AirAsia X
perusahaan asal Malaysia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
AirAsia X (MYX: 5238) (sebelumnya bernama FlyAsianXpress Sdn. Bhd.),[2] adalah maskapai penerbangan jarak jauh bertarif rendah berbasis di Malaysia dan satu grup dengan AirAsia. Maskapai ini mulai beroperasi pada 2 November 2007 dengan penerbangan perdana dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia, ke Bandar Udara Gold Coast, Australia.
![]() | |||||||
| |||||||
Didirikan | 17 Mei 2007 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Penghubung | Kuala Lumpur-International | ||||||
Program penumpang setia | AirAsia BIG Loyalty Programme[1] | ||||||
Armada | 29 | ||||||
Tujuan | 22 | ||||||
Slogan | Now Everyone Can Fly Xtra Long | ||||||
Perusahaan induk | AirAsia | ||||||
Kantor pusat | KLIA, Sepang, Selangor, Malaysia | ||||||
Tokoh utama | Rafidah Aziz (Ketua) Tony Fernandes (CEO Grup) | ||||||
Karyawan | 2,893 (31 Desember 2015) | ||||||
Situs web | www.airasia.com |
Awal perjalanan berdirinya Air Asia X adalah saat Air Asia, induk perusahaannya menjalin kerjasama dengan Fly Asian Express. AirAsia X menerima armada Airbus A330-200, A330-300, A340-200 ,A340-300 dan melayani penerbangan dari Kuala Lumpur ke New Delhi, Mumbai, Chengdu, Perth, Gold Coast, Melbourne, Taipei, London, Paris, Teheran, Hangzhou (Shanghai), Seoul, Tokyo, Beijing dan Christchurch. Satu-satunya rute Air Asia X yang ditutup adalah rute Kuala Lumpur-Abu Dhabi.
AirAsia X adalah maskapai yang beroperasi jarak menengah dan jauh dari merek AirAsia, yang merupakan maskapai berbiaya rendah terbesar di Asia.[3]
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Pada 17 Mei 2007, Tony Fernandes mengumumkan rencana untuk memulai penerbangan dari Malaysia ke Australia. Fernandes mengatakan dia akan menghindari Bandara Sydney karena biayanya yang tinggi. Sebaliknya maskapai akan berkonsentrasi pada alternatif yang lebih murah seperti Bandara Avalon Melbourne, Bandara Williamtown di Newcastle, dan Bandara Adelaide. Tarif berkelanjutan diperkirakan sekitar MYR 800 (A$285) untuk tarif pulang-pergi, ditambah pajak.[4] Ketertarikan juga diungkapkan dalam menggunakan Bandara Gold Coast sebagai tujuan Australia lainnya.[5] Fernandes menamai maskapai itu AirAsia X, mengutip inspirasinya dari Yoshiki, pemimpin band rock asal Jepang, X Japan.[6]
Beberapa perkembangan besar diumumkan pada 10 Agustus 2007. AirAsia X mengumumkan rute pertamanya dari Kuala Lumpur ke Gold Coast, dengan tarif sekali jalan mulai dari MYR 50 (A$17) tidak termasuk pajak dan biaya, dengan harga pulang-pergi rata-rata sekitar MYR1.800 (A$598), termasuk pajak dan biaya.[7]
Maskapai ini juga mengumumkan bahwa Sir Richard Branson dari Virgin Group akan mengambil 20% saham di maskapai tersebut untuk membantu memulai operasi jarak jauhnya dan untuk membiayai pembelian pesawatnya.[8] Branson juga memperkirakan kemungkinan yang kuat di masa depan mengenai hubungan formal antara Virgin Blue dan AirAsia X, termasuk perjanjian codeshare dan program loyalitas.[9]
Pesawat AirAsia X pertama tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada 15 September 2007. Dinamai "Semangat Sir Freddie" (Bahasa Inggris: "Spirit of Sir Freddie"), dinamai setelah pelopor dan pendiri model berbiaya rendah; Sir Freddie Laker dari Skytrain.[10]
Pada September 2021, Air Asia X Bhd melaporkan kerugian kuartalan sebesar $5,9 miliar. Perusahaan mengumumkan rencana untuk mengurangi armadanya untuk mencapai ukuran armada yang optimal.[11]
Maskapai afiliasi
Indonesia AirAsia X
Indonesia AirAsia X adalah perusahaan patungan dari AirAsia X. Maskapai ini melayani penerbangan internasional jarak jauh terjadwal reguler Indonesia AirAsia dari Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Indonesia AirAsia X direncanakan untuk meluncurkan tujuan pertamanya ke Melbourne pada 26 Desember 2014,[12] tetapi ditunda hingga 18 Maret 2015 karena penundaan persetujuan rute dari otoritas Australia.[12] Sebaliknya, Taipei menjadi tujuan pertama Indonesia AirAsia X dengan meluncurkan layanan pada 30 Januari 2015.[13]
Pada November 2018, maskapai mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasinya, terjadwal mulai Januari 2019, namun akan mengoperasikan operasi tidak terjadwal mulai saat itu.[14]
Thai AirAsia X
Thai AirAsia X adalah perusahaan patungan AirAsia X di Thailand. Thai AirAsia X adalah maskapai penerbangan bertarif rendah jarak jauh pertama di Thailand dan mulai beroperasi sejak layanan perdananya dari Bangkok ke Incheon, Korea Selatan pada 17 Juni 2014 dan diikuti oleh Tokyo Narita dan Osaka Kansai di Jepang.[15]
Destinasi
Destinasi
AirAsia X memiliki 21 penerbangan setiap harinya.
Armada
Armada saat ini
Berikut adalah armada AirAsia X per Mei 2021:[16][17]
Pesawat | Beroperasi | Pesanan | Penumpang | Catatan | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
P | Y | Total | ||||||
Airbus A321XLR | — | 30[18] | — | 232 | 232 | |||
Airbus A330-300 | 27[19] | — | 12 | 365 | 377 | |||
367 | 367[20] | |||||||
Airbus A330-900 | 2 | 76[18][21] | 12 | 365 | 377 | Pengiriman tertunda karena COVID-19.[22] | ||
Total | 29 | 106 |
- Airbus A330-300
- Airbus A330-900
Mantan armada
- Airbus A340-300 - AirAsia X mengoperasikan 2 Airbus A340-300 sebelum salah satunya dibatalkan dan yang lainnya dijual ke Lufthansa Technik. Keduanya meninggalkan armada A340 pada tahun 2015 setelah 8 tahun beroperasi.[16]
Lihat pula
- AirAsia
- Thai AirAsia
- Indonesia AirAsia
- VietJet AirAsia
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.