Berikut ini adalah daftar aksi yang dilakukan oleh Front Pembela Islam sejak pendiriannya pada 17 Agustus 1998.
| Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
- 24 Mei DPP FPI menangkap seorang mahasiswa Universitas Tarumanegara yang bernama Pilipus Cimeuw yang telah menurunkan spanduk FPI yang dipasang di jembatan penyeberangan di depan kampusnya karena tersinggung dengan isi tulisan spanduk yang berbunyi "Awas Waspada! Zionisme & Komunisme Masuk di Segala Sektor Kehidupan![3]
- 13 September Laskar Pembela Islam[4] menutup tempat perjudian di Petojo Utara dan tempat pelacuran di Ciputat, Tanah Abang, Jakarta.[3][5][5]
- 18 September Laskar Pembela Islam menutup tempat pelacuran/prostitusi di wilayah Ciputat.
- 22 September Laskar Pembela Islam menutup diskotek Indah Sari di Petamburan, Tanah Abang.[3]
- 12 Desember Gedung Balai Kota DKI Jakarta diduduki selama 13 jam oleh Laskar Pembela Islam menuntut penutupan tempat hiburan selama bulan suci Ramadhan dan minggu pertama Syawal.[3]
- 24 Juni 300 orang anggota FPI menyerang kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jl. Latuharhary, Jakarta Pusat, memprotes laporan yang dikeluarkan oleh komisi tersebut perihal Peristiwa Tanjung Priok pada 1984. Para penyerang menuntut pembubaran Komnas HAM.[6]
- 10 Agustus DPP-FPI mengeluarkan Surat Pernyataan tentang Maklumat Pengembalian Piagam Jakarta.[7]
- 15 Agustus Mabes Laskar Pembela Islam mengeluarkan Pernyataan Sikap tentang penolakan Calon Presiden Wanita pada Milad FPI ke-2 dengan tema Pawai Piagam Jakarta.[7]
- 27 Agustus Ratusan massa FPI berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, menuntut MPR/DPR untuk mengembalikan Pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta.[8]
- 11 Oktober Ratusan demonstran FPI menolak perwakilan Yahudi dari Israel yang akan menghadiri konferensi Inter-Parliamentary Union ke-104 di Jakarta. Para demonstran membawa spanduk yan antara lain bertuliskan "Haram, Yahudi menginjakkan kaki di bumi Indonesia", "Israel datang kami bantai" dan "Tolak delegasi imperialis Israel".[9][10]
- 14 Desember Ribuan anggota Laskar Pembela Islam mendatangi pusat pelacuran Cikijing di perbatasan Subang-Karawang.[3]
- 4 Mei Kantor SCTV di Jakarta diprotes FPI karena menayangkan telenovela Esmeralda, yang di dalamnya ada tokoh antagonis bernama Fatimah. FPI khawatir, citra buruk Fatimah dalam sinetron bisa mencitrakan hal yang sama pada Fatimah az-Zahra, putri Nabi. SCTV akhirnya menghentikan tayangan tersebut.[5]
- 27 Agustus Sekitar seribu massa FPI melakukan long march dari Gedung DPR/MPR melewati Jalan Sudirman hingga Bundaran HI. Aksi ini ditujukan untuk pemberlakuan syariat Islam di Indonesia.[11]
- 9 Oktober FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air.[12]
- 15 Oktober Polda Metro Jaya menurunkan sekitar seribu petugas dari empat batalyon kepolisian mengepung kantor FPI di Jalan Petamburan III, Jakarta Barat dan terjadi bentrokan.[12]
- 7 November Bentrokan terjadi antara Laskar Jihad Ahlusunnah dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Dua orang mahasiswa terluka akibat dikeroyok puluhan laskar.[13]
- 28 Januari FPI Maluku menggugat Kapolri, Kapolda Maluku dan Kapolres Ambon yang Kapolri dianggap melakukan perbuatan melawan hukum dan diskriminasi hukum dengan mengabaikan laporan ke Polres Ambon pada 26 Maret 2001 tentang keterlibatan Gereja Protestan Maluku (GPM) dan Gereja Roma Katolik (GRM) Keuskupan Amboina dalam konflik di Ambon.[14]
- 26 Februari FPI dan Majelis Mujahidin Indonesia melakukan aksi gabungan di Kedutaan Besar Singapura di Jakarta, memprotes keras pernyataan Menteri Senior Singapura, Lee Kuan Yew bahwa jaringan teroris masih berkeliaran di Indonesia.[15]
- 15 Maret Panglima FPI, Tubagus Muhammad Sidik menegaskan, aksi sweeping terhadap tempat-tempat hiburan yang terbukti melakukan kemaksiatan, merupakan hak dari masyarakat.[16] Pada hari yang sama, sekitar 300 masa FPI merusak sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No. 241, Karet, Jakarta.[3][17]
- 21 Maret Sekitar 300 orang yang mengaku dari FPI Surakarta dan Majelis Mujahidin melakukan aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Filipina di Jalan Imam Bonjol, Jakarta. Mereka menuntut pembebasan tiga warga negara Indonesia yang ditahan di Filipina dengan tuduhan membawa komponen bahan peledak. Demonstran gabungan ini juga menuntut pemerintah Filipina untuk "menghentikan permusuhan terhadap umat Islam", menghentikan "rekayasa intelijen" untuk menjebak aktivis dakwah dan membebaskan para WNI yang diklaim aktivis dakwah tersebut. Tiga orang perwakilan dari massa demonstran diterima Duta Besar Filipina untuk Indonesia, Leonides T. Caday.[18]
- 24 Maret Sekitar 50 anggota FPI mendatangi diskotek New Star di Jl. Raya Ciputat. FPI menuntut agar diskotek menutup aktivitasnya.[17]
- 8 April Sejumlah tokoh gerakan Islam garis keras, mendeklarasikan berdirinya Komite Pembebasan Al-Aqsa di markas FPI, Jalan Petamburan No. 3. Program pertama komite ini adalah memberangkatkan seratus pasukan Mujahid ke Timur Tengah.[19]
- 24 Mei Puluhan massa dari Front Pembela Islam (FPI) di bawah pimpinan Tubagus Sidiq menggrebek sebuah gudang minuman di Jalan Petamburan VI, Tanah Abang, Jakarta Pusat.[17]
- 26 Juni Usai berunjuk rasa menolak pencalonan kembali Sutiyoso sebagai gubernur Jakarta di Gedung DPRD DKI,[20] massa FPI merusak sejumlah kafe di Jalan Jaksa yang tak jauh letaknya dari tempat berunjuk rasa. Dengan tongkat bambu, sebagian dari mereka merusak diantaranya Pappa Kafe, Allis Kafe, Kafe Betawi dan Margot Kafe.[17][21]
- 4 Oktober Sweeping ke tempat-tempat hiburan.[17]
- 20 Januari FPI bersama Forum Ulama Se-Jawa dan Sumatra menuntut pemerintahan Megawati Soekarnoputri diganti jika dalam waktu satu bulan tidak bisa menyelesaikan masalah kenaikan harga BBM, tarif dasar listrik, dan telepon, serta "masalah bangsa" lainnya.[22]
- 23 Maret FPI dan ormas Islam lainnya melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta untuk menentang serangan Amerika terhadap Irak.[23]
- 20 April Ketua FPI Rizieq ditahan karena dianggap menghina polisi dalam dialog di SCTV dan Trans TV. Ia sempat dibawa kabur pendukungnya, tapi akhirnya divonis tujuh bulan kurungan.[5]
- 21 April Ketua Umum FPI, Habib Rizieq Shihab dilarikan massa pendukungnya ke markas FPI di Petamburan, Jakarta Barat, padahal ia harus diserahkan ke Lembaga Permasyarakatan Salemba dari Kejaksaan Tinggi DKI.[24]
- 23 April Koordinator lapangan FPI, Tubagus Sidik ditangkap tiga tim buser Polres Jakarta Barat. Menurut Polda Metro Jaya, Sidik ditangkap di rumahnya di Jembatan Besi, Tambora, Jakarta Barat, sebagai buntut dari aksi pengeroyokan yang dilakukannya bersama sepuluh anggota laskar FPI terhadap seorang pria di jalan tol sehari sebelumnya.[3][25]
- 22 Mei Koordinator lapangan laskar FPI Tubagus Sidik bersama sepuluh anggota laskar FPI menganiaya seorang pria di jalan tol dan mereka ditangkap 23 Mei 2005.[17]
- 27 Juni FPI menyerang kontes miss waria di Gedung Sarinah Jakarta.[17]
- 10 Juli: Laskar FPI melakukan unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Tinggi Jakarta, menolak pembebasan David A Miauw, tersangka penyerbuan ke kantor Majalah Tempo.[26] Pada saat yang sama, FPI menyatakan dukungannya terhadap Tempo dalam upaya melawan premanisme.[27]
- 29 Juli Ketua FPI Rizieq dituntut hukuman tujuh bulan penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.[5]
- 5 Agustus FPI dan FUI mengancam akan menyerang Jaringan Islam Liberal (JIL) di Utan Kayu.[17]
- 16 Oktober FPI mengusir jemaah yang akan melakukan kebaktian di Jatimulya Bekasi Timur.[17]
- 18 Oktober Anggota FPI membawa senjata tajam saat berdemo do Polres Metro Jakarta barat.[17]
- 2 Agustus Dewan Pimpinan wilayah FPI Kabupaten Purwakarta Jawa barat meminta pengelola sebuah taman kanak-kanak menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan.[17]
- 22 September FPI memaksa agar pameran foto bertajuk "Urban/culture" di Mesuem Bank Indonesia Jakarta agar ditutup.[17]
- 23 Oktober FPI kembali menghalangi jemaah yang akan melaksanakan kebaktian dan terjadi dorong-mendorong, aparat keamanan hanya menyaksikan.[17]
- 19 November Ketua FPI Rizieq dibebaskan dari tahanan Salemba.[5]
- 18 Desember FPI menyatakan akan mengubah paradigma perjuangannya, tidak lagi menekankan pada metode perjuangan melalui gerakan massa dan kelaskaran setelah pertemuan dengan wakil presiden Hamzah Haz di Istana Wakil Presiden. FPI mengklaim akan menempuh jalur hukum dalam upaya-upaya menghentikan "praktik-praktik kemaksiatan". Paradigma baru itu akan diputuskan dalam musyawarah nasional pertama FPI, 19-21 Desember 2003, di Jakarta.[5][28]
- 22 Agustus FPI menyatakan sikap golput (golongan putih, alias netral) dalam pemilihan umum presiden Indonesia 2004, tetapi menyerahkan sepenuhnya kepada individu masing-masing jika tetap ingin memilih.[29]
- 3 Oktober FPI menyerbu pekarangan Sekolah Sang Timur sambil mengacung-acungkan senjata dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam(FPI) menuduh orang-orang Katolik menyebarkan agama Katolik karena mereka mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja sementara, yang sudah digunakan selama sepuluh tahun.[3]
- 12 Oktober Basri Sangaji tewas diserang sepuluh preman dari kelompok John Kei di kamar 301 Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan.[3]
- 22 Oktober FPI melakukan pengrusakan kafe dan keributan dengan warga di Kemang.[3]
- 24 Oktober FPI minta maaf kepada Kapolda Metro Jaya atas aksi sweeping tempat hiburan.[5]
- 27 Oktober Ketua PP Muhammadiyah minta FPI hentikan aksi kekerasan.[5]
- 28 Oktober FPI bertekad tetap melakukan sweeping tempat hiburan selama bulan Ramadan.[5]
- 1 November 500 anggota FPI merusak kafe dan bentrok dengan Forum Masyarakat Kemang.[5]
- 23 Desember 150 orang anggota FPI terlibat bentrok dengan petugas satuan pengaman Jakarta International Container Terminal karena tanah yang ditimbun setinggi tiga meter oleh pihak JICT sehingga menutupi jalan masuk menuju makam keramat. Tiga orang anggota FPI, seorang warga dan seorang satpam JICT mengalami luka cukup serius.[3][5][30]
- 30 Desember Sekitar 400 orang anggota FPI dipimpin langsung oleh Habibi Rizieq terjun ke Banda Aceh sebagai sukarelawan korban tsunami Samudera Hindia 2004. Mereka dilaporkan tidur di kuburan-kuburan dan bertindak sebagai penjaga masjid-masjid.[31] Relawan FPI jugalah yang menemukan jenazah Kabahumas Polda Aceh, Kombes Pol. Sayed Husain di jalan raya Banda Aceh-Meulaboh.[32]
- 2 Maret Bentrokan antara kelompok Basri Sangaji dan John Kei di Diskotek Stadium di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat. Saat itu kelompok Basri menjaga diskotek dan diserang puluhan orang Kei. Dua penjaga keamanan dari kelompok Basri tewas.[3]
- 5 Januari Relawan FPI menemukan Jenazah Kabahumas Polda NAD Kombes Sayed Husain yang meninggal karena bencana Tsunami, Aceh. TempoInteraktif.com[pranala nonaktif permanen]. Sekretaris Jenderal FPI Shobri Lubis mengklaim selama setahun anggota FPI mengevakuasi 70 ribu jenazah Tsunami Aceh, “TNI hanya 40 ribu jenazah, dan PMI hanya 25 ribu.”[7]
- 20 Mei FPI berunjuk rasa di depan kantor Graha Mustika Ratu, Jakarta Selatan, memprotes keikutsertaan Putri Indonesia di ajang Miss Universe dan meminta agar wakil Indonesia dipulangkan[33]
- 27 Juni FPI menyerang acara kontes Miss Waria di gedung Sarinah, Jakarta.[5]
- 9 Juli Sekitar 400 orang beratribut FPI menyerbu kampus Mubarak. Mereka memberi ulitmatum, dalam hitungan 7 x 24 jam, FPI akan bertindak lebih tegas lagi.[5]
- 2 Agustus Dewan Pimpinan Wilayah FPI Kabupaten Purwakarta, meminta pengelola TK Tunas Pertiwi di Jalan Raya Bungursari untuk menghentikan kebaktian sekaligus membongkar bangunannya. Jika tidak, FPI mengancam akan menghentikan dan membongkar paksa bangunan.[3]
- 22 Agustus FPI melakukan penutupan paksa Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung.[3]
- 23 Agustus Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Abdurrahman Wahid meminta pimpinan tertinggi Front Pembela Islam (FPI) menghentikan aksi penutupan paksa rumah-rumah peribadatan (gereja) milik jemaat beberapa gereja di Bandung. Pernyataan itu disampaikan Wahid untuk menyikapi penutupan paksa 23 gereja di Bandung, Cimahi, dan Garut yang berlangsung sejak akhir 2002 sampai kasus terakhir penutupan Gereja Kristen Pasundan Dayeuhkolot, Bandung pada 22 Agustus 2005 lalu.
- 5 September, Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh FPI.[3]
- 19 September FPI diduga di balik penyerbuan Pemukiman Jamaah Ahmadiyah di Kampung Neglasari, Desa Sukadana, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.[3]
- 22 September FPI memaksa agar pemeran foto bertajuk Urban/Culture di Museum Bank Indonesia, Jakarta agar ditutup.[3]
- 16 dan 23 Oktober FPI mengusir Jamaat Nasrani yang akan melakukan kebaktian di Jatimulya Bekasi Timur.[3]
- 19 Februari Ratusan massa Front Pembela Islam berunjuk rasa ke kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat dan melakukan kekerasan.[17]
- 14 Maret FPI membuat ricuh di Pendopo Kabupaten Sukoharjo.[3][17]
- 12 April FPI menyerang dan merusak kantor majalah Playboy Indonesia. Massa merusak kantor Majalah Playboy Indonesia di Gedung ASEAN Aceh Fertilzer. Mereka menghancurkan kaca-kaca gedung. Dua polisi terluka. Aksi ini dilakukan lantaran penolakan FPI terhadap majalah yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan, ini dengan alasan berbau pornografi.[3][5][17][34]
- 20 Mei Anggota FPI menggerebek 11 lokasi yang dinilai jadi tempat maksiat di Kampung Kresek, Jalan Masjid AT-Taqwa RT02/06, Jati Sampurna, Pondok Gede, Bekasi. Aksi berakhir dengan perusakan tempat hiburan.[5][17]
- 21 Mei FPI, MMI, HTI dan FUI mengusir K. H. Abdurrahman Wahid dari forum dialog lintas etnis dan agama di Purwakarta, Jawa Barat.[17]
- 21 Mei FPI menyegel kantor Fahmina Institute di Cirebon, yang menolak RUU Anti-Pornografi dan Pornoaksi.[5]
- 25 Mei FPI melakukan perusakan terhadap sejumlah tempat hiburan dan warung minuman di Kampung Kresek, Jatisampurna, Bekasi. Front Pembela Islam (FPI) cabang Bekasi, mengepung kantor Polres Metro Bekasi. FPI Bekasi mengepung kantor Polres Metro Bekasi.[17]
- 20 Juni Sejumlah anggota FPI terlibat bentrok dengan anggota Forum Betawi Rempug (FBR) di Jalan Kramat Lontar Paseban Senen, Jakarta Pusat.[17]
- 29 Maret Serangan terhadap massa Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) yang sedang menyampaikan aspirasinya di kawasan Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman Jakarta. Massa FPI yang jumlahnya ratusan orang tiba-tiba menyerang massa Papernas yang rata-rata kaum perempuan pukul 11.20 WIB. FPI menuduh bahwa Papernas adalah partai politik yang menganut paham Komunisme.[17]
- 29 April Massa FPI mendatangi acara pelantikan pengurus Papernas Sukoharjo karena tidak suka dengan partai tersebut yang dituduh beraliran komunis.[3]
- 1 Mei Aksi peringatan Hari Buruh Internasional May Day 2007, diwarnai ketegangan antar gabungan massa aksi Front Pembela Islam (FPI) dan Front anti Komunis Indonesia (FAKI) dengan massa Aliansi Rakyat Pekerja Yogyakarta (ARPY). Ketegangan yang terjadi di depan Museum Serangan Umum 1 Maret Yogyakarta tersebut karena FPI dan FAKI menuduh gerakan ARPY terkait dengan Partai Persatuan Nasional (Papernas) yang menurut mereka beraliran komunis. Kericuhan hampir memuncak saat seorang massa FAKI menaiki mobil koordinator aksi, dan dengan serta merta menarik baju koordinator ARPY yang saat itu sedang berorasi.[3]
- 9 Mei Puluhan anggota FPI mendatangi diskotek "Jogja Jogja" dan mengusir orang-orang yang bermaksud mengunjungi tempat hiburan ini. Alasannya, diskotek ini menggelar striptease secara rutin.[3]
- 12 September FPI merusak rumah tempat berkumpul aliran Wahidiyah, karena dianggap sesat.[17]
- 24 September Di Ciamis, FPI merusak warung yang buka pada bulan puasa serta memukuli penjual dan pembelinya. Alasannya mereka menjual barang-barang haram (seperti minuman keras) di bulan Ramadan.[3]
- 28 September Ratusan anggota FPI bentrok dengan polisi saat personel Polres Jakarta Pusat membubarkan konvoi sepeda motor sekitar 600 anggota FPI. Konvoi tak berizin.[17]
- 29 September FPI merazia beberapa warung makan di Tasikmalaya.Setiap warung yang kepergok menyiapkan makanan siap saji langsung ditutup.[3]
Kapolri Bambang Hendarso Danuri mengatakan pada 2008 terdapat 8 kasus kekerasan yang dilakukan FPI dan Forum Betawi Rempug. Pada 2009 terdapat 40 kasus kekerasan oleh FPI, FBR, dan Barisan Muda Betawi (BMB), dan pada 2010 terdapat 49 kasus oleh FPI dan FBR.[17]
- 1 Juni Massa FPI menyerang massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKK-BB) yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak di sekitar Monas. Massa AKK-BB waktu itu sedang merayakan hari Pancasila. 27 aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB), yang berdemo memprotes surat keputusan bersama Ahmadiyah, mengalami luka-luka dianiaya massa FPI.[5][35][36] Tak hanya memukul orang, massa FPI juga merusak mobil-mobil yang terparkir di sekitar lokasi tersebut.[34][37]
- 4 Juni Rizieq dan 59 pengikutnya diciduk di markasnya terkait penyerangan AKKBB[5]
- 24 September FPI merazia dan merusak sejumlah warung nasi dan pedagang bakso di wilayah Pasar Wetan, Tasikmalaya, karena berjualan makanan pada bulan Ramadan.[3]
- 18 Maret FPI batal mengirimkan relawan yang dilatih, termasuk yang berasal dari Aceh, ke Palestina.[38][39]
- 14 April FPI ikut serta mempertahankan makam Mbah Priok di Tanjung Priok, Jakarta Utara.[5]
- 30 April Puluhan orang yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI) mendatangi Hotel Bumi Wiyata di Jalan Margonda Raya, Beji, Depok, Jawa Barat membubarkan Seminar Waria yang sedang berlangsung. Sejumlah gelas dan piring hancur menjadi sasaran amuk massa. Zaenal Abidin, salah seorang pembicara yang juga perwakilan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, menjadi sasaran kemarahan massa saat mencoba menjelaskan materi acara. Salah seorang anggota FPI pun memukulnya.[3]
- 25 Mei FPI mengupayakan untuk membongkar patung tiga mojang di Bekasi secara paksa.[40]
- 28 Mei Saat perayaan waisak dan salat jumat seacara bersama FPI melakukan bongkar patung naga di kota Singkawang secara paksa.[3]
- 24 Juni FPI membubarkan secara paksa pertemuan komisi IX DPR di Banyuwangi. FPI Banyuwangi bersama Forum Umat Beragama dan LSM Gerak membubarkan acara sosialisasi kesehatan gratis dari Komisi IX DPR karena diduga acara temu kangen anggota eks-Partai Komunis Indonesia.[3][5][41]
- 8 Agustus Ratusan massa Front Pembela Islam (FPI) menyerang jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Indah Timur pukul 9 pagi di Kampung Ciketing Asem, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat.[3]
- 10 Agustus Ratusan orang dari massa FPI dan Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) merusak paksa papan nama Jamaah Ahmadiyah yang terpasang di Masjid An Nur, jalan Bubutan gang 1 no. 2, Surabaya.[3]
- 28 September FPI memaksa penghentian Festival Film Q, yang bertema gay, lesbian, dan transeksual di Pusat Kebudayaan Belanda.[17]
- 23 Oktober Penurunan Patung Buddha Tanjung Balai: Kekerasan Negara Terhadap Agama [42]
- 9 Desember Panti Asuhan di Tasikmalaya Diancam Dibakar FPI [43]
- 10 Februari Juru bicara FPI, Munarman mengancam akan menggulingkan Pemerintahan SBY jika berani membubarkan FPI. Ancaman itu dikeluarkan dalam menanggapi pernyataan Presiden di Kupang yang mengatakan "ormas yang terbukti melanggar hukum melakukan kekerasan, dan meresahkan masyarakat, jika perlu harus dibubarkan." Pernyataan itu dilontarkan tidak lama setelah tragedi penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik, Banten.[5]
- 28 Januari Masjid An-Nushrat di Makassar diserbu anggota Front Pembela Islam. Pada saat pemuka Ahmadiyah Sulawesi Selatan sedang mengadakan pertemuan,massa penyerbu merusak papan nama dan perabot masjid.[3]
- 29 Januari Puluhan massa FPI berunjukrasa memaksa Jamaah Ahamadiyah pergi dari Makassar.[3]
- 4 Maret Massa FPI membuat onar dan membakar markas Ahmadiyah di Kecamatan Lubuk Pinang, Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu.[3]
- 4 Maret Massa FPI membakar warung makan yang pemiliknya anggota Jemaah Ahmadiyah di Kota Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.[3]
- 11 Maret Puluhan massa dari Gerakan Reformis Islam (Garis) menduduki Masjid Al Ghofur milik Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Cianjur.[3]
- 13 Maret Masjid Ahmadiyah di Kampung Cisaar, Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, menjadi sasaran serbu ratusan massa. Akibatnya, beberapa bagian bangunan rusak. Massa juga membakar kitab dan buku Ahmadiyah.[3]
- 30 Maret Sebuah rumah milik tokoh Ahmadiyah di Kampung Tolenjeng, Desa Sukagalih, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, dirusak.[3]
- 2 Mei FPI Jakarta menuntut penghentian penayangan Film Pocong Mandi Goyang Pinggul, yang dibintangi artis porno Hollywood, Sasha Grey.[17]
- 26 Juli Massa FPI merusak gedung tempat pertemuan waria di Purwokerto, Jawa Tengah.[5]
- 8 Agustus Sekitar 30 orang FPI mengobrak-abrik warung Coto Makassar di Jl. AP Pettarani, Makassar karena tetap buka siang hari saat bulan puasa.[5]
- 8 Agustus Massa FPI merusak warung makan milik Rudi dan Hajjah Adriani.[3]
- 12 Agustus Massa FPI merusak warung makan milik Restoran Topaz Makassar.[3]
- 13 Agustus Massa FPI membuat onar dan membakar markas Ahmadiyah di Makasar.[3]
- 14 Agustus Massa FPI merusak warung makan milik seorang ibu di Ciamis.[3]
- 16 Agustus Kapolda: FPI Jangan Semena-mena [44]
- 20 Agustus Massa FPI sweeping warung makan yang menjual dagangannya pada siang hari di kawasan puncak Bogor, Jawa Barat. Aksi tersebut dilakukan agar para pemilik warung menghormati umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa.[5]
- 27 Agustus Massa FPI mengeruduk kantor SCTV dan mendesak stasiun televisi itu membatalkan penayangan film berjudul '?'. FPI menilai Film '?' menggambarkan umat islam itu bengis dan jahat.[5]
- 28 Agustus Ratusan anggota FPI merusak mobil Daihatsu Luxio di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Mobil tersebut diduga milik seorang penjual minuman keras. Di Matraman Raya, Cempaka Putih, massa FPI bentrok dengan pemuda.[5]
- 23 September Massa FPI mengancam serang pernikahan berlangsung di Gereja Pantekosta Jatinangor.[3]
- 9 Oktober FPI berdemonstrasi di depan kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduru dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta mariam air.[17]
- 15 Oktober FPI terlibat bentrokan dengan aparat Polda Metro Jaya di Jalan Petamburan III Jakarta.[17]
- 28 Oktober Ratusan anggota FPI bentrok dengan anggota Polres Metro Bekasi saat menggelar unjuk rasa di depan Sekolah Yayasan Mahanaim di Rawa Lumbu, Bekasi, Jawa Barat. Unjuk rasa itu digelar karena FPI menilai yayasan sekolah telah melakukan pemurtadan agama terhadap warga Bekasi sejak tahun 2008 silam. Dalam aksi itu, massa FPI melempari bangunan Sekolah Yayasan Mahanaim, dengan batu dan benda keras lainnya.[5]
- 7 November Bentrokan antara Laskar Jihad dan Laskar FPI dengan mahasiswa pendukung terdakwa Mixilmina Munir di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.[17]
- 28 Desember FPI memberangkatkan tim khusus relawan kemanusiaan untuk bencana kekeringan di Mesuji, Lampung.[45]
- 12 Januari Massa dari FPI dan Forum Umat Islam (FUI) demo di depan kantor Kemendagri. Massa kemudian melempari gedung Kemendagri dengan batu dan telur busuk. Aksi protes dilakukan atas pembatalan Perda Miras oleh pihak Kemendagri. Massa FPI merusak dan ricuh di Gedung Kemendagri.[5][34][46]
- 11 Februari 11 Februari 2012 Kedatangan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq dan rombongan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah ditolak oleh sekitar 800 orang dari Suku Dayak memakai ikat kepala merah dan ada juga yang membawa senjata tradisional seperti tombak dan mandau di Bandara Udara Cilik Riwut Palangkaraya. Rombongan FPI tidak jadi turun pesawat dan pesawat kembali ke Jakarta tanpa mengangkut penumpang. Sebelumnya pendirian cabang provinsi Kalimantan Tengah ditolak ormas dan warga suku Dayak.[47][48]
- 14 Februari Keempat simpatisan FPI memukul Bhagavad Sambada, Koordinator aksi "Indonesia Tanpa FPI".[49]
- 21 Februari Massa FPI mengepung ruko yang sedang mengadakan pengobatan gratis.[50]
- 28 Februari Massa FPI terlibat bentrok dengan massa Front Jihad Islam (FJI) di Pengadilan Negeri Yogyakarta.[3]
- 6 Maret Tiga anggota FPI membawa senjata tajam di Pengadilan Negeri Yogyakarta.[51]
- 6 Mei Massa FPI memukul Aktivis Perdamaian SEJUK (Serikat Jurnalis Untuk Keberagaman) di HKBP Filadelfia Bekasi.[52]
- 7 Mei Massa ormas Islam termasuk FPI menyetop pembangunan tempat ibadah di Yogyakarta.[53]
- 21 Mei Massa FPI mengancam akan membubarkan paksa konser Lady Gaga di Jakarta; membeli 150 tiket untuk dapat masuk ke dalam arena konser.[54]
- 1 Juli Massa FPI Rusak Mapolsek Ciawi.[55]
- 10 Agustus Massa FPI Makasar merusak klenteng Xian Ma, klenteng Kwan Kong, dan klenteng Ibu Agung Bahari.[56]
- 22 September Massa FPI Jakarta menyegel Seven Eleven di Pejaten.[57][58]
- 25 September Massa FPI bentrok dengan polisi ketika mencoba menyerang restoran cepat saji di Mal Ciputra Semarang.[59]
- 30 September FPI Banjarmasin menyerang tempat hiburan malam [60]
- 23 NovemberIsrael Serang Gaza, FPI dan PKS Jatim Kirim Relawan [61]
- 6 Desember Sekretaris FPI Jateng Emosi di Kantor PTUN Semarang [62]
- 7 Desember FPI Tanjung Pinang diusir warga [63][64]
- 10 April Motor Diambil Paksa, FPI Serbu Leasing.[65][66]
- 18 April Massa FPI mendobrak ruang kerja Wali kota Depok.[67]
- 28 Juni Komnas HAM: Siram Air ke Tamrin, Munarman Tidak Siap Berdemokrasi [68]
- 8 Juli FPI terlibat bentrok dengan Warga Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, ketika melakukan pawai dan razia di sejumlah lokalisasi. FPI dan warga sekitar terlibat cek-cok yang berakibat tewasnya seorang warga akibat tertabrak mobil Avanza yang dikemudikan anggota FPI.[34]
- 12 Agustus FPI terlibat adu bacok dengan warga Desa Kandang Semangkon, Lamongan, Jawa Timur, yang diawali aksi penganiayaan anggota FPI kepada tiga orang warga di sebuah rental Playstation.[34]
- 25 Agustus Habib Rizieq Shihab menyerukan untuk melakukan pendekatan ke masyarakat Bali supaya kontes Miss World 2013 tidak jadi diselenggarakan di Bali.[69]
- 14 September Massa FPI gagal menyeberang ke Bali untuk menggagalkan kontes Miss World 2013.[70]
- 22 November Massa FPI berdemo di depan Kedutaan Besar Australia karena telah menyadap sejumlah petinggi Indonesia seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono.[71]
- 5 Desember Massa FPI dan Garis Reformis Islam (GARIS) menggelar aksi demonstrasi menolak Pekan Kondom Nasional di depan Kementerian Departemen Kesehatan, Jakarta.[72]
- 17 Desember Munarman, wakil bicara FPI, menilai Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama "bodoh dan asal jeplak" karena mendukung identitas agama tak perlu dicantumkan dalam kolom Kartu Tanda Penduduk (KTP) [73]
- 30 Desember Kepolisian Kota Depok, Jawa Barat, menangkap lima orang anggota FPI lantaran melakukan razia disebuah toko minuman di Cimanggis. Polisi menangkap mereka karena terindikasi anarkis dalam melakukan aksinya.[34]
- 19 Januari FPI membuka Posko Banjir untuk korban Banjir Jakarta 2014.[74][75]
- 9 Februari 5 Aksi FPI bubarkan diskusi [76]
- 12 Maret FPI Sisir Penjual Miras[77]
- 22 Maret FUI Kota Bekasi Kepung Gereja Katolik St. Stanislaus Kostka[78]
- 6 Mei Massa FPI Demo Polresta[79]
- 15 September FPI mengeluarkan Maklumat Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam & Markas Daerah Laskar Pembela Islam DKI Jakarta Tentang Penolakan Pemimpin Kafir[80]
- 03 Oktober Kejadian ini terjadi ketika FPI melakukan unjuk rasa menolak pengangkatan Ahok menjadi Gubernur menggantikan Joko Widodo. Bentrokan yang awalnya damai, berujung rusuh yang melukai belasan anggota polisi. Kepolisian berhasil menangkap koordinator sekaligus otak kerusuhan, Novel Bamukmin, bersama 21 anggota FPI lainnya.[34] Aksi Anarkis Massa FPI Sudah Dirancang [81]
- 4 Oktober Tolak Ahok, FPI Kerahkan Massa Luar Jakarta. Aksi ini juga didukung oleh Sri Bintang Pamungkas, Eggy Sudjana, dan Faizal Assegaf[82]
- 14 Oktober 5 Aksi balasan FPI usai diacak-acak polisi[83]
- 14 Oktober Tolak Ahok, FPI Gelar Aksi Sejuta Umat[84]
- 23 November Habib Rizieq Wajibkan Anggota FPI Ikut Aksi Lengserkan Ahok[85]
- 1 Desember Front Pembela Islam dan massa Gerakan Masyarakat Jakarta, yang terdiri dari 90 ormas termasuk Forum Betawi Rempug, melantik Fahrurrozi Ishaq sebagai Gubernur Rakyat Jakarta atau Gubernur Tandingan. Pelantikan ini dilakukan di sela-sela demo penolakan Gubernur Ahok di depan Gedung DPRD DKI Jakarta.[86][87][88]
- 2 Desember 3 Aksi FPI Meminta Ahok Mundur sebagai Gubernur[89]
- 22 Januari Perlawanan FPI ke Ahok dari meja hijau [90]
- 25 Februari Dilarang FPI, Seminar Korban 1965 di Solo Dibatalkan [91]
- 6 Maret Anggota FPI Terdakwa kasus Aksi Unjuk Rasa Anarkis Meninggal Dunia[92]
- 24 Maret Tolak Ahok, Gerakan Masyarakat Jakarta dan Front Pembela Islam Kepung Kantor DPRD DKI[93]
- 8 April FPI: Anggota GAFATAR Harus Di Hukum Mati [94]
- 17 Mei Aksi KODAM FPI di Banda Aceh Dihadang Polisi[95]
- 12 Juni Alasan FPI dan Warga Gerebek Jemaah Ahmadiyah di Tebet [96]
- 17 Juli "Sebelum para jihadis dari seluruh pelosok Tanah Air turun ke Papua untuk mengeksekusi mereka dengan prinsip: Luka dibayar dengan luka, dan darah dibayar dengan darah, serta nyawa dibayar dengan nyawa," lagi Rizieq menegaskan seruan FPI Atas Insiden di Tolikara Papua.[97]
- 24 Juli Doakan Tolikara, Polisi dan Ratusan Massa FPI di Tangerang Gelar Istigosah.[98]
- 25 Juli FPI membuka Posko Toleransi. Berdasar rilis resmi laman daring Rizieq Syihab, pihaknya mengklaim posko ini dengan tujuan untuk bertugas menerima dan menindak-lanjuti laporan Umat Islam yang mengalami perlakuan Intoleransi dan Diskriminasi serta Intimidasi di seluruh wilayah Indonesia.[99]
- 1 Agustus FPI Dukung 'Fatwa Haram' atas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) [100]
- 6 Agustus Dapat Ancaman FPI, Temu Nasional Korban 1965 Dibatalkan [101]
- 8 Agustus FPI soal Kafir: Kami Enggak Bisa Toleransi Penyimpangan. Front Pembela Islam (FPI) menilai putusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 tentang imbauan tidak mudah mengkafirkan orang masih terlalu umum. Ketua FPI Muchsin Alatas meminta agar Muhammadiyah memperjelas batasan tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memaknai Islam.[102]
- 21 Agustus Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyatakan FPI memohon untuk tidak meratakan dua makam tokoh ormas Islam yang berada di lokasi penggusuran Kampung Pulo.[103]
- Jahroni, Jajang. (March 12, 2008) Defending the Majesty of Islam: Indonesia's Front Pembela Islam, 1998-2003 (Islam in Southeast Asia: Views from Within). University of Washington Press, ISBN 978-974-9511-11-4 ISBN 974-9511-11-5.
- Wiki Series (2011), Islam di Indonesia: Front Pembela Islam, Majelis Ulama Indonesia, Masjid di Indonesia, Pesantren di Indonesia, Pimpinan Pesantren Indonesia (Indonesian Edition) . Books llc, ISBN 10: 1233905201 ISBN 13: 9781233905201.
- Rosadi, Andi (2008). Hitam-putih FPI: mengungkap rahasia-rahasia mencengangkan ormas keagamaan paling kontroversial. the University of Michigan dan Nun Publisher. ISBN 979-16110-2-5, ISBN 978-979-16110-2-2.
- Jamhari. (2004). Gerakan salafi radikal di Indonesia - Islamic radical movement in contrast to the basic of Islamic teachings in Indonesia. the University of Michigan & RajaGrafindo Persada. ISBN 979-421-902-9, ISBN 978-979-421-902-7.
- Wilson, Ian. (24 Feb 2014). Resisting Democracy: Front Pembela Islam and Indonesia’s 2014 Elections. ISEAS Perspective is published electronically by the Institute of Southeast Asian Studies, Singapore.
- Mubarak, M. Zaki. (2008). Genealogi Islam radikal di Indonesia: gerakan, pemikiran, dan prospek demokrasi. LP3S. ISBN 979-3330-71-6, ISBN 978-979-3330-71-6.
- Hisyam, Muhamad. (2008). Prosiding Muncul dan Berkembangnya Varian Keagamaan Islam Kontemporer di Indonesia. Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Indonesia, LIPI.