Muktamar Internasional Islam Sunni Chechnya 2016
From Wikipedia, the free encyclopedia
Muktamar Internasional Islam Sunni 2016, juga disebut sebagai Konferensi Chechnya, adalah muktamar yang diselenggarakan di Grozny, ibu kota Republik Chechnya[7] pada 25-27 Agustus 2016 membahas judul "Siapakah Ahlussunnah wal-Jama'ah?",[8] yaitu "orang yang mengikuti Sunnah dan berada dalam golongan Jamaah".[9][Catatan 1] Di samping itu, juga membahas "Penjelasan dan Klasifikasi Metode Ahlussunnah wal-Jama'ah dalam Akidah, Fikih, dan Akhlak, serta Dampak Penyimpangan darinya di Tataran Realitas".[11][12] Muktamar ini didanai Presiden Chechnya, Ramzan Kadyrov,[13][14][15] dan dihadiri sekitar 200 ulama dari 30 negara, khususnya dari Rusia, Mesir, Suriah, Libya, Kuwait, Sudan, Yordania, dll. atas undangan ulama Sufi, Ali al-Jufri.[8][16][17]
Tanggal | 25 Agustus 2016 (2016-08-25)ā 27 Agustus 2016 (2016-8-27) |
---|---|
Lokasi | Grozny, Chechnya, Rusia |
Nama lain | Konferensi Chechnya Muktamar Internasional Islam Sunni 'Siapakah ahlussunnah wal-jamaah?' |
Penyelenggara | Syaikh Ahmad Kadyrov Regional Charitable Fund Foundation for Chechen Islamic Culture and Education Tabah Foundation Muslim Council of Elders[1][2] |
Peserta/Pihak terlibat | Lebih dari 200 ulama Sunni berbagai mazhab dari Mesir, Suriah, Lebanon, Yordania, Yaman, Maroko, Kuwait, Sudan, Qatar, India, Indonesia, Malaysia, Britania Raya, Rusia, Afrika Selatan, Uzbekistan, dan Azerbaijan[3][4][5] |
Peristiwa sebelumnya | Sufisme: Keamanan Diri dan Kestabilan Negara[6] |
Situs web | Situs web resmi |
Para peserta muktamar mengeluarkan fatwa yang secara resmi menegaskan bahwa aliran Wahhabi, Salafiyah, dan kelompok takfiri bukan bagian dari ahlussunnah wal-jama'ah.[18][19] Muktamar ini didedikasikan untuk memperingati ulang tahun ke-65 ayah dari Kadyrov, Akhmad Kadyrov, Presiden pertama Chechnya.[20][21]
Di samping mendepak kelompok yang dianggap takfiri tersebut, mereka mendefinisikan Islam Sunni sebagai penganut akidah Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Sufi, dan bukan Wahhabi atau Salafi.[8][9] Bahkan mereka menganggap kelompok tersebut sebagai firqah "sesat", bersama dengan kelompok ekstremis seperti ISIS, Hizbut-Tahrir, Ikhwanul-Muslimin, dan masih banyak lagi.[4][22]
Intisari muktamar ini berbunyi:
āAhlussunnah wal-jamaah adalah penganut Asy'ariyah dan Maturidiyah (mereka yang mengikuti rumusan akidah Abu Mansur al-Maturidi dan Abu al-Hasan al-Asy'ari). Dalam hal fikih, mereka adalah pengikut salah satu dari empat mazhab fikih (Hanafi, Maliki, Syafi'i atau Hanbali) serta pengikut tasawuf Imam Junaid al-Baghdadi dalam doktrin, perilaku dan pemurnian [spiritual].."[23]