Loading AI tools
wira Bugis berasal dari pulau Bintan yang berjasa bagi masyarakat Melayu Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Hang Nadim atau yang kerap dikenali dengan nama kehormatannya, yakni Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kechik (terj. har. 'Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kecil') merupakan seorang tokoh laki-laki berketurunan Bugis terkemuka dalam sejarah klasik Indonesia, yang utamanya dikenali di kalangan masyarakat etnis Melayu Riau di wilayah Kepulauan Riau (serta dikenali juga oleh masyarakat Melayu Singapura dalam skala yang lebih luas).
Laksamana Hang Nadim Pahlawan Kechik | |
---|---|
Lahir | Majapahit (Pulau Bintan) |
Meninggal | Majapahit (Pulau Bintan) |
Tempat pemakaman | Mausoleum Hang Nadim[1] Berlokasi di desa Busung, kecamatan Seri Kuala Lobam (di Bintan)[2] 1.0248°N 104.3348°E |
Kebangsaan | Nusantara (beretnis Melayu) |
Warga negara | Nusantara |
Zaman | Abad ke-15 M |
Suami/istri | Tun Emas Jiwa Putri[3] |
Orang tua |
|
Penghargaan | Pahlawan Nasional Indonesia |
Hang Nadim lahir dari seorang ibu bangsawan Bugis bernama Dang Wangi,[lower-alpha 1] dan ayah Melayu keturunan Bugis (ayah Hang Nadim masih diperdebatkan karena ayahnya dibunuh ketika dia masih kecil, namun ada gagasan teori mengatakan bahwa ia berkemungkinan merupakan seorang anak/anak angkat dari Hang Jebat dikarenakan korelasi Melayu berketurunan Bugis), ia dilahirkan di sebuah desa (mungkin sama dengan tempat pemakamannya di desa Busung) di Pulau Bintan.[4]
Dilihat dari namanya, Hang Nadim kemungkinan besar adalah seorang Muslim (penganut agama Islam) karena namanya ialah "Nadim" yang merupakan nama umum bagi kalangan Muslim yang diambil dari bahasa Arab; نديم yang mana secara harfiah berarti "pendamping", "orang kepercayaan", atau "teman" (pada terjemahan literal aslinya, sebenarnya memiliki arti "penuang anggur").[5]
Hang Nadim menikah dengan Tun Emas Jiwa Putri (seorang tokoh perempuan keturunan Jawa) pada awal abad ke-16 di suatu daerah yang tidak jauh dari tempat asalnya (kemungkinan menikah di Batam atau Temasek).[3]
Sedikit informasi mengenai penyebab kematian Hang Nadim; namun diduga karena usia telah sepuh, dan Hang Nadim dimakamkan di tempat kelahirannya di Pulau Bintan tepatnya di Desa Busung, Kecamatan Seri Kuala Lobam, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.[2] Tempat pemakamannya dikenal secara lokal sebagai Makam Laksamana Hang Nadim[1] (atau juga Mausoleum Hang Nadim) dengan koordinat lokasi 1.0248°N 104.3348°E; tempat ini kerap dianggap keramat yang mana orang biasa melakukan ziarah.
Setiap tahunnya, pada tanggal 27 Sya’ban (bulan ke-8 dalam penanggalan Islam), sebuah tradisi biasanya diadakan di makam Hang Nadim oleh umat Islam masyarakat Melayu Bintan sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan atas jasa-jasa kepahlawanannya yang dapat diteladani oleh orang Melayu Bintan atau Melayu Riau pada umumnya (dan lebih luas lagi termasuk Melayu Singapura dan Melayu Malaysia).[2] Ditinjau dari kebiasaan masyarakat Indonesia terkait kematian secara umum, kemungkinan tanggal 27 Sya’ban tersebut adalah merupakan tanggal kematiannya.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.