Argumen dari moralitas
From Wikipedia, the free encyclopedia
Argumen dari moralitas adalah argumen yang diajukan untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Argumen dari moralitas didasarkan pada normativitas atau tatanan moral. Argumen ini mengamati beberapa aspek moralitas dengan menyatakan bahwa keberadaan Tuhan merupakan satu-satunya penjelasan terbaik, sehingga membuktikan bahwa Tuhan ada. Argumen dari tatanan moral didasarkan pada klaim bahwa tatanan moral harus ada di alam semesta. Menurut pendukung argumen ini, agar tatanan moral ini ada, keberadaan Tuhan diperlukan. Argumen dari moralitas patut dicatat bahwa seseorang tidak dapat mengevaluasi keabsahan argumen tanpa memperhatikan hampir setiap masalah filosofis penting dalam metaetika .
Bagian dari seri tentang | ||||||||||||||
Filsafat agama | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Konsep Keagamaan
|
||||||||||||||
Tantangan
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Teori agama
|
||||||||||||||
Filsuf agama
|
||||||||||||||
Topik terkait
|
||||||||||||||
Indeks artikel filsafat agama | ||||||||||||||
Immanuel Kant seorang filsuf Jerman merancang argumen dari moralitas berdasarkan nalar praktis. Kant berpendapat bahwa tujuan kemanusiaan adalah untuk mencapai kebahagiaan dan kebajikan sempurna (summum bonum). Ia berkeyakinan bahwa akhirat harus ada agar hal ini mungkin dan Tuhan harus ada untuk memungkinkan hal tersebut. Dalam bukunya Mere Christianity, C. S. Lewis berargumen bahwa "hati nurani menunjukkan pada kita hukum moral yang sumbernya tidak dapat diperoleh dari hal-hal duniawi, sehingga mengarah pada pembuat hukum supernatural."[1][2]