Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif
Panas ekstrem Haji 2024
panas ekstrem selama Haji 2024 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Remove ads
Antara tanggal 14–19 Juni 2024, 1.301 jamaah Haji di Makkah meninggal dunia yang dipengaruhi oleh panas ekstrem, dengan suhu melebihi 50 derajat Celcius, menjadikannya salah satu haji paling mematikan hingga saat ini.[1][2] Suhu terpanas yang tercatat di Masjidil Haram Makkah adalah 51,8°C (125,2°F).[3] Setidaknya 2.764 kasus penyakit terkait panas dilaporkan selama 16 Juni.[4] Hanya satu dari kematian yang dikonfirmasi yang dilaporkan bukan karena penyakit yang berhubungan dengan panas, melainkan meninggal karena luka fatal yang diderita saat terjadi kerumunan kecil.[5]
Remove ads
Remove ads
Latar belakang
Ringkasan
Perspektif
Haji merupakan rangkaian ibadah di Makkah, Arab Saudi yang dilakukan Muslim setidaknya sekali seumur hidup. Ibadah tahunan ini dimulai pada tanggal 7 dan berakhir pada tanggal 12 Dzulhijjah.[6] Dilaksanakan di negara yang berada di Timur Tengah, cuaca di Arab Saudi sangat tinggi dan dapat meningkat pada bulan-bulan tertentu. Ketika waktu haji jatuh pada bulan Juli dan Agustus, suhu dapat mencapai rata-rata tertinggi 54°C. Ini dapat menyebabkan serangan panas, terutama bagi jamaah yang berasal dari negara yang bersuhu lebih rendah. Masih kurangnya perlindungan di luar ruangan dan tindakan pencegahan lainnya adalah alasan utama tingginya jumlah kasus sengatan panas dan kelelahan akibat panas di kalangan jamaah haji.[7] Ditambah, semakin meningkatnya jumlah jamaah haji setiap tahunnya menjadi tantangan yang lain.[8]
Pada haji 2024, sebelumnya pemerintah Arab Saudi telah memperkirakan akan ada peningkatan suhu dari normal. Diperkirakan jamaah akan mengalami suhu tinggi rata-rata 44°C dan dapat meningkat di siang hari. Juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan suhu dapat “menimbulkan ancaman bagi kesehatan para jamaah”.[9] Sebagai upaya penanggulangan, alun-alun utama yang ada di Makkah dan Madinah telah dilengkapi dengan sistem kabut dan stasiun air portabel. Selain itu, pemerintah Saudi berjanji akan memberi alat pendingin di lantai Masjidil Haram dan tenda-tenda di sekitarnya.[10]
Remove ads
Korban
Ringkasan
Perspektif
Menteri Kesehatan Arab Saudi mengatakan setidaknya 1.301 orang meninggal selama ibadah haji.[11][12] Dari korban meninggal, sedikitnya 600 orang merupakan jamaah haji asal Mesir. Diplomat Yordania menyatakan bahwa 60 warga Yordania juga meninggal karena panas ekstrem.[5] Kementerian luar negeri Tunisia melaporkan bahwa sedikitnya 35 jamaah haji Tunisia tewas akibat “peningkatan suhu yang tajam”. Pemerintah Indonesia melaporkan 144 kematian warganya, namun tidak merincikan apakah karena serangan panas.[13] Tiga belas jamaah haji dari Daerah Kurdistan di Irak dilaporkan tewas, dengan panas yang diklaim sebagai "salah satu alasan utamanya". Lima jamaah haji wanita dari Kashmir meninggal karena serangan panas di Gunung Arafah dan di Muzdalifah.[14] Peziarah lain dari Iran dan Senegal juga dilaporkan tewas.[15]
Seorang diplomat Mesir menyatakan bahwa sejumlah besar jamaah menunaikan haji tanpa registrasi karena mereka tidak mampu membayar prosedur resmi, dan hal ini dapat memperburuk jumlah korban dan cedera di Mesir secara umum yang disebabkan oleh panas yang ekstrem. Alasannya adalah karena mereka tidak bisa mengakses fasilitas ber-AC atau tempat makan dan minum resmi, sehingga menyebabkan dehidrasi berkepanjangan, terpapar, dan rentan terhadap panas ekstrem. Diplomat tersebut juga menyatakan bahwa gelombang besar jamaah haji yang tidak terdaftar kemungkinan besar telah membanjiri fasilitas yang ada, menyebabkan kekacauan dalam distribusi makanan, air, dan layanan medis.[3]
Seorang jamaah melaporkan melihat para peziarah tergeletak di pinggir jalan tak bergerak, dan mencatat bahwa ambulans “tidak tahu ke mana harus berbelok”.[16]
Remove ads
Catatan
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Remove ads