Loading AI tools
Jaringan televisi di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Moji (digayakan sebagai mOȷı, sebelumnya bernama O Channel) adalah sebuah jaringan televisi swasta di Indonesia yang dimiliki oleh PT Elang Mahkota Teknologi Tbk.[1] O Channel resmi mengudara pada tanggal 16 Juni 2005 di Jakarta, dan mengganti namanya menjadi nama saat ini pada tanggal 21 Agustus 2022.
PT Omni Intivision | |
---|---|
Jenis | Jaringan televisi |
Negara | Indonesia |
Wilayah siaran | Nasional |
Kantor pusat | SCTV Tower, Senayan City, Jl. Asia Afrika Lot 19, Tanah Abang, Jakarta Pusat |
Slogan | "Seru Banget" |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pemilik | Elang Mahkota Teknologi |
Saluran seinduk |
|
Diluncurkan | 16 Juni 2005 |
Pendiri | |
Nama sebelumnya | PT Gendis Citrarahayu |
Media streaming | |
Vidio | Tonton langsung |
IndiHome TV | Tonton langsung (Hanya untuk Pelanggan IndiHome) |
moji |
Moji merupakan televisi swasta kesebelas di Indonesia setelah RCTI, SCTV, MNCTV, antv, Indosiar, MetroTV, Trans7, Trans TV, tvOne dan GTV. Moji dulunya merupakan stasiun televisi lokal di Jakarta yang didirikan oleh Meuthia Kasim dan dulu sebagian besar sahamnya dimiliki oleh patungan antara Elang Mahkota Teknologi dan MRA Media.
Moji awalnya muncul dengan nama O Channel, yang saat didirikan dimiliki oleh Elang Mahkota Teknologi (Emtek) dan MRA Media dengan masing-masing 50% saham. Siaran percobaannya mulai dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2004 (dengan jangkauan terbatas selama 2 jam)[2][3][4] dan kemudian diresmikan pada tanggal 16 Juni 2005. Salah satu pendirinya adalah Meuthia Kasim, seorang entertainer dan eksekutif di MRA,[5][6] dan direktur utamanya saat itu juga berasal dari MRA, yaitu Soetikno Soedarjo.[7] Namun pada tahun 2007, pihak MRA Media mengurangi kepemilikannya menjadi 18,5% dan setahun berikutnya melepas seluruh sahamnya, sehingga O Channel dikuasai sepenuhnya oleh Emtek. O Channel berada di bawah pengelolaan/badan hukum PT Omni Intivision, yang awalnya didirikan pada 8 November 1991 sebagai PT Gendis Citrarahayu, dan pada 2 Agustus 1999 berganti nama yang digunakan saat ini.[8]
Awal tujuan dari pendirian O Channel adalah untuk menghasilkan standar baru bagi dunia pertelevisian yang fokus dan menarik hati masyarakat Jakarta serta memberikan alternatif yang berbeda bagi pemirsa televisi di Indonesia. O Channel saat itu hanya merupakan televisi lokal Jakarta saja, dan program-programnya didesain sesuai dengan kebutuhan penduduk kelas atas Jakarta, terutama gaya hidup maupun hiburan metropolitan. Selain program tersebut, beberapa acaranya juga berasal dari luar negeri seperti film impor. Siarannya awalnya hanya selama 17,5 jam, yang kemudian diperpanjang menjadi 20 jam[9][10] dan saat ini sudah 24 jam. Karena fokus awalnya tersebut, nama "O Channel" dapat diinterpretasikan juga sebagai singkatan dari slogannya, Jakarta's Own Channel.[4]
Format acara diatas perlahan-lahan ditinggalkan memasuki awal 2010-an, dan O Channel selanjutnya tampak tenggelam dalam tayangan home shopping (belanja rumah) O Shop (awalnya juga dari penyedia lain seperti Lejel).[11][4] Segmentasi penontonnya pun diubah, menjadi untuk wanita (khususnya ibu rumah tangga dan kalangan menengah) dengan titik berat program-program hiburan dan gaya hidup. Selain O Shop, program-program lain yang ditujukan bagi wanita juga muncul, seperti Cerita Wanita dan Masak Istimewa.[12] Pada periode yang sama, O Channel mulai melakukan perluasan siaran, walaupun hanya di beberapa kota saja di Indonesia baik dalam bentuk jaringan televisi (analog), maupun bergabung dengan multipleks SCM (digital).[13]
Belakangan, mulai pada pertengahan 2010-an, tampak O Channel mulai difokuskan sebagai jaringan televisi Emtek yang menyiarkan acara olahraga. Tercatat, Emtek cukup banyak memberikan jatah televisi ini penayangan event olahraga besar, seperti Olimpiade 2016, Asian Games 2018, NBA dan Liga 1.[14][15] Dan memasuki 2020, O Channel semakin memantapkan diri untuk bersiaran secara nasional melalui televisi digital di kanal multipleks milik SCM (SCTV atau Indosiar), sekaligus memperbanyak program siaran pertandingan dan turnamen olahraga dan perlahan mengurangi porsi tayang acara belanja rumah. Praktis, dapat dikatakan O Channel merupakan salah satu televisi swasta berbasis digital di Indonesia yang sudah menasional, di luar keberadaan transmisi analog yang hanya menjangkau beberapa wilayah saja. Perubahan ke arah penayangan program-program olahraga tersebut (ditambah sejumlah acara gaya hidup), menandai perubahan O Channel menjadi televisi yang kini menargetkan anak muda sebagai pasarnya.[16]
Pada awal Agustus 2022, sempat terjadi rumor adanya rencana pergantian nama O Channel menjadi Moji, karena dibocorkannya merek tersebut dalam sebuah promosi Piala Dunia FIFA 2022 di Indosiar.[17] Rumor tersebut makin mencuat setelah akun resmi O Channel di Instagram dan Facebook menyatakan "pamit" pada 14 Agustus 2022.[18] Yang pasti, merek Moji telah didaftarkan dalam proses sejak 26 Juli 2022 oleh PT Omni Intivision, pemilik O Channel itu sendiri.[19]
Di tanggal 20 Agustus 2022, logo O Channel di kanan atas menghilang dan digantikan dengan hitung mundur #OCPamit, dan keesokan harinya (21 Agustus 2022 pukul 00:00 WIB), O Channel resmi berganti nama udara menjadi Moji.[20] (Meskipun demikian, hingga menjelang Piala Dunia 2022, logo O Channel masih ditampilkan bergantian dengan logo Moji). Sedangkan untuk peluncurannya dilakukan dalam suatu acara bertema "Meet the Champion" di Summarecon Mall Serpong pada hari yang sama. Beberapa tokoh dihadirkan dalam acara ini, seperti selebritas Ibnu Jamil dan mantan pemain sepak bola Inggris, Michael Owen.[21]
Bisa dikatakan, penggantian nama menjadi Moji merupakan suatu kelanjutan dari reposisi O Channel sebagai televisi olahraga dan anak muda sejak tahun 2020. Moji dalam hal ini mengklaim dirinya sebagai jaringan televisi pertama di Indonesia yang memfokuskan tayangannya pada acara olahraga baik lokal maupun internasional, yang menjadikan Moji sebagai pesaing utama stasiun televisi olahraga MNCTV dari Media Nusantara Citra.[22][23] Selain itu, peluncuran Moji juga sebagai rangka menyambut perkembangan teknologi, termasuk penghentian siaran analog yang menuntut pembaharuan dan inovasi.[21] Beberapa bulan pasca-rebranding, tercatat Moji berhasil merangsek dalam rating 10 televisi nasional (posisi 9 dari 16) dengan fokus acara olahraganya tersebut.[24]
Sejak diluncurkan ulang dengan nama Moji pada Agustus 2022, Moji mulai merayakan ulang tahunnya ke-18, pertama kali pada 2 Agustus 2023, yang bertajuk "Moji 18 Seru Banget".[25]
Nama "Moji" diambil dari kata emoji (bahasa Jepang; e artinya wajah dan moji artinya karakter). Jika dipadukan dengan slogannya Everyday Excitement, kehadiran Moji diharapkan bisa memberikan wajah baru, kegembiraan dan inspirasi bagi pemirsanya (khususnya anak muda dari usia 18 sampai 30 tahun) lewat program-program berkualitas, seperti gaya hidup, hiburan dan pertandingan olahraga kelas dunia.[26] Sedangkan untuk logonya didominasi warna biru dan putih, dengan makna berikut.
Sebagai O Channel
Sebagai Moji
Saat ini, jangkauan siaran Moji telah mencakup 30 provinsi di Indonesia melalui siaran digital (DVB-T2) setelah mengantongi Izin Penyelenggaraan Penyiaran pada 2022, dan akan diperluas[per kapan?] ke 7 provinsi lainnya, baik melalui multipleks SCM (SCTV atau Indosiar) ataupun lainnya jika tidak tersedia.[butuh rujukan]
Nama Perusahaan | Nama Stasiun | Daerah | Frekuensi Digital (DVB-T2)[28] | Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[29] |
---|---|---|---|---|
PT Omni Intivision | Moji | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | 24 UHF | SCTV Jakarta |
PT Omni Tarakan | Moji Tanjung Selor | Tanjung Selor | 33 UHF | SCTV Tanjung Selor |
PT Omni Parahyangan | Moji Yogyakarta | Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates | 32 UHF | Indosiar Yogyakarta / Indosiar Solo |
Moji Bandung | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | 29 UHF | Indosiar Bandung | |
Cirebon, Indramayu, Kuningan | 38 UHF | Indosiar Cirebon / Indosiar Kuningan | ||
Garut | 34 UHF | Indosiar Garut | ||
Ciamis, Tasikmalaya | 36 UHF | Indosiar Ciamis | ||
Sukabumi | 38 UHF | Indosiar Sukabumi | ||
Purwakarta | 39 UHF | Indosiar Purwakarta | ||
Sumedang, Majalengka | 28 UHF | Indosiar Sumedang | ||
Cianjur Selatan | 46 UHF | Indosiar Cianjur | ||
Moji Banten | Cilegon, Serang | 29 UHF | SCTV Serang | |
Pandeglang | 34 UHF | SCTV Pandeglang | ||
PT Omni Semarang | Moji Semarang | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus | 33 UHF | Indosiar Semarang |
Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | Indosiar Tegal | |||
Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Cilacap | 31 UHF | Indosiar Banyumas | ||
Purworejo, Kebumen | 33 UHF | Indosiar Purworejo | ||
Blora, Cepu | 31 UHF | Indosiar Blora | ||
Pati, Rembang | 29 UHF | Indosiar Rembang | ||
Magelang | 28 UHF | Indosiar Magelang | ||
PT Omni Surabaya | Moji Surabaya | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | 29 UHF | SCTV Surabaya / SCTV Lamongan / SCTV Mojokerto |
Jember | 27 UHF | SCTV Jember | ||
Malang, Kota Batu, Probolinggo | 28 UHF | SCTV Malang / SCTV Probolinggo | ||
Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo | 37 UHF | SCTV Madiun | ||
Pacitan | 45 UHF | SCTV Pacitan | ||
Bondowoso | 27 UHF | SCTV Bondowoso | ||
Situbondo | 32 UHF | SCTV Situbondo | ||
Banyuwangi | 31 UHF | SCTV Banyuwangi | ||
Pamekasan, Sumenep | 30 UHF | SCTV Pamekasan / SCTV Sumenep | ||
Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung | SCTV Kediri | |||
Tuban, Bojonegoro | 25 UHF | SCTV Tuban | ||
PT Omni Kencana | Moji Banjarmasin | Banjarmasin, Martapura, Marabahan | 33 UHF | SCTV Banjarmasin |
PT Manuntung Balikpapan Televisi | Moji Balikpapan | Balikpapan | 35 UHF | SCTV Balikpapan |
PT Omni Samarinda | Moji Samarinda | Samarinda | 37 UHF | SCTV Samarinda |
PT Ramako Televisi Batam | Moji Batam | Batam, Tanjung Balai Karimun | 42 UHF | SCTV Batam |
PT Omni Medan | Moji Medan | Medan | 34 UHF | Indosiar Medan |
Pematangsiantar, Simalungun | 32 UHF | Indosiar Pematangsiantar | ||
Moji Aceh | Banda Aceh | 35 UHF | Indosiar Banda Aceh | |
Sigli, Bireuen | 31 UHF | Indosiar Sigli / Indosiar Bireuen | ||
Lhokseumawe | 32 UHF | Indosiar Lhokseumawe | ||
PT Omni Jambi | Moji Jambi | Jambi | 29 UHF | Indosiar Jambi |
PT Omni Palembang | Moji Palembang | Palembang, Lempuing | 32 UHF | Indosiar Palembang/Indosiar Lempuing |
PT Omni Bengkulu | Moji Bengkulu | Bengkulu | 31 UHF | Indosiar Bengkulu |
PT Omni Banjarmasin | Moji Pontianak | Pontianak | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
Moji Palangkaraya | Palangkaraya | 36 UHF | SCTV Palangkaraya | |
Moji Mataram | Mataram | 38 UHF | SCTV Mataram | |
PT Palu Televisi Media | Moji Palu | Palu | SCTV Palu | |
PT Omni Kendari | Moji Kendari | Kendari | 36 UHF | SCTV Kendari |
PT Omni Manokwari | Moji Manokwari | Manokwari | 34 UHF | SCTV Manokwari |
PT Citranet Media | Surya Manggala TV / Moji Denpasar | Kota Denpasar, Singaraja, Karangasem | 36 UHF | MetroTV Denpasar / MetroTV Singaraja / MetroTV Karangasem |
PT Omni Polonia | Moji Lampung | Bandar Lampung, Kota Metro | 39 UHF | MetroTV Bandar Lampung |
Moji Kupang | Kupang | 41 UHF | MetroTV Kupang | |
PT Panorama Media Takalar Televisi | VE TV / Moji Makassar | Makassar | 34 UHF | MetroTV Makassar |
PT Sarana Televisi Bangka | Moji Pangkalpinang | Pangkalpinang | 39 UHF | MetroTV Pangkalpinang |
PT Televisi Civica Infomedia | Moji Gorontalo | Gorontalo | 31 UHF | Trans TV Gorontalo |
PT Omni Manado | Moji Manado | Manado | 38 UHF | MetroTV Manado |
PT Omni Pekanbaru | Moji Pekanbaru | Pekanbaru | 33 UHF | Trans TV Pekanbaru |
PT Omni Padang | Moji Padang | Padang | 42 UHF | MetroTV Padang dan Bukittinggi |
No. | Nama | Awal jabatan | Akhir jabatan |
---|---|---|---|
1 | Meuthia Kasim | 2004 | 2007 |
2 | Lanny Rahardja | 2007 | 2011 |
3 | Eddy Kusnadi Sariaatmadja | 2011 | 2013 |
4 | Sutanto Hartono | 2013 | sekarang |
No. | Nama | Jabatan |
---|---|---|
1 | Sutanto Hartono | Direktur Utama |
2 | Alvin Widarta Sariaatmadja | Direktur Penjualan dan Pemasaran |
3 | Hendy Lim | Direktur Keuangan |
4 | David Setiawan Suwarto | Direktur Pemrograman |
No. | Nama | Jabatan |
---|---|---|
1 | Eddy Kusnadi Sariaatmadja | Komisaris Utama |
2 | Suryani Zaini | Komisaris |
3 | Susanto Suwarto |
Pada Desember 2013, KPI Daerah DKI Jakarta pernah memperingatkan O Channel yang saat itu programnya terlalu didominasi acara home shopping. Program tersebut selain dianggap melebihi batas iklan di stasiun televisi (20%), juga dinilai kurang edukatif karena mendorong budaya konsumtif.[11]
Dalam suatu pertandingan Liga 1 antara PSM Makassar dan Persita Tangerang yang disiarkan oleh jaringan televisi O Channel di tanggal 6 Maret 2020, seorang komentator sepakbola O Channel, Rama Sugianto, mengeluarkan komentar yang dianggap mengarah ke pelecehan seksual, berupa "Ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat, ada yang besar tapi bukan harapan, Bung Erwin" ketika kamera diarahkan ke suporter perempuan Persita. Akibat komentar itu, O Channel dan Rama harus mendapatkan kritik keras dari berbagai pihak, khususnya warganet yang akhirnya membuat permintaan maaf keduanya di media sosial masing-masing dua hari kemudian.[30] Klarifikasi juga dilakukan pihak O Channel dengan mengunjungi kantor KPI di tanggal 9 Maret 2020. Pihak O Channel menyatakan mereka sudah memberhentikan untuk beberapa waktu sang komentator dan mengedit video yang berisi pernyataan tersebut.[31]
O Channel pernah mendapat teguran KPI karena menayangkan film Farewell, My Love pada tahun 2006 yang menampilkan adegan seks secara vulgar.[7] Tahun sebelumnya, Kominfo juga sempat mempermasalahkan kanal yang digunakan O Channel saat itu (33 UHF) lewat surat No. 468/DITFREK/III/2005 tanggal 28 Maret 2005 dan No. 705/TU/IV/5.2/DITFREK/2005 tanggal 6 Mei 2005, karena kanal tersebut dianggap seharusnya hanya digunakan untuk siaran dari Palabuhanratu, Sukabumi.[32]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.