Loading AI tools
Pembalap mobil profesional asal Brasil Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bruno Senna Lalli (lahir 15 Oktober 1983 ) adalah seorang pembalap mobil profesional asal Brazil. Ia merupakan keponakan legenda Formula Satu yang tewas di Imola 1994, yang juga merupakan mantan juara dunia F1 tiga kali, Ayrton Senna. Ibunya, yang juga menjadi manajer karier Bruno, adalah adik Ayrton, yaitu Viviane. Ayah Bruno, Flavio Lalli (alm), tewas dalam sebuah kecelakaan sepeda motor jalan raya di 1995. Manajer bisnis Senna saat ini adalah mantan rekan setim Ayrton semasa masih di tim McLaren-Honda, Gerhard Berger.
Bruno Senna | |
---|---|
Lahir | 15 Oktober 1983 São Paulo, Brasil |
Karier Kejuaraan Dunia Formula Satu | |
Kebangsaan | Brasil |
Tahun aktif | 2010-2012 |
Tim | HRT, Renault, Williams |
Jumlah lomba | 46 (46 starts) |
Juara Dunia | 0 |
Menang | 0 |
Podium | 0 |
Total poin | 33 |
Posisi pole | 0 |
Lap tercepat | 1 |
Lomba pertama | Grand Prix Bahrain 2010 |
Lomba terakhir | Grand Prix Brasil 2012 |
Klasemen 2012 | 16th (31 pts) |
Senna memulai debut F1-nya di GP Bahrain 2010 bersama tim Hispania Racing. Selama satu musim penuh, Senna gagal meraih angka dan lebih banyak berkutat di barisan belakang. Untuk musim 2011 ia beralih menjadi pembalap tes di tim Renault. Senna kemudian dipanggil turun membalap sejak GP Belgia sampai akhir musim. Pada musim 2012, Senna membalap untuk tim Williams menggantikan Rubens Barrichello.
Bruno Senna Lalli lahir dari keluarga yang sarat dengan gen otomotif, di mana pamannya, Ayrton Senna merupakan pembalap F1 Brazil tersukses di era 1980-an sampai pertengahan 1990-an. Ayah Bruno sendiri, Flavio, sangat menggemari olahraga berbahaya ini, di mana ia sering mengikuti ajang balap motor amatir di Sao Paulo.
Ketika Ayrton Senna keluar dari tim McLaren di akhir 1993, ia selalu berkata kepada wartawan:
"Jika Anda semua merasa bahwa saya ini hebat, tunggu sampai Anda melihat penampilan keponakan saya, Bruno Senna."[1]
Sejak Bruno memasuki usia tujuh tahun, Ayrton sering mendidiknya agar mampu menguasai mobil balap, dengan cara melatihnya mengendarai go-kart di tanah keluarga Senna di Sao Paulo. Saat itu, ibu Bruno, Viviane, sebenarnya tidak setuju atas rencana kakaknya tersebut, tetapi setelah melihat semangat dan komitmen Bruno untuk terus mengasah kemampuannya di dunia balap, akhirnya Viviane meluluhkan hatinya, dan memperbolehkan Bruno untuk menjadi seorang pembalap.
Viviane lantas sempat khawatir bahwa anaknya juga akan mengalami nasib yang sama seperti Ayrton yang tewas di Imola 1994, dan kemudian sang ayah yang tewas dalam kecelakaan jalan raya di 1995. Dalam sebuah wawancara dengan majalah F1 Racing, Viviane sempat menyebutkan bahwa jantungnya selalu berdetak kencang setiap kali melihat Bruno memasuki kokpit mobil balap. Bahkan Viviane selalu turut serta mengikuti kemanapun Bruno membalap sampai saat ini.
Pada musim 2004, setelah lulus dari ajang karting, Bruno sempat turun di ajang Formula BMW Inggris dengan bergabung bersama tim Carlin Motorsports, untuk enam balapan. Hasilnya cukup baik karena di setiap seri yang ia ikuti, Bruno selalu finis dengan satu angka.
Tahun 2005, Bruno pindah ke ajang F3 Inggris dengan bergabung bersama tim Raikkonen Robertson Racing. Hasilnya adalah tiga podium finis di 7 balapan terakhir jelang akhir musim, dan ia berada di P10 klasemen akhir pembalap. Pada 2006 ia masih bertahan di tim tersebut bersama dua rekan setimnya, Mike Conway dan Oliver Jarvis. Bruno berhasil memenangi lima balapan. Yaitu dua kali menang di Oulton Park, satu kali di Donington, dan satu lagi di Mugello (Italia). Dari lima kemenangannya tersebut, tiga diantaranya ia raih dalam kondisi basah, yang semakin membuat orang yakin bahwa Bruno mirip dengan sang paman yang juga piawai di lintasan basah. Selain di F3 Inggris, Bruno juga sempat turun di ajang F3 Australia yang digelar untuk mendukung ajang F1 GP Australia 2006, di mana saat itu ia berhasil memenangi tiga dari empat lomba. Ia juga turun di ajang Porsche Supercup di Monaco pada tahun yang sama, sayangnya ia gagal finis akibat kerusakan kopling.
Musim 2007 Bruno turun di ajang GP2 Series dengan bergabung di tim Arden International. Hasilnya cukup baik di mana ia mampu menang sekali di Spanyol saat sprint race, dan dua kali raihan podium masing-masing di Magny-Cours, Prancis, dan Autodromo Monza, Italia. Dalam klasemen akhir, Bruno berada di P8 dengan 34 poin. Di 2008 ia pindah ke tim iSport International, di mana ia turun di ajang GP2 dan GP2 Asia Series. Hasilnya di GP2 adalah dua kali menang yaitu di Monaco dan Silverstone, dan menghasilkan runner-up di akhir musim dengan 64pts. Sementara di GP2 Asia, ia mampu dua kali finis podium yaitu saat di Dubai dan di Indonesia, dengan hasil klasemen berada di P5 dengan 23pts.
Bruno Senna pertama kali masuk radar F1 pada saat ia di ajak tes bersama Honda pada November 2008. Saat itu tersiar kabar bahwa ia akan menemani Jenson Button untuk berlaga di F1 pada musim 2009. Sayangnya pada bulan Desember, Honda mengumumkan bahwa mereka akan menarik diri dari F1 musim 2009. Ross Brawn yang kemudian mengambil alih tim Honda dan mengubahnya menjadi Brawn GP lantas memutuskan bahwa ia akan tetap mempertahankan duet Button dan Barrichello untuk musim 2009.
Setelah peluang membalap bersama Honda/Brawn hilang, Bruno lantas ditawari kontrak DTM oleh tim Mercedes-Benz dengan peluang mengisi kursi tim McLaren pada masa mendatang. Bruno lantas menolak tawaran tersebut, karena ia tidak mau dibilang mencontek langkah karier pamannya yang juga pernah membalap di McLaren.[2] Bruno lantas dihubung-hubungkan dengan peluang kursi di empat tim F1 baru: Team US F1, Campos Meta (kemudian berganti nama menjadi Hispania Racing), Manor GP, dan Lotus. Bruno juga sempat diisukan akan membalap bersama tim Scuderia Toro Rosso (yang dipimpin juga oleh Gerhard Berger) sebagai pengganti Sebastien Bourdais di pertengahan musim 2009 sebelum akhirnya yang muncul adalah Jaime Alguersuari.
Tanggal 30 Oktober 2009 diumumkan bahwa tim Campos Meta pimpinan Adrian Campos akan menggunakan jasa Bruno Senna untuk membalap[3] di tim debutan tersebut mulai musim 2010. Campos Meta kemudian berganti nama menjadi Hispania Racing setelah pergantian kepemilikan. Posisi Senna sebagai pembalap bertahan sampai 9 lomba pertama musim 2010. Ia kemudian digantikan oleh Sakon Yamamoto untuk Inggris sebelum akhirnya kembali di GP Jerman. Sampai akhir musim 2010, Senna gagal mencetak poin satu biji pun. Posisinya di HRT pun akhirnya tergusur oleh kehadiran Narain Karthikeyan dan Vitantonio Liuzzi.
Untuk musim 2011, Bruno Senna bergabung ke tim Lotus Renault GP sebagai pembalap tes. Pada 9 Februari 2011, diumumkan bahwa Senna akan berbagi tempat bersama Nick Heidfeld untuk mengetes mobil Renault pada sesi latihan bebas Jumat. Senna juga sempat masuk nominasi tim Renault untuk menggantikan Robert Kubica yang cedera, tetapi ia kalah oleh Heidfeld.
Beberapa hari menjelang balapan di Grand Prix Belgia akhirnya diumumkan bahwa Senna akan masuk ke tim untuk menggantikan posisi Heidfeld.[4] Beberapa rumor menyebutkan, Senna bisa mendapatkan kursi balapan karena ada konsorsium asal Brasil yang membeli sebagian saham Genii Capital seharga 10 miliar dollar AS. Pada balapan debutnya di Belgia, Senna sukses menempati posisi 7 di kualifikasi dan saat balapan ia hanya mampu finis P13 gara-gara terlibat insiden dengan Jaime Alguersuari. Balapan selanjutnya di Grand Prix Italia, Senna berhasil finis P9 dan mencetak poin perdananya di ajang F1. Selanjutnya sampai musim 2011 berakhir, Senna gagal meraih angka lagi. Ia mengaku kesulitan dengan pengendalian dan grip yang ada di mobilnya.
Tanggal 17 Januari 2011, Senna secara resmi diumumkan sebagai pembalap baru tim Williams F1 menggantikan Rubens Barrichello.[5] Dengan hubungan emosional karena pamannya dulu sempat membalap dan tewas saat sedang berlomba bersama Williams, Senna mengaku dirinya sempat berkonsultasi lama dengan keluarga besarnya di Brasil sebelum akhirnya menandatangani kontrak Williams.[6] Senna dikabarkan membawa dana sponsor sebesar 14 juta dollar AS ke tim Williams.[7][8][9] Senna start dari posisi ke-14 untuk Grand Prix Australia, dan berhenti pada tahap penutupan balapan setelah terlibat kontak dengan Felipe Massa; kedua pembalap tersebut kemudian setuju bahwa itu adalah insiden balapan.[10] Dia diklasifikasikan di posisi ke-16, setelah menyelesaikan sekitar 90% jarak balapan. Pada tanggal 25 Maret, Senna berhasil mencetak poin pertamanya untuk tim Williams di Grand Prix Malaysia, dengan finis di tempat keenam, di mana ia memperoleh delapan poin setelah melewati balapan dalam kondisi yang berubah-ubah. Hasil Senna di Sepang memperoleh lebih banyak poin untuk tim daripada yang diperoleh tim Williams sepanjang musim 2011, Senna finis ke-7 di China dan mengklasifikasikan dirinya sendiri di posisi ke-22 di Bahrain setelah tersingkir karena mengalami masalah rem pada mobilnya. Tiga minggu kemudian, Maldonado berhasil memenangkan Grand Prix pertamanya di Spanyol, di mana Senna mundur karena terlibat tabrakan dengan Michael Schumacher. Usai balapan, kebakaran terjadi di dalam garasi tim Williams. Mobil Senna rusak, dan empat kru timnya dirawat karena mengalami cedera.
Senna finis di posisi ke-10 di Monako, ke-17 di Kanada, dan di Eropa, Senna mendapatkan penalti drive through setelah bertabrakan dengan Kamui Kobayashi, di mana kerusakan akibat tabrakan dan penalti menjatuhkan Senna ke urutan ke-22 dan terakhir, dan Senna menyelesaikan balapan di urutan ke-11, yang kemudian naik menjadi urutan ke-10 setelah rekan setimnya, yaitu Maldonado, diberi penalti waktu sebanyak 20 detik setelah terlibat tabrakan dengan Lewis Hamilton. Di Inggris, Senna lolos babak kualifikasi ke urutan ke-15 setelah dia harus melambat di putaran terakhirnya setelah Romain Grosjean berputar di tikungan terakhir, dia start di urutan ke-13 setelah penalti grid, dan setelah menjalani awal balapan yang kuat, dia menyelesaikan balapan ini di urutan ke-9. Di Grand Prix Belgia 2012, Senna mencetak putaran tercepat yang pertama di dalam karirnya setelah sempat mengalami pecah ban di akhir balapan, yang menjatuhkannya dari posisi ke-8 ke posisi ke-12. Senna menyelesaikan musim ini di ke-16 di dalam klasemen akhir Kejuaraan Dunia Pembalap dengan 31 poin, dan disingkirkan oleh tim Williams untuk musim 2013, dan posisinya digantikan oleh rookie asal Finlandia, yaitu Valtteri Bottas, pada tanggal 28 November 2012.[11]
Senna sempat turun balapan dengan tim Oreca untuk lomba Le Mans 24 Jam 2009. Ia juga turun di ajang Le Mans Series, di mana dalam balapan debutnya di Catalunya 1000 km, ia berhasil finis di posisi ketiga bersama dengan rekan semobilnya, yaitu Stéphane Ortelli.
Pada tanggal 15 Juli 2012, Senna mengoleksi Lorenzo Bandini Trophy di Brisighella, Italia, di mana dia adalah pembalap ke-19 yang menerima penghargaan tersebut.[12]
Helm Bruno Senna adalah versi modifikasi dari desain helm pamannya: helm kuning dengan garis berbentuk S berwarna hijau dan biru. Garis hijau memiliki garis luar biru dan putih, sedangkan garis biru memiliki garis luar hijau dan putih. Ada garis hijau di bawah area dagu dan persegi panjang bulat biru di area atas.
Senna berkencan dengan Ramóna Kiss, seorang presenter dan aktris TV asal Hungaria, pada tahun 2011.[13]
Tahun | Kelas | No | Ban | Mobil | Tim | Rekan | Lap | Pos. | Pos. Kelas |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2009 | LMP1 | 10 | M | Oreca 01 AIM YS5.5 5.5L V10 |
Team Oreca Matmut AIM | Stéphane Ortelli Tiago Monteiro |
219 | DNF | DNF |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.