![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3b/Ghadir_Logo_Vector.svg/langid-640px-Ghadir_Logo_Vector.svg.png&w=640&q=50)
Taqiyyah
Menyembunyikan Agama demi Kepentingan Pribadi / From Wikipedia, the free encyclopedia
Taqiyyah (bahasa Arab: تقیة, har. 'takut') adalah sebuah istilah agama Islam yang merujuk kepada seseorang memperlihatkan berbeda dengan apa yang ada dalam hatinya dalam beragama. Tuntunan dari Taqqiyah adalah Al Quran Surat Ali Imran ayat 28.[1]
Bagian dari seri artikel mengenai |
Syiah |
---|
![]() |
Peribadatan
|
Sejarah |
Wanita suci
|
![]() |
Bagian dari seri bertopik Islam |
Ushul fikih |
---|
Portal Islam • Proyek Artikel Islam |
Praktek tersebut dilakukan dalam Syiah saat para penganutnya diijinkan untuk menyembunyikan agama mereka saat berada di bawah penganiayaan atau tekanan.[2][3] Di atas taqiyah inilah agama Syi'ah tegak berdiri, yaitu ditegakkan atas dasar kebohongan di atas kebohongan. Taqiyah adalah sifat dan syiar agama Syi'ah. Mereka mengatakan, "Taqiyah adalah agama kita."[4] Namun, praktik tersebut juga diperbolehkan dalam Islam Sunni dalam ketentuan tertentu.[5][6]
Taqiyyah awalnya dipraktikkan oleh beberapa Sahabat Nabi.[7] Kemudian, praktik tersebut menjadi penting bagi Syiah karena pengalaman mereka sebagai minoritas keagamaan yang dianiaya.[3][8] Menurut doktrin Syiah, taqiyyah diperbolehkan baik dalam keadaan berbahaya yang mengancam nyawa atau harta benda maupun tidak dalam keadaan bahaya.[3] Taqiyyah juga disahkan secara politik, terutama Syiah Dua Belas Imam, dalam rangka mengutamakan persatuan kaum Muslim dan keselamatan para ulama Syiah.[9][10]
Yarden Mariuma menyatakan: "Taqiyyah adalah sebuah istilah yudisial Islam yang mengalihkan pengartian terkait dimana seorang Muslim diperbolehkan, di bawah hukum Syariah, untuk berbohong. Sebuah konsep yang pengartiannya beragam di antara sekte-sekte, cendekiawan-cendekiawan, negara-negara, dan rezim-rezim politik Islam, selain menjadi salah satu istilah penting yang digunakan oleh para pakar polemik anti-Muslim saat ini."[11]