Kara, biduk, bado, atau kacang koro (Lablab purpureus) adalah sejenis kacang-kacangan dari famili Fabaceae (Leguminosae). Tanaman ini terutama dikembangkan sebagai penghasil bahan pangan bebijian dan sayuran; namun juga baik sebagai pakan ternak, pupuk hijau, tanaman penutup tanah, dan tanaman hias. Spesies ini adalah satu-satunya anggota genus monotipik Lablab.[1]

Fakta Singkat Kara, Taksonomi ...
Kara
Lablab purpureus Edit nilai pada Wikidata
Thumb
Kacang Kara (komak) di pekarangan rumah warga Jatibarang, Indramayu Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoFabales
FamiliFabaceae
TribusPhaseoleae
GenusLablab
SpesiesLablab purpureus Edit nilai pada Wikidata
Sweet, 1826
Tata nama
BasionimDolichos purpureus (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Sinonim taksonDolichos lablab (en) Terjemahkan Edit nilai pada Wikidata
Tutup

Peristilahan

Kacang ini juga dikenal dengan nama-nama seperti kekara, kara-kara (Mly.), kacang jěriji, kacang pěda, roay katopès (Sd.); kårå, kekårå, kårå andhong, kårå usěng, kårå wědhus (Jw.); komak (Md.); ndoto, loto, roto (Rote).[2] Di Malaysia disebut kara-kara, kekara; di Filipina bàtau, itab, pardá; di Burma pe-gyi; di Thailand thua phaep; dan di Vietnam dâu van.

Di benua Eropa juga dikenal sebagai lablab, hyacinth bean (Ingg.), serta dolique lab-lab (Prc.).[3]

Pemerian botanis

Thumb
Pelat botani menurut Blanco

Terna tahunan yang membelit; merumpun rendah atau memanjat hingga 6 m tingginya; berakar dalam. Daun-daun majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar telur melebar, 5–15 cm × 4–15 cm, bertepi rata, hampir gundul atau berambut halus; duduk daun berseling.[3]

Perbungaan berupa tandan yang kaku di ketiak, panjang tangkainya 4–23 cm dan panjang rakis 2–24 cm, dengan banyak buku berisi 1–5 kuntum bunga. Bunga dengan mahkota putih, jambon, merah, atau ungu; bertangkai pendek yang menyegi-empat dan berambut jarang; benang sari 10 helai dalam dua tukal. Polongan bervariasi bentuk dan warnanya; pipih atau menggembung; 5–20 cm × 1–5 cm; lurus atau melengkung; biasanya dengan 3–6 biji bundar telur yang beraneka dalam ukuran dan warna.[3]

Asal-usul dan kegunaan

Thumb
Karangan bunga
Fakta Singkat Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz), Energi ...
Komak, biji yang muda, diolah
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi209 kJ (50 kcal)
9.2 g
0.27 g
2.95 g
VitaminKuantitas
%AKG
Tiamina (B1)
5%
0.056 mg
Riboflavin (B2)
7%
0.088 mg
Niasin (B3)
3%
0.48 mg
Folat (B9)
12%
47 μg
Vitamin C
6%
5.1 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
4%
41 mg
Zat besi
6%
0.76 mg
Magnesium
12%
42 mg
Mangan
10%
0.21 mg
Fosfor
7%
49 mg
Potasium
6%
262 mg
Seng
4%
0.38 mg

Link to USDA Database entry
Dikukus, dimasak tanpa garam, ditiriskan
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: USDA FoodData Central
Tutup

Asal-usul komak diperkirakan dari India, Asia Tenggara, atau Afrika. Tanaman ini didomestikasi dan dikembangkan terutama di India, Asia Tenggara, Mesir, dan Sudan.[3]

Di pelbagai wilayah Indonesia, polong komak yang muda populer sebagai sayuran;[2] direbus seperti buncis, dicampurkan ke dalam kari,[3] atau –di wilayah Jawa Timur– dimasak sebagai sayur asam. Biji yang muda, begitu pun daun-daun yang muda, pucuk, dan karangan bunganya, kerap direbus dan dilalap.[3] Bijinya yang tua dan kering dimanfaatkan sebagai kacang-kacangan.[3] Biji komak dapat diproses menjadi tempe,[4] diolah menjadi tepung kaya protein (PRF, Protein Rich Flour),[5] atau bahkan dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan daging tiruan.[6]

Pada musim kering yang panjang, ketika rumput sukar tumbuh, komak sering dibudidayakan sebagai pakan ternak.[2] Hijauan ini tidak dengan serta-merta dilahap oleh ternak, terkadang diperlukan waktu pembiasaan hingga beberapa hari sebelum ternak mau memakannya. Komak juga perlu dicampur dengan hijauan lain, seperti dedaunan atau kacang-kacangan lain, agar ternak tidak mengalami kembung. Pemberian komak dapat meningkatkan dengan segera bobot tubuh sapi dan produksi susunya.[7]

Thumb
Polongan muda kacang komak

Komak membentuk nodul-nodul di akarnya, tempatnya bersimbiosis dengan Rhizobium yang mengikat nitrogen; meskipun simbiosis tidak selalu mudah terjadi antara komak dengan strain Rhizobium lokal. Di samping itu, komak memperkaya kandungan nitrogen tanah melalui dekomposisi daun-daun dan rantingnya yang berguguran.[7]

Bila lahannya dipersiapkan dengan baik, komak dapat tumbuh dengan cepat menutupi lahan-lahan yang terbuka. Jika telah tumbuh mantap, tanaman ini mampu menghadapi persaingan dengan aneka gulma di kebun.[7] Kultivar komak tertentu menghasilkan bunga dan polong yang berwarna indah, sehingga acap dijadikan tanaman hias.

Kultivar

Komak, Lablab purpureus, sejak lama diketahui memiliki banyak varietas budidaya (kultivar). Bahkan Rumphius (1690an) telah menyebutkan adanya dua bentuk komak yang disebutnya sebagai Cacara (=kekara) perennis dan Cacara alba atau Cacara puty (=kekara putih)[8] Kini bentuk-bentuk itu umumnya digolongkan ke dalam tiga kelompok kultivar:[3]

  • Kelompok kv. Lablab (tersebar luas)
  • Kelompok kv. Ensiformis (Asia Tenggara, Afrika Timur)
  • Kelompok kv. Bengalensis (Asia Selatan, Afrika Timur)

Catatan kaki

Galeri

Pranala luar

Wikiwand in your browser!

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.

Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.

Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.