Maulid Nabi Muhammad

salah satu upacara keagamaan di dunia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Maulid Nabi Muhammad

Maulid Nabi Muhammad kadang-kadang Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: مولد النبي, translit. Maulid an-Nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Islam Muhammad, yang menurut tradisi sebagian Sunni jatuh pada 12 Rabiulawal[2] dan Syiah pada 17 Rabiulawal[3][4] dalam penanggalan Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah kematian Muhammad. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Muhammad.

Fakta Singkat Nama resmi, Nama lain ...
Maulid Nabi Muhammad
Perayaan Maulid Nabi di Minar-e-Pakistan, Lahore, Pakistan
Nama resmiعيد المولد النبوي
Eid Mawlid an-Nabī
Nama lain
  • Maulid Nabi Muhammad (Indonesia)
  • Môlôd/Môklôd (Aceh)
  • Maulidar Rasul (Melayu)
  • Muludan (Sunda)
  • Mulud Nabi / Muludhan (Jawa)
  • Havliye, Donba, Gani (Afrika)[1]
Dirayakan olehPenganut agama Islam utamanya Islam Sunni, Islam Syiah, dan variasi Islam denominasi lainnya
JenisIslam
MaknaPeringatan (tradisional) kelahiran Nabi Muhammad
Kegiatan
Tanggal12 Rabiulawal (Sunni)
17 Rabiulawal (Syiah)
FrekuensiTahunan/bulan (setiap 12 bulan)
Tutup
Informasi lebih lanjut Muhammad ...
Tutup

Banyak firkah-firkah Islam merayakan Maulid.[5][6] Dengan munculnya kelompok Salafiyah, Deobandi, Ahli Hadis, dan Ahmadiyаh,[7] umat Muslim mulai banyak yang menolak perayaan tersebut, karena dianggap bid'ah yang sesat.[8][9] Juga diakui sebagai hari libur di negara mayoritas Muslim, kecuali Qatar dan Arab Saudi. Sejumlah negara mayoritas nonmuslim dengan populasi penduduk yang besar seperti Etiopia, India, Tanzania, dll., juga mengakui Maulid sebagai hari libur nasional.[10]

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Menurut keterangan dari al-Maqrizi dalam kitabnya al-Khathat, perayaan Maulid dimulai ketika zaman Daulah Fatimiyah (berkuasa abad ke-4 H) yang diperintah oleh penguasa Syiah Ismailiyah di Mesir. Mereka membuat banyak acara perayaan maulid, seperti maulid Nabi, maulid 'Ali bin Abi Thalib, maulid Fatimah, hingga maulid Hasan bin 'Ali dan Husain bin 'Ali.[11] Hal inilah yang menyebabkan para ulama klasik seperti Tajuddin al-Fakihani dan as-Sakhawi, murid Imam Nawawi, menetapkan fatwa bahwa perayaan Maulid adalah bid'ah tercela.[12]

Sementara itu, menurut sumber lain, maulid dikembangkan oleh Abu al-Abbas al-Azafi.[13]

Pakar sejarah Islam seperti Ibnu Khallikan, Sibth bin Al-Jauzi, Ibnu Katsir, As-Sakhawi, As-Suyuthi, dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat Islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela Islam pada masa Perang Salib.

Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni mengatakan,

Salahuddin-lah yang menaklukkan Mesir. Dia menghapus dakwah ‘Ubaidiyyun yang menganut aliran Qaramithah Bathiniyyah (aliran yang jelas sesatnya, pen). Shalahuddin-lah yang menghidupkan syari’at Islam di kala itu.[14]

Dalam perkataan lainnya, Ahmad bin ‘Abdul Halim Al Haroni mengatakan,

Negeri Mesir kemudian ditaklukkan oleh raja yang berpegang teguh dengan Sunnah yaitu Salahuddin. Dia yang menampakkan ajaran Nabi yang shahih di kala itu, berseberangan dengan ajaran Rafidhah (Syiah). Pada masa dia, akhirnya ilmu dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa-sallam semakin terbesar luas.[15]

Sumber lain mengatakan perayaan Maulid yang sebenarnya diprakarsai oleh Dinasti Fatimiyah, sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli sejarah.

Al Maqriziy, seorang pakar sejarah mengatakan, “Para khalifah Fatimiyyun memiliki banyak perayaan sepanjang tahun. Ada perayaan tahun baru, hari ‘Asyura, maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah az-Zahra, maulid khalifah yang sedang berkuasa, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Sya’ban, perayaan malam pertengahan bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Ramadan, perayaan malam penutup Ramadan, perayaan ‘Idulfitri, perayaan ‘Iduladha, perayaan ‘Idulghadir, perayaan musim dingin dan musim panas, perayaan malam Al-Kholij, hari Nowruz (Tahun Baru Persia), hari Al-Ghottos, hari Milad (Natal), hari Al-Khomisul ‘Adas (3 hari sebelum paskah), dan hari Rukubaat.”[16]

Syaikh Bakhit Al Muti’iy, mufti Mesir, dalam kitabnya mengatakan bahwa yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid yaitu: perayaan Maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid ‘Ali, maulid Fatimah, maulid Hasan dan Husain, maulid khalifah yang berkuasa saat itu yaitu al-Mu’izh Lidinillah (keturunan ‘Ubaidillah dari dinasti Fatimiyyun) pada tahun 362 H.[17]

Begitu pula Syaikh ‘Ali Mahfuzh dalam kitabnya Al-Ibda’ fi Madhoril Ibtida’ (hal. 251) dan al-Ustaz ‘Ali Fikriy dalam Al-Muhadharat al-Fikriyah (hal. 84) juga mengatakan bahwa yang mengadakan perayaan Maulid pertama kali adalah ‘Ubaidiyyun (Fatimiyyun).[18]

Tanggal

Informasi lebih lanjut Hijriah, Sunni ...
Tanggal untuk Maulid Nabi
Hijriah Sunni Syiah
1380 4 September 19609 September 1960
1381 24 Agustus 196129 Agustus 1961
1382 13 Agustus 196218 Agustus 1962
1383 3 Agustus 19638 Agustus 1963
1384 22 Juli 196427 Juli 1964
1385 11 Juli 196516 Juli 1965
1386 1 Juli 19666 Juli 1966
1387 20 Juni 196725 Juni 1967
1388 9 Juni 196814 Juni 1968
1389 29 Mei 19693 Juni 1969
1390 18 Mei 197023 Mei 1970
1391 8 Mei 197113 Mei 1971
1392 26 April 19721 Mei 1972
1393 15 April 197320 April 1973
1394 5 April 197410 April 1974
1395 25 Maret 197530 Maret 1975
1396 13 Maret 197618 Maret 1976
1397 2 Maret 19777 Maret 1977
1398 20 Februari 197825 Februari 1978
1399 9 Februari 197914 Februari 1979
1400 30 Januari 19804 Februari 1980
1401 18 Januari 198123 Januari 1981
1402 8 Januari 198213 Januari 1982
1403 28 Desember 19822 Januari 1983
1404 17 Desember 198322 Desember 1983
1405 5 Desember 198410 Desember 1984
1406 25 November 198530 November 1985
1407 14 November 198619 November 1986
1408 4 November 19879 November 1987
1409 23 Oktober 198828 Oktober 1988
1410 12 Oktober 198917 Oktober 1989
1411 2 Oktober 19907 Oktober 1990
1412 21 September 199126 September 1991
1413 10 September 199215 September 1992
1414 30 Agustus 19934 September 1993
1415 20 Agustus 199425 Agustus 1994
1416 9 Agustus 199514 Agustus 1995
1417 28 Juli 19962 Agustus 1996
1418 17 Juli 199722 Juli 1997
1419 6 Juli 199811 Juli 1998
1420 26 Juni 19991 Juli 1999
1421 15 Juni 200020 Juni 2000
1422 4 Juni 20019 Juni 2001
1423 25 Mei 200230 Mei 2002
1424 14 Mei 200319 Mei 2003
1425 2 Mei 20047 Mei 2004
1426 21 April 200526 April 2005
1427 11 April 200616 April 2006
1428 31 Maret 20075 April 2007
1429 20 Maret 200825 Maret 2008
1430 9 Maret 200914 Maret 2009
1431 26 Februari 20103 Maret 2010
1432 15 Februari 201120 Februari 2011
1433 4 Februari 20129 Februari 2012
1434 24 Januari 201329 Januari 2013
1435 13 Januari 201418 Januari 2014
1436 3 Januari 20158 Januari 2015
1437 24 Desember 201529 Desember 2015
1438 12 Desember 201617 Desember 2016
1439 1 Desember 20176 Desember 2017
1440 20 November 201825 November 2018
1440 9 November 201914 November 2019
1442 29 Oktober 20203 November 2020
1443 19 Oktober 202124 Oktober 2021
1444 8 Oktober 202213 Oktober 2022
1445 28 September 20233 Oktober 2023
1446 16 September 202421 September 2024
1447 5 September 202510 September 2025
1448 25 Agustus 202630 Agustus 2026
1449 15 Agustus 202720 Agustus 2027
1450 3 Agustus 20288 Agustus 2028
1451 24 Juli 202929 Juli 2029
1452 13 Juli 203018 Juli 2030
1453 2 Juli 20317 Juli 2031
1454 20 Juni 203225 Juni 2032
1455 10 Juni 203315 Juni 2033
1456 30 Mei 20344 Juni 2034
Tutup

Perayaan

Ringkasan
Perspektif

Sebagian masyarakat Sunni dan Syiah di dunia merayakan Maulid Nabi. Sunni merayakannya pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan Syiah merayakannya pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Ja'far ash-Shadiq.

Maulid dirayakan di banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania Raya, Rusia,[19] dan Kanada.[20] [21] [22] [23] [24][25] [26] [27][28]

Masyarakat Muslim di Indonesia umumnya menyambut Maulid Nabi dengan mengadakan perayaan-perayaan keagamaan seperti pembacaan selawat nabi, pembacaan syair Barzanji atau Simtuddurar, serta pengajian. Menurut penanggalan Jawa, bulan Rabiulawal disebut bulan Mulud, dan acara Muludan juga dirayakan dengan perayaan dan permainan gamelan Sekaten. Dan tradisi endhog-endhogan yang dilaksanakan oleh masyarakat Jawa-Using di Banyuwangi, Jawa Timur.[29]
Arab Saudi dan Qatar adalah negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang tidak menjadikan Maulid sebagai hari libur resmi.[30] Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.[31]

Galeri

Lihat pula

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.