Loading AI tools
cabang dari subrumpun bahasa Malayo-Polinesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Rumpun bahasa Melayik adalah cabang Rumpun bahasa Melayu-Polinesia (yaitu bagian dari rumpun bahasa Austronesia) yang meliputi semua bahasa yang merupakan turunan dari bahasa Melayik purba. Anggota paling utama dari subkelompok ini adalah bahasa Melayu, yang merupakan bahasa nasional di Brunei dan Malaysia, serta menjadi dasar dari bahasa Indonesia, yang merupakan bahasa nasional di Indonesia. Rumpun bahasa Melayik juga melingkupi bahasa-bahasa daerah yang dipertuturkan oleh orang Melayu (mis. bahasa Kutai, Melayu Palembang, Melayu Jambi dan Melayu Musi), juga bahasa-bahasa yang dipertuturkan oleh beragam etnis lainnya di Sumatra (mis. bahasa Minangkabau, Kerinci) dan Kalimantan (mis. bahasa Iban). Kandidat terkuat bagi wilayah asal bahasa-bahasa Melayik adalah bagian barat Kalimantan.
Melayik | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Asia Tenggara Maritim | ||||||||
Penutur | |||||||||
| |||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
Glottolog | mala1538 [1] | ||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||
Persebaran bahasa bahasa Melayik di Asia Tenggara:
Bahasa-bahasa Ibanik dan Dayak Melayik Barat (Kanayatn/Kendayan-Salako), juga disebut secara kolektif sebagai kelompok bahasa "Dayak Melayik" (bukan rumpun genetis)
Bahasa-bahasa Melayik lainnya, kekerabatan antara mereka masih belum jelas | |||||||||
Portal Bahasa | |||||||||
Walaupun ada kesepakatan umum mengenai bahasa mana saja yang dapat diklasifikasikan sebagai bahasa Melayik, pengelompokan internal bahasa-bahasa Melayik masih diperselisihkan.
Adelaar (1993) mengelompokkan bahasa-bahasa Melayik sebagai berikut.[2]
Berdasarkan bukti tata bahasa, Ross (2004) membagi bahasa-bahasa Melayik menjadi dua cabang utama:[3]
Klasifikasi ini diadopsi oleh Glottolog (Versi 3.4).
Mengikuti Tadmor (2002), Anderbeck (2012) membedakan antara "rumpun bahasa Melayu" dan "rumpun bahasa Melayik" dalam diskusinya mengenai dialek-dialek yang dipertuturkan oleh Orang Laut di Kepulauan Riau. Secara tentatif, ia menggolongkan seluruh bahasa Melayik ke dalam subkelompok "Melayu", kecuali bahasa-bahasa Ibanik, Kendayan/Selako, Keninjal, Dayak Melayik (atau "Melayik Dayak") serta "ragam bahasa yang cukup divergen" seperti bahasa Urak Lawoi' dan Duano.[4][a]
Klasifikasi Anderbeck telah diadopsi dalam edisi ke-17 Ethnologue, dengan pengecualian bahasa Duano, yang oleh Ethnologue dimasukkan ke dalam kelompok "Melayu".[b]
Dalam disertasinya mengenai klasifikasi bahasa-bahasa seluruh Kalimantan, Smith (2017) memberikan bukti bagi sebuah subkelompok yang berisikan isolek-isolek Melayik di Kalimantan bagian barat dan Sumatra bagian selatan. Subkelompok ini ia namai "Melayik Borneo Barat".[6] Akan tetapi, bahasa-bahasa Melayik lainnya dibiarkan tetap tidak terklasifikasi.
Penggolongan rumpun Melayik ke dalam subkelompok Melayu-Polinesia tidak diperselisihkan, dan ada kesepakatan umum bahwa bahasa-bahaa Chamik berkerabat erat dengan rumpun Melayik. Namun, hubungan kekerabatan yang lebih luas dari rumpun Melayik masih menjadi perdebatan. Ada dua usulan utama: Adelaar (2005), yang menempatkan rumpun Melayik di dalam subkelompok Melayu-Sumbawa, melingkupi bahasa-bahasa berikut:[7]
Blust (2010) dan Smith (2017) menempatkan rumpun Melayik di dalam subkelompok Borneo Utara Raya:[8][9]
Hipotesis Melayu-Sumbawa didasarkan pada bukti fonologis dengan sedikit bukti leksikal, sementara hipotesis Borneo Utara Raya didasarkan pada himpunan besar bukti leksikal.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.