Top Qs
Timeline
Obrolan
Perspektif

Laksmi

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Laksmi
Remove ads

Laksmi (Dewanagari: लक्ष्मी; ,IAST: Lakṣmī, लक्ष्मी) adalah dewi kekayaan, kebahagiaan, kesetiaan, ketulusan, kebaikan, kesuburan, kemakmuran, kemenangan, keberuntungan, keabadian, kehidupan, kecantikan, keadilan, dan kebijaksanaan serta kedamaian dalam agama Hindu.

Fakta Singkat Nama lain, Dewanagari ...

Dalam kitab-kitab Purana, Dewi Laksmi adalah Ibu dari seluruh alam semesta, sakti dari Dewa Narayana (Wisnu). Dewi Laksmi memiliki ikatan yang sangat erat dengan Dewa Narayana. Dalam beberapa inkarnasi Wisnu (Awatara) Dewi Laksmi ikut serta menjelma sebagai Wedawati dan Sita (ketika Wisnu menjelma sebagai Rama), Radha, Rukmini, Jembawati, Satyabama, Kalindi, Nagnajiti, Mitravinda, Charuhasini (atau dipanggil juga Lakshmana), Rohini, Subhima, dan Tulsi (ketika Wisnu menjelma sebagai Krishna), Padmavathi dan Bhudevi (ketika Wisnu menjelma sebagai Venkateswara), Tempat tinggal Dewi Lakshmi adalah Manidwipa, Waikuntha, Goloka, Nitya Dwarka.

Remove ads

Bentuk-bentuk Laksmi

Ringkasan
Perspektif

Enam aspek

Dalam kitab Atharva Weda pada bagian Sita Upanishad, Dewi Laksmi memiliki tiga aspek manifestasi diri, namun ada juga yang mengatakan lima di beberapa Purana yakni :

  • Sridevi (Shri) yang merupakan dewi kemakmuran dan kekayaan. Pada era Mahabharata, ia dipercaya menitis pada Rukmini, istri Kresna.
  • Bhudevi (Bhumi) yang merupakan dewi pelindung bumi. Pada era Mahabharata, ia dipercaya menitis pada Satyabama, istri Kresna.
  • Niladevi (Lila) yang merupakan dewi pelindung langit (terkadang diasosiasikan menjadi matahari dan bulan), kasih sayang, dan kedermawanan. Pada era Mahabharata, ia dipercaya menitis pada Jembawati dan Nagnajiti, istri Kresna.
  • Vaishnodevi (Vaishnavi) merupakan aspek manifestasi dari dewi ibu Hindu Lakshmi meskipun dalam beberapa kepercayaan Vaishno Devi dipercaya sebagai inkarnasi gabungan Mahakali , Mahalakshmi , dan Mahasaraswati, menurut kisahnya Vaishnodevi adalah inkarnasi dewi Lakshmi yang ingin menikah dengan dewa Wisnu saat ia berinkarnasi sebagai Rama tapi Rama menolak dan berkata akan menikahinya di akhir zaman Kaliyuga lalu Vaishnodevi memutuskan bermeditasi dan terus memuja dewa Wisnu dengan setia di suatu gunung, Vaishnodevi dianggap sebagai dewi keberanian, dewi ibu dan dewi kekuatan spritual, saat era Mahabharata Vaishnodevi tidak berinkarnasi meskipun ada sedikit kepercayaan yang menganggap ia berinkarnasi sebagai Radha atau Jembawati.
  • Vrajadevi (Yamuna) adalah dewi kehidupan dan dewi sungai suci dia disebut sebagai salah satu sungai suci yang disebut airnya bisa menyembuhkan penyakit dan menghilangkan dosa. Pada era Mahabharata dia menitis menjadi Yamuna atau dipanggil juga Kalindi, istri Kresna.
  • Tulasidevi (Tulsi) adalah dewi tanaman suci, manifestasi dewi Tulasi di bumi diyakini sebagai kemangi suci oleh umat hindu, menurut Padma Purana seseorang yang dikremasi dengan ranting kemangi suci di tumpukan kayu pemakamannya akan memperoleh moksha. Pada era Mahabharata ia dipercaya menitis menjadi Vrinda atau dipanggil juga Tulsi, istri Kresna.
  • Mahalakshmi adalah penyatuan dari keenam aspek tersebut dipercaya bahwa Mahalakshmi menitis pada Radha, istri Kresna dalam era Mahabharata.
Remove ads

Budaya Indonesia

Ringkasan
Perspektif

Dewi Laksmi juga dikenal sebagai Dewi Sri yang merupakan dewi padi, sandang pangan dan sumber daya alam, dan juga Dewi Pertiwi (nama lain dari dewi Bumi yang tak lain adalah salah satu manifestasi dirinya) yang merupakan dewi penguasa bumi. Dalam pewayangan Jawa, Dewi Laksmi lebih dikenal dengan nama Srisekar atau Sri Widowati (diambil dari nama Wedawati, salah satu avatar Laksmi yang terlahir sebelum Sita/Sinta). Diceritakan Dewi Srisekar terlahir dari sebuah benda pusaka Cupu Linggamanik milik Dewa Antaboga, dewa ular penguasa lapisan terbawah bumi, yang pada saat itu sedang menangis. Air mata Antaboga jatuh ke dalam pusaka tersebut sehingga memunculkan sebuah permata yang kemudian berubah menjadi bayi. Ketika beranjak dewasa, kecantikan dan kebaikan hati Dewi Srisekar membuat banyak pria jatuh hati padanya. Dewi Srisekar memilih Batara Wisnu menjadi suaminya. Dewi Srisekar bersama Batara Wisnu selalu bersama-sama turun ke bumi untuk melindungi dan menjaga keseimbangan dunia dari tindakan keserakahan dan angkaramurka yang sewaktu-waktu bisa membuat kerusakan pada bumi.

Dewi Srisekar dan Batara Wisnu sering menitis menjadi sepasang suami istri dan juga kakak beradik, walaupun mereka akan melewati berbagai rintangan. Karena hal ini, Dewi Srisekar beserta seluruh titisannya menjadi incaran para pria berwatak angkara murka untuk mendapatkannya, di antara adalah Rahwana atau Prabu Dasamuka (raja Alengka) dan Batara Dewasrani (putra dari Batara Guru dan Batari Durga). Rahwana yang terus memaksakan obsesi cintanya kepada Srisekar beserta seluruh titisannya, membuat Widowati memilih membakar diri daripada harus dinodai oleh Rahwana (alasan Rahwana tidak menodai Sinta disebut karena sempat disumpahi Widowati di kehidupan sebelumnya). Selain itu, Batara Dewasrani dikisahkan tergila-gila pada Dewi Srisekar meskipun sudah berstatus sebagai istri dari Batara Wisnu. Srisekar yang ketakutan karena terus dikejar-kejar oleh Dewasrani terpaksa harus meninggalkan kahyangan dan menetap di bumi dalam waktu yang lama, sehingga menyebabkan Dewasrani membuat kerusakan di bumi dan juga kahyangan. Batara Wisnu yang dikenal memiliki sifat penyabar, pada akhirnya kehabisan kesabaran sehingga mengutuk Dewasrani menjadi babi hutan.

Menurut versi pewayangan Jawa, Dewi Srisekar menitis menjadi Citrawati ketika Dewa Wisnu menjelma menjadi Arjunasasrabahu. Selain menjadi pasangan suami istri, Srisekar dan Wisnu menitis menjadi kakak beradik. Dalam era Mahabarata versi Jawa, selain menitis menjadi Rukmini, Dewi Srisekar menitis menjadi Sembadra, yang tak lain adalah adik dari Kresna yang merupakan titisan Dewa Wisnu. Dewi Srisekar dan Dewa Wisnu kemudian menitis juga menjadi Sri dan Sadana, dewa dan dewi sandang pangan papan.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali yang mayoritas menganut agama Hindu, pemujaan terhadap Dewi Laksmi (terkadang disebut sebagai Batara Rambut Sadana, Sanghyang Sri Nini, dan Batari Manik Galih) dilakukan setiap hari Rabu Wage (disebut Buda Cemeng) pada wuku Ukir, Warigadean, Langkir, Merakih, Menail, dan Kulawu. Setiap hari Rabu Wage, umat Hindu—terutama masyarakat yang berprofesi sebaga pedagang atau pebisnis—menyiapkan sesajen berupa canang sari, banten pejati, dan banten otonan/ayaban tumpeng 7, dan uang sebagai persembahan untuk Dewi Laksmi yang dipercaya sedang melimpahkan rejeki, kekayaan, kemakmuran dan kesejahteraan. Selama menjalani ibadah pada hari Rabu Wage, umat Hindu memercayai mereka tidak boleh menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak berwujud barang, seperti membayar utang atau menabung, karena dipercaya uang atau kekayaan tersebut tidak akan kembali selamanya. Dan tidak boleh juga menggunakan uang untuk tujuan keserakahan pribadi seperti perbuatan boros atau berjudi, karena uang atau harta tersebut akan membawa sumber penderitaan.

Remove ads

Catatan kaki

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Remove ads