah daerah konservasi utama spesies ini. Bunga jenis ini, bersama-sama dengan anggota genus Rafflesia yang lainnya merupakan salah satu genus yang statusnya terancam (Endagered) akibat punahnya habitat yang mendukung kehidupannya, salah satunya karena penggundulan hutan yang dahsyat.
Morfologi dan Taksonomi
Bunga Rafflesia merupakan parasit tidak berakar, tidak berdaun, dan tidak bertangkai.[13] Diameter bunga ketika sedang mekar bisa mencapai 70–110 sentimeter dengan tinggi mencapai 50 sentimeter.[14] Bunga ini berbobot sekitar 11 kilogram. Bunga mengisap unsur anorganik dan organik dari tanaman inang Tetrastigma. Satu-satunya bagian yang bisa disebut sebagai "tanaman" adalah jaringan yang tumbuh di tumbuhan merambat Tetrastigma.
Bunga mempunyai lima daun mahkota yang mengelilingi bagian yang terlihat seperti mulut gentong. Di dasar bunga terdapat bagian seperti piringan berduri, berisi benang sari atau putik bergantung pada jenis kelamin bunga, jantan atau betina. Hewan penyerbuk adalah lalat yang tertarik dengan bau busuk yang dikeluarkan bunga.[13] Bunga hanya berumur sekitar satu minggu (5–7 hari) dan setelah itu layu dan mati.[15] Persentase pembuahan sangat kecil, karena bunga jantan dan bunga betina sangat jarang bisa mekar bersamaan dalam satu minggu, itu pun jika ada lalat yang datang membuahi.
Penggolongan jenis Rafflesia masih didasarkan pada bentuk struktur dan morfologi bunga. Belum adanya kesepakatan antara para ahli taksonomi untuk mendeskripsikannya ke dalam karakter tertentu. Sampai saat ini karakter yang digunakan untuk membedakan jenis Rafflesia adalah:
- Ukuran diameter bunga pada saat mekar
- Diameter bukaan diafragma (lubang di tengah bunga)
- Jumlah prossesus (cuatan seperti duri di tengah bagian bunga)
- Jumlah dan pola bintil-bintil putih yang tersebar menutupi mahkota
- Jumlah dan ukuran lingkar barisan bintil-bintil yang berada di bawah permukaan diafragma
- Jumlah anther (kepala sari) adalah 40 pada Rafflesia arnoldii jantan
- Panjang dan struktur ramenta (bulu-bulu yang tumbuh pada diafragma) dan posisinya
- Jumlah annuli pada dasar perigon (struktur yang menyerupai cincin yang melingkar di dasar bunga)
- Penyebaran atau lokasi tumbuh[16]
Aktivitas Fauna
Aroma busuk dari R. arnoldii mengundang serangga dan semut. Berbagai jenis serangga seperti lalat (Drosophila colorata, Chrysomya megacephala, Sarcophaga haemorridalis) ditemukan dan secara aktif mengunjungi bunga-bunga yang sudah tua. Serangga lain seperti semut hitam (Euprenolepisare sp.) juga ditemukan pada knop yang telah mati dan dianggap sebagai sumber ancaman yang mematikan bagi knop.[17]
Galeri
- Bunga Rafflesia arnoldi atau padma raksasa, sering dikacaukan dengan bunga bangkai karena memang sama-sama mengeluarkan bau busuk
- Spesimen Rafflesia arnoldii di Kyoto Botanical Garden berasal dari hutan Bengkulu (Sumatra)
- Bunga Rafflesia arnoldii
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web Rafflesia Diarsipkan 2014-12-30 di Wayback Machine.
Daftar Pustaka
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.