Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kecurangan dalam olahraga profesional adalah penipuan yang terjadi dalam olahraga dan pendidikan jasmani. Penipuan dan kecurangan merupakan isu yang selalu ada dalam dunia olahraga. Kecurangan tersebut bukan hanya mengecoh lawan dengan skenario tertentu, tetapi juga persoalan penggunaan obat terlarang seperti doping dalam olahraga.[1] Kecurangan dalam olahraga merupakan tindakan di mana kondisi yang secara sadar dan nyata membuat kesepakatan untuk menang, dan hanya menguntungkan pada satu pihak. Akibatnya, prinsip kesetaraan kesempatan di luar perbedaan keterampilan dan strategi dilanggar. Demi sebuah kemenangan, bisa mendorong setiap individu agar melakukan apa pun untuk mewujudkannya, termasuk dengan berbuat curang.[2]
Hukuman dari kecurangan dalam olahraga, bisa dimulai dari perasaan malu dan bersalah. Terlibat secara sengaja dalam perilaku terlarang dapat mengakibatkan perasaan malu, penyesalan, dan rasa bersalah. Perasaan ini dapat bertahan lama, dan dapat menyebar ke dimensi lain dari kepribadian dan menghambat perkembangan di masa depan. Dampak paling buruk bisa menyakiti lawan kompetisi. Menyaksikan lawan menghadapi frustrasi dan kegagalan hanya karena mereka menjadi korban kecurangan adalah konsekuensi nyata lainnya, terutama ketika lawan kalah dalam permainan yang seharusnya tidak mereka miliki, hingga kehilangan beasiswa atletik. Selain itu, bisa berdampak negatif pada semangat kompetisi. Kompetisi olahraga dibangun di atas dasar permainan yang adil, dan ketika kepercayaan ini dilanggar, itu sama sekali mengabaikan nilai-nilai kerja keras dan bermain sesuai aturan.[3]
Dalam olahraga, bila kedua belah pihak sama imbang dalam hal kualitas permainan, maka hasil akhir permainan tersebut susah ditebak hasilnya. Masing-masing tim yang sedang bermain memiliki rasa takut kalah yang tinggi, sehingga kadang sering melakukan ritual mistik untuk memenangkan pertandingan tersebut. Oleh karena itu, lebih tinggi tingkat ketidakpastian kemenangan dalam pertandingan lebih tinggi kemungkinan terjadinya penipuan.[4] Contoh dari pertandingan yang sukar ditebak hasil akhirnya yaitu pertandingan tinju kelas berat, antara Evander Holyfield dengan Mike Tyson di tahun 1997. Pada pertandingan tersebut, dua kandidat sama-sama memiliki kekuatan yang sama, hingga para penonton kesulitan untuk memberikan analisis dan menebak siapa yang akan menjadi juara. Pada pertandingan tersebut Evander Holyfield mengalami cedera di bagian telinga kanannya karena gigitan Mike Tyson.[5] Mike Tyson dengan sadar dan sengaja menggigit kuping Holyfield. Hal tersebut dilakukan karena Mike merasa kesal terhadap wasit yang memimpin karena tidak memberi peringatan ke Holyfield yang dia anggap curang selama dua ronde di awal pertandingan.[6]
Hadiah yang diberikan dalam suatu pertandingan biasanya dalam bentuk uang, karena melihat nominal yang mencolok antara yang diterima oleh juara dengan yang kalah menimbulkan rasa ingin menang yang tinggi. Oleh karena itu, banyak yang melakukan berbagai cara, termasuk menyusun strategi yang curang untuk mencapainya. Sama halnya dengan olahraga amatir berskala internasional yang mempertaruhkan nama bangsa.[4] Salah satu contohnya dalam pertandingan esports. Esports adalah kompetisi olahraga dengan menggunakan game sebagai alat pertandingan. Karena sekarang banyak diminati banyak orang, total hadiah yang ditawarkan dalam turnamen esports pun cukup tinggi. Banyak tim yang juga berlomba menggunakan berbagai cara untuk memenangkan pertandingan tersebut. Salah satu bentuk kecurangannya yaitu sengaja membuat kalah permainan karena sudah dijanjikan untuk mendapatkan bayaran dari taruhan yang dilakukan.[7]
Penipuan terbuka dalam pertandingan olah raga terjadi dalam area pertandingan, bisa dilakukan oleh pemain secara individu, tim/kelompok, pengelola tim, hingga juri atau wasit. Penipuan terbuka masih bisa diatasi, karena biasanya langsung ditindak oleh pihak penyelenggara, para pemain, hingga wasit. Sehingga, permainan bisa kembali ke awal.[4]
Penipuan tertutup adalah perbuatan curang yang dilakukan dalam pertandingan olahraga, dengan cara mengatur strategi dengan sangat rahasia hingga sulit dibuktikan. Para penonton hanya bisa menebak dan mengira dampak dari kecurangan tersebut. Sebagai contoh, kasus suap dalam pertandingan, atau kerjasama dengan tim lawan agar memenangkan sebuah pertarungan, hingga menggunakan obat terlarang dalam bertanding.[4]
Doping adalah jenis obat yang dikonsumsi dengan tujuan untuk meningkatkan stabilitas tubuh pada atlet ketika berkompetisi. Mengkonsumsi doping merupakan kegiatan yang dilarang terutama dalam kegiatan kompetisi olahraga. Pelarangan tersebut dikarenakan di dalam doping terdapat kandungan zat yang membahayakan bagi tubuh, meskipun tujuannya membantu para atlet untuk meningkatkan penampilan ketika berkompetisi dalam kegiatan olahraga. Penggunaan doping dalam kegiatan olahraga pertama kali ditemukan dalam kegiatan olimpade lari pada tahun 1904. Pelari tersebut menggunakan doping dengan cara menyuntikkan strychnine. Tujuannya untuk membantu mempertahankan kecepatan (tenaga), dan menurutnya doping telah memberinya kekuatan untuk menyelesaikan kompetisi.[9]
Pertandingan olahraga menjadi ternodai karena adanya kasus penggunaan doping. Hal ini bisa terjadi karena persaingan kompetisi yang kuat, hingga para atlet menghalalkan segala cara agar menang. Penggunaan doping dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi para atlet dan tim dengan cara menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam olahraga, serta penggunaan zat tersebut tidak ada kaitannya dengan indikator medis.[8]
Alasan pelarangan doping dalam dunia olahraga yaitu menodai kejujuran dan sporivitas jiwa olahraga. Selain itu, doping bisa membahayakan pemakainya karena berdampak terhadap kebiasaan dan kecanduan, hingga berakibat kematian. Pada tahun 1886, pembalab sepeda mengalami kematian karena terlalu banyak mengkonsumsi trimethyl. Di tahun 1967, Tom Simpson atlet balap sepeda asal Inggris mengalami kematian pada saat mengikuti Tour de France, yang diduga terlalu banyak mengkonsumsi amfetamin.[10]
Tabel Studi Kasus Penggunaan Doping dalam Kegiatan Olahraga Internasional | |||||
---|---|---|---|---|---|
No | Tahun | Cabang Olahraga | Atlet/Tim | Kasus Penggunaan Doping dalam Kegiatan Olahraga | Jenis Doping |
1 | 2016 | Tenis | Maria Sharapova | Maria Sharapova merupakan atlet tenis asal Rusia, yang memiliki prestasi yang cemerlang dalam bidang tenis. Dia pertama kali mendapatkan gelar juara pada tahun 2004 dalam turnamen Grand Slam Wimbledon.[11] Pada tahun 2016, Sharapova terlibat dalam kasus penggunaan doping jenis Meldonium, akhirnya dia dijatuhi hukuman oleh Federasi Tenis Internasional dengan larangan bermain selama dua tahun.[12] | Meldonium |
2 | 1999-2005 | Balap sepeda | Lance Armstrong | Lance Armstrong mengakui telah menggunakan doping sebagai strategi untuk memenangkan juara Tour de France secara beruntun dari tahun 1999-2005. Dampak dari perbuatannya tersebut, Armstrong mendapatkan hukuman dari USADA (Badan Doping Amerika Serikat), berupa dicabutnya gelar juara dan pemberian skorsing seumur hidup dalam cabang olahraga balap sepeda, juga harus diwajibkan membayar denda dari perbuatannya tersebut.[13] | Erytrhopoietein, hormon pertumbuhan manusia, dan doping darah. |
3 | 2014 | Bulu tangkis | Lee Chong Wei | Lee Chong Wei adalah seorang atlet bulu tangkis dunia yang berasal dari Malaysia. Pada tahun 2014, Lee Chong Wei terlibat kasus doping pada kejuaraan dunia Denmark. Hal tersebut mengakibatkan gelar juaranya dicabut.[14] | Dexamethasone |
4 | 1988 dan 1993 | Lari | Ben Johnson | Ben Johnson merupakan atlet asal Kanada yang menjadi juara dunia pada tahun 1987 dengan cabang lomba lari di Roma. Pada tahun 1988, Ben Johnson mendapatkan mendali emas pada olimpiade di Seoul. Namun, prestasi tersebut ternodai karena Johnson positif menggunakan doping jenis steroid. Pada tahun 1993, Ia juga diketahui menggunakan doping untuk bertanding. Hingga pada akhirnya dijatuhi hukuman larangan mengikuti pertandingan seumur hidup.[15] | Anabolik Androgenik Steroid |
5 | 2013 | Tenis | Marin Cilic | Marin Cilic adalah atlet tenis yang berasal dari Kroasia. Pada tahun 2014, Ia berhasil masuk final dalam pertandingan US Open. Pada tahun 2013, Ia tersandung kasus doping dalam pertandingan Wimbledon. Oleh karena itu, Ia dijatuhi hukuman pelarangan tanding selama sembilan bulan, namun mendapatkan potongan menjadi empat bulan pelarangan tanding.[16] | Tablet glukosa coramine yang mengandung nikethamide.[17] |
6 | 2003 | Lari | Marion Jones | Marion Jones adalah atlet lari dari Amerika Serikat. Dia berhasil mendapatkan lima medali, tiga di antaranya emas di Olimpiade Sydney 2000. Di tahun 2003 kariernya menurun karena tuduhan penggunaan doping yang dilakukan oleh Marion Jones. Hasil penyelidikan membenarkan bahwa Marion Jones telah memakai doping pada saat pertandingan, akibatnya dia diberikan sanksi pembatalan semua prestasi yang telah diraih. Tak hanya itu, Marion juga mendapatkan hukuman kurungan penjara selama enam bulan.[18] | Anabolik Androgenik Steroid |
Stimulan merupakan zat yang bisa merangsang sistem saraf pusat. Mengkonsumsi zat tersebut bisa meningkatkan rasa waspada, menciptakan perasaan senang, dan tidak kenal lelah. Mengkonsumsi zat dan obat jenis stimulan bisa mengakibatkan kecanduan.[19] Contoh stimulan yang biasa digunakan dalam kompetisi olahraga di antaranya:
Penggunaan steroid anabolik berbahaya untuk kesehatan bagi atlet laki-laki maupun atlet perempuan, karena bisa mengganggu keseimbangan hormon tubuh, juga berdampak terhadap penyakit hati dan jantung. Selain itu, dampak jangka panjangnya bisa mengganggu kondisi kejiwaan.[25] Steroid anabolik atau lebih tepatnya anabolic androgenic steroids (AAS) adalah jenis obat sintesis yang berfungsi untuk menirukan efek dari hormon testoteron. Obat ini bisa digunakan namun harus dengan pengawasan yang ketat, karena dapat bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya bila digunakan dengan sembarangan. Biasanya, steroid digunakan pada atlet binaragawan untuk memperbesar ototnya.[26] Anabolik steroid digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kecepatan dengan cara memperpanjang masa latihan, waktu pemulihan dipercepat, daya agresif meningkat, hingga menambah kekuatan otot.[20]
Berthold di tahun 1849 melakukan eksperimen mengenai steroid. Hal yang ingin dibuktikannya yaitu untuk mengetahui fungsi dan cara kerja dari steroid, serta pengaruhnya terhadap metabolisme di dalam tubuh. Uji coba dan eksperimennya dilakukan dengan objek penelitian ayam jantan muda. Hasilnya, ayam tersebut memiliki karakteristik berbeda, salah satunya dari fungsi seksual yang berubah setelah diberikan steroid. Hasil temuan Berthold menjadi landasan untuk pengembangan penelitian berikutnya mengenai cara kerja steroid. Di tahun 1936, Ruzicka melakukan eksperimen untuk menguji produksi testosteron dari kolesterol. Eksperimen tersebut didasari oleh hasil temuan Berhold. Hasil penelitiannya, steroid dimanfaatkan oleh pasukan Nazi dalam memperkuat kondisi fisik. Selanjutnya pada tahun 1948-1954, perusahaan obat bernama Searle dan Ciba melakukan eksperimen terhadap steroid yang sudah disintesis. Steroid hasil uji cobanya tersebut dimanfaatkan oleh atlet olimpiade, salah satunya digunakan oleh para atlet Uni Soviet yang ketika itu sangat mendominasi dan banyak memecahkan rekor dunia.[27]
Diuretik merupakan zat yang bisa memperbanyak keluarnya kemih yang berhubungan langsung dengan ginjal. Diuretik merupakan senyawa yang bisa memperbanyak volume urine juga meningkatkan ekskresi ion natrium dan klorin.[28] Diuretik sering disalahgunakan oleh atlet terutama dalam cabang kompetisi yang mengandalkan berat badan sebagai acuan lomba. Para atlet menggunakan obat jenis diuretik untuk menurunkan berat badannya sehingga lolos kategori dalam sebuah cabang olahraga. Selain hal itu, penggunaan diuretik juga dimaksudkan untuk menutupi penggunaan doping, agar tidak terdeteksi ketika pemeriksaan urine.[29]
Jenis obat diuretik yaitu:
Penyekat beta merupakan jenis obat yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Cara kerja penyekat beta untuk memperlambat reseptor beta adrenergik pada bagian jantung, pembuluh darah, bronkus, pankreas, dan hati. Penyekat beta juga sering digunakan sebagai obat penyakit jantung koroner, kardiovaskular seperti gagal jantung, dan gangguan irama jantung.[32] Penyekat beta dilarang dalam kompetisi panahan, automobile, billiards, darts, golf, menembak, snowboarding, dan olahraga di dalam air. Efek samping dari penggunaan penyekat beta pada saat kompetisi yaitu membuat para atlet menjadi fokus, dan tenang dalam memantapkan posisi. Karena obat ini mengakibatkan menurunkan laju denyut jantung dan pengurangan tremor.[33]
Hormon peptida berfungsi untuk memperbanyak jumlah sel darah merah yang bertugas membawa oksigen di dalam tubuh. Hormon peptida juga memiliki fungsi untuk memodulasi dalam pembentukan otot, tendon, vaskularisasi, serta penggunaan energi.[34]
Pengaturan skor termasuk ke dalam tindak pidana kasus suap. Jenis pengaturan skor terbagi menjadi dua, yiatu suap yang bertujuan untuk mementingkan salah satu klub atau tim. Jenis kedua yaitu, bertujuan untuk memihak orang ketiga di luar pertandingan, seperti bandar judi yang ingin mendapatkan keuntungan dari taruhannya.[35] Berdasarkan penelitian, salah satu motif utama dari terjadina pengaturan skor dalam pertandingan olahraga yaitu uang. Para bandar judi memiliki modal yang cukup besar untuk membuat skenario mengenai suatu hasil pertandingan, hingga para penjudi tersebut bisa merencanakan segala hal karena memiliki uang.[36]
Adapun modus operandinya dapat berupa
Contoh Kasus Pengaturan Skor dalam Kegiatan Olahraga | ||||
---|---|---|---|---|
No. | Tahun | Cabang Olahraga | Atlet/Tim | Kasus Pengaturan Skor dalam Kegiatan Olahraga |
1 | 2008 | Bola basket |
|
Sejak tahun 2008, Brandon Johnson (mantan atelt basket), Brandon Dowdy (mantan atelt basket), dan Thaddeus Brown (mantan pelatih tim basket Universitas San Diego) melakukan kecurangan dengan cara melakukan pengaturan skor. Caranya dilakukan dengan memberikan suap kepada pemain tim San Diego Toreros. Tujuan utama mereka mengatur skor untuk memenangkan suatu perjudian. Kasus tersebut baru diungkap pada tahun 2011.[38] |
2 | 2007 | Tenis | Daniele Bracciali | Di tahun 2007, pada turnamen di Newport, Rhode Island, atlet tenis bernama Bracciali dengan sengaja mengatur pertandingan melawan petenis Amerika Serikat, Scoville Jenkins. Hal tersebut dibuktikan oleh penyidik Italia, dengan barang bukti rekaman video percakapan antara Bracciali dan seorang akuntan.[39] |
3 | 1993 | Sepak bola | Bernard Tapie (Pemilik Marseille) | Olympique Marseille adalah tim sepak bola dari negara Prancis. Di tahun 1993, tim bola tersebut tersandung kasus penyuapan yang dilakukan oleh Bernard Tapie yang saat itu berposisi sebagai pemilik Marseille. Setelah terbukti, mereka mendapatkan sanksi agar Tapie tidak boleh ikut campur dalam dunia sepak bola.[40] |
4 | 2014 | Sepak bola | Tran Manh Dung (Pemain tim nasional Vietnam) | Pengadilan Vietnam pada tahun 2014 menetapkan hukuman penjara selama 30 bulan kepada pemain tim nasional Vietnam, Tran Manh Dung. Ia terbukti memiliki kerjasama dengan para bandar judi untuk mengalah pada pertandingan Piala AFC pada Maret 2014. Tran Manh Dung mendapatkan suap sebesar USD 40.000.[41] |
Pada tahun 2020, Kenji Shimaoka terlibat dalam kasus pemalsuan dokumen kesehatan. Ia merupakan presiden Asosiasi Bola Voli Jepang (JVA). Sebelum menjabat sebagai presiden Kenji Shimaoka adalah atlet voli nasional Jepang, yang berhasil membawa mendali emas pada Olimpiade Munchen tahun 1972. Dokumen yang dipalsukan yaitu, data medis atlet voli pantai yang akan berkompetisi di FIVB Beach Volleyball World Tour yang digelar Januari 2020. Hukumannya, Kenji Shimaoka diberhentikan sebagai presiden Asosiasi Bola Voli Jepang (JVA).[42]
Pemalsuan data juga dilakukan oleh atlet Jang Hyun-soo pemain sepak bola asal Korea Selatan. Ia memalsukan dokumen karena ingin terhindar dari kegiatan wajib militer. Korea Selatan memang memiliki peraturan bahwa laki-laki yang berusia 19-34 tahun harus menjalankan wajib militer selama dua tahun. Namun, terdapat pengecualian bagi mereka yang bisa membawa prestasi bagi bangsa, wajib militer tersebut bisa diganti dengan pengabdian kepada masyarakat. Jang Hyun-soo melakukan pemalsuan bahwa Ia mengaku telah melakukan pengabdian kepada komunitas olahraga selama 196 jam pada bulan Desember 2017, setelah dilakukan pengecekan pada bulan tersebut erjadi hujan salju yang lebat yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan di luar ruangan seperti melaksanakan pengbadian kepada komunitas keluarga. Hukuman dari perbuatan yang dilakukan Jang Hyun-soo yaitu tidak boleh bergabung kembali dengan tim Korea Selatan seumur hidup.[43]
Salah satu kecurangan dalam olahraga internasiona yaitu penggunaan doping dalam pertandingan. Sanksi tersebut di antaranya dapat berupa medali kejuaraan yang diambil lagi oleh pihak panitia, hadiah kejuaraan harus diklaim kembali, hasil kejuaraan dianggap tidak sah, dan pelarangan untuk bertanding selama bertahun-tahun atau bisa jadi seumur hidup. Konsekuensi lainnya, tim atau kelompok olahraga tersebut akan kehilangan sponsor, serta dipermalukan di media. Singkatnya, sanksi dapat memiliki konsekuensi finansial dan reputasi yang besar. Namun, penegakan hukuman tidak dapat diprediksi, dan beberapa atlet telah berhasil menghindari tes narkoba selama bertahun-tahun. Kasus yang paling terkenal yaitu, atlet balap sepeda Amerika Lance Armstrong berulang kali lulus tes narkoba selama lebih dari satu dekade saat menggunakan doping. Pemberian hukuman yang optimal untuk mencegah doping membutuhkan konsistensi dalam penerapannya, karena penerapan aturan yang tidak merata atau tidak konsisten dapat memberi kesan kepada atlet bahwa mungkin mereka tidak akan ditangkap, atau jika memang demikian, mereka dapat dilepaskan dengan ringan.[44]
Kecurangan pengaturan skor atau match fixing yang terjadi dalam olahraga termasuk dalam tindak pidana. Salah satunya, kecurangan pengaturan skor dalam pertandingan sepak bola. Seluruh aturan dalam dunia sepak bola terdapat dalam FIFA. Aturan tersebut terdapat dalam statuta FIFA. Dalam penanganannya FIFA memiliki kebijakan secara independen dan tidak boleh ada pihak ketiga yang terlibat. FIFA memberikan ketentuan bahwa penegakan hukum dalam tindak pidana olahraga dilakukan oleh internal organisasi sepak bola, dalam hal ini sepak bola Indonesia dikembalikan lagi kepada PSSI. Bentuk penegakan hukum tersebut melalui komite disiplin yang telah dibuat oleh PSSI. Kasus pengaturan skor (match fixing) termasuk melanggar pasal 64 kode disiplin PSSI. Maka , penegakan hukum kejahatan suap pengaturan skor (match fixing) dalam pertandingan sepak bola diselesaikan atau diputus oleh ketua komite disiplin PSSI melalui sidang kode disiplin PSSI.[45] Perbuatan pengaturan skor, merupakan hal yang sudah terencana, termasuk kejahatan kriminal karena melibatkan perjudian, juga termasuk tindakan korupsi baik dilakukan secara individu ataupun kelompok. Dalam pertandingan sepak bola, kasus ini pernah terjadi dalam pertandingan piala dunia, yang melibatkan tim nasional.[46]
Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum tentang pengaturan skor di Indonesia, di antaranya:
Agensi Antidoping Dunia (dalam Bahasa Inggris: World-Anti Doping Agency) merupakan organisasi anti doping dunia yang netral (independen). Berdiri sejak tahun 1999, agensi ini didukung oleh gerakan olahraga dan pemerintah dunia. Selain menyuarakan anti-doping, agensi ini juga memiliki kegiatan dalam bidang penelitian dan pengembangan, pendidikan, serta memantau kode-kode anti-doping dunia.[49]
Agensi anti-doping dunia, memiliki tujuan di antaranya:
UNESCO memiliki komitmen untuk menjaga rasa sportivitas dalam pertandingan olahraga. Pada 1 Februari 2007, UNESCO menyelenggarakan Konvensi Internasional Menentang Doping dalam Olahraga (International Convention against Doping in Sport), yang dihadari oleh 191 negara. Konvensi ini membahas tentang Undang-Undang, pedoman, dan aturan anti-doping secara internasional untuk menyediakan lingkungan pertandingan olahraga yang adil dan setara bagi semua atlet. Ada tingkat fleksibilitas mengenai bagaimana pemerintah dapat memberlakukan Konvensi, baik melalui undang-undang, peraturan, kebijakan, atau praktik administratif.[50]
Kesepakatan dari Konvensi Internasional Menentang Doping dalam Olahraga, di antaranya:
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengeluarkan kode etik anti-pengaturan skor dan taruhan untuk cabang olahraga bulu tangkis. Isi kode etik itu berisi tentang pengaturan tentang pelarangan kegiatan taruhan, pengaturan hasil turnamen ataupun hasil pertandingan yang tidak sewajarnya. Apabila terbukti melakukan pelanggaran akan berisiko terhadap pelarangan para atlet untuk bertanding.[51]
Pengaturan skor adalah masalah yang sangat nyata dan mengancam integritas dan kredibilitas sepak bola di banyak negara di dunia. Bekerja sama erat dengan para ahli di UNODC, program Integritas Global FIFA adalah langkah penting lainnya oleh FIFA untuk melindungi integritas sepak bola dan akan memainkan peran penting dalam mendidik dan membangun kapasitas dalam asosiasi anggota. untuk membantu memerangi pengaturan pertandingan di tingkat lokal. Bersamaan dengan Program Integritas Global FIFA, FIFA akan segera meluncurkan Platform Komunitas Integritas FIFA. yang akan menjadi platform online berbasis komunitas pertama yang didedikasikan khusus untuk petugas integritas di semua asosiasi dan konfederasi anggota di seluruh dunia. Platform rahasia ini akan menyatukan jaringan global petugas integritas untuk berbagi pengalaman dan bertukar praktik terbaik terkait dengan mencegah dan memerangi manipulasi pertandingan dan mempromosikan integritas dalam sepak bola.[52]
Program Integritas Global FIFA sejalan dengan Visi 2020-2023: Making Football Truly Global, yang menegaskan kembali komitmen FIFA untuk memerangi manipulasi pertandingan dengan menerapkan inisiatif integritas dan mekanisme pelaporan, serta menyiapkan program pendidikan khusus. Sebagai bagian dari inisiatif integritas yang berkelanjutan, FIFA menandatangani nota kesepahaman dengan UNODC pada September 2020 untuk meningkatkan kerja sama bersama mereka untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh kejahatan terhadap olahraga.[52]
Pemerintah Indonesia membentuk Satgas Anti Mafia Bola untuk mencegak pengaturan skor dalam dunia sepak bola di Indonesia. Satgas ini dibentuk oleh Mabes Polri dan Polda Metro Jaya berdasarkan Surat Perintah Kapolri Nomor 3678 pada tanggal 21 Desember 2018. Tim ini terdiri dari 145 orang anggota dan memiliki sub penegakan hukum.[53]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.