Anikonisme dalam Kekristenan
From Wikipedia, the free encyclopedia
Agama Kristen pada umumnya tidak mengamalkan anikonisme, yakni penolakan atau pengharaman terhadap pembuatan dan pemanfaatan segala macam bentuk citra. Agama Kristen justru memiliki tradisi pembuatan dan penghormatan citra-citra Allah dan tokoh-tokoh Kristen. Meskipun demikian, anikonisme pernah mewarnai perjalanan sejarah agama Kristen, terutama ketika Ikonoklasme Romawi Timur merebak pada abad ke-8, dan gerakan Reformasi Protestan berkobar pada abad ke-16, manakala umat Protestan, khususnya golongan Kalvinis, mengharamkan pemanfaatan segala macam citra di dalam gereja-gereja. Sampai sekarang gereja-gereja Kalvinis dan beberapa gereja Fundamentalis masih bersikukuh mengharamkan citra. Gereja Katolik senantiasa melangengkan pemanfaatan citra-citra suci di dalam gereja-gereja, tempat-tempat suci, maupun rumah-rumah tinggal, bahkan menganjurkan penghormatan terhadap citra-citra tersebut, tetapi sekaligus melaknat tindakan menyembah citra-citra suci sebagai penyembahan berhala.
Pemanfaatan ikon-ikon dan citra-citra keagamaan masih diperbolehkan para pucuk pimpinan denominasi-denominasi Kristen arus utama, misalnya denominasi Lutheran, Metodis, Anglikan Katolik, dan Gereja Katolik Roma.[2][3][4][5] Penghormatan ikon juga merupakan salah satu unsur penting dari doksologi Gereja Ortodoks Timur.[6][7] Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur menjunjung tinggi keputusan konsili ekumene yang melaknat ikonoklasme dan mengamanatkan pemanfaatan citra-citra suci, ikon-ikon orang kudus, dan krusifiks di gereja-gereja, tempat-tempat suci umum, dan rumah-rumah tinggal. Penjelasan tentang kesesuaian citra-citra suci dengan ajaran Kristen lebih banyak dilandaskan pada dalil-dalil yang dikemukakan Santo Yohanes dari Damsyik.
Sikap gereja Anglikan modern cukup unik, karena merangkul anikonisme maupun ikonodulisme. Sebagian jemaat Anglikan (lazimnya jemaat-jemaat gereja rendah) masih mengekalkan paham anikonisme warisan Reformasi Inggris yang terangkum di dalam titah-titah Raja Edward VI[8] dan Ratu Elizabeth I tentang tatanan hidup beragama,[9] maupun yang tersurat di dalam Khotbah Melawan Bahaya Penyembahan Berhala dan Penghiasan Gereja Secara Berlebihan.[10] Jemaat-jemaat Anglikan yang dipengaruhi Gerakan Oxford dan jemaat-jemaat Anglikan-Katolik yang terbentuk pascagerakan Oxford justru berusaha memulihkan pemanfaatan citra-citra keagamaan untuk keperluan devosi di dalam gereja Anglikan.
Berbeda dari anikonisme Islam, anikonisme Kristen jarang sekali melebar ke ranah citra-citra sekuler. Jemaat-jemaat Anabaptis semisal kaum Amisch merupakan kekecualian yang langka.
Bagian dari seri tentang |
Kekristenan |
---|
Topik terkait |
Portal Kristen |