Loading AI tools
politisi Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dr. Ir. H. Indra Catri, M.T. gelar Datuak Malako Nan Putiah (lahir 4 April 1961 )[1] adalah seorang politikus, akademisi, birokrat, dan teknokrat Indonesia yang menjabat Bupati Agam dua periode sejak 2010 hingga 2021. Ia dilantik pada 17 Februari 2016 sebagai Bupati Agam, Sumatera Barat periode 2016–2021.[2] Sebelumnya, ia menjabat Bupati Agam periode 2010–2015.[3] Dengan berpasangan bersama Trinda Farhan Satria sebagai Wakil Bupati, mereka berhasil memenangi Pilkada Kabupaten Agam pada tahun 2015.
Indra Catri | |
---|---|
Bupati Agam ke-18 | |
Masa jabatan 17 Februari 2016 – 17 Februari 2021 | |
Wakil | Trinda Farhan Satria |
Pendahulu Jefrinal Arifin (Pj.) | |
Masa jabatan 26 Oktober 2010 – 26 Oktober 2015 | |
Wakil |
|
Informasi pribadi | |
Lahir | 4 April 1961 Bukittinggi, Sumatera Barat |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Partai Gerindra |
Suami/istri | Yennovita, S.P. |
Anak |
|
Orang tua |
|
Almamater | |
Sunting kotak info • L • B |
Indra Catri dilahirkan di Bukittinggi pada 4 April 1961. Ayahnya bernama Bustaman Dt. Manindiah.[4][5] Ia menamatkan pendidikan di SD Negeri Lubuk Sikaping (1972), SMP Negeri 4 Bukittinggi (1975) dan Jurusan IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi (1979).[6] Ia kemudian berkuliah di Bandung dan mengambil S-1 Jurusan Teknik Planologi di Institut Teknologi Bandung dan meraih gelar Sarjana Teknik (1987). Setelah bekerja, ia melanjutkan pendidikan S-2 Perencanaan Wilayah dan Kota di kampus yang sama dan meraih gelar Magister Teknik (1995).[7] Ketika menjabat bupati periode kedua, ia menamatkan pendidikan S-3 Doktor Ilmu Pemerintahan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri Jatinangor, Sumedang (2018).[8][9][10]
Pada 1990, Indra Catri mengawali karier birokrat dengan menjabat Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Padang. Tak sampai setahun, ia dipromosikan menjadi Kepala Bidang Statistik dan Laporan Bappeda Kota Padang. Ia kemudian menjabat Kepala Sub Bagian Diklat Bagian Kepegawaian Kota Padang pada 1995 dan dipromosikan menjadi Kepala Bagian Kepegawaian Kota Padang di tahun berikutnya.[1]
Pada 1997, Indra Catri diangkat menjadi Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kota Padang. Empat tahun kemudian, ia dimutasi menjadi Kepala Sub Dinas Nilai Budaya dan Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang. Di tahun yang sama, dalam usia yang relatif muda ia dipromosikan menjadi Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang. Sebagai kepala dinas, ia melakukan kerja sama dengan Dewan Kesenian Padang dalam mengadakan kesenian randai pada malam hari untuk meningkatkan aktivitas pariwisata Padang di malam hari.[1][11]
Pada 2002, Indra Catri diangkat Wali Kota Padang Zuiyen Rais menjadi Asisten II Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Kota (Setdako) Padang. Tahun berikutnya ia menjabat Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kota Padang. Pada 2005, Wali Kota Fauzi Bahar mengangkatnya menjadi Kepala Badan Catatan Sipil dan Kependudukan Kota Padang. Selanjutnya pada 2006 ia kembali menjabat Asisten II Bidang Kesra Setdako Padang. Karier terakhirnya di birokrasi adalah menjabat Kepala Bappeda Kota Padang pada 2008 hingga 2010.[1][12]
Pada 2005, Indra Catri maju sebagai calon bupati Agam berpasangan dengan Herman Luthan. Diikuti oleh 5 pasangan calon, pasangan calon yang menang dan terpilih dalam Pemilihan umum Bupati Agam 2005 adalah Aristo Munandar–Ardinal Hasan.[13][14]
Indra Catri kembali maju sebagai calon Bupati Agam pada pemilihan umum bupati 2010 didampingi Umar. Pasangan Indra Catri–Umar berhasil mengalahkan pasangan Guspardi Gaus–Muchsis Malik pada putaran kedua. Pasangan Indra Catri–Umar memperoleh 93.876 suara atau 59,24% total suara sah pada putaran kedua[14][15] Pasangan Indra Catri-Umar dilantik oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno pada 26 Oktober 2010.[16] Pada November 2010, Wakil Bupati Agam Umar ditetapkan sebagai tersangka kkasus korupsi proyek swakelola perbaikan jalan lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Agam tahun 2008.[17] Umar divonis 1,5 tahun penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Padang pada 5 Oktober 2011.[18] Setelah Umar diberhentikan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Agam mengadakan pemilihan wakil bupati pada 19 November 2011 dan terpilihlah Irwan Fikri dari Partai Persatuan Pembangunan atas Syafrizal dari Partai Golongan Karya.[19] Irwan Fikri dilantik oleh Gubernur Irwan Prayitno menjadi Wakil Bupati Agam pada 8 Februari 2013.[20]
Indra Catri menggandeng Trinda Farhan Satria untuk maju dalam pemilihan umum Bupati Agam 2015. Pasangan Indra–Trinda diusung oleh koalisi Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).[21] Pasangan ini berhasil terpilih dan memperoleh 94.196 suara atau 53,50% dari total suara sah. Pasangan ini mengalahkan pasangan wakil bupati petahana Irwan Fikri–Chairunas.[22]
Pada pemilihan umum Gubernur Sumatera Barat 2020, Indra Catri maju sebagai calon wakil gubernur mendampingi Wakil Gubernur petahana Nasrul Abit. Pasangan ini hanya diusung oleh Gerindra yang cukup memenuhi persyaratan jumlah kursi DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk mencalonkan diri. Pemilihan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 dan diikuti empat pasang calon. Nasrul Abit–Indra Catri memperoleh sebanyak 30,3% suara sah, berada di posisi kedua setelah Mahyeldi–Audy Joinaldy.[23][24][25]
Seusai mengakhiri masa jabatan sebagai bupati dan tidak memenangkan pemilihan umum Gubernur Sumatera Barat 2020, Indra Catri memulai karier akademik sebagai dosen dengan perjanjian kerja di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta (UBH) dan Institut Teknologi dan Bisnis Haji Agus Salim Bukittinggi selama tiga semester sejak 2021 hingga 2022.[26][27] Ia juga menjabat Anggota Badan Pembina UBH di bawah Ketua Ganefri.[28]
Pada 11 Agustus 2020, Indra Catri selaku Bupati Agam bersama Sekda Agam Martias Wanto ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ujaran kebencian dan perbuatan tidak menyenangkan terhadap Mulyadi, anggota DPR yang juga kandidat calon gubernur Sumatera Barat (Sumbar).[29][30]
Pemilu | Partai | Pasangan calon | Perolehan suara | Persentase | Partisipasi pemilih | Kehadiran pemilih | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
2015 | Gerindra | Indra Catri / Trinda Farhan Satria | 94.196 | 53,50% | 182.164 | 54,54% | |
PAN | Irwan Fikri / Chairunas | 81.885 | 46,50% |
Pemilu | Partai | Pasangan calon | Perolehan suara | Persentase | Partisipasi pemilih | Kehadiran pemilih | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
2020 | PKS | Mahyeldi / Audy Joinaldy | 726.853 | 32,43% | 3.719.429 | 62,19% | |
Gerindra | Nasrul Abit / Indra Catri | 679.069 | 30,3% | ||||
Demokrat | Mulyadi / Ali Mukhni | 614.477 | 27,42% | ||||
Golkar | Fakhrizal / Genius Umar | 220.893 | 9,86% |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.